Tag Archives: menteri

Guru Terbatas, Ruang Kelas Kurang, hingga Atap Ilalang



Jakarta

Saat skena pendidikan nasional membicarakan program sekolah rakyat hingga Makan Bergizi Gratis (MBG), SMP Negeri 3 Wamena masih memiliki kebutuhan mendasar yang perlu dipenuhi, yaitu kecukupan guru dan ruang kelas. Sekolah ini terletak di di Minimo, Kecamatan Maima, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan.

Kepala SMP Negeri 3 Wamena, Ansgar Blasius Biru S Pd, M Pd, mengatakan, jika dirinya ingin menyampaikan suatu hal penting untuk pemerintah, maka itu adalah kebutuhan guru dan ruang kelas. Setelah itu, baru dukungan untuk murid berupa asrama bagi anak yang memiliki tempat tinggal sangat jauh.

“Pertama, kami masih membutuhkan ruang kelas untuk belajar, terus dukungan asrama untuk para murid. Ini memang kami sangat kesulitan dengan tempat tinggal mereka yang sangat jauh dari sekolah,” katanya kepada detikcom, saat ditemui Kamis (9/10/2025).


Menurutnya, keberadaan asrama bagi siswa yang berjarak jauh dari sekolah sangat penting. Melalui asrama, anak-anak tersebut bisa dikumpulkan dan dipenuhi kebutuhannya sebagai pelajar sesuai keseharian mereka.

“Saya sangat optimis bahwa pasti ada peningkatan sumber daya mereka, kualitas pendidikan untuk mereka,” imbuh Blasius.

Keterbatasan Tenaga Pendidik, Guru BK Tidak Ada

Blasius mengakui, pendidikan di Provinsi Papua Pegunungan secara keseluruhan masih tertinggal dibanding wilayah lain di Papua. Ia berharap, pemerintah bisa lebih memperhatikan sekolah-sekolah di Papua Pegunungan.

“Masih sangat tertinggal dengan teman-teman, saudara-saudara kita yang ada di wilayah barat, bahkan juga di wilayah tengah. Nah ini juga sesuatu yang menjadi suatu pemikiran dari Pemerintah Pusat, pimpinan untuk bisa memperhatikan tentang pendidikan kami,” ucap guru asal Nusa Tenggara Timur (NTT) tersebut.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan, sekolah di Papua Pegunungan mengalami keterbatasan guru. Bahkan, katanya, masih sangat kurang.

Di SMPN 3 Wamena sendiri, ia mengatakan, tidak ada guru Bimbingan Konseling (BK). Padahal, menurutnya, guru BK penting dalam pendidikan karakter.

“Ini hal yang sangat penting bahwa kami masih sangat terbatas dengan tenaga kependidikan, terutama guru-guru BK, yang sekarang Menteri Pendidikan genjot bahwa bagaimana penanaman karakter. Nah, guru-guru BK masih sangat terbatas (di sini). Masih sangat jauh, masih sangat kurang. Terutama kami di SMP 3, sama sekali tidak ada guru Bimbingan Konseling,” ungkapnya.

Menurut laporan di laman Sekretariat Negara pada 2024, keterbatasan guru di tanah Papua telah menjadi tantangan yang belum rampung diselesaikan. Guru yang ada sering kali mengajar hingga tiga mata pelajaran berbeda.

Laporan menyebut, kondisi ini terjadi karena fenomena guru yang pilah-pilih tempat mengajar. Mayoritas guru kebanyakan berada di sekolah-sekolah perkotaan, sedangkan di daerah terpencil sangat sedikit.

Mayoritas Sekolah di Papua Pegunungan Masih Kekurangan Ruang Kelas

Kepala SMP Negeri 3 Wamena menyampaikan, kekurangan ruang kelas tidak hanya di sekolahnya, melainkan juga di Provinsi Papua Pegunungan. Khususnya yakni di Kabupaten Jayawijaya.

