Tag Archives: merawat mobil

Ini Cara Merawat Mobil yang Jarang Dipakai Agar Tetap Optimal


Jakarta

Merawat mobil merupakan hal yang harus dilakukan oleh pemiliknya. Apalagi jika mobil tersebut digunakan setiap hari, tentu perawatannya harus lebih apik lagi.

Namun, ada juga sejumlah pemilik mobil yang jarang menggunakan kendaraannya. Biasanya, mobil hanya digunakan untuk menghadiri acara tertentu atau sekadar jalan-jalan di akhir pekan.

Tentu, mobil terbilang lebih awet karena komponen-komponen di dalamnya jarang berfungsi. Meski begitu, bukan berarti mobil yang jarang dipakai bisa terbebas dari masalah.


Ada sejumlah dampak yang ditimbulkan jika mobil jarang dipakai. Rasanya sayang bukan setelah membeli mobil idaman tapi rusak begitu saja?

Untuk itu, ada beberapa cara dalam merawat mobil yang jarang digunakan. Seperti apa tipsnya? Simak dalam artikel ini.

Ini Akibat Mobil Jarang Dipakai

Jika detikers berpikir mobil yang jarang dipakai akan lebih awet, justru hal tersebut salah. Dilansir Auto2000, ada sejumlah dampak yang ditimbulkan akibat mobil jarang dipakai, yaitu:

  1. Ban mobil lama kelamaan kekurangan angin. Jika tidak segera diisi angin, hal ini membuat ban cepat rusak karena tidak kuat menanggung beban mobil yang erat.
  2. Karat di berbagai komponen mobil, mulai dari rem, piringan cakram, tangki bensin, dan bagian lainnya.
  3. Munculnya jamur, debu, dan kotoran karena mobil hanya tersimpan di garasi dan tidak dibersihkan. Umumnya jamur muncul di sekitar kaca jendela, wiper, hingga cat bodi mobil.
  4. Kotoran juga dapat menyumbat filter dan saluran AC mobil.
  5. Aki mobil jadi cepat aus dan tidak bisa digunakan kembali.
  6. Oli dan bahan bakar mengendap di dalam mesin.
  7. Kerusakan pada sejumlah fitur elektronik di dalam mobil seperti tombol jendela otomatis dan head unit

Cara Mudah Merawat Mobil yang Jarang Dipakai

Kalau mobil detikers memang jarang dipakai, bukan berarti dibiarkan terbengkalai begitu saja di garasi rumah. Jika iya, maka siap-siap saja mobil kesayanganmu akan mengalami sejumlah ‘penyakit’ seperti penjelasan di atas.

So, mobil yang jarang dipakai tetap harus dirawat dan dicek komponen mesinnya. Untuk lebih jelasnya, simak sejumlah tipsnya di bawah ini:

1. Bersihkan Mobil

Mobil yang jarang dipakai juga bisa kotor akibat terkena debu. Tak hanya bagian eksteriornya saja, namun interior mobil juga bisa kotor.

Kamu bisa mencuci bagian luar mobil terlebih dahulu sampai bersih. Setelah itu, bersihkan debu dan kotoran di interior mobil dengan vacuum cleaner atau dilap dengan cairan khusus.

2. Panaskan Mobil Setiap Hari

Nah, banyak pemilik mobil yang malas memanaskan mobil karena jarang digunakan. Sebenarnya, hanya 1-2 menit saja sudah cukup untuk memanaskan mobil sesaat.

Saat memanaskan mobil, nyalakan juga semua fitur yang ada di dalamnya seperti AC, lampu sein, headlamp, radio, power window, atau sekadar maju dan mundur di garasi. Hal ini juga untuk memastikan kalau komponen mobil masih berfungsi baik.

3. Mengganti Oli Mesin

Mobil yang rutin digunakan setiap hari memang dianjurkan untuk mengganti oli mesin secara berkala. Lalu, bagaimana dengan mobil yang jarang dipakai?

Meski tidak dikendarai dalam waktu lama, oli mesin juga harus diganti. Sebab, ketika mobil jarang digunakan maka kualitas oli ikut terpengaruh.

Seiring waktu, senyawa kimia oli mesin akan mengalami perubahan terkait proses oksidasi yang secara alami terjadi. Masalahnya, kandungan air sebagai akibat dari oksidasi pada oli mesin akan meningkat hingga mencapai level yang berbahaya jika didiamkan.

Jadi, kamu harus memastikan bahwa volume oli sudah cukup dan lakukan pengecekan menggunakan dipstick. Jika oli mesin sudah tidak cukup atau kualitasnya berkurang, segera ganti dengan oli yang baru.

4. Cek Tekanan Ban Mobil

Perlu diingat, mobil yang jarang dipakai juga dapat mempengaruhi tekanan ban, apalagi kalau mobil diparkir dalam garasi berubin dingin. Jika terus dibiarkan, ban yang kempes dapat merusak velg mobil.

Oleh sebab itu, usahakan cek kondisi ban secara berkala dan hindari ban kempes dalam waktu yang lama.

Demikian tips mengenai cara merawat mobil yang jarang dipakai agar tetap optimal. Semoga artikel ini dapat membantu detikers.

