Tag Archives: mobil matic

Ini Alasan Menyalakan Mobil Matic Harus Direm Dahulu, Awas Keliru!


Jakarta

Seperti motor matic, menyalakan mobil matic juga harus direm dahulu. Hal ini berbeda dengan kendaraan manual yang bisa langsung distarter tanpa direm terlebih dahulu.

Apakah detikers tahu alasannya? Yuk ketahui alasan menyalakan mobil matic harus direm dahulu. Simak juga cara melakukan starter yang benar dalam artikel ini.

Alasan Mobil Matic Harus Direm Saat Dinyalakan

Salah satu perbedaan yang terasa saat mengoperasikan mobil matic dibandingkan dengan mobil manual adalah saat melakukan starter. Pada saat menyalakan mobil, pedal rem harus diinjak agar mesin bisa menyala.


Dikutip dari situs Toyota Astra, alasan menyalakan mobil matic harus direm dahulu adalah demi keselamatan pengemudi. Dengan menginjak rem, mobil tidak langsung bergerak ketika mesin menyala.

Sistem transmisi mobil matic mengandalkan kopling yang masih terhubung dengan mesin dan transmisi, meskipun mesin dalam kondisi mati. Jika sistemnya tidak dibuat demikian, maka mobil berisiko bergerak sendiri saat dinyalakan, meskipun bergerak pelan.

Dengan demikian, menginjak rem berfungsi untuk memastikan mobil tidak bergerak saat dinyalakan. Jika tiba-tiba mobil berjalan saat menyalakan mesin, maka akan berbahaya. Apalagi jika pengemudi masih dalam tahap belajar, kemungkinan akan kaget dan tidak bisa mengendalikan hingga berakibat fatal.

Cara Menyalakan Mobil Matic untuk Pemula

Bagi pemula, berikut ini cara menyalakan mobil matic yang benar dan aman, seperti dilansir dari laman Daihatsu Indonesia.

1. Posisikan Tuas Pada ‘P’

Langkah pertama, pastikan posisi tuas berada di P, yaitu untuk fungsi parkir. Dalam mode ini, mobil dalam posisi aman, tidak bisa bergerak.

Ada juga mobil yang posisinya berada di N atau netral. Hal ini tidak masalah, yang penting jangan sampai berada di posisi R (reverse/mundur) atau D (drive/maju).

2. Jangan Buru-buru Menyalakan Mesin

Jangan buru-buru menyalakan mesin. Setelah menyalakan sistem kelistrikan, pastikan jarum dan indikatornya sudah aktif, baru kemudian menyalakan mesinnya. Beberapa jenis mobil matic juga mengeluarkan suara ketika sistem kelistrikan sudah hidup.

3. Injak Pedal Rem Saat Starter

Cara yang sudah kita bahas di awal, kita harus menginjak pedal rem saat melakukan starter. Hal ini dilakukan agar mobil tidak langsung bergerak sehingga membuat pengemudi kaget.

4. Injak Rem Pindah Tuas

Tak hanya saat menyalakan mesin, menginjak rem juga harus dilakukan saat memindahkan tuas. Misalnya dari tuas P ingin dipindah ke posisi R atau D, maka harus menekan bagian rem. Hal ini juga mencegah risiko kerusakan pada mesin mobil.

5. Ketahui Kode Tuas Transmisi

Selain itu, pastikan detikers tahu kode huruf yang berada pada tuas transmisi. Pada umumnya, kode tuas mobil matic terdiri dari P, D, R, N, dan L. Jangan sampai salah memposisikan tuas, karena bisa membahayakan diri.

Demikian tadi alasan menyalakan mobil matic harus direm dahulu, yaitu agar mobil tidak langsung bergerak saat distarter. Buat pemula, pastikan menyalakan mobil dengan cara yang benar dan aman, ya!

(bai/row)



Sumber : oto.detik.com

Mobil Lebih Kuat Lewat Tanjakan Jika Berjalan Mundur, Mitos atau Fakta?


Jakarta

Saat berkendara ke luar kota, detikers mungkin akan menemukan jalanan yang menanjak dan menurun. Jangan anggap remeh jalanan yang menanjak dan menurun karena banyak pengendara yang kesulitan saat melewatinya.

Soalnya, sering terjadi kasus mobil gagal melibas tanjakan curam. Oleh sebab itu, banyak pengendara yang berpikir bagaimana cara melintasi tanjakan dengan benar dan aman.

