Tag Archives: meksiko

Cara Mengatasi Region Lock HP Tecno Saat Dibawa ke Luar Negeri

Jakarta

Sejumlah pengguna HP Transsion mengeluhkan masalah region lock saat membawa perangkat mereka ke luar negeri. Masalah ini baru-baru ini dialami oleh salah satu pengguna bernama Ari Wahyudi.

Dalam postingan di Facebook Himpunan Teknologi (Himputek), dia mengaku beli Tecno Camon 40 5G di Indonesia dan membawanya ke Meksiko. Begitu tiba di sana, saat mode pesawat dimatikan dan perangkat terhubung ke WiFi, HP langsung terkunci.

Menanggapi hal tersebut Senior PR Manager Tecno Indonesia, Dessy Triani, region lock bisa terjadi dalam beberapa kondisi. “Salah satunya misalnya kita bawa handphone Tecno yang belum kita aktifkan di Indonesia ke luar negeri,” ujarnya saat ditemui usai acara peluncuran Tecno Spark 40 Pro Series, Kamis (21/8/2025).


Dessy menjelaskan bahwa fitur region lock ini sebenarnya dirancang untuk melindungi unit perangkat di masing-masing wilayah. Tujuannya adalah mencegah penjualan lintas wilayah, seperti dari Afrika ke Indonesia atau sebaliknya, yang bisa merugikan pasar resmi.

“Sebenarnya itu cara kamu untuk melindungi unit region masing-masing. Jadi misalnya kalau dulu ada black market, itu sebenarnya untuk menghindari hal-hal seperti itu,” katanya.

HP Region LockHP Region Lock Foto: X.com

Meski demikian, Dessy menegaskan bahwa kasus ini bersifat case-by-case. Ada pengguna yang aman membawa HP Tecno ke luar negeri, tapi ada juga yang terdeteksi dan terkunci.

“Mostly seperti itu, kebanyakan handphone region Indonesia dibawa ke luar negeri tapi dia belum aktifin gitu,” tambahnya. Ia juga membantah anggapan bahwa region lock hanya menyasar perangkat murah, karena kebijakan ini diterapkan secara umum untuk menghindari black market.

Untuk mengatasi region lock, Tecno menyediakan solusi melalui Carlcare, layanan resmi mereka. Proses unlock dilakukan secara software dan bersifat by request. Berikut adalah cara mengatasinya:

1. Via Situs Web Carlcare

  • Kunjungi situs resmi Carlcare: https://www.carlcare.com/global/appeal-unlock/
  • Klik menu Dukungan dan pilih Banding Membuka Kunci Telepon.
  • Masuk dengan akun Carlcare Anda (atau buat jika belum punya).
  • Lengkapi formulir dengan informasi yang diperlukan, termasuk IMEI 1 (IMEI utama).
  • Klik Kirim.
  • Untuk memeriksa status, klik Periksa Banding Saya.

2. Melalui Aplikasi Mobile Carlcare

Buka aplikasi Carlcare dan masuk (buat akun jika diperlukan).

  • Pergi ke tab “Saya”.
  • Ketuk Pengaturan.
  • Pilih Daya Tarik Membuka Kunci Telepon.
  • Isi formulir.
  • Klik Kirim.
  • Untuk memeriksa status, ketuk Banding Saya di sudut kanan atas.
Tecno Spark 40 ProSenior PR Manager Tecno Indonesia, Dessy Triani (Kanan) Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

Dessy juga memberikan tips pencegahan: Pastikan HP Tecno sudah digunakan cukup lama di Indonesia sebelum dibawa ke luar negeri.

“Jadi emang udah pasti, handphonenya emang handphone Indonesia, yang emang udah dipake dulu cukup jangka panjang, terus abis itu baru dibawa ke luar negeri,” sarannya.

