Tag Archives: mesir

Brand Modest Ellaya Gandeng Puteri Indonesia Bawakan Koleksi Hari Raya 2025

Jakarta

Brand hijab dan modest wear Ellaya merilis koleksi Lebaran 2025 bertajuk Papyrus Bloom. Ellaya menggandeng Puteri Indonesia untuk membawakan koleksi tersebut.

Happy Jehan sebagai pemilik brand Ellaya mengungkapkan inspirasi koleksi Papyrus Bloom dari bunga pada zaman Mesir kuno yang masih bermanfaat hingga kini. Sejalan dengan tema koleksi, Ellaya menggandeng Puteri Indonesia untuk membawakan sejumlah koleksi teranyarnya.

“Ellaya menampilkan 20 look dan salah satunya series Papyrus Bloom. Ibaratnya wanita modern tetap harus membawa inspirasi bagi banyak orang bergaya elegan dan stylish setiap saat. Bloomnya itu seorang wanita itu harus terus berkembang dan menggapai masa depan. Koleksi ini dibawakan oleh para Puteri Indonesia yang cantik dan cerdas,” kata Happy Jehan kepada Wolipop saat ditemui usai trunk show Papyruz Bloom di The Westin Jakarta.


Koleksi Ellaya Mengangkat Tema 'Papyrus Bloom' Raya Collection 2025Koleksi Ellaya Mengangkat Tema ‘Papyrus Bloom’ Raya Collection 2025. Foto: Mohammad Abduh/detikcom.

Brand yang baru berdiri sejak dua tahun lalu itu mempunyai DNA warna monokrom yang timeless dan dimanis. Jehan menuturkan untuk koleksi Lebaran, dia menghadirkan desain dengan sentuhan gold.

“Cuttingannya flowy, drapery, bahannya ada silk, jaquard, lace dan katun. Bahannya mix rata-rata dari Indonesia. Ada one set, abaya, mermaid skirt, pants dan kaftan. Ada sarimbit tapi di koleksi ketiga yang satu keluarga. Baju koko hingga baju anak,” tambahnya.

Para Puteri Indonesia dipilih Ellaya untuk membawakan koleksi Lebaran 2025 karena merepresentasikan konsep elegan. Penampilan mereka juga bisa membuat wanita Indonesia tampil semakin percaya diri.

Koleksi Ellaya Mengangkat Tema 'Papyrus Bloom' Raya Collection 2025Koleksi Ellaya Mengangkat Tema ‘Papyrus Bloom’ Raya Collection 2025 Foto: Mohammad Abduh/detikcom

Puteri Indonesia yang menjadi model di antaranya Melati Tedja dan Sophie Kirana. Keduanya tampil anggun saat catwalk membawakan koleksi Papyruz Bloom.

Memiliki desain yang timeless, Jehan mengucapkan kokeksi ini tak hanya untuk Hari Raya tapi juga acara lainnya. Harga koleksi Papyruz Bloom mulai dari Rp 300 Ribu hingga Rp 1,7 Juta.

(gaf/eny)

Sumber : wolipop.detik.com

Alhamdulillah muslimah sholihah hijab اللهم صل على رسول الله محمد
ilustrasi gambar : unsplash.com / Satria SP

Mampu Mengatur Keuangan Dulu Baru Selanjutnya Pilih Investasi


Tangerang

Mengatur keuangan merupakan kemampuan yang harus dimiliki setiap orang. Felicia Putri, investment storyteller, berbagi tips dan mindset dalam mengatur keuangan hingga berinvestasi.

Menurutnya, merencanakan keuangan ibarat piramida Mesir.

“Terkenal karena dia punya bangunan yg sangat kokoh karena bawahnya gede dan kuat. Sebagaimana piramida sebagaimana financial kita seharusnya,” kata Felicia di BNI Expo 2024 pada 3 Agustus 2024.


Setelah mampu mengatur keuangan secara baik, Felicia mengatakan, itulah saat yang tepat untuk berinvestasi. Sama halnya dengan mengatur keuangan, berinvestasi juga membutuhkan pola pikir seperti piramida Mesir.

“Orang baru mulai investasi, langsung investasi kripto, investasi saham. Penting kita fokus ke pondasinya. Yaitu, investasi dan asuransi kesehatan,” katanya.

Ia menekankan dengan pola pikir dan permulaan yang tepat, orang akan dapat secara konsisten berinvestasi. Ia berharap dengan langkah yang tepat, masyarakat tidak jera berinvestasi.

“Pemula mulai dari reksa dana pasar uang, dari yang rendah risiko biar gak kapok. Karena kalau kapok gak mau coba lagi. Gapapa bosan,” katanya.

(hns/hns)

Sumber : finance.detik.com

Alhamdulillah kaya raya uang اللهم صل على رسول الله محمد
Image : unsplash.com / towfiqu barbhuiya

Zaskia Adya Mecca Hingga Ratna Galih Ikut Global March untuk Bela Palestina

Mesir

Aktris dan pengusaha hijab Zaskia Adya Mecca bersama sembilan figur publik Indonesia mengikuti aksi Global March to Gaza di Mesir, Jumat (13/6/2025), sebagai bentuk dukungan kemanusiaan untuk rakyat Palestina. Mereka sudah berangkat dari Jakarta ke Kairo pada Kamis (12/06/2025).

Mereka bergabung dalam aksi jalan kaki yang diikuti masyarakat internasional sejauh ±50 km. Perjalanan dimulai hari ini dari Kairo, Mesir ,menuju Gerbang Rafah, Gaza.

Global March to Gaza adalah gerakan damai internasional yang menuntut dibukanya akses bantuan kemanusiaan ke wilayah Gaza, yang hingga kini masih diblokade zionis Israel. Aksi ini diikuti oleh lebih dari 7.000 orang dari lebih dari 54 negara, dan jumlahnya diperkirakan terus bertambah.