Nah, salah satu caranya adalah dengan berjalan mundur. Sebab, beberapa orang meyakini jika mobil berjalan mundur maka akan lebih kuat menanjak.


Namun, apakah hal tersebut benar adanya? Simak pembahasannya dalam artikel ini.

Apakah Mobil Berjalan Mundur Lebih Kuat Di tanjakan?

Mengutip situs Spot Dem, sebenarnya mobil bisa lebih kuat menanjak dengan cara berjalan mundur jika mobil tersebut berpenggerak roda depan atau front wheel drive (FWD).

Sebab, gigi mundur (reverse) memiliki rasio gigi yang lebih rendah daripada gigi maju (drive). Oleh sebab itu, mobil yang berjalan mundur mungkin akan lebih kuat melibas tanjakan.

Saat mobil dalam gigi mundur, distribusi bobot juga berubah dengan beban yang lebih besar didistribusikan ke roda belakang. Mobil juga dapat menanjak dengan lebih mudah karena memiliki daya cengkeram yang lebih baik.

Apakah Aman Mobil Berjalan Mundur saat Nanjak?

Meski begitu, melintasi tanjakan dengan cara mundur dinilai kurang aman dan tidak efisien. Sebab, transmisi, mesin, dan komponen lainnya pada mobil disetel untuk bergerak maju dan berbelok, bukan mundur ke belakang.

Selain itu, bergerak mundur dan menanjak dapat memberikan tekanan pada mesin dan transmisi mobil. Hal ini bisa menyebabkan mesin cepat panas sehingga mengalami overheat dan memicu kerusakan pada komponen lainnya.

Dari segi keselamatan, berkendara mundur di tanjakan juga menyulitkan pengendara karena keterbatasan visual. Meski mobil keluaran terbaru sudah dilengkapi kamera belakang untuk mundur, tapi tetap saja berbahaya karena jarak pandangnya terbatas.

Tips Melintasi Tanjakan dengan Mobil

Daripada harus berjalan mundur yang bikin kamu repot sendiri, lebih baik bergerak maju ketika melewati tanjakan. Jika takut mobil tak kuat nanjak, ada sejumlah tips agar detikers lancar saat melalui tanjakan.

Mengutip situs Astra Daihatsu, berikut tips melewati jalanan menanjak dengan berkendara mobil:

1. Pakai Gigi Rendah

Jika kamu menggunakan mobil manual, gunakan gigi rendah atau 1 saat melintasi jalanan tanjakan. Pada mobil matic, kamu bisa memindahkan gigi dari ‘D’ ke ‘L’ agar mendapatkan torsi yang besar untuk melibas tanjakan.

2. Injak Gas Sesuai Kebutuhan

Saat melintasi jalanan yang menanjak, injak pedal gas sesuai kebutuhan. Apabila tanjakan dirasa curam dan panjang, maka diperbolehkan menginjak gas dalam-dalam agar mobil bisa melalui tanjakan.

Jika tanjakan tidak begitu curam, maka detikers tak perlu menginjak pedal gas terlalu dalam. Jadi, bisa disesuaikan dengan tanjakan yang dilalui.

3. Aktifkan Hill Start Assist

Beberapa mobil keluaran terbaru telah dilengkapi dengan fitur Hill Start Assist (HSA). Fitur keselamatan ini berfungsi untuk mengendalikan mobil agar tidak merosot ketika berada di posisi menanjak.

Biasanya, mobil yang sedang berhenti di tanjakan dan akan mulai jalan kembali, mobil akan sedikit mundur sebelum dapat berjalan maju. Dengan mengaktifkan fitur HSA, maka mobil tidak akan mundur saat pengemudi akan kembali melaju.

Selain itu, Hill Start Assist juga dapat mengendalikan mobil saat akan mulai menanjak agar akselerasi yang dihasilkan dapat berjalan mulus. Dengan begitu, roda mobil dapat berfungsi optimal dan meminimalisir terjadinya selip.

Demikian penjelasan mengenai apakah mobil berjalan mundur lebih kuat ditanjakan. Semoga bermanfaat!

(ilf/fds)



Sumber : oto.detik.com

Sering Jadi Perdebatan, saat Tunggu Lampu Merah Gigi Mobil Matic ‘N’ atau ‘D’?


Jakarta

Posisi transmisi mobil matic saat lampu merah sering diperdebatkan. Benarkah harus di ‘N’ atau tetap di ‘D’ tak masalah? Begini penjelasannya.