Catatan penting:

  • Pastikan mengirimkan IMEI 1 saat mengisi formulir.
  • Jika tidak memiliki detail penerbangan (misalnya, jika HP adalah hadiah atau dibeli melalui layanan penerusan), tetap bisa mengajukan banding. Setelah submit, kirimkan detail seperti Nomor Layanan, Waktu Pengiriman, Perangkat IMEI, dan Status Buka Kunci ke pihak Carlcare untuk bantuan lebih lanjut.

Tecno menekankan bahwa kemungkinan region lock masih ada di masa depan, terutama untuk unit baru yang belum diaktifkan. Jika mengalami masalah serupa, pengguna disarankan langsung menghubungi Carlcare untuk proses unlock. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan pengguna bisa menikmati HP Tecno tanpa hambatan saat bepergian ke luar negeri.

(afr/afr)



Sumber : inet.detik.com

Jurus Diet Tanpa Nyiksa ala Jennifer Aniston, Tetap Body Goals di Umur 55


Jakarta

Aktris Jennifer Aniston terlihat masih awet muda di usia 55 tahun. Ternyata ada rahasia di balik tubuhnya yang langsing dan bugar.

Aniston mengaku dirinya rutin menjalani olahraga dan diet sehat. Program diet yang dilakukannya adalah 80/20.

“Saya melakukan diet 80/20, di mana saya dapat makan apapun yang saya inginkan sehari-hari. Saya tidak membatasi diri,” katanya kepada TODAY.com.


Aniston mengungkapkan 80 persen waktunya berfokus untuk mengkonsumsi makanan padat nutrisi. Sementara 20 persen lainnya, ia dapat makan apa saja yang diinginkannya.

Menurutnya, diet 80/20 yang dijalani cukup membosankan. Selama diet, Aniston banyak mengkonsumsi protein, sayuran, salad, dan minum banyak air.

“Tantangan terbesar saya adalah tidur. Saya pikir itu semua bagian dari kebersihan nutrisi kita. Itu seperti jumlah air yang kita konsumsi serta jumlah tidur yang kita dapatkan,” jelas Aniston.

“Kombinasi dari semua hal itulah yang membuat olahraga Anda paling efektif,” sambungnya.

Meski menjalani diet, Aniston juga tetap bisa mengkonsumsi camilan. Pilihannya terdiri dari popcorn, protein bar, dan protein shake.

Saat makan, Aniston suka membuat perubahan kecil yang berpengaruh pada dietnya, seperti tidak menambahkan garam dan mengurangi saus salad. Dia juga mempelajari ‘kekuatan bumbu’ dan cuka untuk menambah rasa pada hidangannya.

“Hal-hal seperti itu akan menciptakan rasa yang sangat lezat, di mana Anda tidak hanya menaburi semuanya dengan garam dan mentega atau minyak zaitun untuk membuatnya terasa enak,” tuturnya.

Saat waktu bebasnya, Aniston bisa makan makanan yang disukainya. Seperti burger hingga pizza yang gurih.

“Itu bisa berupa burger keju dan kentang goreng atau makanan Meksiko, pasta, pizza, semuanya itu gurih. Saya bukan orang yang suka makanan manis, seperti es krim atau kue. Saya lebih suka makanan gurih,” pungkasnya.

(sao/kna)

Sumber : health.detik.com

Alhamdulillah sehat wal afiyat اللهم صل على رسول الله محمد
Source  : unsplash.com / Jonas Kakaroto

Indonesia Vs Obesitas, ‘Double Burden’ di Tengah Masalah Gizi Anak


Jakarta

Obesitas pada anak kini jadi sorotan serius dunia. Laporan terbaru UNICEF menyebutkan sedikitnya satu dari sepuluh anak di dunia mengalami obesitas. Kondisi ini tak hanya dipicu minimnya edukasi gizi di keluarga, tetapi juga gempuran makanan dengan pemrosesan ultra atau Ultra Processed Food (UPF) yang semakin mudah diakses dan kerap lebih murah dibanding buah serta sayur.

