Tag Archives: mitos diet

7 Mitos Diet Ini Sudah Usang, Jangan Lagi Dipercaya


Jakarta

Banyak informasi seputar diet bertebaran di internet dan media sosial. Jangan langsung percaya semuanya, seperti mitos soal diet ini yang sudah usang. Begini penjelasan ahli gizi.

Ahli gizi Jessica Ball mengungkap pada Eating Well (16/11/2024), bahwa informasi diet yang banyak beredar tak selamanya benar. Beberapa tergolong mitos yang tak perlu dipercaya, apalagi diikuti, karena hanya akan menghambat proses penurunan berat badan.

Namun, ternyata banyak orang yang masih percaya dengan mitos-mitos diet ini. Seperti soal konsumsi karbohidrat yang dianggap bikin gendut, tidak boleh makan usai pukul 7 malam, hingga harus berhenti ngemil kalau ingin berat badan turun.


Berikut 7 mitos diet yang sudah basi dan sebaiknya tak lagi dipercaya:

1. Semua kalori makanan sama

Menghitung pemasukan dan pengeluaran kalori memang penting saat diet, tapi perlu digaris bawahi tak semua nilai kalori berbobot sama dari makanan yang dipilih. Contohnya, makan biskuit 200 kalori berbeda dengan makan sayuran atau protein rendah lemak 200 kalori.

Makanan tinggi serat, protein, dan lemak sehat lebih disarankan karena tidak hanya bikin kenyang lebih lama, tapi memasok tubuh dengan beragam nutrisi yang penting untuk kesehatan.

Kombinasi serat, protein, dan lemak juga bagus untuk menjaga kadar gula darah stabil, mendukung metabolisme tubuh, dan memasok energi yang stabil. Semua hal positif ini tidak akan kamu rasakan jika mengasup kalori dari makanan olahan atau makanan tak sehat lainnya.

2. Makan karbohidrat bikin gendut

15 Makanan Sumber Karbohidrat untuk Ibu Hamil selain NasiFoto: Getty Images/a_namenko

Masih banyak pelaku diet percaya asupan karbohidrat bikin gemuk. Namun itu semua hanya mitos karena tidak semua sumber karbohidrat bikin gemuk. Beberapa penelitian justru membuktikan sumber karbohidrat justru yang paling memuaskan untuk disantap, tanpa bikin gemuk asal cara makannya tepat.

Pakar obesitas, Spencer Nadolsky mengatakan, karbohidrat yang buruk adalah karbohidrat olahan yang tinggi gula tambahan. Mengonsumsinya dapat membuat gula darah melonjak dan berakhir membuat seseorang makan berlebih. Sedangkan sumber karbohidrat sehat justru punya manfaat, seperti yang terkandung dalam bijian utuh, kacang-kacangan, buah, dan sayur yang juga tinggi serat, vitamin, dan mineral.

3. Tak boleh makan usai pukul 7 malam

Sering kali pelaku diet masih merasa lapar, tapi enggan makan karena sudah di atas pukul 7 malam. Mereka percaya makan terlalu malam bakal bikin gemuk, padahal itu hanya mitos.

Faktanya, berat badan secara keseluruhan ditentukan oleh nilai pemasukan dan pengeluaran kalori sepanjang hari. Bukan dari jam berapa kamu makan.

Namun, bagi banyak orang, makan larut malam kerap jadi pelampiasan karena merasa lelah, stress, dan lapar. Hal inilah yang kurang bagus karena mendorong pilihan makanan kurang sehat. Padahal kalau pilihan makanannya sehat dan porsinya tepat, makan agak malam pun tak masalah.

4. Harus sangat disiplin saat diet

5 Pola Makan Terbaik Untuk Turunkan Kolesterol Tanpa Diet KetatFoto: Getty Images/whitebalance.oatt

Seolah bertentangan dengan kepercayaan umum bahwa harus sangat disiplin ketika diet agar berhasil, faktanya ada pakar yang meyakini tidak usah diet seketat itu. Banyak faktor, seperti genetik, hormon, dan kimia di otak yang juga memengaruhi penurunan berat badan.