“Fasilitas juga, bahwa kami masih sangat terbatas. Mulai dari ruang kelas, yang masih kurang. Ini saya bicara bukan khusus untuk SMP 3, tapi secara keseluruhan untuk Provinsi Papua Pegunungan, khususnya untuk Kabupaten Jayawijaya. Jadi masih sangat terbatas,” kata Blasius.

Sementara itu, di beberapa sekolah, masih ada ruang kelas yang memiliki atap dari alang-alang atau ilalang. Hal ini belum ditambah akses sekolah yang jauh dari kota.

“Kalau diakses ke daerah-daerah yang sangat jauh dari Kota Wamena, itu ruang kelas masih sangat terbatas, masih atapnya berupa alang-alang atau secara tradisional mereka membangun dan mereka menempati ruang kelas itu. Memang sangat terbatas,” ujarnya.

Selain itu, model kurikulum yang memasukkan konten digital juga menjadi tantangan tersendiri di tanah Papua. Terutama di wilayah Papua Pegunungan, akses internet masih sangat terbatas.

“Apalagi sekarang pembelajaran digital, kami masih sangat terbatas dengan akses internet,” tuturnya.

(faz/twu)



Sumber : www.detik.com

DPR Sepakat Bentuk Pansus Angket Haji, Menag: Kita Ikuti Prosesnya



Jakarta

DPR RI menyepakati pembentukan panitia khusus (pansus) hak angket pengawasan haji dalam rapat paripurna ke-21 hari ini. Merespons hal itu, Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas menyatakan siap mengikuti prosesnya.

“Kita ikuti saja, itu kan proses yang dijamin oleh konstitusi kan, ya jadi kita ikuti saja, ” ujar Yaqut kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (9/7/2024).

Yaqut juga mengatakan akan memberikan seluruh laporan, mulai dari persiapan hingga pelaksanaan ibadah haji 2024. Bahkan Yaqut menegaskan akan menyampaikan laporan apa adanya.


“Jadi semua proses akan kita laporkan kan. Mulai dari persiapan sampai pelaksanaan ibadah haji akan kita sampaikan. Apa adanya,” katanya.

Pria yang akrab disapa Gus Men juga menambahkan, saat ini pemerintah masih fokus untuk menyelesaikan pelayanan dalam operasional haji. Evaluasi akan dilakukan setelah masa operasional haji tuntas.

“Ini masa operasional haji masih berlangsung sampai 23 Juli 2024. Jadi masih berlangsung nih haji,” jelasnya.

Diberitakan detikNews, usulan pembentukan hak angket pansus haji disampaikan Anggota Komisi VIII DPR RI Selly Andriany Gantina. Selly menyampaikan sederet pertimbangan pembentukan pansus yang salah satunya terkait ketidaksesuaian pembagian kuota haji.

“Bahwa kuota haji khusus ditetapkan sebesar 8 persen dari kuota haji Indonesia sehingga keputusan Menag No 118 Tahun 2024 tentang petunjuk pelaksanaan pemenuhan kuota haji khusus tambahan dan sisa kuota haji 2024 bertentangan dengan UU dan tak sesuai dengan hasil kesimpulan rapat Panja Komisi VIII dengan Menag terkait penetapan BPIH,” kata Selly.

Anggota Fraksi PDI-P itu juga menyampaikan ada 35 anggota DPR RI yang sudah menandatangani hak angket.

Dalam kesempatan tersebut, Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar atau Cak Imin selaku pimpinan rapat meminta persetujuan kepada semua anggota DPR. Anggota DPR menjawab setuju.

(nla/kri)



Sumber : www.detik.com

Obsesi Menag Turunkan Biaya Haji, Ingin Buat Jemaah 3 Kali Senyum



Jakarta

Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar berhasil menurunkan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) tahun ini. Alasannya karena ingin membuat jemaah haji bisa 3 kali senyum.