Mereka berjalan kaki untuk memberikan tekanan moral kepada pemerintah Mesir agar membuka jalur bantuan berupa makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Zaskia Adya Mecca, Indadari hingga Ratna Galih  mengikuti aksi Global March to Gaza di Mesir, Jumat (13/6/2025), sebagai bentuk dukungan kemanusiaan untuk rakyat Palestina.Zaskia Adya Mecca, Indadari hingga Ratna Galih mengikuti aksi Global March to Gaza di Mesir, Jumat (13/6/2025), sebagai bentuk dukungan kemanusiaan untuk rakyat Palestina. Foto: Dok. Kitabisa.

Zaskia menjadi inisiator keikutsertaan Indonesia dalam aksi ini. Dia mengaku terdorong oleh rasa prihatin karena belum ada delegasi dari Indonesia yang bergabung.

“Negara kita mayoritas muslim, tapi belum ada yang hadir di gerakan ini. Saat tahu itu, aku merasa malu. Kalau bisa berbuat sesuatu, kenapa harus diam?” ujar Zaskia.

Bersama rekan-rekannya, dia memutuskan untuk berangkat membawa suara Indonesia ke aksi global ini. Selain Zaskia, ada juga rekan selebriti lainnya, antara lain Ratna Galih, Wanda Hamidah, Hamidah Rachmayanti, Indadari Mindrayanti, Irfan Farhad, Hemy Sution, Nur Aminah, Tandya Rachmat Sampurna, dan Muhammad Hibatur Rahman dari Kitabisa.

Zaskia Adya Mecca, Indadari hingga Ratna Galih  mengikuti aksi Global March to Gaza di Mesir, Jumat (13/6/2025), sebagai bentuk dukungan kemanusiaan untuk rakyat Palestina.Zaskia Adya Mecca, Indadari hingga Ratna Galih mengikuti aksi Global March to Gaza di Mesir, Jumat (13/6/2025), sebagai bentuk dukungan kemanusiaan untuk rakyat Palestina. Foto: Dok. Kitabisa.

Ratna Galih menyampaikan alasannya bergabung membawa misi kemanusiaan untuk Palestina. Dia berharap aksi ini bisa menggugah lebih banyak orang untuk peduli dan ikut menyuarakan keadilan untuk Palestina.

“Sebagai seorang ibu, aku tidak bisa diam melihat anak-anak di Gaza terus menjadi korban. Apa bedanya mereka dengan anak-anakku? Aku ingin anakku tumbuh di dunia yang menolak kekerasan,” katanya.

Ini bukan kali pertama Zaskia, Hamidah , dan Ratna Galih turun langsung membantu pengungsi Palestina. Pada Agustus 2024, mereka telah menyalurkan bantuan di Yordania.

Zaskia Adya Mecca, Indadari hingga Ratna Galih  mengikuti aksi Global March to Gaza di Mesir, Jumat (13/6/2025), sebagai bentuk dukungan kemanusiaan untuk rakyat Palestina.Zaskia Adya Mecca, Indadari hingga Ratna Galih mengikuti aksi Global March to Gaza di Mesir, Jumat (13/6/2025), sebagai bentuk dukungan kemanusiaan untuk rakyat Palestina. Foto: Dok. Kitabisa.

Mereka mendatangi lokasi pengungsian di Amman dan menyerahkan bantuan berupa makanan, alat medis, dan kebutuhan dasar lainnya secara langsung kepada para penyintas. Lalu pada Mei 2025, Zaskia dan Ratna kembali melanjutkan aksi kemanusiaan ke Mesir, menjangkau para penyintas Palestina yang terdampak krisis.

Aksi mereka kali ini menjadi bagian dari komitmen berkelanjutan dalam menyuarakan dan mendukung perjuangan rakyat Palestina.

“Jujur, aku gemas melihat situasi ini terus terjadi dan seolah tidak ada yang bisa menghentikan. Rasanya kalau ada yang bisa kita lakukan, kenapa tidak?” pungkas istri sutradara Hanung Bramantyo itu.

(gaf/hst)



Sumber : wolipop.detik.com

Ivan Gunawan Rilis Hijab untuk Dukung Palestina, Keuntungan Didonasikan

Depok

Desainer Ivan Gunawan meluncurkan koleksi hijab bertajuk Love, Hope, For Humanity melalui lini brand hijabnya, Mandjha Hijab. Koleksi ini ia buat untuk menunjukkan solidaritas dan dukungan untuk kemanusiaan di Palestina.

Melihat besarnya minat publik dan panggilan moral yang makin kuat, Ivan menampilkan koleksi busana dipadukan dengan visual art dan instalasi untuk memperdalam pesan dan memperluas jangkauan. Ivan Gunawan berharap koleksi hijab terbarunya dapat menjadi simbol harapan dan dukungan bagi masyarakat Palestina yang sedang menghadapi berbagai tantangan.

“Saya membuat kurang lebih 18 motif kerudung yang mana hasil dari penjualan kerudung tersebut keuntungannya akan disumbangkan untuk sahabat-sahabat muslim di Palestina,” kata Ivan Gunawan di Margo City, Depok, Jawa Barat, Sabtu (21/6/2035).


Ivan Gunawan mengerluarkan seri hijab dengan tema Palestina dan keuntungan hasil penjualan akan disumbangkan untuk Palestina.Ivan Gunawan mengerluarkan seri hijab dengan tema Palestina dan keuntungan hasil penjualan akan disumbangkan untuk Palestina. Foto: Dok.Gresnia/Wolipop.

Pada 2024, Ivan sudah membuat hijab seri Palestina dan dijual secara online. Dari penjualan hijab tersebut, keuntungan yang didonasikan untuk Palestina mencapai Rp 2 miliar.

Pada 2025 ini, tak hanya koleksi hijab, Ivan mengeluarkan koleksi busana tema Palestina yang terdiri dari tunik, kemeja dan dress. Ada juga aksesori berupa tote bag dengan logo buah semangka yang merupakan simbol perlawanan dan solidaritas untuk Palestina.