Alih-alih diet terlalu ketat dan disiplin terhadap berbagai batasan, Nadolsky mengatakan lebih penting membangun kebiasaan makan sehat yang berkelanjutan, ditambah olahraga, dan tidur yang cukup.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

5. Makanan olahan selalu tidak sehat

Makanan olahan selalu dicap buruk dan tidak sehat. Namun, tak semuanya seperti itu. Contohnya buah dan sayuran yang diolah dengan cara dibekukan. Jenis makanan ini bisa jadi pilihan menyehatkan karena buah dan sayur dibekukan untuk menjaga nutrisinya tetap maksimal.

Menurut ahli gizi Chelsea LeBlanc, buah dan sayur beku bisa jadi pilihan pasokan makanan bernutrisi sepanjang tahun karena tidak bergantung musim. Ia pun suka memanaskan raspberry beku di microwave untuk dijadikan pemanis alami pada olahan oatmeal, roti panggang, atau Greek yogurt miliknya.

6. Timbangan berat badan harus turun setiap minggu

Ilustrasi diet atau timbangan berat badanFoto: Getty Images/PRUDENCIOALVAREZ

Mitos yang banyak dipercaya saat diet adalah timbangan berat badan harus turun setiap minggu. Jika tidak, maka berarti diet gagal. Padahal faktanya tidak seperti itu. Jangan selalu terfokus pada angka timbangan.

Menurut ahli gizi Lainey Younkin, angka timbangan mungkin tidak turun setiap minggu, tapi bukan berarti tidak ada kemajuan saat diet. Lebih disarankan untuk melihat tujuan jangka panjang, alih-alih jangka pendek berupa angka timbangan yang menurun. Butuh waktu sekitar 8-12 minggu.

7. Harus berhenti ngemil

Anggapan harus berhenti ngemil saat diet hanyalah mitos belaka. Pelaku diet tetap bisa mengonsumsi camilan untuk menahan lapar di antara waktu makan utama.

Kuncinya, pilih camilan yang sehat. Jangan ngemil keripik kentang, biskuit, atau permen. Lebih baik pilih camilan seperti Greek yogurt, keju cottage, buah, sayur, atau segenggam kacang-kacangan.

(adr/odi)

Sumber : food.detik.com

Alhamdulillah Makanan Minuman Sehat Di JumatBerkah.Com اللهم صل على محمد
Source : unsplash.com / Dan Gold

Stop! 5 Mitos Diet Ini Tak Sepenuhnya Benar dan Boleh Dilupakan


Jakarta

Banyak mitos seputar diet yang kerap salah dan tak sepenuhnya benar. Seperti mitos karbo bikin gemuk hingga konsumsi gula yang tak disarankan saat diet.

Di tengah maraknya informasi soal kesehatan di media sosial, banyak orang kebingungan membedakan mana saran gizi yang benar dan mana yang menyesatkan.

Dilansir dari BBC (19/06), Tai Ibitoye, ahli gizi terdaftar sekaligus dosen di bidang nutrisi dan diet, ia membagikan lima mitos diet paling umum yang sering ia dengar dari pasien hingga di acara kesehatan. Ternyata tak semua mitos diet dibenarkan, ada penjelasan ilmiah di baliknya.


Berikut lima penjelasannya:

1. Karbohidrat Bikin Gemuk

Stop! 5 Mitos Diet Ini Tak Sepenuhnya Benar dan Boleh DilupakanStop! 5 Mitos Diet Ini Tak Sepenuhnya Benar dan Boleh Dilupakan Foto: Ilustrasi iStock

Anggapan ini keliru. Karbohidrat dalam 1 gram hanya mengandung 4 kalori, jauh lebih rendah dibanding lemak yang memiliki 9 kalori per 1 gram. Memang benar bahwa menghindari karbohidrat bisa menurunkan berat badan, tetapi yang hilang adalah cairan tubuh bukan lemak.