Mengendarai mobil matic memang lebih mudah. Pergantian gigi berjalan secara otomatis, tak perlu lagi menginjak pedal kopling. Apalagi kalau di jalanan macet, pengemudi tak perlu lagi pindah-pindah gigi.

Tunggu Lampu Merah, Perlu Pindah ke N?


Tapi bagaimana kalau lagi menunggu lampu merah? Ada yang menyebut saat menunggu lampu merah, sebaiknya tuas persneling dipindahkan ke ‘N’. Namun ada juga yang menyebut tak perlu dipindahkan, tetap di ‘D’ pun aman.

Kepala Bengkel Auto2000 Jatiasih, Wahono, mengungkap ada baiknya memindahkan tuas transmisi ke posisi ‘N’. Satu alasan pentingnya adalah faktor keamanan, di samping menjaga keawetan transmisi.

“Ini jadi perdebatan sih kalau di lampu merah nggak dinetralin atau di D. Yang benar apa? Netral, karena kalau nggak netral itu berbahaya. Kalau kita nggak konsen nginjek rem agak lengang, mobil jalan nabrak,” jelas Wahono saat ditemui di kantornya belum lama ini.

“Terus kan ada komponen yang bekerja walaupun waktu ditahan transmisi nggak terlalu keras, tetap bekerja,” lanjut Wahono.

Tak cuma saat menunggu lampu merah, tuas transmisi juga bisa dipindah ke N saat posisinya sedang macet dan berhenti lama.

“Sebaiknya kalau emang berhenti (pindah ke N), nyamannya kita seperti apa. Kecuali macetnya jalan, kan tanpa gas bisa jalan sendiri. Kalau panjang ya sebaiknya itu, terutama untuk safety ya. Kalau komponen tidak terlalu, jauh lah efeknya panjang gitu lah, lebih ke safety,” terang Wahono.

Sebagai informasi tambahan, di mobil matic pada bagian transmisi terdapat huruf dan angka yang memiliki fungsi berbeda. Kamu bisa cek arti huruf dan angka pada tuas mobil transmisi otomatis beserta fungsinya pada uraian di bawah ini.

Macam-macam Kode Tuas Mobil Matic dan Artinya

Berikut sejumlah huruf dan angka yang ada pada tuas mobil transmisi otomatis:

  • Huruf P artinya Parking atau parkir
  • Huruf R artinya Reverse atau jalan mundur
  • Huruf N artinya Neutral atau netral
  • Huruf D artinya Drive atau jalan maju
  • Huruf D1 atau L artinya Low (rendah)
  • Angka 2 atau S (Second) untuk jalan menanjak
  • Angka 3 atau D3 untuk maju dengan posisi gigi tertinggi dibatasi sampai gigi 3.

Penting untuk diketahui bahwa kode yang ada dan artinya mungkin akan berbeda pada beberapa jenis mobil matic tertentu.

(dry/din)



Sumber : oto.detik.com

Selain Oli Mesin, Ini 4 Jenis Oli pada Mobil Matic yang Harus Rutin Diganti


Jakarta

Bagi pemilik mobil bertransmisi otomatis atau matic, wajib hukumnya untuk mengganti oli secara rutin. Selain oli mesin, ada beberapa jenis oli lainnya pada mobil matic yang juga perlu diganti.

Mengganti oli mobil matic dengan yang baru bisa disesuaikan dengan jarak tempuh per kilometer atau hitungan per bulan. Setiap jenis oli juga memiliki waktu penggantian yang berbeda-beda.

Namun, penggantian oli bisa dilakukan lebih cepat dari waktu yang ditentukan. Hal ini berlaku jika mobil digunakan hampir setiap hari atau telah menempuh jarak yang jauh.


Lantas, apa saja oli pada mobil matic yang harus diganti secara rutin? Simak pembahasannya dalam artikel ini.

Oli pada Mobil Matic yang Perlu Diganti

Dilansir situs Daihatsu Indonesia, ternyata ada beberapa jenis oli pada mobil matic yang harus diganti selain oli mesin. Berikut rinciannya:

1. Oli Transmisi

Oli transmisi berfungsi sebagai pelumas persneling mobil. Jika dilakukan penggantian oli secara rutin, maka transmisi mobil matic dapat berjalan dengan baik.