“Di awal tahun saya tergerak membuat hijab Palestina. Gerakan saya kalau hanya online pasti akan mendapatkan seperti tahun kemarin, saya ingin lebih dan ingin membuat acara untuk menggalang dukungan. Gerakan ini tidak saya ambil dari satu gerakan agama tertentu tapi ini gerakan kemanusiaan, ini bukan urusan agama dimana solidaritas sebagai manusia tergugah,” ungkap Ivan.

Ivan Gunawan mengerluarkan seri hijab dengan tema Palestina dan keuntungan hasil penjualan akan disumbangkan untuk Palestina.Ivan Gunawan mengerluarkan seri hijab dengan tema Palestina dan keuntungan hasil penjualan akan disumbangkan untuk Palestina. Foto: Gresnia/Wolipop.

Dalam rangka perilisan koleksi busana terbarunya, Ivan Gunawan membuat instalasi bernuansa Palestina untuk menggambarkan kondisi yang ada di Gaza. Kehancuran bangunan dan replika puing bangunan yang bertaburan. Instalasi tersebut dibuka untuk umum mulai 21 hingga 29 Juni 2025 di Ground Floor, Margocity Depok, Jawa Barat, pukul 10.00 hingga 22.00 WIB.

“Alhamdulillah kita sudah laku hampir 5.000 hijab dalam satu minggu. Pelanggan aku Wanita Mandjha (sebutan pelanggan setia) itu punya jiwa sosial yang tinggi. Karena saya ingin pemerintah melihat apa yang saya lakukan,” ucap Ivan.

Harga hijab koleksi Palestina karya Ivan dijual Rp 279 ribu. Pria yang akrab disapa Igun ini juga menjelaskan inspirasi desain hijab bertajuk Love, Hope, For Humanity.

“Desainnya cukup luas dari peta Palestina, bangunan Palestina dan motif pohon olive yang hanya tumbuh di Middle East termasuk Palestina. Saya hadirkan tiga pohon olive yang umurnya sudah lama di pameran ini. Pohon itu merupakan simbol harapan, mengusir kejahatan dan tidak suka air. Tumbuh dari batu dan matahari,” kata Ivan.

Ivan Gunawan mengerluarkan seri hijab dengan tema Palestina dan keuntungan hasil penjualan akan disumbangkan untuk Palestina.Ivan Gunawan menghadirkan instalasi tema Palestina dan merilis koleksi busana dan hijab yang keuntungan hasil penjualan akan disumbangkan untuk Palestina. Foto: Gresnia/Wolipop.

“Saya berharap apa yang sudah saya rencanakan ini bisa memberikan dampak positif. Saya ingin pengunjung membayangkan kehancuran yang ada di Gaza. Sehingga kita ada di sini hati kita ada di sana,” sambung Igun.

Perayaan peluncuran koleksi hijab ini dihadiri oleh berbagai tokoh dan penggemar setia Ivan Gunawan. Antara lain Raffi Ahmad, Zuhair SM Alshun dari Kedutaan Besar Palestina, Kementrian Ekraf, Hamzah Tamimy dari Hands Foundation dan Achmad Sudrajat dari Pimpinan Baznas. Turut hadir juga Ruben Onsu, Eko Patrio hingga Ustaz Dery.

Ivan Gunawan mengerluarkan seri hijab dengan tema Palestina dan keuntungan hasil penjualan akan disumbangkan untuk Palestina.Ivan Gunawan mengerluarkan seri hijab dengan tema Palestina dan keuntungan hasil penjualan akan disumbangkan untuk Palestina. Foto: Gresnia/Wolipop.

Dessy Ruhati sebagai Sekretaris Kemenparekraf/Sekretaris Utama Baparekraf mengatakan pemerintah ikut mendukung aksi yang dilakukan oleh Ivan Gunawan.

“Apa yang dilakukan oleh Ivan akan meluncurkan karya produk terbarunya dari Mandjha. Kami melihat fashion tak hanya bicara soal estetika tapi media perjuangan. Kita bisa mendorong dan dukung cinta kemanusiaan melalui fashion. Kami mengapresiasi Ivan yang bermanfaat donasi kepada saudara di Palestina. Kita mau membeli harus diniatkan untuk donasi juga,” jelas Dessy.

Hamzah Tamimy menyampaikan tahun lalu melalui donasi Mandjha Hijab, sudah membeli 14 kontainer yang berisi makanan, sembako, tenda, dan tepung untuk warga Palestina. Ada juga ambulance yang sudah ada di Mesir.

“Di perbatasan belum bisa masuk, ada 1 mobile clinic dan 2 ambulance yang saat ini masih ada di Mesir. Ketika perbatasan sudah dibuka bisa masuk seluruh bantuan,” ucapnya.

Ivan Gunawan mengerluarkan seri hijab dengan tema Palestina dan keuntungan hasil penjualan akan disumbangkan untuk Palestina.Ivan Gunawan mengerluarkan seri hijab dengan tema Palestina dan keuntungan hasil penjualan akan disumbangkan untuk Palestina. Foto: Gresnia/Wolipop.

Raffi Ahmad yang kini menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni, juga menyerukan dukungan terhadap aksi kemanusiaan tersebut.

“Instalasi ini dikerjakan dengan hati. Bicara Palestina, ini soal kemanusiaan. Mudah-mudahan doa untuk masyarakat Palestina dilindungi. Saya mengucapkan selamat kepada Mandjha hijab yang sudah mendonasikan koleksi ini untuk warga Gaza,” jelasnya.

Ivan Gunawan mengerluarkan seri hijab dengan tema Palestina dan keuntungan hasil penjualan akan disumbangkan untuk Palestina.Ivan Gunawan mengerluarkan seri hijab dengan tema Palestina dan keuntungan hasil penjualan akan disumbangkan untuk Palestina. Foto: Gresnia/Wolipop.

Ivan juga menggelar trunk show koleksi Love, Hope, For Humanity. Ivan Gunawan menegaskan bahwa fashion dapat menjadi sarana untuk menyampaikan pesan positif dan mendukung gerakan kemanusiaan.