Fenomena ini nyata terjadi di Indonesia. Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menegaskan, Indonesia menghadapi situasi yang disebut double burden. Artinya, anak-anak tak hanya berisiko mengalami kekurangan gizi hingga stunting, tetapi juga obesitas. Bahkan, di kota besar, prevalensi obesitas anak tercatat lebih tinggi.

“Kita (Indonesia) menghadapi double burden, disatu sisi kita kekurangan gizi yang menyebabkan terjadinya stunting, di sisi lain, anak-anak itu ternyata obesitas,” tuturnya saat ditemui di ASEAN Car Free Day, di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (24/9/2025).


Definisi Obesitas pada Anak

Obesitas pada anak bukan sekadar masalah badan gemuk, melainkan kondisi saat lemak tubuh menumpuk secara berlebihan sehingga bisa mengganggu kesehatan. Cara menentukannya pun berbeda dengan orang dewasa. Jika pada orang dewasa cukup dengan menggunakan angka Indeks Massa Tubuh (IMT), pada anak lebih spesifik ukurannya, yaitu dengan menggunakan grafik pertumbuhan yang disesuaikan dengan umur dan jenis kelamin.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), anak usia 5-19 tahun dikategorikan obesitas bila nilai IMT-nya berada di atas persentil 97 dibanding anak seusianya. Singkatnya, jika berat badan dan tinggi badan seorang anak jauh melampaui sebagian besar teman sebayanya, ada kemungkinan ia sudah masuk kategori obesitas.

WamenkesWamenkes Dante Saksono Harbuwono bicara soal obesitas pada anak. Foto: detikhealth/Nafilah Sri Sagita

Belajar dari Negara Lain

Beberapa negara telah berhasil menurunkan angka obesitas anak melalui kebijakan yang tegas. Meksiko misalnya, sejak 2014 memberlakukan pajak 10 persen untuk minuman manis. Jurnal BMC Public Health, mencatat bahwa kebijakan ini menurunkan konsumsi minuman berpemanis hingga 7,6 persen hanya dalam dua tahun.

Inggris memiliki kebijakan Universal Infant Free School Meal yaitu makan siang gratis untuk anak usia empat sampai tujuh tahun di sekolah dasar sejak tahun 2014. Menu yang disajikan di sekolah mengandung gizi seimbang dan membatasi asupan kalori yang tinggi. Inggris juga menerapkan kebijakan lain di tahun 2018 yaitu Soft Drinks Industry Levy. Alih-alih hanya mengurangi konsumsi, kebijakan ini mendorong produsen untuk reformulasi produk minuman agar kadar gulanya lebih rendah. Hasilnya kadar gula pada minuman ringan berkurang rata-rata 29 persen hanya dalam tiga tahun.

Chile mengambil langkah lebih progresif dengan mewajibkan label peringatan hitam di depan kemasan untuk produk tinggi gula, garam, dan lemak. Studi ilmiah yang terangkum pada Jurnal Nutrients 2025 menunjukkan kebijakan ini efektif menurunkan konsumsi minuman berpemanis pada anak sebesar 23,7 persen dalam 18 bulan pertama, ditambah lagi larangan iklan junk food di jam tayang anak yang semakin membatasi paparan.

Singapura juga menjadi contoh menarik dengan program “Healthier Choice Symbol” yang memberi tanda khusus pada produk lebih sehat dan memberi Nutri-grade Label untuk minuman manis. Pemerintah Negeri Singa bahkan melarang semua iklan minuman berpemanis sejak tahun 2020. Pemerintah Singapura juga aktif dalam memberikan edukasi ke sekolah tentang gaya hidup sehat. Keterlibatan komunitas, sekolah, orang tua pada program yang dijalankan pemerintah Singapura menjadi salah satu faktor penting tercapainya tujuan program. Menurut laporan Ministry of Health (MoH) Singapura tahun 2022, kebijakan ini berhasil menahan laju peningkatan obesitas anak.

