Tag Archives: masjid al-aqsa

Lagi, Menteri Garis Keras Israel Datangi Kompleks Masjid Al-Aqsa



Jakarta

Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir kembali mendatangi kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur. Aksi menteri sayap kanan itu adalah yang kedua kalinya dalam seminggu ini.

Dilansir kantor berita WAFA, Ben-Gvir menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa pada Selasa (14/10/2025), bertepatan dengan hari terakhir Hari Raya Sukkot Yahudi. Direktorat Wakaf Islam Yerusalem dan sejumlah saksi mengatakan Ben-Gvir memasuki lokasi kejadian di bawah perlindungan ketat polisi Israel.

Ben-Gvir tampak bersama puluhan ekstremis Israel. Mereka tur halaman Al-Aqsa dan melakukan ritual Talmud di area timur masjid.


Sebelumnya, Ben-Gvir melakukan pelanggaran serupa pada awal Hari Raya Sukkot Yahudi. Pada Rabu lalu, dia memimpin 1.200 ekstremis memasuki kompleks Masjid Al-Aqsa. Tindakan ini menuai kecaman luas dari Palestina dan negara-negara Arab.

Kementerian Luar Negeri Yordania mengecam tur provokatif Ben-Gvir ke tempat suci yang oleh umat Islam juga dikenal sebagai Al-Haram Al-Sharif itu. Ben-Gvir dinilai melanggar status quo dan kesucian situs tersebut.

“(Ini) merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap status quo historis dan hukum yang mengatur Al-Haram Al-Sharif, dan merupakan penodaan terhadap kesuciannya,” kata Kementerian dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Arab News.

Ben-Gvir adalah pejabat Israel yang tercatat kerap mengunjungi kompleks Al-Aqsa. Sejak menjabat pada 2022, ia telah menerobos kompleks Masjid Al-Aqsa sebanyak 13 kali menurut Anadolu Agency, termasuk 10 kali sejak dimulainya perang Israel di Gaza pada Oktober 2023.

Dewan Wakaf Islam di Yerusalem pada Senin mengatakan kompleks tersebut mengalami “penghancuran terburuk status historis dan hukumnya di zaman modern” khususnya sepanjang 2025. Dalam sebuah pernyataan, mereka menyatakan otoritas Israel dan kelompok Yahudi ekstremis telah melakukan “pelanggaran yang mencolok dan belum pernah terjadi sebelumnya”. Pelanggaran tersebut mencakup serangan besar-besaran ke halaman Masjid Al-Aqsa, melakukan ritual Yahudi seperti Talmud, nyanyian, dan tarian, termasuk pengibaran bendera.

Masjid Al-Aqsa adalah situs suci ketiga bagi umat Islam. Tempat ini menyaksikan peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad SAW dan menjadi kiblat pertama umat Islam. Dalam keyakinan Yahudi, kompleks ini dikenal dengan Temple Mount atau Bukit Bait Suci, yang merupakan tempat berdirinya dua kuil kuno Yahudi.

Selama bertahun-tahun, kompleks Masjid Al-Aqsa menjadi sumber konflik Arab-Israel. Status quo yang berlaku menetapkan hanya umat Islam yang boleh beribadah di sana. Namun, Israel mengizinkan para pemukim memasuki kompleks tersebut sejak 2003.

(kri/inf)



Sumber : www.detik.com

Munas Ke-2 Asosiasi Mutiara Haji, Perkuat Sinergi demi Kemaslahatan Jemaah



Jakarta

Asosiasi Mutiara Haji (Majelis Utama Travel Indonesia Arahan Haji dan Umrah) menggelar Musyawarah Nasional (Munas) pada 2-3 Agustusdi Hotel Gren Alia Jakarta. Munas ini bertujuan memperkuat sinergi antar anggota asosiasi demi memperkuat kemaslahatan para jemaah yang melakukan perjalanan haji dan umrah.

Kegiatan Munas dibuka secara langsung oleh Ketua Umum Asosiasi Mutiara Haji Ustaz Khalid Zeed Abdullah Basalamah. Kegiatan ini juga turut dihadiri oleh Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Kementerian Agama RI Jaja Jaelani, Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Muhammad Neil El Himam, serta puluhan anggota asosiasi.