Selain itu, diet ekstrem yang mengeliminasi satu kelompok makanan biasanya tidak sehat dan tak berkelanjutan, efeknya bisa membuat berat badan kembali naik.

Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh dan penting untuk fungsi metabolisme. Komite Penasihat Ilmiah Nutrisi di Inggris bahkan merekomendasikan agar 50% asupan energi harian berasal dari karbohidrat. Solusinya bukan menghindari, melainkan memilih jenis karbohidrat yang lebih sehat seperti roti gandum utuh, pasta gandum, nasi merah, sayuran, buah, serta kentang dengan kulitnya.

2. Bahaya Konsumsi Gula

Stop! 5 Mitos Diet Ini Tak Sepenuhnya Benar dan Boleh DilupakanStop! 5 Mitos Diet Ini Tak Sepenuhnya Benar dan Boleh Dilupakan Foto: Ilustrasi iStock

Banyak orang salah kaprah soal gula dalam buah. Padahal gula alami seperti fruktosa dalam buah berbeda dari gula tambahan. Penelitian yang mengaitkan fruktosa dengan kolesterol tinggi dan tekanan darah umumnya berfokus pada sirup jagung fruktosa tinggi, bukan fruktosa alami dalam buah utuh.

Gula dalam buah tidak termasuk dalam kategori “gula bebas” yang perlu dibatasi. Justru, konsumsi buah dan sayuran terbukti dapat menurunkan risiko penyakit jantung, hipertensi, dan beberapa jenis kanker. Buah juga mengandung vitamin, mineral, serat, dan fitokimia yang penting bagi kesehatan.

Dianjurkan untuk mengonsumsi setidaknya lima porsi buah dan sayur setiap hari. Jus buah hanya dihitung satu porsi, berapapun banyaknya, karena proses pengolahan menghilangkan sebagian besar serat.

3. Diet Detoks ‘Menetralkan’ Tubuh

Stop! 5 Mitos Diet Ini Tak Sepenuhnya Benar dan Boleh DilupakanStop! 5 Mitos Diet Ini Tak Sepenuhnya Benar dan Boleh Dilupakan Foto: Ilustrasi iStock

Mitos detoks tubuh lewat jus atau makanan khusus sering dilakukan banyak orang setelah makan secara berlebihan, seperti saat liburan. Namun faktanya, tubuh manusia dirancang dengan sistem detoksifikasi alami melalui hati, ginjal, dan saluran pencernaan.Kecuali jika seseorang memiliki kondisi medis tertentu.

Jadi sebenarnya tidak ada makanan, minuman, atau suplemen khusus yang dibutuhkan untuk membersihkan racun. Banyak diet detoks justru berisiko karena bersifat ekstrem dan minim bukti ilmiah.

Meskipun ada saran positif seperti memperbanyak buah dan sayur serta mengurangi asupan lemak jenuh dan gula, anjuran menghindari makanan tertentu secara total bisa menimbulkan seseorang jadi kekurangan nutrisi. Pola makan seimbang, tidur cukup, tidak merokok, tidak minum alkohol, dan olahraga rutin lebih efektif untuk menjaga kesehatan tubuh dibandingkan mengikuti diet detoks.

4. Produk Vegetarian Lebih Sehat

Stop! 5 Mitos Diet Ini Tak Sepenuhnya Benar dan Boleh DilupakanStop! 5 Mitos Diet Ini Tak Sepenuhnya Benar dan Boleh Dilupakan Foto: Ilustrasi iStock

Tidak semua makanan berlabel vegan atau vegetarian otomatis sehat. Banyak produk nabati yang sudah diproses dan tinggi lemak jenuh, garam, atau gula. Misalnya, es krim vegan bisa memiliki kadar gula setara dengan es krim susu.