Korea Selatan juga menunjukkan langkah strategis. Negara ini melarang iklan junk food di jam tayang anak sejak tahun 2010 dan memperkenalkan konsep Green Food Zones, yaitu area 200 meter di sekitar sekolah, di mana penjualan makanan tinggi gula, garam, dan lemak dilarang.

Jepang menempuh jalur berbeda melalui pendidikan gizi nasional atau Shokuiku sejak 2005. Setiap sekolah dasar dan menengah wajib menyediakan menu sehat untuk makan siang yang mengikuti standar gizi nasional.

Upaya Indonesia Mengatasi Obesitas Anak

Indonesia sebenarnya tidak tinggal diam. Sejumlah program telah digulirkan, meskipun fokus besar pemerintah masih tertuju pada stunting. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) mengajak masyarakat untuk lebih aktif bergerak, rutin mengkonsumsi buah dan sayur, serta melakukan pemeriksaan kesehatan. Di sekolah, Program Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (UKS/M) menjadi wadah integrasi edukasi gizi, olahraga, dan pemeriksaan kesehatan anak. Selain itu, pedoman gizi seimbang merupakan program edukasi gizi di sekolah, posyandu, dan fasilitas kesehatan melalui konsep “Isi Piringku” diperkenalkan sebagai pengganti 4 Sehat 5 Sempurna.

KEMENKES juga meresmikan “Kantin Sehat” sekolah agar anak-anak tidak terbiasa mengkonsumsi jajanan tinggi gula, garam, dan lemak. Lebih jauh, Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN-PG) 2021-2025 bahkan secara eksplisit memasukkan target penurunan prevalensi obesitas anak yang berfokus pada perbaikan pola konsumsi, peningkatan aktivitas fisik, dan pembatasan pemasaran pangan tidak sehat untuk anak.

Namun, data riset terbaru menunjukkan prevalensi obesitas anak di Indonesia belum mengalami penurunan signifikan, sehingga implementasi kebijakan ini dinilai belum sekuat negara lain.

Apa yang Bisa Dipelajari dari Negara Lain?

Pengalaman negara lain menunjukkan bahwa kombinasi regulasi tegas dan edukasi gizi sejak dini adalah kunci. Indonesia bisa mencontoh Meksiko dan Inggris yang berhasil menekan konsumsi gula dengan pajak minuman berpemanis.
Dante menyinggung rencana penerapan regulasi sugar tax pada makanan dan minuman manis di Indonesia sedang dibahas dan segera diproses.

“Nanti kita sedang membuat regulasi, untuk melakukan sugar tax pada makanan. Sugar tax pada makanan ini akan memberlakukan pajak kepada sejumlah tertentu gula yang ada. Tapi masih dalam pembahasan, masih dalam proses, nanti akan kita wujudkan kalo sudah diselesaikan,” pungkasnya.

Pengalaman negara juga Chile membuktikan bahwa label gizi yang jelas di depan kemasan sangat membantu orang tua dalam memilih makanan yang lebih sehat. Di Indonesia, saat ini label gula, garam, lemak (GGL) berada di belakang kemasan, kecil, dan sulit dipahami. Agar lebih sederhana dan tegas, diperlukan adanya front of pack label. Front of pack label adalah informasi sederhana dari nutrisi makanan yang ada di depan kemasan.

Dari Korea Selatan, Indonesia bisa belajar pentingnya pembatasan iklan dan penjualan junk food di sekitar sekolah. Sementara Jepang memberi teladan lewat program makan siang sekolah yang konsisten menanamkan kebiasaan makan sehat sejak kecil. Saat ini Indonesia sudah ada program Kantin Sehat dan Makan Bergizi Gratis (MBG), hanya tinggal meningkatkan monitoring pelaksanaannya lebih baik lagi.