Dalam kegiatan dengan agenda utama pemilihan pengurus inti Asosiasi Mutiara Haji ini, Ustaz Khalid menyampaikan sambutan mengenai 10 program unggulan Asosiasi Mutiara Haji. Sederet program tersebut diharapkan dapat membantu para anggota asosiasi dalam membimbing maupun memberi arahan bagi para jemaahnya sesuai dengan syariat Islam.


“Alhamdulillah, kami dalam 2 hari ke depan akan mengadakan Munas. Setelah 3 tahun berjalan, banyak sekali kegiatan-kegiatan walaupun belum maksimal semuanya dikerjakan, tapi intinya kami hadir untuk mempermudah perjalanan haji dan umrah untuk masyarakat kita,” ujar Ustaz Khalid dalam keterangan tertulis, Jumat (2/8/2024).

10 Program Mutiara Haji

Adapun program pertama, kata Ustaz Khalid, anggota yang tergabung ke dalam Asosiasi Mutiara Haji bebas dari iuran keanggotan. Ia menjelaskan Asosiasi Mutiara Haji didirikan dengan semangat kerja sama demi meningkatkan kualitas pelayanan perjalanan haji dan umrah bagi jemaah di Tanah Air.

“Asosiasi kami mungkin berbeda dengan asosiasi-asosiasi lainnya, walaupun teman-teman yang lain sudah jauh lebih besar dari kami. Kami tidak pungut iuran sama sekali karena memang pertama bekerja sama tujuannya bekerja sama,” ungkap Ustadz Khalid.

Program kedua, Asosiasi Mutiara Haji menerapkan Standarisasi Pelayanan dan Fasilitas dengan membuat umrah-umrah konsorsium meliputi pelayanan di bandara, transportasi, hotel, hingga fasilitas saat city tour ke Madinah, lokasi Perang Uhud, serta Kota Makkah bagi para jemaah haji maupun umrah. Tujuannya adalah agar ibadah para jemaah lebih berkualitas.

Ketiga, Asosiasi Mutiara Haji juga memfasilitasi Sertifikasi Profesi untuk meningkatkan keahlian dan kompetensi para profesional di bidang ini. Program ini memberikan pelatihan dan sertifikasi kepada tenaga kerja di sektor haji dan umrah, memastikan mereka memiliki kualifikasi yang memadai.

“Sertifikasi tour guide dan tour leader itu kalau tidak salah program dari pemerintah dan ini kita coba untuk membantu siapapun anggota yang butuh bantuan kita bantu fasilitasi,” terangnya.

Keempat, Asosiasi Mutiara Haji yang menyadari pentingnya kepatuhan hukum menyediakan bantuan dalam pemenuhan legalitas perusahaan. Program ini membantu anggota dalam memenuhi persyaratan hukum yang diperlukan untuk operasional yang sah dan teratur.

“Kita ada bantuan-bantuan legalitas perusahaan, jadi bisa saja anggota yang masih PPIU (Pendirian Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah) pindah ke PUHK (Penyelenggara Umrah dan Haji Khusus) atau upgrade kepada yang lebih baik, bahkan di mana jika ada yang di bawah itu lagi legalitasnya, maka akan ada divisi hukum insyaallah akan membantu,” ucapnya.

tagsite_mutiara_haji

Foto: dok. Asosiasi Mutiara Haji

Selanjutnya kelima, Koperasi Mutiara Haji. Program koperasi ini bertujuan memperkuat kerja sama di antara anggota dengan membentuk sebuah koperasi yang menyediakan berbagai layanan dan fasilitas. Koperasi Mutiara Haji akan memungkinkan anggota untuk berbagi sumber daya, informasi, dan dukungan dalam operasional dan pengembangan bisnis.

“Alhamdulillah, koperasi yang selama ini berjalan untuk membuat konsorsium tersebut. Insyaallah program ke depannya kita ada perusahaan PT khusus untuk menjalankan konsorsium-konsorsium tersebut,” jelasnya.

“Insyaallah ke depannya juga ada program di koperasi seperti pengadaan semua perlengkapan jemaah haji dan umrah, dari koper, ihram dan lain-lainnya, maka itu koperasi yang menyiapkan untuk para anggota dengan harga terjangkau, dengan merk logo masing-masing anggota,” imbuhnya.

