Tag Archives: masjid al

Jalan-Jalan Asyik dan Seru, Strolling Around Blok M



Jakarta

Blok M bukan hanya dikenal sebagai pusat belanja dan kuliner, tapi juga menyimpan banyak cerita sejarah dan sudut menarik yang jarang diketahui. Ada apa saja ya?

Melalui acara Strolling Around Blok M, detiktravel berkesempatan menelusuri destinasi ikonik bersama Suku Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Jakarta Selatan pada 25 September.

Berikut spot-spot yang kami singgahi saat berkeliling Blok M:

1. Masjid Al-Azhar

Masjid Agung Al-AzharMasjid Agung Al-Azhar (Yusuf Alfiansyah Kasdini)

Perjalanan menuju Masjid Al-Azhar, menggunaka bus menuju Stasiun Lebak Bulus dengan menempuh perjalanan 5 km melalui jalur arteri, dan menuju ke blok m memakai MRT lalu turun di Halte ASEAN. Tiba pukul 10.10 WIB. Jalan kaki menuju Masjid Al azhar selama 5 menit. Kemudian berkunjung ke Aula Buya Hamka.


Sebelum berubah menjadi nama Masjid Al-Azhar, dulunya masjid ini bernama Masjid Agung Kebayoran.

Masjid ini bersebelah dengan Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), di dalamnya terdapat Aula yang sering digunakan untuk acara seperti, pernikahan, kegiatan kampus dan lainnya. Mimbar Masjid Al-Azhar terletak di lantai 2.

2. Sekretariat ASEAN

Gedung Sekretariat ASEAN diresmikan Jokowi hari ini. Sebelum menjadi gedung Sekretariat ASEAN, bangunan itumerupakan kantor Wali Kota Jakarta Selatan.Gedung Sekretariat ASEAN (Rengga Sancaya)

Tiba pukul 11.20 WIB berjalan dari Masjid Al-Azhar selama 5 menit. Dijelaskan oleh pemandu bahwa gedung Sekretariat ASEAN dibangun oleh orang yang sama dengan yang membangun gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

3. Perum Percetakan Uang RI (PERURI)

Peruri Blok MPeruri Blok M (Qonita Hamidah/detiktravel)

Peruri dibangun 1971 dengan saham milik negara. Peruri merupakan tempat mencetak uang koin, paspor, dan dokumen lainnya. Tak hanya mencetak uang Indonesia, Peruri dikabarkan juga mencetak mata uang Srilanka.

Peruri memiliki kompleks berbentuk kotak sampai Mbloc Space. Dalam komplek Peruri ini terdapat Masjid Palatehan yang diambil dari nama Pangeran Fatahillah tahun 1985.

Berdasarkan keterangan pemandu wisata dalam acara Famtrip Suku Dinas Pariwisata, sekarang gedung Peruri yang terletak di Jakarta, tepatnya di Jl. Pelatehan Kebayoran Baru Jakarta Selatan kini telah menjadi bangunan cagar budaya dan kantornya yang sekarang menjadi rumah dinas.

Kini, gedung ini sudah menjadi cagar baru dan kantornya dijadikan rumah dinas. Gedung Peruri sudah mengalami renovasi.

“Rumahnya terbengkalai karena biaya pajaknya mahal mencapai Rp 22 Milyar karena itu kan rumah zaman dulu” Kata Muti pemandu Famtrip.

5. Mbloc Space

Suasana berwisata di Mbloc Space.Suasana berwisata di Mbloc Space. (Rengga Sancaya/detikcom)

Area Mbloc Space sempat kosong selama 24 tahun, lalu kembali dibuka untuk umum 2019. Di Mblok Space terdapat kedai-kedai berbagai kuliner, juga artshop.

detiktravel dan rombongan mampir ke salah satu ruko kuliner, yaitu Suwe Ora Jamu. Kedai ini dimiliki oleh Ibu Novadina.

Suwe Ora Jamu menyuguhkan menu makanan yang beragam, mulai dari nasi ayam suwir, nasi ikan, dan menu lainnya yang dipadukan dengan lalapan sayur.

6. Taman Literasi Martha Christina Tiahahu

Pencanangan HUT ke-498 DKI Jakarta yang digelar sore ini di Taman Literasi, Blok M, Jakarta Selatan ramai dikunjungi masyarakat.Taman Literasi, Blok M, Jakarta Selatan (Brigitta/detikcom)

Taman ini dibangun bersamaan dengan dibangunnya halte CSW dan diresmikan pada 2021 oleh Gubernur Jakarta Anies Baswedan.