Hal itu ia lakukan atas perintah Presiden Prabowo Subianto. Nasaruddin pun berhasil menurunkannya sebesar Rp 4.000.027,21 dibandingkan dengan BPIH 2024.

“Karena obsesi kami seperti arahannya Pak Presiden kita, Pak Prabowo ya. Bagaimana jamaah haji bisa tiga kali tersenyum,” katanya dalam dRooftalk detikcom.


“Tersenyum di awal karena dia bisa lebih murah daripada tahun sebelumnya. Tersenyum di tengah karena mendapatkan pelayanan yang maksimum dari aparat. Dan tersenyum ketiga adalah mereka membawa pulang haji mabrur, yang nasionalismenya semakin kencang, semakin kuat untuk membangun bangsanya,” terangnya.

Beberapa langkah Menag lakukan untuk menekan biaya haji. Mulai dari penghematan tenaga manusia hingga tiket pesawat terbang.

“Misalnya penghematan tenaga kerja manusia ya, kita kan sekarang bisa menggunakan IT ya, itu penghematan dari sudut itu,” ujar Nasaruddin Umar.

“Kita bisa melobi-lobi penerbangan juga. Nah sekarang kita lempar publik, akhirnya kan yang mendaftar itu banyak. Tapi yang masuk seleksi sistem kita itu adalah Saudi Arabia, Garuda, dan Lion pendatang baru. Akhirnya kan bisa menurunkan harga,” sambungnya.

Tak hanya itu, Nasaruddin Umar juga membuka tender untuk pelayanan lainnya. Hingga akhirnya, biaya haji tahun ini bisa mengalami penurunan.

“Sama juga Masyair di Makkah itu kan, Masyair itu adalah penyelenggara haji di Mina, Arafah, Armina itu ya. Nah dulu kan monopoli satu, nah sekarang ini kita lempar ke publik. Terjadilah persaingan, akhirnya penurunan terjadi,” kata Imam Besar Masjid Istiqlal itu.

“Sama juga dengan perhotelan, kita intervensi langsung. Jangan kita membeli hotel dari pihak kedua atau pihak ketiga. Nah kita direct langsung ke yang bersangkutan. Maka itu kita proaktif. Ternyata kita bisa temukan harga yang sangat berbeda. Sama juga dengan katering, katering itu kita intervensi juga,” jelasnya.

Padahal jika melihat nilai tukar terhadap dolar, penurunan biaya haji rasa-rasanya tidak mungkin terjadi. Namun karena keyakinannya, Nasaruddin Umar pun mampu melakukan hal tersebut bersama tim.

“Anda bisa bayangkan, dolar kita sekarang kan Rp 16.200 ya. Kemudian bantuan BPKH dulu 40%, sekarang turun, jadi hanya 38%. Nah kemudian terjadi kemahalan harga-harga sekarang kan, termasuk kenaikan pajak di Saudi Arabia. Tapi kok kita bisa turun, ya mestinya kan naik ya kan,” jelas Nasaruddin Umar.

“Bahkan naiknya harus ada signifikan, tapi malah turun. Nah penurunan harga ini kami sudah perhitungkan tidak terjadi semacam kegagalan pelayanan yang baik. Nah terserah Allah ya, kami sudah berikhtiar sedemikian rupa,” tukasnya.

Seperti diketahui, Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 2025 sebesar Rp 89.410.258,79 per jemaah. Angka ini lebih rendah dari 2024 yang mencapai Rp 93.410.286.

Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) yang dibayar jemaah rata-rata sebesar Rp 55.431.750,78 atau 62% dari total BPIH. Sisanya yang sebesar 38% atau rata-rata sebesar Rp 33.978.508,01 dialokasikan dari nilai manfaat.

Meskipun BPIH ini lebih rendah dari tahun sebelumnya, pemerintah tidak akan mengurangi kualitas pelayanan haji.