Keenam, untuk membantu anggota dalam menyusun paket haji dan umrah yang sesuai dengan kebutuhan jemaah, asosiasi juga menawarkan bantuan konsultasi. Program ini mencakup perencanaan dan pengembangan paket yang menarik, serta strategi untuk memenuhi kebutuhan dan preferensi jamaah secara efektif.

“Ini siapa saja anggota yang membutuhkan untuk konsultasi kira-kira seperti apa membuat paket dari yang standar, kemudian yang medium, kemudian yang misalnya, lebih bagus lagi dari itu, biasanya kami namakan paket platinumnya, maka ini insyaallah bisa konsultasi, agar kita bisa meng-upgrade membuat paket sebagai pilihan di travel kita,” jelasnya.

Ketujuh, Pelatihan dan Pengembangan IT yang bertujuan memperkuat keterampilan teknis anggota asosiasi dalam menggunakan teknologi informasi. Dengan pelatihan ini, anggota dapat memanfaatkan sistem dan aplikasi digital untuk meningkatkan operasional perusahaan.

Kedelapan, kegiatan taklim rutin menjadi salah satu inisiatif penting untuk memperdalam pengetahuan agama dan meningkatkan kualitas ibadah. Program ini melibatkan seluruh anggota asosiasi untuk membahas berbagai topik seperti terkait haji, umrah, dan ajaran Islam. Tujuannya memberikan kesempatan bagi anggota untuk belajar dan berdiskusi dalam menambah ilmu agama.

“Ini mungkin belum terlalu intens kita rembukkan pada waktu-waktu lalu, tapi insyaallah ini lillahitaala, karena itu kepadatan jadwal yang ada, tapi insyaallah ke depannya kita akan buat taklim rutin minimal sebulan sekali, dengan seluruh anggota yang memberikan warna berbeda, karena dengan taklim ini kita ada penambahan ilmu agama,” terang Ustadz Khalid.

Kesembilan, dalam upaya untuk meningkatkan kepercayaan dan transparansi, asosiasi juga menerapkan sistem transparansi dalam profit sharing. Program ini memastikan informasi mengenai pembagian keuntungan disampaikan dengan jelas, mengurangi potensi konflik, dan meningkatkan integritas dalam bisnis.

“Kita ada transparansi profit sharing dan ini juga akan dilihat sendiri oleh anggota pada saat laporan Munas kami sampaikan, berapa kali konsorsium, berapa HPP-nya, berapa keuntungannya, akan kita sampaikan semua kepada anggota, dan semua anggota akan mendapatkan hasil dari situ, artinya hasil di sini kalau kami buat umrah konsorsium dengan harga sekian misalnya maka akan ada setiap anggota bisa mendapatkan harga khusus dari mutiara haji dan akhirnya mereka dapat margin,” jelasnya.

Terakhir kesepuluh, Asosiasi Mutiara Haji juga menawarkan program Muslim Tour yakni pengalaman perjalanan yang sepenuhnya sesuai dengan prinsip syariat Islam. Dengan memastikan semua aspek perjalanan mematuhi standar halal, program ini memberikan kenyamanan dan kepastian bagi jemaah selama perjalanan haji dan umrah.

“Ini memang mungkin belum berjalan, Muslim tour kami ingin buat 2 program, pertama itu ke negeri-negeri yang punya sejarah Islam, yang mungkin selama ini saya pribadi yang diamanatkan oleh Allah untuk membuat Uhud Tour saya sudah sering buat di 4 negara,” jelasnya.

“Pertama itu negara Palestina sendiri dengan Jordan, cuman di saat sekarang kami yang membatalkannya, walaupun Masjid Al-Aqsa masih bisa dikunjungi, cuman perasaan hati yang masih ada iman, saya yakin tidak mungkin mau melakukan perjalanan ke sana, karena pembayaran visa ke pemerintah Israel, ada 3 penerbangan kami yang terakhir dari perjalanan Gaza sudah kami batalkan,” tuturnya.

tagsite_mutiara_haji

Foto: dok. Asosiasi Mutiara Haji

Maksimalkan Pelayanan Jemaah Haji dan Umrah

Sementara itu, Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus, Kementerian Agama RI, Jaja Jaelani, yang hadir dalam kesempatan ini berharap Musyawarah Nasional Asosiasi Mutiara Haji bisa menghasilkan program kerja yang dapat memaksimalkan pelayanan jemaah haji dan umrah di Tanah Air.