Dulu taman ini dinamakan Taman Martha Christina Tiahahu, namun diganti namanya menjadi Taman Literasi dengan harapan warga Jakarta dapat menemukan spot baca dan sebagai tempat pertemuan di tengah Kota.

Nama Martha Tiahahu diambil dari nama pahlawan perempuan asal Maluku. Ia, meninggal pada 1818 saat ditawan oleh Belanda. Di masa itu, dia melakukan protes dengan menolak makan. Setelah meninggal, mayatnya dibuang ke laut.

Pada 1969 Martha Tiahahu ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Di taman ini tak hanya tersedia tempat duduk-duduk, tetapi juga ada choffeshop. Kopi yang paling mahal adalah kopi gajah dari hasil fermentasi gajah. Harga 1 cangkir Rp 50 ribu.

7. Blok M Hub

Tenant Kuliner dari Negara ASEAN Ada di Blok M Hub(Blok M Hub) Diah Afrilian

Pada era 1990-an, Blok M terkenal sebagai tempat nongkrong warga Jakarta dan sekitarnya. Tujuan Blok M dibangun sebagai kawasan integrasi transportasi umum.

“Parkiran bus di sini (Blok M) dibuat untuk menggantikan parkiran blok A, zaman dulu berbayar 300 rupiah per hari,” kata Muti, pemandu famtrip Suku Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

8. Blok M

Blok M diresmikan pada 1978, dibangun karena pada saat itu ada asosiasi travel legendaris dari Qatar yang menjadikan Blok M sebagai tempat singgah. Sebelum menyambut tamu dari Qatar, para pegawai di Blok M mendapatkan kelas bahasa Inggris untuk pemandu tamu-tamu dari Qatar.

9. Gang viral Blok M

Gang viral blok M berada di jalanan Blok M. Disebut gang viral karena tenant atau makanannya yang viral di media sosial.

Keviralannya dilihat dari bentuk toko yang unik seperti kursi dan mejanya yang berbentuk seperti tetesan air atau bantal, dan makanan kekinian.

10. Little Park Tokyo

Little Park Tokyo merupakan toko yang menjual makanan Jepang. Banyak barang dan makanan ekspor dari Jepang, ada festival matsuri untuk peringatan sejarah.

Pada zaman dulu Little Park 100 persen menjual makanan Jepang, namun sekarang hanya 10 persen saja pedagang yang menjual makanan Jepang.

Dari informasi pemandu dalam Famtrip Suku Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, pemilik Little Park Tokyo menginginkan cita rasa makanan khas Jepang yang belum pernah dicoba oleh lidah Indonesia. “Biar orang-orang di Jakarta yang ingin mencicipi rasa itu enggak harus ke Jepang,” kata si pemandu.

11. Blok M Square

Blok M SquareBlok M Square (Qonita Hamidah/detiktravel)

Blok M Square diresmikan pada zaman Gubernur Ali Sadikin. Di lantai 7 Blok M Square terdapat Masjid Nurul Iman. Masjid ini merupakan masjid terbesar di dalam mall.

Masjid Nurul Iman merupakan cita-cita dari Ali Sadikin dalam mewujudkan area pendidikan di area blok M. Ali Sadikin dijuluki sebagai bapak pembangunan Jakarta, karena pada saat menjabat Gubernur Jakarta, berhasil membangun Blok M menjadi salah satu pusat mall terbesar di Jakarta.

Ali Sadilkin menginginkan makanan di Blok M dikelilingi makanan tradisional. Karena itulah Blok M dipenuhi oleh para pedagang kuliner hingga saat ini.

Perjalanan singkat ini menunjukkan bahwa Blok M adalah kawasan yang memadukan sejarah, budaya, hingga gaya hidup modern Jakarta. Jadi, kalau mampir ke Jakarta Selatan, jangan lupa sempatkan waktu untuk menjelajahi serunya Blok M.

(fem/fem)



Sumber : travel.detik.com

Gus Irfan Lantik 35 Pejabat BP Haji



Jakarta

Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) baru saja melantik para pejabat di lingkungannya. Pelantikan itu dilakukan Kepala BP Haji Mochamad Irfan Yusuf alias Gus Irfan.

Pelantikan dilaksanakan di Masjid Al Ikhlas, Kantor Kementerian Agama, Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat. Total ada 35 pejabat yang dilantik hari ini.

“Alhamdulillah, pagi ini kita sudah melantik, mengambil sumpah beberapa pejabat Eselon II, III yang ada di Badan Penyelenggara Haji,” ujar Gus Irfan, Senin (30/12/2024).