(gaf/eny)



Sumber : wolipop.detik.com

Pesona Masjid Agung Al-Azhar, Ruangnya Penuh Cahaya dan Jendela Besar


Jakarta

Berdiri menjulang di usianya yang ke-67, Masjid Agung Al-Azhar tak kehilangan pesonanya. Melewati berbagai zaman, Masjid Agung Al-Azhar masih berdiri mengayomi umat, menjalankan misi pendidikan, kemanusiaan, dan ikut serta dalam aksi sosial kemasyarakatan.

Detik travel dalam Famtrip-Strolling Around Blok M yang diselenggarakan Suku Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Administrasi Jakarta Selatan, sempat mengunjungi masjid bersejarah ini pada Kamis (25/9/2025). Masjid Agung Al-Azhar terlihat sangat bersih dan bersinar.

Ruang Utama salat dipenuhi cahaya alami dari jendela besar di sekelilingnya. Di lantai 2, dinding depannya bertuliskan Al-Baqarah: 255 yang mengajarkan keesaan dan kuasa Allah SWT. Tulisan ayat dikelilingi kaligrafi Asmaul Husna atau 99 nama baik Allah SWT.


Masjid Agung Al-AzharMasjid Agung Al-Azhar (dok Qonita Hamidah/detik travel)

Sejarah Masjid Agung Al-Azhar

Bangunan masjid yang terletak di Jalan Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan ini dulunya bernama Masjid Agung Kebayoran Baru. Proses pembangunan masjid berlangsung selama 5 tahun yaitu pada 1953-1958 oleh Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar.

Masjid Agung Al-Azhar di Indonesia tidak ada hubungannya dengan masjid dengan nama yang sama di Mesir. Menurut pemandu wisata dari Suku Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Jakarta Selatan, Muti, nama Al-Azhar diberikan seorang syeikh yang juga Rektor Universitas Al-Azhar Kairo (Syeikh Syaltout).

“Saat itu beliau bertanya kepada Buya Hamka, selaku pengurus masjid, tentang nama masjid. Lalu dijawab, masjid ini bernama Masjid Agung Kebayoran Baru. Syeikh menyarankan namanya diganti menjadi Al-Azhar seperti di Mesir,” kata Muti.

Seiring waktu, Masjid Agung Al-Azhar mendapat makin banyak tempat dan kepercayaan di hati para muslim. Dengan penuh amanah, Masjid Agung Al-Azhar terus berkembang hingga seperti sekarang menjadi kompleks lengkap dengan fasilitas pendidikan.

Di halaman belakang Masjid Agung Al-Azhar, terdapat layanan pendidikan Al-Azhar yang dikelola sebagai tempat mengaji dan kursus. Kursuss Al-Azhar terdiri dari PMA (Pendidikan Mubaligh Al Azhar), PIA (Pendidikan Islam Al Azhar), dan AMI (Al Azhar Muhtadin Institute).

Masjid Agung Al-AzharMasjid Agung Al-Azhar Foto: Qanita Hamidah/detik travel

Masjid Agung Al-Azhar terletak di posisi strategis di salah satu jalan menuju kawasan Blok M. Masjid ini juga punya shelter atau halte busway tepat di depannya. Berikut beberapa penjelasannya

MRT

Jika Menggunakan MRT, detikers bisa turun di stasiun ASEAN dan berjalan sekitar 500 meter menuju Masjid Agung Al Azhar.

Transjakarta

Untuk rute TransJakarta detikers bisa menggunakan Transjakarta koridor 1 Blok M dan turun di Halte Masjid Agung.

Kendaraan Pribadi

Bagi detikers yang menggunakan kendaraan pribadi bisa menitipkan kendaraannya di area parkir Masjid Agung Al-Azhar dengan tarif sebagai berikut:

Mobil

  • 1 jam pertama Rp 3 ribu
  • Jam berikutnya Rp 2 ribu
  • Maksimal Rp 20 ribu

Motor

  • 1 jam pertama Rp 2 ribu
  • Jam berikutnya, Rp 1 ribu
  • Maksimal, Rp 4 ribu

Truk/mobil boks

  • 1 jam pertama, Rp 3 ribu
  • Jam berikutnya, Rp 2 ribu
  • Maksimal, Rp 20 ribu.

Masjid Agung Al Azhar bukan hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat pendidikan dan sejarah yang lekat dengan peran tokoh besar seperti Buya Hamka. Dengan akses yang mudah dijangkau, masjid ini layak menjadi destinasi religi sekaligus wisata budaya di Jakarta Selatan.

(row/row)



Sumber : travel.detik.com

Lokasi Nabi Musa Berdialog dengan Allah Dikabarkan Dijadikan Resor Mewah



Jakarta

Lokasi yang diyakini sebagai tempat Nabi Musa berdialog dengan Allah dikabarkan bakal disulap menjadi resor mewah. Kabar itu memicu perdebatan antara pelestarian situs suci dan komersialisasi pariwisata.

Selama bertahun-tahun, Gunung Sinai di Mesir menjadi destinasi wisata religi. Di tempat suci bagi umat Yahudi, Kristen, dan Islam inilah Nabi Musa diyakini berdialog dengan Allah melalui semak duri yang menyala serta menerima Sepuluh Perintah Allah.

Lokasi itu kini masuk dalam rencana megaproyek pariwisata baru. Rencana itu menjadi sumber kekhawatiran mengenai keutuhan situs Warisan Dunia UNESCO yang terdiri dari biara, kota, dan gunung. Apalagi hotel-hotel mewah, vila, dan pusat perbelanjaan sedang dibangun di sana.


Dikenal secara lokal sebagai Jabal Musa, Gunung Sinai mencakup Biara St. Catherine dari abad ke-6, yang dikelola oleh Gereja Ortodoks Yunani. Pemerintah Mesir, di bawah tekanan Yunani, membantah ingin menutup biara tersebut. Gunung Sinai juga merupakan rumah bagi komunitas Badui tradisional, suku Jebeleya.

Suku yang dikenal sebagai Penjaga St. Catherine itu telah menyaksikan bagaimana rumah dan perkemahan wisata mereka dihancurkan dengan sedikit atau tanpa kompensasi.

