Tag Archives: masalah kesehatan

Makan Susu dan Pisang Bersamaan Bisa Picu 6 Masalah Kesehatan Ini


Jakarta

Susu dan pisang sering dipadukan untuk sarapan. Namun hati-hati, paduan keduanya dapat memperlambat metabolisme hingga meningkatkan kadar gula darah.

Susu dan pisang sama-sama menyehatkan. Susu terkenal dengan kandungan proteinnya dan pisang dengan kandungan karbohidratnya. Hal ini membuat keduanya cocok dijadikan menu sarapan.

Mengonsumsi susu atau pisang sarapan bisa memberikan energi dan membuat perut kenyang dalam waktu lama. Sayangnya, kedua makanan tersebut sebaiknya tidak dimakan bersamaan.


Perlu diketahui bahwa nutrisi pisang dan susu tidak bisa dicampur karena bisa mengganggu kesehatan, lapor Times Entertainment (21/03/25).

Berikut 6 masalah kesehatan yang dapat timbul jika mengonsumsi pisang dan susu bersamaan:

1. Beban pencernaan menjadi berat

Susu tak boleh dimakan bareng pisangBeban pencernaan menjadi berat Foto: iStock

Susu dan pisang merupakan makanan yang relatif berat. Jika dikonsumsi bersamaan terlebih ketika di pagi hari maka bisa membebani sistem pencernaan.

Pisang kaya akan karbohidrat, sementara susu mengandung banyak lemak dan protein. Kombinasi keduanya dapat menyebabkan perut terasa kembung dan tidak nyaman, terutama yang memiliki kondisi perut sensitif.

2. Memperlambat metabolisme

Mengonsumsi susu dan pisang dapat memperlambat sistem metabolisme tubuh. Ini karena pisang mengandung gula dan susu mengandung lemak jenuh yang membuat lama untuk dicerna tubuh.

Begitu juga dengan buah pisang yang punya indeks glikemik tinggi yang bisa memberikan lonjakan gula dengan cepat. Jika dipadukan bisa mengakibatkan penurunan energi karena tubuh bekerja lebih keras untuk memproses gula dan lemak.

Alasan makan pisang tak boleh dibarengi susu ada di halaman selanjutnya.

3. Penyerapan nutrisi yang buruk

Susu tak boleh dimakan bareng pisangPenyerapan nutrisi yang buruk Foto: iStock

Nutrisi tertentu dalam susu dan pisang mungkin tidak diserap secara efisien oleh tubuh jika dikonsumsi secara bersamaan.

Kandungan kalsium pada susu akan ‘bersaing’ dengan penyerapan zat besi dari pisang. Sementara itu, zat besi sangat penting untuk transportasi oksigen dalam darah.

4. Menyebabkan penumpukan lendir

Kekhawatiran umum yang terkait dengan konsumsi susu adalah dapat meningkatkan produksi lendir dalam tubuh. Kondisi ini menyebabkan orang sering mengalami hidup tersumbat usai minum susu.

Meskipun kombinasi ini terjadi pada sebagian orang, tetapi jika kemudian dikombinasikan dengan susu maka bisa memperburuk masalah. Bagi orang yang sensitif dengan susu dapat menyebabkan tubuh terasa berat dan lemas.

5. Meningkatkan kadar gula darah

Susu tak boleh dimakan bareng pisangPenyerapan nutrisi yang buruk Foto: iStock

Pisang mengandung gula alami, seperti glukosa dan fruktosa. Keduanya bisa dengan mudah diserap oleh tubuh.

Jika mengonsumsi pisang kemudian dipadukan dengan susu yang mengandung laktosa, maka bisa menyebabkan lonjakan gula darah dengan cepat.

Bagi yang memiliki resistensi insulin atau yang berisiko terkena diabetes tipe 2, mengonsumsi pisang dan susu bisa mengalami fluktuasi energi sepanjang energi.

6. Menyebabkan refluks asam

Kombinasi buah-buahan yang punya kadar asam seperti pisang dengan produk susu dapat menyebabkan ketidaknyamanan pencernaan. Khususnya bagi orang yang rentan terhadap refluks asam.

Sebenarnya pisang tidak begitu asam, tetapi jika dipadukan dengan susu, maka bisa menggumpal di perut. Hal itu dapat menyebabkan gangguan pencernaan, seperti kembung, mulas, dan sakit perut.

(raf/adr)



Sumber : food.detik.com

13,8 Juta Anak Ikut CKG Sekolah, Ini Masalah Kesehatan yang Banyak Ditemukan


Jakarta

Ada sekitar 50 juta anak sekolah yang disasar pemerintah untuk mengikuti cek kesehatan gratis (CKG). Dari total tersebut, baru ada 13,8 juta pendaftar dengan rata-rata layanan per hari di 200 ribu anak. Secara kumulatif, ‘hanya’ 75 persen dari total seluruhnya yang selesai mendapatkan layanan, per data 15 Oktober 2025.

Adapun pendaftar terbanyak berada di DKI Jakarta, disusul Yogyakarta, hingga Jawa Tengah. Tertinggi di usia sekolah dasar dengan total 139.880, sekolah keagamaan, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas 26.410 siswa/siswi.


Masalah kesehatan apa saja yang ditemukan? Berikut rangkuman data Kemenkes RI:

1. Masalah gigi (50,3 persen)

Masalah paling umum yang ditemukan adalah karies gigi, dialami oleh lebih dari 4,5 juta anak. Ini menunjukkan masih rendahnya kesadaran kebersihan mulut dan gigi di kalangan anak-anak sekolah.

Padahal, masalah gigi yang tidak ditangani dapat mempengaruhi konsentrasi belajar, menyebabkan infeksi, bahkan gizi buruk karena gangguan makan.

2. Kurang aktivitas fisik (60,1 persen)

Lebih dari 3,5 juta anak dilaporkan memiliki gaya hidup sedentary, atau kurang bergerak. Ini menjadi kekhawatiran serius karena bisa berujung pada obesitas, gangguan metabolik, serta menurunnya kebugaran fisik dan kesehatan mental. Pola ini diperparah oleh kebiasaan penggunaan gadget dalam jangka waktu lama dan kurangnya aktivitas olahraga.

3. Anemia (27,2 persen)

Sekitar 248 ribu anak terdeteksi mengalami anemia menurut data CKG, mulai dari tingkat ringan hingga berat. Kondisi ini paling sering disebabkan oleh kekurangan zat besi. Anemia dapat menurunkan kemampuan belajar, konsentrasi, dan daya tahan tubuh terhadap infeksi.

4. Risiko gangguan kesehatan reproduksi (25,3 persen)

Sebanyak 25,3 persen anak sekolah perempuan terindikasi memiliki risiko gangguan kesehatan reproduksi. Hal ini bisa meliputi infeksi saluran reproduksi, kurangnya pengetahuan tentang kebersihan organ intim, hingga indikasi perilaku seksual berisiko. Ini menggarisbawahi pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi yang benar dan sesuai usia.

5. Tekanan darah tinggi pada anak (15,9 persen)

Data yang cukup mengejutkan menunjukkan lebih dari 1,3 juta anak mengalami tekanan darah tinggi. Hipertensi pada usia dini berisiko memicu masalah kesehatan lebih lanjut di masa mendatang termasuk jantung hingga stroke. Pola makan tinggi garam, kurang gerak, serta stres juga bisa menjadi faktor pemicunya.

(naf/kna)



Sumber : health.detik.com