Tag Archives: mengemudi saat ngantuk

Kecelakaan Maut di Tol Cipularang, Ini Pelajaran Pentingnya



Jakarta

Kecelakaan maut lagi-lagi terjadi di Tol Cipularang. Mobil Elf menabrak bagian belakang truk. Dua orang tewas akibat kecelakaan ini.

Disebutkan, kecelakaan diduga terjadi karena sopir Elf mengantuk. Peristiwa ini terjadi di ruas Jalan Tol Cipularang, kilometer 75.100 jalur A atau dari arah Jakarta menuju Bandung, pada Rabu (29/11/2023) sekitar pukul 23.10 WIB. Kecelakaan antara mobil Elf nopol D 7337 AI dengan dump truk nopol B 9050 ZJ tersebut mengakibatkan dua orang tewas di lokasi kejadian.

Dikutip detikJabar, Kanit PJR Tol Cipularang, IPDA Triyunadi, menjelaskan kedua kendaraan tersebut tengah melaju dari arah Jakarta menuju Bandung di lajur satu. Setiba di tempat kejadian perkara (TKP), minibus tersebut melaju cukup kencang kemudian hilang kendali sehingga menabrak bagian belakang truk yang ada di depannya.


Kerasnya benturan, membuat mobil elf itu menyangkut di bagian belakang truk dan terseret hingga 100 meter. Diduga sopir elf mengantuk.

“Dari saksi kernet itu (sopir elf) mengantuk dan menabrak belakang dump truk, itu terbawa hampir 100 meter. Sopir truk setelah diminta keterangan dia mengira pecah ban dari ban dump truk, akhirnya ke pinggir di lajur satu setelah turun ternyata ada mobil elf nabrak di mobil dump truk,” katanya.

Pelajaran penting dari kecelakaan maut ini, bahwa mengemudi dalam kondisi mengantuk sangat mengancam nyawa. Untuk itu, pengendara harus memahami betul soal kondisi tubuhnya.

Praktisi keselamatan berkendara dan Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu menjelaskan bahwa rasa kantuk dapat mengurangi kemampuan dalam merespons berbagai hal.

“Sangat klasik sekali, kalau ada tanda-tanda fatigue atau letih atau ngantuk, itu segera cari tempat istirahat. Atau, menunda perjalanan kalau belum memulai perjalanan. Menunda atau mengganti moda transportasi, atau kalau ada suruh orang lain yang bawa. Intinya dia tidak boleh mengemudi saat dia letih,” ujar Jusri.

Bila dipaksakan, nyawa taruhannya. Mobil yang dikendarai berpotensi besar mengalami kecelakaan. Sopir juga sebaiknya menyadari kondisi tubuh yang sudah lelah dan tidak memaksa mengemudi. Ada baiknya untuk menepi sejenak untuk beristirahat sekitar 20-30 menit. Saat istirahat itu, pengemudi bisa melakukan power nap sebelum melanjutkan perjalanan.

(rgr/lth)



Sumber : oto.detik.com

Biar Sopir Nggak Ngantuk, Ini Cara Bagi Tugas Driver-Penumpang di Mobil



Jakarta

Kelelahan dalam mengemudi atau mengantuk saat nyetir menjadi salah satu penyebab kecelakaan terbanyak. Akibat mengantuk inilah, pengemudi menjadi tidak fokus dalam berkendara dan berujung pada kecelakaan.

Kemarin, terjadi kecelakaan maut di Jalan Tol Cipularang Km 76. Mobil bernomor polisi B-2867-BYN mengalami kecelakaan tunggal sehingga mengakibatkan tiga penumpang tewas dan dua orang lainnya luka berat.

Kapolres Purwakarta AKBP Edwar Zulkarnain mengatakan kecelakaan diduga akibat sopir mobil itu dalam kondisi mengantuk. Kecelakaan terjadi sekitar pukul 07.00 WIB, Minggu (23/6/2024).


“Kendaraan datang dari arah Bandung menuju Jakarta. Setiba di TKP, diduga pengemudi mengantuk sehingga menabrak median pembatas tol,” ujar Edwar dikutip detikJabar.

Menurut instruktur safety driving di Rifat Drive Labs (RDL) dan Road Safety Commission Ikatan Motor Indonesia (IMI) Erreza Hardian, jika melakukan perjalanan lebih dari satu orang dalam satu mobil, sebaiknya pengemudi tidak dibiarkan sadar sendirian sementara penumpang yang lainnya tidur. Penumpang lain, utamanya yang duduk di kursi depan punya peran penting untuk mencegah kecelakaan akibat sopir mengantuk.

Menurut Reza, semua penumpang mobil harus memiliki peran masing-masing agar sopir tidak bekerja sendirian. Misalnya, sopir hanya fokus berkendara. Penumpang depan membantu menjadi navigator, pengatur suhu kabin mobil dengan mengontrol panel AC, atau membantu memutar musik di sistem hiburan kendaraan. Penumpang depan yang disebut sebagai co-driver harus terjaga untuk memantau gerak-gerik pengemudi.

Kalau penumpang mau tidur, sebaiknya di bangku baris belakang. Penumpang belakang juga bisa turut men-support driver dengan menjadi penyedia camilan, misalnya.

“Jadi ketika ada penumpang atau lebih dari satu orang, risiko kelelahan bisa dimitigasi,” kata Reza kepada detikOto, Senin (24/6/2024).

Selain itu, seorang pengemudi juga harus disiplin terhadap waktu istirahat. Paling tidak, setiap dua jam sekali pengemudi harus beristirahat.

“Kalau memang bisa gentian mengemudi bisa lanjut tanpa henti. Tapi kalau hanya satu orang, (harus) ada co-driver dan tiap 2 jam istirahat minimal 15 menit. (Istirahat) ngapain aja nggak apa-apa, konsepnya memotong pekerjaan monoton. Kalau ngantuk banget baru deh power nap,” sebut Reza.

(rgr/din)



Sumber : oto.detik.com