Selengkapnya saksikan dRooftalk bersama Menteri Agama Prof. Nasaruddin Umar di detikcom malam ini jam 19.00 WIB.

(hnh/kri)



Sumber : www.detik.com

Tragedi Pembantaian Orang-orang Beriman dalam Kisah Ashabul Ukhdud



Jakarta

Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan kisah ashabul ukhdud. Dalam kisah tersebut, terjadi pembantaian orang-orang beriman yang dilakukan seorang raja kafir pada masa pra-Islam.

Kisah ini diceritakan dalam Karamat Al-Auliya’ karya Abul Fida’ Abdurraqib bin Ali bin Hasan Al-Ibi yang diterjemahkan Abdurrosyad Shidiq. Riwayat Imam Muslim ini berasal dari Haddab bin Khalid, dari Hammad bin Salamah, dari Tsabit, dari Abdurrahman bin Abu Laila, dari Shuhaib dari Rasulullah SAW.

Diceritakan, ada seorang raja yang mempunyai tukang sihir. Ketika tukang sihir itu sudah tua, ia minta kepada raja seorang pemuda untuk meneruskan ilmu sihirnya.


“Sekarang saya sudah tua, kirimkanlah seorang pemuda kepada saya, akan saya ajari ilmu sihir,” kata tukang sihir itu.

Sang raja kemudian mengirim pemuda kepadanya. Di tengah perjalanan, pemuda tersebut bertemu seorang pendeta lalu ia diajak duduk mendengarkan ajaran pendeta tadi. Hal ini terus berlanjut, ketika pemuda akan menemui tukang sihir, ia menemui pendeta dulu dan mendengarkan ajarannya. Karenanya, jika ia bertemu tukang sihir, ia dipukuli. Pemuda kemudian mengadukannya kepada pendeta dan mendapat saran.

“Jika kamu takut dimarahi tukang sihir, katakan ‘Aku dihalang-halangi keluargaku’ dan kalau kamu takut dimarahi keluargamu katakan, ‘Aku ditahan tukang sihir’,” kata pendeta menasihati pemuda itu.

Pada kondisi itu, saat berada dalam perjalanan, pemuda tersebut melihat binatang raksasa menghalangi orang-orang yang hendak lewat. Ia berkata, “Hari ini aku akan tahu, mana sebenarnya yang lebih utama, tukang sihir atau pendeta.”

Ia lantas mengambil batu seraya berkata, “Ya Allah, jika ajaran, pendeta itu lebih Engkau sukai daripada ajaran tukang sihir, bunuhlah binatang ini supaya orang-orang bisa lewat.”

Begitu ia melemparkan batu, binatang itu seketika tewas. Setelah itu, ia menceritakan kejadian ini kepada pendeta.

Mendengar hal itu, pendeta berkata, “Wahai anakku, hari ini kamu lebih mulia daripada aku. Aku sudah tahu apa yang terjadi padamu, dan kamu akan diuji. Kalau kamu diuji, jangan kamu tunjuk aku.”

Alkisah, pemuda tadi bisa menyembuhkan orang buta dan berbagai macam penyakit. Keahliannya itu terdengar oleh seorang menteri yang buta.

“Kalau kamu dapat menyembuhkan aku, apa yang ada di sini akan kuberikan kepadamu,” kata menteri.

“Saya tidak dapat menyembuhkan siapa pun. Yang bisa menyembuhkan hanyalah Allah. Kalau Anda mau beriman kepada Allah, aku akan berdoa semoga Dia menyembuhkan Anda,” kata pemuda itu.

Sang menteri pun beriman kepada Allah SWT dan Allah SWT menyembuhkannya. Ia kemudian menghadap raja dan ikut rapat seperti biasa. Kemudian, terjadilah dialog antara raja dan menteri.

“Siapa yang mengembalikan penglihatanmu itu?” tanya raja.