Umumnya, penggantian oli transmisi mobil matic dilakukan setelah mencapai jarak 40.000 km. Namun, beberapa pabrikan mungkin mengeluarkan kebijakan yang berbeda-beda, sehingga ada yang menyarankan mengganti oli transmisi ketika jarak tempuh mencapai 80.000 km.

2. Oli Rem

Pelumas yang satu ini juga tak kalah penting untuk diganti secara rutin. Mengganti oli rem wajib dilakukan agar rem dapat berfungsi secara optimal.

Volume oli rem harus dicek secara konsisten agar kadar oli tidak berada di bawah garis minimal. Idealnya, oli rem mobil bisa diganti setiap 40.000 km atau dua tahun sekali.

Selain mengetahui waktu penggantian oli rem, kamu juga harus memperhatikan perubahan warna pada oli. Apabila sudah berubah warna menjadi cokelat atau kehitaman, segera ganti dengan oli yang baru meskipun mobil belum menempuh jarak 40.000 km.

3. Oli Power Steering

Jenis oli berikutnya adalah oli power steering pada mobil yang masih menggunakan sistem power steering hidrolik. Pelumas yang satu ini berfungsi sebagai pompa hidrolik agar pengemudi lebih mudah mengendalikan setir. Selain itu, oli power steering juga berperan dalam menjaga ritme kerja komponen sistem kemudi mobil.

Oli power steering harus dilakukan penggantian secara berkala jika sudah berubah warna menjadi cokelat atau hitam. Biasanya, oli power steering diganti setiap empat tahun sekali atau ketika mobil sudah menempuh jarak 80.000 km.

4. Oli Gardan

Pemilik mobil matic juga perlu mengganti oli gardan secara rutin. Sedikit informasi, gardan adalah gear yang terletak di as roda mobil. Oli gardan mirip dengan oli transmisi, tetapi hanya dapat digunakan untuk penggerak roda belakang.

Fungsi oli gardan yakni untuk menyambungkan transmisi dan gardan agar kemampuan kerja mesin tetap lancar. Pada umumnya, oli gardan diganti saat mobil sudah menempuh jarak tempuh 20.000 km atau dua tahun sekali.

Lakukan pengecekan oli gardan secara rutin. Jika oli sudah berubah warna menjadi cokelat atau hitam, itu tandanya harus diganti dengan pelumas yang baru.

Demikian empat jenis oli pada mobil matic yang wajib diganti secara rutin. Semoga bermanfaat!

(ilf/fds)



Sumber : oto.detik.com

Biar Aman, Begini Posisi Gigi Matic Saat Terjebak Macet Mudik


Jakarta

Kemacetan sering terjadi di jalur mudik. Buat detikers pengguna mobil matic, kalian mungkin masih bingung bagaimana posisi gigi matic saat terjebak macet mudik di jalan datar maupun tanjakan.

Hal ini penting diketahui, terutama bagi orang yang masih baru menggunakan mobil matic. Sebab jika salah, dikhawatirkan akan merusak komponen, tidak kuat menanjak saat di posisi tanjakan, atau bahkan kecelakaan.

Dalam artikel ini akan kita ulas posisi gigi matic saat terjebak macet mudik di jalan datar dan tanjakan, lengkap dengan tips menggunakan mobil matic.


Kenali Transmisi Mobil Matic

Sebelumnya, detikers harus memahami dengan baik apa saja transmisi pada mobil matic. Dikutip dari laman Daihatsu, berikut ini beberapa transmisi atau gigi pada mobil matik:

  • P (park atau parkir): digunakan untuk memarkirkan mobil, sehingga transmisi terkunci dan mobil tidak akan bergerak.
  • R (reverse atau gigi mundur): digunakan untuk bergerak mundur.
  • N (netral): Pada kondisi ini, mesin dan transmisi tidak terhubung, sehingga pedal gas tidak akan menggerakkan mobil saat diinjak.
  • D (drive atau jalan maju): Pada posisi D, perpindahan gigi dari 1 sampai tertinggi akan berpindah otomatis.
  • D2 (drive dengan gigi tertinggi di gigi 2): Kecepatan akan dibatasi sampai gigi 2, namun tarikan awalnya lebih ringan daripada D.
  • L atau D1 (drive dengan gigi tertinggi di gigi 1): Kecepatan akan dibatasi di gigi 1. Tarikannya lebih ringan daripada D2.

Posisi Gigi Matic Saat Macet di Jalan Datar

Ketika posisi lalu lintas tidak terlalu macet, detikers bisa tetap menggunakan gigi atau transmisi D dan menginjak rem saat dibutuhkan. Tapi hal ini berbeda jika lalu lintas cukup macet hingga membutuhkan waktu berhenti sejenak.