“Pelaksanaan Munas Mutiara Haji ini mudah-mudahan menghasilkan program kerja yang dapat diimplementasikan pada tahun 2025 dan selanjutnya mudah-mudahan rumusan program kerja yang betul-betul dapat kita lakukan dan juga kita maksimalkan pelayanan jemaah haji,” jelasnya.

Ia mengatakan saat ini hanya ada 11 asosiasi di Indonesia yang menaungi Pendirian Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) dan Penyelenggara Umrah dan Haji Khusus (PUHK). Namun, banyak PPIU dan PUHK lainnya yang belum tergabung ke dalam asosiasi.

Dia mendorong Asosiasi Mutiara Haji dapat mengajak PPIU dan PUHK yang belum tergabung untuk ikut masuk ke dalam asosiasi, sehingga pelayanan haji dan umrah di Indonesia lebih maksimal. Khususnya dalam koordinasi, informasi, dan sebagainya.

“Pada hari ini di Indonesia ada 11 Asosiasi, saya ingin mengungkap data dari semua asosiasi, ini dari Mutiara Haji sudah diterima. Masih ada PUHK yang belum masuk asosiasi, saya ingin mendorong, kecepatan untuk berkoordinasi, informasi dan sebagainya penting,” ungkapnya.

“Karena hampir PPIU dan PUHK 50% ada yang belum masuk dalam keanggotaan, terutama untuk umroh mungkin 500an, tinggal bapak ibu sekalian berkoordinasi dengan PPHU dan PUHK yang belum masuk di dalam asosiasi di 11 ini agar bisa masuk,” tambahnya.

tagsite_mutiara_haji

Di sisi lain, mewakili Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Muhammad Neil El Himam mengucapkan selamat kepada Asosiasi Mutiara Haji yang hari ini melaksanakan Munas kedua. Ia berharap Munas kedua ini bisa menghasilkan output atau program yang konkret.

“Selamat kepada Mutiara Haji yang hari ini Munas kedua, semoga Munas ini dapat berjalan dengan baik lancar dan menghasilkan output yang konkret dan bisa dilaksanakan ke depan, dan tentunya lebih bermanfaat dan lebih baik buat para anggotanya dan juga bangsa ini,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Neil setuju dengan program standarisasi Mutiara Haji yang disampaikan Ustaz Khalid. Menurutnya, program ini penting untuk memastikan bahwa pelayanan dan fasilitas yang disediakan selama ibadah haji dan umrah memenuhi standar tinggi yang konsisten.

“Betul kita ini butuh standardisasi, jadi siapapun penyelenggara, haji dan umrah ini, kalau standarnya benar-benar dibuat sedemikian rupa, sedemikian baik, minat dan kualitas, dan saya suka tadi yang disampaikan Pak Ustaz terkait dengan halal dan toyiban, selama ini kita fokusnya halal tapi lupa yang toyibannya, harusnya yang halal dan berkualitas,” terangnya.

Mengacu pada data BPKH dan juga data yang lain yang sudah ada, tambah Neil, PT BSI telah melakukan kajian dan menyampaikan nilai ekonomi haji dan umrah di Indonesia mencapai lebih dari Rp 63 triliun. Sebagian besar atau lebih dari 80%-nya yang menikmati adalah Saudi Arabia.

Oleh karena itu, kata dia, Kemenparekraf membentuk Tim 7 yang berisikan Kemenparekraf dan swasta untuk mempercepat masuknya produk ekonomi kreatif ke dalam ekosistem haji dan umrah.

“Contoh dari ekonomi kreatif dari haji dan umrah itu, adalah butuh ihram, selama ini ihramnya apakah buatan indonesia atau dibeli di Indonesia, tentunya kalo dibuat di Indonesia akan menjadi peluang ekonomi masyarakat lokal. Selain itu, selain pakaian, kemudian makanan sebetulnya, makanan juga bagian termasuk yang cukup besar, orang Indonesia,” pungkasnya.

(Tagsite/Mutiara Haji)



Sumber : www.detik.com

Kisah Berdirinya Masjid Al Aqsa, Disebut Tertua setelah Masjidil Haram


Jakarta

Masjid Al Aqsa disebut juga dengan Baitul Maqdis. Tempat suci umat Islam ini berdiri di kompleks Haram Al Sharif atau Temple Mount di Yerusalem ini memiliki sejarah dan dinamika yang panjang

Dikutip dari buku Kilau Mutiara Sejarah Nabi oleh Amandra Mustika Megarani, Masjid Al Aqsa dibangun di sebuah tempat yang berbentuk persegi dengan luas sekitar 144 ribu meter persegi. Kawasan ini mampu menampung kurang lebih 400 ribu jemaah, sedangkan bangunan masjidnya sebesar 83 meter dengan lebar 56 meter yang dapat menampung 5 ribu jemaah.