Singapura memperlihatkan bagaimana kampanye nasional yang terintegrasi, melibatkan sekolah, industri, hingga masyarakat, mampu mengubah perilaku konsumsi secara bertahap. Jika Indonesia mampu menggabungkan regulasi ketat dengan edukasi dan pengawasan di sekolah, peluang menekan angka obesitas anak akan jauh lebih besar.

(mal/up)

Sumber : health.detik.com

Alhamdulillah sehat wal afiyat اللهم صل على رسول الله محمد
image : unsplash.com / Jonas Weckschmied

Turis Nyaris Kena Rabies gegara Gemas Pegang-pegang Hewan di Pantai



Mexico City

Seorang wisatawan melihat seekor hewan lucu di sebuah pantai. Ia gemas dan ingin membelainya, yang tidak ia ketahui bahwa hewan ini menggigit!

Hewan lucu itu adalah endemik dari Amerika Tengah dan Selatan, namanya coati, spesies omnivora yang masih satu keluarga dengan rakun.

Turis itu melihat coati saat dalam perjalanan menuju pantai di Meksiko. Ia terlihat menggemaskan dengan tinggi selutut orang dewasa saat mereka berdiri.


Coati coklat itu mendekat pada turis tersebut, si turis berupaya untuk membelainya namun tak berhasil, seperti dikutip dari Yahoo News pada Rabu (1/10).

Setelah bertanya tentang coati pada penduduk sekitar, ia merasa ketakutan. Ternyata coati adalah hewan yang suka menggigit. Bahayanya lagi, gigitannya menyebabkan rabies.

Lewat videonya, ia memberikan peringatan kepada wisatawan lain untuk tidak melakukan kesalahan yang ia buat. Ia mengunggahnya di TikTok @bookthevacation.

“Jangan lakukan apa yang saya lakukan. Ya mereka membawa rabies dan ya mereka menggigit,” tulisnya dalam caption.

Coatis, atau Coatamundi telah menghadapi peningkatan habitat dalam beberapa tahun terakhir karena deforestasi dan pertanian. Akibatnya, mereka semakin berinteraksi dengan manusia.

Sebelumnya di tahun ini, seorang pejalan kaki di Arizona harus menerima vaksin rabies di rumah sakit setempat setelah coati liar menyerangnya di jalan setapak. Interaksi hewan juga dapat menyebabkan eutanasia untuk hewan, agar serangan tidak berlanjut.

(bnl/wsw)



Sumber : travel.detik.com

‘Naga Mini’ Ini Salah Satu Amfibi Paling Langka di Dunia


Jakarta

Hewan menyerupai naga yang aneh dapat ditemukan bersembunyi di dasar sebuah danau di Meksiko. Dikenal sebagai salamander achoque, amfibi misterius ini termasuk yang paling langka di dunia, hanya ditemukan di Danau Pátzcuaro.

Kini, sebuah proyek ambisius baru telah memasang microchip pada makhluk-makhluk ini untuk pertama kalinya, sehingga memudahkan identifikasi individu. Adam Bland, Asisten manajer tim amfibi di Kebun Binatang Chester menyebutkan achoque sangat sulit dibedakan hanya dengan penglihatan.


“Bekerja sama dengan para dokter hewan di Kebun Binatang Chester, kami mengembangkan cara untuk memasang mikrochip dengan cepat di bawah kulit mereka, tetapi kami perlu memastikannya tetap terpasang dan tidak menimbulkan efek negatif pada salamander,” ujar Bland, dikutip dari IFL Science.

Karena gaya hidup akuatik dan biologi regeneratifnya yang unik, amfibi dan khususnya salamander tidak selalu mudah ditandai, diberi cincin, atau diberi tanda. Mikrochip menawarkan alternatif, tetapi karena biologi aneh yang sama, spesies amfibi diketahui menyerap mikrochip ke dalam tubuh mereka dan mengeluarkannya atau mendorongnya kembali melalui kulit mereka yang permeabel seiring waktu.