“Walaupun belum lengkap, masih ada beberapa yang kurang nanti kita akan menyusul, termasuk nanti juga yang belum diusung juga dari Eselon I. Mudah-mudahan dalam waktu dekat segera menyusul,” lanjutnya.

Gus Irfan mengatakan, pelantikan ini dilaksanakan secara mendadak. Ia mengejar pelantikan tersebut sebelum masuk tahun baru 2025 agar bisa bekerja secara cepat dan maksimal.

“Harapan kami dengan semakin lengkapnya tim dari Badan Penyelenggara Haji ini, kita akan melangkah tahun 2025 ini nanti dengan lebih mantap, lebih jelas arah kita. Sebagai amanat dari Perpres 154, kita mendukung proses perjalanan haji tahun 2025. Sekaligus kita mempersiapkan diri untuk menjadi penyelenggara perjalanan haji tahun 2026,” kata Gus Irfan.

“Mudah-mudahan ke depannya akan semakin lancar, semakin baik. Sesuai dengan tugas dari Presiden Prabowo, kita diminta menyelenggarakan haji dengan aman, dengan nyaman dan penuh tanggung jawab,” tukasnya.

(hnh/kri)



Sumber : www.detik.com

Kisah Ali bin Abi Thalib Berbaring Gantikan Rasulullah SAW



Jakarta

Ali bin Abi Thalib RA berbaring di tempat tidur Rasulullah SAW agar beliau bisa hijrah ke Madinah. Kisah ini abadi dan masyhur dan tercatat sebagai salah satu peristiwa di momen hijrah.

Ali RA berbaring di atas ranjang Rasulullah SAW atas perintah beliau langsung.

Mengutip buku 150 Kisah Ali bin Abi Thalib karya Ahmad Abdul `Al Al-Thahthawi, dikisahkan pada suatu malam, Rasulullah SAW berkata kepada Ali Ra, “Tidurlah di pembaringanku. Tutuplah tubuhmu dengan selimut hijauku. Tidurlah dengan mengenakannya. Sesungguhnya tidak akan terjadi sesuatu hal buruk kepadamu dari mereka.”


Mendengar perkataan itu, Ali RA pun kemudian tidur di ranjang milik Rasulullah SAW.

Tujuan dari Rasulullah SAW menyuruh Ali RA berbaring di ranjangnya yakni agar lolos dari kejaran kaum kafir Quraisy yang menentang ajaran Islam dan hendak menahan Rasulullah SAW.

Sementara itu, kaum Quraisy berselisih dan masih berdebat tentang siapa yang akan menyerang pemilik pembaringan dan menangkapnya hingga subuh tiba. Namun, mereka mendapati yang tertidur bukanlah Rasulullah SAW, melaikan Ali RA.

Kaum Quraisy marah dan gencar menanyai keberadaan Rasulullah SAW, namun Ali menjawab, “Tidak tahu.”

Ketika kaum Quraisy menyadari bahwa mereka telah lalai, maka kemarahan ditimpakan kepada Ali RA. Sahabat setia Rasulullah SAW ini dipukuli habis-habisan dan dibawa ke Masjid Al Haram serta megurungnya selama beberapa saat.

Ali RA sama sekali tidak menyesal karena telah menggantikan posisi Rasulullah SAW di ranjang milik beliau. Ali RA justru percaya bahwa hal ini akan membawa kebaikan dan mendapat ridha Allah SWT.

Kegembiraan menghampiri Ali RA saat ia mengetahui bahwa Rasulullah SAW berhasil meninggalkan Makkah bersama Abu Bakar RA.

Ali RA kemudian tinggal di Makkah selama beberapa hari. Dia berkeliling menelusuri setiap jalan untuk menemui para pemilik barang yang pernah menitipkan barangnya kepada Rasulullah SAW.

Selanjutnya, setelah semua amanat ditunaikan, sehingga terbebaslah tanggungan Rasulullah SAW, Ali RA pun bersiap pergi menyusul Rasulullah SAW setelah tiga malam ia habiskan di Makkah.

Ali RA menyusul Rasulullah SAW yang telah lebih dulu ke Madinah bersama Abu Bakar RA. Dalam perjalanan ini, ia bersembunyi agar tidak diketahui kaum Quraisy.

Pada siang hari, Ali RA bersembunyi dan pada malam hari ia melakukan perjalanan ke Madinah. Perjalanan yang panjang dan medan yang sulit membuat Ali RA tiba di Madinah dengan kondisi kaki penuh luka dan berlumuran darah.

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com