Mereka bahkan terpaksa mengeluarkan jenazah-jenazah leluhur dari kuburan setempat karena kompleks permakaman tersebut hendak dijadikan tempat parkir mobil baru.

Gunung Sinai

Proyek ini dijanjikan sebagai pembangunan berkelanjutan yang sangat dibutuhkan dan akan meningkatkan pariwisata. Namun, suku Badui dipaksa menerimanya, kata Ben Hoffler, seorang penulis perjalanan asal Inggris yang telah bekerja sama erat dengan suku-suku di Sinai.

“Ini bukanlah pembangunan yang diminta oleh suku Jebeleya, melainkan pembangunan yang terlihat dipaksakan dari atas ke bawah untuk melayani kepentingan orang luar di atas kepentingan masyarakat lokal,” ujarnya kepada BBC.

“Sebuah dunia urban baru sedang dibangun di sekitar suku Badui yang memiliki warisan nomaden,” dia menambahkan.

“Mereka memilih untuk terpisah dengan dunia [baru], yang pembangunannya tidak mereka setujui, dan yang akan mengubah tanah air mereka selamanya,” ujar Ben.

Penduduk setempat, yang berjumlah sekitar 4.000 orang, enggan berbicara langsung tentang perubahan tersebut.

Pembangunan Dataran el-Raha pada 2024.

Pembangunan hotel di Dataran el-Raha pada 2024. (Ben Hoffler)

Sejauh ini, Yunani adalah negara yang paling vokal tentang rencana Mesir karena punya relasi dengan biara tersebut.

Ketegangan antara Athena dan Kairo memanas setelah pengadilan Mesir memutuskan pada Mei bahwa Biara St. Catherine-biara Kristen tertua di dunia yang masih digunakan-berada di tanah negara.

Setelah perselisihan selama beberapa dekade, para hakim menyatakan bahwa biara tersebut hanya “berhak menggunakan” tanah tempatnya berdiri dan situs-situs keagamaan yang tersebar di sekitarnya.

Uskup Agung Ieronymos II dari Athena, kepala Gereja Yunani, segera mengecam keputusan tersebut.

“Properti biara sedang disita dan diambil alih. Mercusuar spiritual Ortodoks dan Helenisme ini sekarang menghadapi ancaman eksistensial,” ujarnya dalam sebuah pernyataan.

Dalam sebuah wawancara langka, Uskup Agung St. Catherine yang telah lama menjabat, Damianos, mengatakan kepada sebuah surat kabar Yunani bahwa putusan tersebut merupakan “pukulan telak bagi kami… dan sebuah aib”.

Penanganannya terhadap kasus ini menyebabkan perpecahan sengit di antara para biarawan dan keputusannya baru-baru ini untuk mundur.

Gunung Sinai di Mesir diyakini tempat Nabi Musa berdialog dengan Allah melalui semak duri yang menyala serta menerima Sepuluh Perintah Allah.Gunung Sinai di Mesir diyakini tempat Nabi Musa berdialog dengan Allah melalui semak duri yang menyala serta menerima Sepuluh Perintah Allah. (Ben Hoffler)

Patriarkat Ortodoks Yunani Yerusalem menyatakan bahwa situs suci tersebut-yang berada di bawah yurisdiksi gerejawi mereka-telah diberikan surat perlindungan oleh Nabi Muhammad.

Biara era Bizantium itu-yang juga menampung sebuah masjid kecil yang dibangun pada era Fatimiyah-merupakan “sebuah tempat suci perdamaian antara umat Kristen dan Muslim dan tempat perlindungan harapan bagi dunia yang terjerumus dalam konflik”.

Meskipun putusan pengadilan yang kontroversial tersebut masih berlaku, serangkaian diplomasi akhirnya mengerucut pada deklarasi Yunani dan Mesir yang menjamin perlindungan identitas dan warisan budaya Biara Ortodoks Yunani St. Catherine.

Rencana tersebut mencakup pembukaan hotel, pondok ramah lingkungan, pusat pengunjung, serta perluasan bandara kecil dan kereta gantung ke Gunung Musa.

Pemerintah Mesir menyebut pembangunan ini sebagai “hadiah Mesir untuk seluruh dunia dan semua agama”.

“Proyek ini akan menyediakan semua layanan pariwisata dan rekreasi bagi pengunjung, mempromosikan pengembangan kota [St Catherine] dan sekitarnya sambil melestarikan karakter lingkungan, visual, dan warisan alam yang masih asli, serta menyediakan akomodasi bagi mereka yang mengerjakan proyek-proyek St Catherine,” ujar Menteri Perumahan Sherif el-Sherbiny tahun lalu.

Meskipun pekerjaan tampaknya terhenti untuk sementara karena masalah pendanaan, Dataran el-Raha-yang menghadap Biara St. Catherine-telah mengalami perubahan. Pembangunan jalan-jalan baru terus berlanjut.

Di dataran itulah para pengikut Musa konon menunggunya selama sang nabi berada di Gunung Sinai. Para kritikus mengatakan bahwa karakteristik alam yang istimewa di daerah tersebut sedang dihancurkan.

UNESCO mencatat bagaimana “lanskap pegunungan yang terjal di sekitarnya… membentuk latar belakang yang sempurna untuk Biara tersebut”.

UNESCO menyatakan: “Penempatannya menunjukkan upaya yang disengaja untuk membangun ikatan yang erat antara keindahan alam dan keterpencilan di satu sisi, serta komitmen spiritual manusia di sisi lain.”

Gunung Sinai

Pemandangan Gunung Sinai (Ben Hoffler)

Pada 2023, UNESCO meminta Mesir menghentikan pembangunan, memeriksa dampaknya, dan menyusun rencana konservasi. Hal ini belum terjadi.

Pada Juli lalu, World Heritage Watch mengirimkan surat terbuka yang menyerukan Komite Warisan Dunia UNESCO untuk menempatkan kawasan St. Catherine dalam Daftar Situs Warisan Dunia yang Terancam.

Para pegiat juga telah menghubungi Raja Charles sebagai pelindung Yayasan St. Catherine, untuk membantu melestarikan dan mempelajari warisan biara tersebut, antara lain koleksi manuskrip Kristen kuno yang berharga.