(ilf/fds)



Sumber : oto.detik.com

Tips Merawat Mobil, Kapan Sebaiknya Ganti Ban?



Jakarta

Merawat mobil menjadi suatu keharusan, sebab kondisi ini akan menentukan kondisi mobil dalam jangka panjang.

Hasil studi yang dilakukan oleh Automotive Aftermarket Industry Association, kendaraan yang dirawat secara rutin dapat menempuh jarak hingga 300.000 kilometer, sedangkan sedangkan kendaraan yang diabaikan biasanya hanya mencapai sekitar 100.000 km.

Hankook Tire membagikan insight perawatan mobil yang sebaiknya diketahui setiap pengendara baru.


“Merawat mobil seharusnya sudah dilakukan sejak awal pembelian, bukan menunggu ada masalah, karena kebiasaan ini akan menentukan kondisi mobil jangka panjang, menekan risiko kecelakaan, sekaligus menghindarkan dari biaya perbaikan yang tidak perlu,” kata National Sales Manager Passenger Car Radial (PCR) Hankook Tire Sales Indonesia, Apriyanto Yuwono.

Berikut ini tips merawat mobil:

Pertama, rutin ganti oli mesin.

Oli berfungsi melumasi komponen mesin agar tidak cepat aus, membantu menjaga suhu mesin tetap stabil saat macet, hingga membersihkan kotoran logam dan sisa pembakaran. Untuk mencegah kerusakan pada mesin, sebaiknya ganti oli setiap 6 bulan atau 10.000 km, tergantung mana yang tercapai lebih dahulu. Jika mesin mengeluarkan suara kasar atau indikator oli pada speedometer menyala, segera lakukan penggantian oli untuk menghindari kerusakan lebih lanjut.

Kedua, cek air radiator dan sistem pendinginan.

Air radiator berperan penting dalam menjaga kestabilan suhu mesin. Dengan sirkulasi yang terus-menerus menyerap dan melepaskan panas, cairan ini mencegah terjadinya overheat, yang dapat merusak komponen mesin secara permanen. Idealnya, kuras air radiator setiap 2 tahun atau 40.000 km, tergantung mana yang tercapai lebih dulu. Jika warnanya mulai keruh atau kecokelatan, tandanya air radiator sudah terkontaminasi dan perlu segera diganti. Hindari penggunaan air biasa karena dapat menyebabkan karat pada sistem pendingin.

Ketiga, cek kondisi kampas rem.

Kampas rem memiliki ukuran minimum yang aman yaitu 3 mm untuk bagian depan dan 2 mm untuk bagian belakang. Secara umum, kampas rem sebaiknya diganti setelah mobil menempuh 60.000-70.000 km untuk transmisi manual, sementara pada transmisi otomatis sebaiknya dilakukan lebih cepat, yakni setelah 35.000-40.000 km. Selain jarak tempuh, tanda-tanda kampas rem perlu segera diganti antara lain muncul suara berdecit dan berkurangnya daya cengkeram saat pengereman. Penggantian kampas rem sebelum habis penting untuk menjaga efektivitas pengereman dan keselamatan.

Keempat, periksa ban mobil.

Posisi ban yang kurang presisi bisa menyebabkan mobil terasa tidak stabil, keausan ban menjadi tidak merata, hingga mengurangi kenyamanan berkendara. Untuk itu, lakukan spooring dan balancing secara rutin agar performa ban tetap optimal. Spooring adalah penyetelan sudut roda agar kembali sejajar sesuai standar pabrik sehingga ban mobil tetap stabil dan lurus. Sedangkan balancing adalah menyeimbangkan bobot kendaraan pada ban dan velg, fungsinya mengurangi getaran, serta memperpanjang umur ban dan suspensi. Tanda kendaraan membutuhkan spooring dan balancing umumnya terasa dari getaran pada setir saat melaju di kecepatan tertentu, mobil cenderung menarik ke satu sisi, atau terasa kurang stabil saat dikendalikan. Lakukan spooring & balancing setiap 10.000 km hingga maksimal 20.000 km.

Kelima, isi tekanan angin ban yang sesuai.

Tekanan angin yang tepat sangat penting untuk menjaga kestabilan, kenyamanan, dan efisiensi bahan bakar. Tekanan yang kurang bisa membuat ban cepat aus di bagian samping, sedangkan tekanan berlebih berisiko membuat ban lebih keras dan daya cengkeram berkurang. Tekanan angin ideal bervariasi sesuai jenis mobil, yakni MPV (33-36 Psi), City Car (30-36 Psi), Sedan (30-33 Psi), dan SUV (35-40 Psi), atau sesuai dengan rekomendasi pabrikan.

“Salah satu aspek penting dalam preventive maintenance adalah memperhatikan kondisi ban, sebagai satu-satunya komponen kendaraan yang bersentuhan langsung dengan aspal. Banyak pengendara menganggap ban masih layak pakai selama belum bocor atau rusak parah, padahal usia dan jarak tempuh juga menentukan. Idealnya, ban diganti setiap 2-3 tahun atau setelah menempuh 40.000 km, dan saat pola telapak sudah mencapai batas thread wear indication (TWI).” jelas Apriyanto.

(riar/lua)



Sumber : oto.detik.com