Beberapa pengganti daging seperti sosis atau burger berbahan kedelai memang kaya protein, tetapi sering kali tinggi garam dan lemak. Karena itu penting untuk membaca label nutrisi dan memperhatikan cara pengolahan makanan, seperti menghindari metode menggoreng atau tambahan bahan tinggi lemak.

Diet vegetarian atau vegan yang terencana dengan baik memang dapat mendukung kesehatan, tetapi bukan berarti semua produk nabati bisa dikonsumsi tanpa batas.

5. Produk Susu Tidak Dibutuhkan dalam Diet

Stop! 5 Mitos Diet Ini Tak Sepenuhnya Benar dan Boleh DilupakanStop! 5 Mitos Diet Ini Tak Sepenuhnya Benar dan Boleh Dilupakan Foto: Ilustrasi iStock

Produk susu sebenarnya dapat menjadi bagian dari pola makan yang sehat dan seimbang. Kandungan gizinya sangat lengkap mulai dari protein, kalsium, yodium, fosfor, kalium, hingga vitamin B. Beberapa produk susu fermentasi seperti yoghurt probiotik dan kefir juga mengandung bakteri baik yang mendukung kesehatan saluran pencernaan.

Meski mengandung laktosa (gula alami dalam susu), jenis gula ini tidak termasuk dalam kategori gula bebas yang perlu dibatasi karena hadir bersama nutrisi penting lain dalam satu paket.

Kecuali seseorang memiliki alergi atau intoleransi terhadap susu, selebihnya tidak ada alasan untuk menghilangkan produk susu dari pola makan. Namun, jika memilih untuk tidak mengonsumsi produk susu, misalnya karena menjalani pola makan vegan dan sebagainya, maka perlu memastikan asupan nutrisi penggantinya tetap terpenuhi. Pilihlah produk pengganti susu yang telah diperkaya dengan zat gizi penting seperti yodium, kalsium, dan vitamin B.

(sob/adr)

Sumber : food.detik.com

Alhamdulillah Makanan Minuman Sehat Di JumatBerkah.Com اللهم صل على محمد
Source : unsplash.com / Eater Collective

Benarkah Minum Air Dingin Bikin Gemuk? Ini Penjelasannya


Jakarta

Banyak mitos yang berkaitan dengan konsumsi air dingin. Salah satunya dianggap dapat membuat berat badan naik atau gemuk. Ini faktanya!

Air dingin dapat memberikan efek menyegarkan dahaga ketika dikonsumsi saat cuaca panas. Meskipun ada sebagian orang yang juga mengonsumsi air dingin setiap hari, baik didiamkan dalam kulkas ataupun ditambah es batu.

Dilansir dari Food NDTV (30/4), beberapa mitos yang terkait dengan mengonsumsi air dingin banyak beredar di masyarakat. Salah satu yang sering terdengar adalah air dingin dapat menimbulkan kenaikan berat badan yang signifikan.


Jadi, apakah fakta tersebut benar adanya?

Seorang ahli gizi, Amita Gadre menjelaskan soal fakta air dingin yang dapat menimbulkan kenaikan berat badan. Menurut Amita, justru mengonsumsi air putih merupakan manfaat baik untuk menurunkan berat badan.

Konsumsi air dingin dapat menyimpan lemak dapat membekukan sel lemak ini hanyalah mitos. Faktanya, air putih dalam kondisi hangat dan dingin tidak akan membekukan sel lemak. Tujuan dari konsumsi air putih adalah agar tubuh terhidrasi.

Pentingnya mengonsumsi air putih yang cukup untuk tubuh akan meningkatkan beberapa manfaat. Tubuh tak akan merasa lesu dan metabolisme juga lancar.