Raja menyebut lokasi itu sebagai “harta karun spiritual yang luar biasa yang harus dilestarikan untuk generasi mendatang”. Megaproyek ini bukanlah proyek pertama di Mesir yang menuai kritik karena kurangnya kepekaan terhadap sejarah unik negara tersebut.

Namun, pemerintah memandang serangkaian rencana megah diperlukan sebagai kunci untuk menyegarkan kembali perekonomian yang sedang lesu.Sektor pariwisata Mesir yang dulunya berkembang pesat mulai pulih dari dampak pandemi Covid-19 ketika rentetan aksi kekerasan terjadi di Gaza dan gelombang baru ketidakstabilan regional.

Untuk membangkitkan pariwisata, pemerintah Mesir mencanangkan target untuk mencapai 30 juta pengunjung pada 2028. Di bawah pemerintahan Mesir yang berganti-ganti, pembangunan komersial Sinai telah dilakukan tanpa berkonsultasi dengan masyarakat adat Badui.

Semenanjung itu direbut oleh Israel selama Perang Timur Tengah 1967 dan baru dikembalikan ke Mesir setelah kedua negara menandatangani perjanjian damai pada 1979.

Sejak saat itu, masyarakat Badui mengeluh karena diperlakukan seperti warga negara kelas dua. Pembangunan destinasi wisata di Laut Merah Mesir, termasuk Sharm el-Sheikh, dimulai di Sinai Selatan pada 1980-an. Banyak yang melihat kemiripan apa yang terjadi saat itu dengan yang terjadi di St Catherine’s sekarang.

“Suku Badui adalah penduduk asli wilayah tersebut, dan mereka adalah pemandu, pekerja, dan orang-orang yang bisa disewa,” kata jurnalis Mesir, Mohannad Sabry.

“Kemudian pariwisata industri datang dan mereka terdesak keluar – tidak hanya terdesak keluar dari bisnis, tetapi juga secara fisik terdesak dari laut ke belakang,” tambahnya.

Pembangunan hotel di Dataran el-Raha pada 2024.

Ben Hoffler/Pembangunan hotel di Dataran el-Raha pada 2024. (Ben HOffler)

Sebagaimana yang terjadi dalam pembangunan di Laut Merah, warga Mesir dari berbagai penjuru negeri diperkirakan akan didatangkan untuk bekerja dalam proyek St Catherine yang baru. Namun, pemerintah mengatakan mereka juga sedang “memperbaiki” kawasan permukiman Badui. Biara St Catherine telah mengalami banyak pergolakan selama satu setengah milenium terakhir. Dulu tempat itu masih merupakan tempat peristirahatan terpencil.

Kondisi itu mulai berubah seiring perluasan resor Laut Merah yang membawa ribuan peziarah berkunjung ke sana.

Dalam beberapa tahun terakhir, kerumunan besar sering terlihat berbaris melewati lokasi yang konon merupakan sisa-sisa semak yang terbakar saat Nabi Musa berdialog dengan Allah atau mengunjungi museum yang memamerkan halaman-halaman dari Codex Sinaiticus-salinan Perjanjian Baru tertua di dunia yang masih ada, hampir lengkap, dan ditulis tangan.

Kini, meskipun biara dan makna religius yang mendalam dari situs tersebut akan tetap ada, lingkungan sekitarnya dan cara hidup yang telah berlangsung selama berabad-abad tampaknya akan berubah secara permanen.

(fem/fem)



Sumber : travel.detik.com

Perbedaan Benua dan Negara, Mulai dari Ukuran hingga Fungsinya



Jakarta

Pernah dengar orang bilang, “Afrika itu suatu negara”? Sebenarnya, pernyataan itu keliru. Afrika bukan negara melainkan sebuah benua, yang terdiri dari 54 negara berbeda dengan budaya, bahasa, dan pemerintahan masing-masing.

Jadi, apa sebenarnya perbedaan antara benua dan negara? Simak penjelasan lengkapnya.

Apa Itu Benua?

Dikutip dari National Geographic, benua adalah daratan besar yang membentang luas di permukaan bumi, termasuk pulau-pulau yang menempel di sekitarnya. Ada tujuh benua yang paling dikenal yaitu, Asia, Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan, Antartika, Eropa, dan Australia.


Batas antara satu benua dan benua lain tidak selalu jelas. Contohnya, garis pemisah antara Eropa dan Asia bersifat konvensional dan historis, bukan semata-mata geografis.

Meski begitu, konsep benua tetap berguna untuk memahami peta dunia, pembagian wilayah, dan fenomena geografi global, demikian dilansir UN M49.

Apa Itu Negara?

Dilansir dari Modern Diplomacy bahwa negara, berbeda dengan benua, adalah entitas politik yang memiliki pemerintahan, populasi permanen, wilayah yang diakui, dan kedaulatan. Contohnya Indonesia, Jepang, atau Nigeria.

Negara bisa berada di satu benua saja, atau bahkan membentang di dua benua sekaligus seperti Rusia (Eropa dan Asia) dan Turki (Eropa dan Asia Minor).

Selain itu, klasifikasi negara juga penting dalam statistik dan literasi global. Skema M49 PBB, misalnya, membagi negara ke dalam wilayah/benua tertentu, membantu organisasi internasional mengumpulkan data ekonomi, sosial, dan demografis secara konsisten.

Perbedaan Utama Benua dan Negara

1. Ukuran

Benua: Sangat besar, mencakup daratan luas dan terkadang pulau-pulau di sekitarnya.
Negara: Lebih kecil dibanding benua, hanya mencakup wilayah administratif tertentu.

2. Fungsi

Benua: Digunakan untuk tujuan geografis dan pemetaan wilayah fisik.
Negara: Digunakan untuk tujuan politik dan administratif, memiliki pemerintahan dan kedaulatan.

Contoh
Benua: Afrika, Asia, Eropa, Amerika Utara, Amerika Selatan, Antartika, Australia.
Negara: Indonesia, Jepang, Nigeria, Mesir, Turki, Rusia.