“Tuhanku,” jawab menteri.

“Apakah kamu punya Tuhan selain aku?” tanya raja.

Menteri itu pun menjawab, “Tuhanku dan Tuhan Anda adalah Allah.”

Mendengar itu, raja langsung menangkap dan menyiksa menteri itu sampai akhirnya menteri memberitahukan pemuda yang menyembuhkannya.

Pemuda itu lantas menghadap raja dan menjawab pertanyaan yang diajukan padanya. “Aku telah mendengar bahwa dengan sihirmu kamu bisa menyembuhkan orang buta, sakit belang, dan lain-lainnya,” kata raja.

Pemuda itu menjawab, “Sesungguhnya aku tidak dapat menyembuhkan siapa pun. Yang dapat menyembuhkan hanyalah Allah.”

Seperti menteri sebelumnya, raja pun menangkap pemuda itu dan menyiksanya. Sampai akhirnya pemuda itu menunjuk pendeta.

Tibalah giliran pendeta menghadap raja. Sang raja langsung memintanya keluar dari agamanya. Sang pendeta pun menolak. Raja murka, ia minta diambilkan gergaji lalu membelah tubuh pendeta itu dengan terus memintanya keluar dari agamanya.

Lagi-lagi pendeta menolak. Raja kemudian memanggil pemuda dan menteri yang sebelumnya ia siksa. Ia minta mereka keluar dari agamanya tapi keduanya menolak. Raja pun melakukan penyiksaan yang sama kepada menteri itu–menurut versi lain, menteri dan rahib itu juga disiksa hingga tewas–sedangkan terhadap pemuda, ia menyerahkannya kepada pengikut raja untuk disiksa di gunung dan laut sampai mau keluar dari agamanya.

Saat dibawa ke gunung, pemuda itu berdoa kepada Allah, “Ya Allah, jagalah aku dari kejahatan mereka dengan cara yang Engkau kehendaki.” Seketika gunung bergetar hebat dan menjatuhkan orang-orang suruhan raja.

Pun ketika dibawa ke laut, ia memanjatkan doa yang sama. Lalu, Allah SWT menenggelamkan orang-orang suruhan raja.

Pemuda itu kemudian menemui raja. Melihat pemuda masih hidup, sang raja kaget bukan main. “Apa yang terjadi dengan orang-orang yang membawamu?” tanya raja.

“Allah menjagaku dari kejahatan mereka. Sesungguhnya kamu tidak dapat membunuhku, kecuali jika kamu mau melakukan apa yang kuperintahkan,” kata pemuda itu.

Pemuda itu minta raja mengumpulkan orang-orang di suatu tempat yang tinggi. Setelah itu, ia minta disalip lalu dipanah menggunakan panahnya sambil membaca bismillahi rabbil ghulam (dengan nama Allah, Tuhannya pemuda ini). Raja pun melakukannya dan pemuda itu mati.

Orang-orang yang datang menyaksikan kejadian tersebut lalu menyatakan keimanannya kepada Tuhannya pemuda tadi. Setelah kejadian itu, raja ditanya, “Bagaimana pendapat Anda tentang apa yang Anda khawatirkan? Sungguh telah terjadi apa yang pernah Anda kuatirkan, orang-orang telah beriman.”

Mendengar itu, raja minta dibuatkan parit lengkap dengan nyala api di mulut-mulut jalannya. Siapa pun yang enggan keluar dari agamanya akan dilemparkan ke parit yang apinya berkobar-kobar itu.

Syaikh Hamid Ahmad Ath-Thahir Al-Basyuni dalam Shahih Qashashil Qur’an yang diterjemahkan Muhyiddin Mas Rida dan Muhammad Khalid Al-Sharih mengatakan, kisah pembakaran dan pembuatan parit ini diceritakan dalam Al-Qur’an surah Al-Buruj ayat 1-10.

Wallahu a’lam.

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com