Melawan segala rintangan, tim konservasionis dari Kebun Binatang Chester berhasil menanamkan chip identitas kecil ke tubuh 80 salamander achoque. Proses pemasangan chip ini tentu saja rumit. Untungnya, bantuan datang dari sumber yang tak terduga, yakni sekelompok biarawati.

Ya, para biarawati di Monasterio de la Virgen Inmaculada de la Salud memiliki sejarah panjang dengan salamander achoque. Dulu, mereka digunakan untuk membuat obat batuk tradisional. Tetapi ketika jumlahnya mulai menurun drastis, para biarawati mulai mengembangbiakkannya. Kini, mereka merawat ratusan salamander hidup di dalam akuarium di biara dan telah menjadi penyelamat bagi spesies yang terancam punah ini.

Diperkirakan hanya tersisa 150 achoque dewasa di habitat eksklusif mereka, Danau Pátzcuaro, di negara bagian Michoacán, Meksiko. Itulah sebabnya mereka juga dikenal sebagai salamander Danau Pátzcuaro, tetapi nama ilmiahnya adalah Ambystoma dumerilii.

Kemampuan mengidentifikasi salamander achoque secara individual di Danau Pátzcuaro akan membantu upaya konservasi, tetapi pertama-tama tim perlu memeriksa apakah metodologi pemasangan mikrochip tersebut aman. Jadi, sebelum mereka membawa mikrochip seukuran beras tersebut ke populasi liar, mereka mengunjungi biara tersebut.

Para biarawati mampu menyediakan 28 salamander untuk penelitian ini, dan individu selanjutnya didaftarkan dari Kebun Binatang Chester, Centro Regional de Investigaciones Pesqueras Pátzcuaro, dan Universidad Michoacana de San Nicolás de Hidalgo.

“Kami memotong 80 ekor Ambystoma dumerilii untuk memastikan metode ini berhasil untuk achoque liar,” kata Bland.

“Kami memotongnya dengan para biarawati mengawasi dengan saksama. Ini demonstrasi nyata tentang bagaimana siapa pun dapat terlibat dalam konservasi. Orang-orang dari berbagai latar belakang bekerja untuk menyelamatkan spesies ini,” sambungnya.

Salamander-salamander tersebut diperiksa 20 hari setelah pemasangan chip, dan pemantauan ini berlanjut selama empat bulan berikutnya. Untungnya, tim tidak menemukan perubahan signifikan sebagai respons terhadap chip, dan tidak ada dampak kesehatan jangka panjang yang dilaporkan pada 80 salamander tersebut, dan yang lebih baik lagi, semua chip tetap berada di tempatnya.

Para konservasionis kini berencana menangkap achoque liar agar kesehatan dan jumlah mereka dapat dipantau secara andal. Pekerjaan ini mungkin akan kotor dan rumit, tetapi hasilnya akan sepadan.

“Membuat orang tertarik pada salamander yang hidup 12 meter di lumpur dasar danau memang sulit, tetapi mereka sungguh menarik dan memiliki banyak nilai budaya bagi masyarakat setempat. Ada peluang nyata untuk memberikan dampak konservasi yang positif bagi achoque dan spesies lain yang kurang dipahami,” kata Bland.

(rns/rns)



Sumber : inet.detik.com

Bumi ‘Diserang’ dari Luar Angkasa? Pakar IPB Ingatkan Pertahanan Planet


Jakarta

Jatuhnya meteor di Cirebon, Jawa Barat menjadi pengingat bahwa ruang angkasa tidak sekosong dan setenang yang orang kira. Ada potensi bahaya dari ruang angkasa yang bisa sewaktu-waktu berdampak pada manusia di Bumi.

Hal tersebut diungkapkan Guru Besar Fisika Teori IPB University, Prof Husin Alatas.

“Ruang angkasa dipenuhi objek yang bergerak dalam kecepatan tinggi. Ketika salah satu di antaranya keluar dari orbit stabilnya dan kemudian tertarik oleh gravitasi Bumi, maka potensi tumbukan menjadi nyata,” jelasnya, dikutip dari laman IPB University, Kamis (16/10/2025).