3. Jumlah

Benua: Hanya beberapa per dunia (7 benua utama).
Negara: Bisa puluhan hingga ratusan per benua (misal 54 negara di Afrika).

4. Karakteristik Khusus

Benua: Fokus pada wilayah fisik, batas kadang bersifat konvensional. Misal Eropa dan Asia.
Negara: Fokus pada identitas politik, bisa melintasi lebih dari satu benua. Contohnya Rusia dan Turki.

Benua berfokus pada wilayah geografis, sedangkan negara lebih menekankan pada struktur politik dan pemerintahan. Uniknya, ada benua yang sekaligus menjadi negara, seperti Australia.

Sering kali orang mengira benua itu satu negara, terutama untuk benua besar seperti Afrika. Padahal, setiap benua terdiri dari banyak negara dengan identitas masing-masing. Selain itu, beberapa negara memiliki wilayah yang melintasi dua benua, menambah kompleksitas pemahaman geografi global.

Singkatnya, benua adalah daratan besar dengan fungsi geografi, sedangkan negara adalah entitas politik dengan pemerintahan dan kedaulatan sendiri.

Semoga bermanfaat, detikers!

*Penulis adalah peserta magang Program PRIMA Magang PTKI Kementerian Agama

(faz/faz)



Sumber : www.detik.com

Batu-Batu di Gurun Arab Ungkap Peradaban yang Hilang


Jakarta

176 ukiran di atas batu ditemukan di sepanjang tepi selatan Gurun Nafud di Arab Saudi. Diperkirakan, ukiran ini dibuat sekitar 12.800-11.400 tahun yang lalu oleh para penduduk peradaban yang hilang.

Hal tersebut dilaporkan tim peneliti internasional di bawah koordinasi Komisi Warisan Budaya, Kementerian Kebudayaan Arab Saudi. Para peneliti berasal dari Institut Geoantropologi Max Planck, King Abdullah University of Science and Technology (KAUST), University College London (UCL), Griffith University, dan sejumlah institusi lainnya.


Hidup Saat Air Ada di Gurun

Ukiran batu dari 12.000 tahun lalu di Gurun Nafud, Arab Saudi.Lokasi penelitian di Gurun Nafud, Arab Saudi. Foto: Dok Griffith University

Peneliti menjelaskan, orang-orang di peradaban kuno tersebut menetap di tanah Arab saat sumber air musiman muncul lagi. Saat itu, danau dan sungai sementara terbentuk kembali setelah kekeringan ekstrem terjadi berabad-abad.

Temuan tersebut diperoleh dari analisis sedimen pada playa, yaitu bekas dasar danau yang mengering di sekitar situs arkeologi Gurun Nafud. Mereka mendapati, sumber-sumber air kuno itu muncul sementara waktu saja di tengah iklim kering dan semi-kering gurun.

Jejak Ukiran Kuno

Kendati sementara, penduduk peradaban tersebut sempat menetap kawasan Gurun Nafud. Mereka meninggalkan jejak ukiran batu berupa gambar unta, kambing liar ibex, kuda liar, rusa, dan auroch (nenek moyang sapi ternak).

Khusus ukiran unta yang mereka buat digambarkan secara naturalistik dan detail, lengkap dengan punuk, ekor, dan terkadang garis leher yang menonjol. Ukiran bergambar badan orang dan wajah orang juga dibuat penduduk peradaban hilang tersebut.

Beberapa ukiran dibuat menimpa ukiran yang sudah lama. Peneliti memperkirakan hal itu dilakukan untuk memperbarui rupa yang lama.

Berdasarkan analisis pada seni cadas tersebut, peneliti mengatakan setidaknya ada empat waktu mengukir yang berbeda. Pada momen keempat, gambarnya sudah jauh lebih mirip kartun, dengan mata bulat dan tanduk menonjol.

Diukir di Tebing hingga Celah Sempit

Salah satu gambar diukir di celah batu sempit.Salah satu gambar di bebatuan Gurun Nafud, Arab Saudi diukir di celah batu sempit. Foto: Dok Griffith University

Ada beberapa lokasi penemuan ukiran batu di Gurun Nafud. Uniknya, sejumlah ukiran tersembunyi di celah-celah batu.

Ada pula gambar kuno yang diukir di permukaan tebing tinggi di Jabal Mleiha dan Jabal Arnaan. Beberapa di antaranya setinggi 39 meter.

Peneliti menduga, seniman peradaban hilang tersebut harus memanjat dan mengukir batu di ketinggian maupun di celah yang sempit. Jika benar demikian, maka gambar ukiran batu tersebut mungkin punya arti penting.

Kerabat Orang Levant?

Di samping batu berukir, arkeolog juga menemukan artefak mata batu Al Khiam dan Helwan khas Levant, pigmen hijau, dan manik-manik dari kerang dentalium.

Temuan artefak itu menunjukkan peradaban hilang tersebut kemungkinan punya hubungan jauh dengan masyarakat pratembikar neolotikum di Levant. Diketahui, Levant merupakan kawasan kuno yang kini menjadi wilayah Suriah, Lebanon, Yordania, Israel, dan Palestina, Semenanjung Sinai di Mesir, dan Provinsi Hatay di Turki.

Dr Faisal Al-Jibreen dari Komisi Warisan Budaya, Kementerian Kebudayaan Arab Saudi mengatakan, kendati artefaknya mirip, temuan ukiran kuno tersebut mengindikasikan peradaban yang hilang itu tidak dihuni orang Levant. Skala, isi, dan penempatan ukirannya dinilai mendukung perkiraan ini.

“Bentuk ekspresi simbolis yang unik ini merupakan bagian dari identitas budaya yang unik dan beradaptasi dengan kehidupan di lingkungan yang menantang dan gersang,” tutur Faisal, dikutip dari laman Griffith University.

Hasil studi ini dipublikasi di jurnal Nature Communications dengan judul ‘Monumental rock art illustrates that humans thrived in the Arabian Desert during the Pleistocene-Holocene transition’, 30 September 2025.