Kisah Masjid Al Aqsa tidak bisa lepas tentang bagaimana masjid ini menjadi perebutan antar dua negara, yakni Israel dan Palestina. Di tempat inilah banyak peristiwa bersejarah bagi umat Islam terjadi.


Kisah Berdirinya Masjid Al Aqsa di Yerusalem

Pada dasarnya, kapan tepatnya Masjid Al Aqsa berdiri belum dapat dipastikan. Berbagai sumber mengatakan hal yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.

Namun, hal yang pasti Masjid Al Aqsa adalah masjid tertua kedua setelah Masjidil Haram. Hal ini disebutkan dalam buku Qashash Al-Anbiya karya Ibnu Katsir yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh H. Dudi Rosyadi, Lc.

Abu Dzar pernah bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, “Wahai Rasulullah, masjid manakah yang pertama kali didirikan?”

Beliau menjawab, “Masjidil Haram.”

Lalu Abu Dzar bertanya lagi, “Kemudian setelah itu masjid apa?”

Beliau menjawab, “Masjid Baitul Maqdis.”

Abu Dzar bertanya lagi, “Berapa tahunkah keduanya berselang?”

Beliau menjawab, “Empat puluh tahun.”

Sebagaimana yang tertera dalam hadits tersebut, Masjid Al Aqsa adalah masjid yang sudah didirikan sejak lama bahkan sebelum kenabian Rasulullah SAW.

Ada yang berpendapat, menurut buku Sejarah & Keutamaan Masjid Al-Aqsha & Al-Quds karya Mahdy Saied Rezk Karisem, sosok yang benar-benar pertama kali mendirikan Masjid Al Aqsa adalah para malaikat berdasarkan sumber dari beberapa kitab tafsir.

Namun, ada pula yang berpendapat dari kesepakatan mayoritas ulama dan yang shahih, nabi pertama yang membangun Masjid Al Aqsa yaitu Nabi Adam AS atas wahyu yang diberikan oleh Allah SWT.

Selanjutnya, sekitar tahun 2.000 SM, Nabi Ibrahim AS merenovasi bangunan Masjid Al Aqsa serta meninggikan bangunannya. Setelah itu, diketahui bahwa Nabi Yaqub AS juga melangsungkan perbaikan pada bangunan Masjid Al Aqsa.

Selang waktu yang sangat lama, masjid itu kembali dibangun oleh ayah dan anak yang sangat mulia. Mereka adalah Nabi Daud AS dan Nabi Sulaiman AS, sebagaimana dijelaskan Seni Bertuhan yang ditulis oleh Bambang Saputra.

Nabi Sulaiman AS mendirikan Masjid Al Aqsa dengan lebih besar, luas, dan indah. Sesuai sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Amru bin Ash, beliau bersabda:

“Ketika Sulaiman bin Dawud selesai membangun Baitul Maqdis (dalam riwayat lain disebutkan: membangun masjid Baitul Maqdis), maka ia meminta tiga perkara kepada Allah SWT, yaitu; keputusan hukum yang sejalan berdasarkan keputusan Allah, kerajaan yang tidak selayaknya dimiliki seseorang sesudahnya, dan agar masjid ini tidak didatangi seseorang yang tidak menginginkan selain salat di dalamnya, melainkan ia keluar dari dosa-dosanya seperti hari ia dilahirkan ibunya. Kedua perkara yang pertama telah diberikan kepada Sulaiman, dan aku berharap ia juga diberikan yang ketiga.” (HR Ahmad, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah)

Menurut para ahli tafsir dan sejarah, sekitar abad ke VI sebelum Masehi, Masjid Al Aqsa (Yerusalem) diserang oleh Nebukadnezar dari Babilonia. Hal ini menyebabkan Bani Israel tidak memiliki tanah suci.