Asupan air putih yang pas untuk setiap orang berbeda-beda takarannya. Menurut ahli gizi, Rupali Datta, sebaiknya mengonsumsi air putih 35 ml air per kilogram berat badan.

Menurut Mayo Clinic, asupan air putih yang baik untuk pria dan wanita juga berbeda. Setidaknya 3,7 liter air untuk pria dan 2,7 liter air untuk wanita.

Penting untuk mengetahui asupan air putih yang pas untuk tubuh, karena jika terlalu banyak juga dapat menyebabkan efek samping pada tubuh. Minum air dingin secara berlebihan pada beberapa kasus dapat menyebabkan masalah pencernaan, sakit tenggorokan, atau bahkan sakit kepala.

(yms/odi)



Sumber : food.detik.com

4 Fakta Konsumsi Nasi di Balik Mitos Bikin BB hingga Gula Darah Naik


Jakarta

Konsumsi nasi disebut cepat menaikkan berat badan. Namun, seorang ahli gizi mengungkap bahwa itu hanyalah mitos. Ini faktanya!

Konsumsi nasi sering dihindari karena kandungan karbohidratnya dianggap dapat menaikkan berat badan. Banyak orang, terutama pelaku diet, akhirnya menghindari makan nasi.

Namun, ahli gizi Nidhi Kakar asal India mengklarifikasi hal tersebut. Ia menegaskan bahwa pernyataan nasi menyebabkan berat badan naik adalah mitos belaka.


Mengutip Food NDTV (02/07/25) berikut penjelasan ahli gizi mengenai nutrisi nasi:

1. Apakah benar makan nasi bikin berat badan naik?

White rice in bowlIlustrasi nasi putih. Foto: Getty Images/iStockphoto/Amarita

Ahli gizi Nidhi menjelaskan konsumsi nasi tidak menyebabkan berat badan naik ataupun menyebabkan lemak perut. Itu semua tergantung dengan kalori yang diasup.

Semakin banyak makan nasi, maka semakin banyak kalori yang diasup. Peluang berat badan bertambah akan terjadi jika kamu terlalu banyak makan nasi dan kurangnya aktivitas.

2. Bolehkan penderita diabetes makan nasi?

Nasi juga kerap dikaitkan dengan risiko diabetes karena kandungan gula di dalamnya. Namun, ahli gizi Nidhi menegaskan bahwa hal tersebut tidak benar sama sekali.

“Penderita diabetes tetap bisa memakan nasi, tapi dalam jumlah sedang. Akan lebih baik dipadukan dengan protein, lemak sehat, dan sayuran,” tuturnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa nasi mengandung energi, vitamin B, dan zat besi yang dibutuhkan oleh tubuh. Mengonsumsi nasi juga bagus untuk mengatasi masalah pencernaan.

Fakta tentang nasi putih ada di halaman selanjutnya.

3. Nasi merah lebih sehat daripada nasi putih

Rice red in bowl isolated on blue grey background has spoon close up, top view, Asian food and drink concept.Ilustrasi nasi merah. Foto: Getty Images/NNK

Banyak pelaku diet yang beralih ke nasi merah untuk menggantikan nasi putih, karena dianggap lebih sehat. Namun, faktanya tidak demikian.

Menurut ahli gizi Nidhi, tidak semua cocok dengan nasi merah. Sebagian orang merasa bahwa nasi merah lebih sulit dicerna karena mengandung serat dan antinutrisi.

4. Apakah nasi dingin lebih sehat?

Nasi dingin lebih sehat dibandingkan nasi hangat bisa jadi benar. Itu karena nasi dingin memiliki indeks glikemik yang lebih rendah dibandingkan nasi hangat.

Mendinginkan nasi meningkatkan pati resisten, yang dicerna lebih lambat dan membantu mengatur gula darah. Kadar gula darah juga tidak akan naik terlalu cepat.

(raf/adr)



Sumber : food.detik.com

Sari Berita Penting