Berdasarkan catatan detikOto, Technical Team Aftersales Support Dept.Auto2000 Gesang Pranoto menjelaskan sebaiknya detikers menggunakan transmisi N jika harus berhenti sejenak seperti saat berada di lampu merah. Tidak disarankan menggunakan gigi D saat berhenti.

“Nah di lampu merah kan kita menginjak rem, kendaraan ditahan rem nah beban transmisi ditahan komponen rem, maka dari itu sebaiknya itu posisi di N atau P agar posisinya bebas tidak terbebani,” lanjut Gesang.

Posisi Gigi Matic Saat Macet di Tanjakan

Saat di tanjakan, detikers juga sebaiknya menghindari menggunakan gigi D saat macet karena akan berat untuk menanjak. Kamu bisa menggunakan gigi D2, tetapi mungkin masih agak berat, sehingga lebih baik menggunakan D1.

Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, mengatakan jika kondisinya macet yang mengharuskan berhenti sejenak, maka detikers bisa menggunakan transmisi N.

“Macet di tanjakan saat pakai matik memang berisiko stuck kalau gear selalu diposisikan stay di D. Jadi manfaatkan gear N kalau lebih dari 20 detik berhentinya dan jaga jarak untuk stop and go,” kata Sony kepada detikoto.

Tips Menggunakan Mobil Matic Saat Macet

Dilansir dari situs Wuling, berikut ini beberapa tips menggunakan mobil matic saat macet:

1. Perhatikan Kondisi Jalan

Saat memilih rute mudik, sebisa mungkin untuk mengenali kondisi jalan yang akan dilewati. Titik mana saja yang biasanya macet, titik mana yang curam. Selain itu, perhatikan rambu-rambu apakah akan ada tanjakan atau turunan.

Dengan mengetahuinya, detikers bisa bersiap-siap mengganti tuas transmisi sebelum mencapai titik tanjakan, sehingga memberikan daya luncur stabil.

2. Gunakan Gigi yang Tepat

Gunakan gigi yang tepat sesuai dengan kondisi kemacetan. Jika harus berhenti sejenak, gunakan N daripada D agar tidak membebani rem. Jika berada di tanjakan curam, gunakan L atau D1 agar memberi daya dorong lebih.

3. Hindari Menginjak Rem dan Transmisi Bersamaan

Rem tangan maupun kaki dibutuhkan saat memindahkan transmisi, tapi jangan terlalu kencang menekan rem. Rem tangan dan kaki juga tak boleh digunakan bersamaan.

Hindari juga menginjak rem dan memindahkan transmisi bersamaan. Gunakan rem secukupnya sambil perlahan mengoper gigi ke posisi L, D1, atau ke D2.

4. Berhenti Sejenak

Jika melewati tanjakan curam yang panjang dan macet, ada baiknya untuk berhenti sejenak. Jika menanjak secara terus-menerus, maka daya dorong mobil akan semakin lemah.

5. Biasakan Mengendarai Mobil Matic

Sebaiknya jangan mendadak menggunakan mobil matic untuk mudik. Biasakan terlebih dahulu mengendarainya sebelum mudik agar terbiasa, sehingga bisa memiliki refleks bagus dalam mengendarai mobil.

Nah, dengan menerapkan posisi gigi matic saat terjebak macet, detikers bisa lebih nyaman dalam mengemudi dan komponen kendaraan pun tetap awet.

(bai/fds)



Sumber : oto.detik.com

Sering Ngelakuin Kebiasaan Ini? Awas, Mobil Matic Jadi Cepat Rusak!



Jakarta

Ada kebiasaan yang tak disadari pengendara bikin transmisi mobil matic rusak. Begini penjelasannya.

Mengendarai mobil matic memang lebih mudah daripada mobil manual. Hanya ada dua pedal yang perlu dikendalikan pengemudi yaitu untuk ngegas dan ngerem. Perpindahan gigi pun dilakukan secara otomatis. Tak perlu lagi repot-repot menginjak kopling saat pergantian gigi.


Meski begitu saat berkendara, ada kebiasaan yang tak disadari justru membuat transmisi mobil matic cepat rusak. Salah satunya memindahkan tuas transmisi tanpa mengerem lebih dulu.