Ancaman Langit

Kepunahan Massal

Ia mencontohkan, 66 juta tahun lalu, asteroid raksasa yang menghantam Semenanjung Yucatan, Meksiko menyebabkan kepunahan dinosaurus.

Merespons peristiwa tersebut, lembaga-lembaga angkasa luar dunia seperti Badan Antariksa AS (NASA) mengembangkan sistem pertahanan planet agar dampaknya tidak terulang.

“Misi Double Asteroid Redirection Test (DART) yang berhasil mengubah orbit asteroid pada 2022 menjadi tonggak utama dalam upaya perlindungan Bumi,” kata Husin.

Kelumpuhan Listrik dan Sistem Komunikasi

Sementara itu, aktivitas Matahari seperti letupan besar atau solar flare yang mengirimkan partikel bermuatan tinggi dapat melumpuhkan jaringan listrik serta sistem komunikasi di Bumi. Salah satunya terjadi di Quebec, Kanada, sehingga mengalami listrik padam massal berjam-jam pada 1989. Ia mengatakan, kendati medan magnet Bumi melindungi manusia, kekuatannya tebatas.

“Angin Matahari ekstrem bisa menembus dan memicu kerusakan sistem teknologi modern,” jelasnya.

Sistem Navigasi Terganggu

Sampah antariksa yang bertambah setiap tahun juga menurutnya menjadi salah satu ancaman. Berdasarkan data Badan Antariksa Eropa (ESA), ada sekitar 26.000 puing besar berukuran lebih dari 10 cm di antariksa, sedangkan 1,2 juta objek sampah lainnya berukuran lebih dari 1 cm, yang juga dapat menimbulkan kerusakan.

Husin menjelaskan, ribuan serpihan logam dan puing satelit di orbit dapat menabrak wahana antariksa aktif. Alhasil, tabrakan ini mengganggu sistem navigasi global.

Radiasi Kosmik

Ledakan bintang supernova atau fenomena galaksi jauh bisa memicu radiasi kosmik dengan energi tinggi. Kendati jauh, Husin mengatakan, partikel berenergi sangat tinggi dari ledakan atau fenomena tersebut tetap menimbulkan bahaya bagi astronaut dan satelit di luar orbit rendah.

Pengampu mata kuliah teori relativitas tersebut menambahkan, berdasarkan keterangan sejumlah astronom, bintang Betelgeuse di konstelasi Orion menunjukkan tanda-tanda akan meledak.

Dikutip dari laman Science NASA, bintang super raksasa merah-oranye ini adalah bintang terbesar di alam semesta. ‘Letusan’ Betelgeuse pada 2019 memuntahkan massa ke angkasa luar dengan bobot beberapa kali lipat Bulan.

Pada musim gugur 2019 tersebut, cahaya Betelgeuse sempat tiba-tiba meredup drastis sekitar 60 persen, kendati cerah lagi pada April 2020. Momen peredupan itu diduga astronom sebagai fase pra-supernova atau sebelum meledak.

Pentingnya Riset Pertahanan Planet

Dari ancaman di atas, ia menegaskan potensi ancaman dari langit dalam waktu dekat dapat berupa tumbukan asteroid berukuran sedang, badai Matahari ekstrem, serta paparan radiasi kosmik.

Husin menilai, kemajuan teknologi pemantauan dan kolaborasi internasional saat ini mampu mendeteksi risiko lebih dini. Selaras dengan peningkatan kesadaran global terhadap ancaman luar angkasa tersebut, ia mengajak masyarakat ilmiah dan pemerintah untuk memperkuat riset pertahanan planet.

“Perlindungan Bumi bukan hanya dilakukan dari dalam, tetapi juga dari luar. Menjaga rumah kita berarti memahami dan mengantisipasi ancaman dari semesta,” ucapnya.

(twu/nwk)



Sumber : www.detik.com