Ratusan tahun berlalu, mendekati masa di mana Nabi Isa AS akan lahir ke dunia. Datanglah Raja Herodus (Khirudus) ke Yerusalem untuk membangun kembali Masjid Al Aqsa dengan sangat megah mengikuti rancangan Nabi Sulaiman AS.

Bertahun-tahun kemudian, tempat suci itu kembali dihancurkan oleh Kaisar Titus dari Roma. Kejadian ini diperkiraan terjadi pada tahun 70 Masehi ketika ia datang ke Palestina untuk menghukum orang-orang Yahudi.

Bekas Masjid Al Aqsa yang sudah hancur lalu diubah menjadi ladang oleh Raja Titus sebagaimana pendapat Ibn Khaldun. Akhirnya, Baitul Maqdis nyaris menjadi tidak tersisa dan terbengkalai keberadaannya.

Barulah ketika Baitul Maqdis berhasil dikuasai oleh umat Islam pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab RA, kaum muslimin berbondong-bondong membangun kembali Masjid Al Aqsa sebagai wujud laknat Allah SWT kepada orang-orang kafir di kalangan Bani Israil.

Pembangunannya kemudian dilanjutkan kembali pada masa khalifah Umayyah Abdul Malik dan diselesaikan oleh putranya, Al Walid, pada 705 M. Bertahun-tahun setelahnya Masjid Al Aqsa terus mengalami renovasi, perbaikan, dan penambahan akibat gempa maupun perang.

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Pemuda Jerman Ini Bersepeda ke Masjid Al Aqsa selama 2 Bulan, Ada Apa?



Jakarta

Seorang pemuda berusia 27 tahun asal Jerman bernama Billal Higo melakukan perjalanan dari Jerman ke Palestina pada Idul Fitri lalu. Perjalanan sejauh kurang lebih 3.500 kilometer tersebut ditempuhnya hanya menggunakan sepeda.

Billal melakukan perjalanan tersebut untuk mengunjungi Masjid Al Aqsa yang berada di Palestina. Ia menjelaskan tujuannya bersepeda ke Masjid Al Aqsa untuk menghabiskan sepuluh malam terakhir bulan Ramadan sekaligus merayakan Idul Fitri di sana.

“Aku ke sini untuk menghabiskan sepuluh malam terakhir Ramadan di rumah kita (Palestina),” kata Billal kepada TRT World, dikutip Jumat (26/4/2024).


Billal mulai mengayuh sepedanya dari kota Munich, Jerman menuju Palestina selama dua bulan. Sebelum melakukan perjalanan, ia mengaku telah berlatih selama dua sampai tiga tahun sebagai bentuk persiapan.

Selama perjalanan tersebut, Billal telah melintasi 14 negara. Dimulai dari Jerman, Austria, Slovenia, Kroasia, Bosnia, Serbia, Kosovo, Makedonia, Bulgaria, Yunani, Turki, Siprus, Yordania, dan destinasi akhir Palestina. Setibanya di Masjid Al Aqsa, Billal mengunggah foto dirinya sembari mengangkat sepedanya dengan caption, “Selamat Idul Fitri, teman-teman! 3.500 km dan 2 bulan bersepeda demi ke sini pada 10 malam terakhir Ramadan dan Idul Fitri. Beberapa pengalaman memang tidak bisa dibeli dengan uang tetapi pengorbanan,”

Billal kemudian membagikan pengalamannya selama melakukan perjalanan panjang dengan sepeda melalui unggahan video selama 1 menit 8 detik. Ia mengawalinya dengan menggambarkan perjalanan yang panjang ia tempuh merupakan bentuk representasi dari kehidupan.

“Aku bisa bilang bahwa perjalanan ini merupakan seperti bentuk representasi dari kehidupan yang dijalani. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi esok hari tetapi kamu terus lewati dengan usaha terbaik dan menyerahkan segalanya kepada Allah SWT,” ungkapnya.

Kemudian, ia juga memberikan tantangan terbesar selama melakukan perjalanan jauhnya dengan hanya bermodal sepeda. “Aku pikir bagian terberat dari perjalanan ini adalah harus menjaga kondisi tubuh selalu sehat dan tetap termotivasi apabila perjalanan tidak sesuai rencana,” ujarnya.

Billal pun menutup video itu dengan ucapan yang dapat memotivasi banyak orang. “Ketika kamu harus mengorbankan segala untuk pergi ke suatu tempat, kamu akan lebih menghargainya,” pungkasnya.

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com