(twu/twu)



Sumber : www.detik.com

Nyamuk Pertama Kali Ditemukan di Islandia, Ilmuwan: Bukti Nyata Krisis Iklim



Jakarta

Islandia dikenal sebagai wilayah tanpa nyamuk karena lingkungan dingin yang ekstrem. Namun, baru-baru ini, nyamuk ditemukan di Islandia. Pertanda apa?

Menurut pakar, nyamuk pertama kali ditemukan di Islandia seiring krisis iklim yang menghangatkan negara tersebut. Diketahui, tiga spesimen ditemukan di tempat yang sebelumnya merupakan satu-satunya tempat di dunia tanpa nyamuk.


Para ilmuwan telah lama memperkirakan jika nyamuk dapat berkembang biak di Islandia karena terdapat banyak habitat perkembangbiakan seperti rawa dan kolam. Namun, banyak spesies tidak akan mampu bertahan hidup di iklim yang keras.

Namun kini Islandia sedang memanas, empat kali lebih cepat daripada belahan Bumi utara lainnya. Gletser telah mencair dan ikan dari iklim selatan yang lebih hangat seperti makerel telah ditemukan di perairan negara tersebut.

Seiring menghangatnya planet ini, lebih banyak spesies nyamuk mulai ditemukan di seluruh dunia. Di Inggris, telur nyamuk Mesir (Aedes aegypti) ditemukan tahun ini, dan nyamuk macan Asia (Aedes albopictus) telah ditemukan di Kent. Nyamuk-nyamuk ini merupakan spesies invasif yang dapat menyebarkan penyakit tropis seperti demam berdarah, chikungunya, dan virus Zika.

3 Spesimen Nyamuk Ditemukan di Islandia

Penggemar serangga, Björn Hjaltason, menemukan nyamuk-nyamuk tersebut dan membagikannya di grup Facebook Serangga di Islandia.

“Saat senja tanggal 16 Oktober, saya melihat seekor lalat aneh di pita anggur merah,” kata Björn, merujuk pada perangkap yang ia gunakan untuk menarik serangga, dalam The Guardian, dikutip Selasa (21/10/2025).

“Saya langsung curiga dan segera menangkap lalat itu. Ternyata lalat itu betina,” tambahnya.

Ia menangkap dua lalat lagi danmengirimkannya ke lembaga sains tempat mereka diidentifikasi.

Matthías Alfreðsson, seorang entomolog di Institut Ilmu Pengetahuan Alam Islandia, mengonfirmasi temuan tersebut di Islandia. Ia mengidentifikasi serangga tersebut setelah dikirimkan kepadanya oleh seorang ilmuwan warga.

“Tiga spesimen Culiseta annulata ditemukan di Kiðafell, Kjós, dua betina dan satu jantan. Semuanya dikumpulkan dari tali anggur selama proses pengikatan anggur yang bertujuan untuk menarik ngengat,” ungkapnya.

Ketiga spesies ini diketahui tahan dingin dan dapat bertahan hidup di Islandia dengan berlindung selama musim dingin di ruang bawah tanah dan lumbung.

(nir/faz)



Sumber : www.detik.com

Kota di Pinggir Laut Mediterania, Venice hingga Alexandria


Jakarta

Laut Mediterania dikenal sebagai tempat yang menyimpan sejarah panjang peradaban manusia. Wilayah-wilayah di sekitar Laut Mediterania, menjadi saksi peradaban zaman Romawi hingga Ottoman. Ada kota apa saja di sana?

Lau Mediterania terletak di antara Eropa, Afrika, dan Asia. Sebagai tempat bersejarah, ada banyak kota-kota yang memiliki peninggalan berharga dan menjadi tempat wisata yang menarik.

Keindahan Kota di Sekitar Laut Mediterania

Beberapa kota di pesisir Mediterania dikenal karena keindahan sekaligus nilai sejarahnya. Misalnya Valletta di Malta, kota benteng dengan arsitektur Baroque dari abad ke-16.


Ada juga Kotor di Montenegro, kota kecil dengan teluk dramatis dan kota tua bergaya Venetian yang masuk daftar UNESCO. Sementara di Italia, Trieste menampilkan perpaduan jejak sejarah sebagai persimpangan budaya dan semangat modernisasi, sebagaimana dikutip dari National Geographic.

7 Kota Ikonik di Sekitar Laut Mediterania

1. Venice, Italia

Kota kanal yang dulu merupakan pusat perdagangan dunia, dan kini ikon wisata dengan arsitektur Gothic dan Renaissance.

2. Dubrovnik, Kroasia

Dijuluki Pearl of the Adriatic, dengan kota tua berbenteng abad pertengahan yang masih terjaga.

3. Valletta, Malta

Kota benteng abad ke-16 yang kaya akan arsitektur Baroque dan warisan budaya.

4. Kotor, Montenegro

Kota kecil yang romantis di teluk spektakuler, terkenal dengan benteng Venetian.

5. Alexandria, Mesir

Kota kuno yang didirikan Aleksander Agung, pernah jadi pusat ilmu pengetahuan dunia.

6. Barcelona, Spanyol

Pusat seni dan budaya dengan karya Gaudí, serta pelabuhan penting di Mediterania.

7. Trieste, Italia

Persimpangan budaya Eropa dan Mediterania yang kini berkembang sebagai kota kosmopolitan.

Meski indah dipandang, namun banyak kota pesisir Mediterania kian menghadapi ancaman serius. Mengutip Smithsonian Magazine, kenaikan permukaan laut dapat merusak situs bersejarah seperti Dubrovnik dan Tyre.

Penyebabnya, karena perubahan iklim yang mempercepat erosi pantai dan mengancam identitas kota-kota kuno, demikian menurut Scientific American. Sejak lama, UNESCO dan pemerintah lokal mengupayakan pelestarian, sambil tetap membuka ruang bagi pembangunan modern.

Pendekatan ini diharapkan mampu menjaga pesona kota-kota Mediterania agar tetap hidup dan dapat dinikmati generasi mendatang.

(faz/faz)



Sumber : www.detik.com