“Kalau yang pemakaian, misalnya masuk gigi tanpa direm, itu kan jedug. Direm (dulu) ya, masuk gigi baru lepas, smooth kan tuh,” kata Wahono belum lama ini.

Selain itu yang sering jadi perdebatan adalah posisi tuas transmisi saat menunggu lampu merah. Ada baiknya posisi tuas transmisi berada di ‘N’ atau Netral. Selain menjaga keawetan transmisi, kebiasaan ini juga dapat menghindari hal-hal yang tak diinginkan.

“Yang benar apa? Netral, karena kalau nggak netral itu berbahaya. Kalau kita nggak konsen nginjek rem agak lengang, mobil jalan nabrak. Terus kan ada komponen yang bekerja walaupun waktu ditahan kopling nggak terlalu keras, tapi tetap bekerja,” lanjut Wahono.

Tak cuma menunggu lampu merah, saat di kondisi macet pun sebaiknya tuas transmisi mobil matic berada di N. Selain pengendaraan, pemilik kendaraan juga perlu melakukan perawatan pada mobilnya.

Bicara perawatan, tak jauh berbeda dengan mobil pada umumnya. Kamu bisa melakukan perawatan secara berkala, seperti melakukan penggantian oli. Oli mesin biasanya dilakukan pergantian setiap 5.000 km atau 10.000 km. Ada juga pergantian oli transmisi yang dilakukan secara berkala. Selain itu, hindari melakukan akselerasi secara mendadak. Akselerasi yang cepat bisa membebani transmisi sekaligus membuat komponen cepat aus.

(dry/din)



Sumber : oto.detik.com

Sering Lakukan Kesalahan Ini pada Mobil Matic? Awas Bisa Bahaya!


Jakarta

Mobil matic banyak disukai bisa dikemudikan hanya dengan menginjak gas dan rem. Namun jangan salah, ternyata masih banyak pengemudi yang melakukan kesalahan saat menggunakan mobil matic.

Kesalahan ini bisa saja membuat komponen kendaraan, terutama bagian transmisi cepat rusak. Bahkan kesalahan fatal bisa menyebabkan kecelakaan.

Simak artikel ini untuk mengetahui sejumlah kesalahan yang sering dilakukan pada mobil matic agar tidak membahayakan diri sendiri dan orang lain.


10 Kesalahan yang Sering Dilakukan pada Mobil Matic

Dilansir dari laman buku panduan Innova dan situs Toyota-Astra, berikut ini 10 kesalahan yang sering dilakukan saat mengemudikan mobil matic:

1. Tidak Tahu Fungsi Tuas Transmisi

Jika tidak terbiasa menggunakan mobil matic, detikers mungkin masih belum tahu fungsi dari masing-masing tuas. Perhatikan fungsinya berikut ini:

  • P = park atau parkir, yakni agar mobil tidak bergerak.
  • R = reverse atau gigi untuk bergerak mundur.
  • N = netral, yakni tidak bisa digas, namun bisa bergerak karena didorong atau kondisi jalan miring.
  • D = drive atau jalan maju dengan kecepatan 1 sampai tertinggi.
  • D2 = drive dengan gigi tertinggi di gigi 2.
  • L atau D1 = drive dengan gigi tertinggi di gigi 1.

2. Mobil Dibiarkan Mundur tapi Tuas di Posisi D

Gunakanlah tuas transmisi sesuai dengan arah gerakan mobil. Jangan membiarkan mobil maju tetapi tuas berada di R. Ini mungkin terjadi ketika mobil didorong.

Hal ini juga berlaku sebaliknya. Jangan membiarkan mobil mundur tetapi tuas berada di D. Jika terjadi demikian, maka bisa menyebabkan mesin tidak bekerja, menyebabkan rem dan kemudi melemah. Akibatnya bisa merusak komponen maupun kecelakaan.

3. Transmisi di P saat Melaju

Saat melaju, jangan sampai menggeser tuas transmisi ke posisi P. Hal ini bisa menyebabkan kerusakan transmisi dan mengakibatkan kendaraan kehilangan kontrol.

4. Memindahkan Transmisi Sambil Injak Gas

Saat memindahkan transmisi, jangan sampai menginjak pedal gas. Ketika memindahkan ke gigi selain P atau N, maka berisiko menyebabkan percepatan kendaraan tak terduga yang bisa menimbulkan kecelakaan.

5. Berhenti di Lampu Merah dengan Posisi Transmisi D

Saat berhenti di lampu merah, sebagian orang tetap memposisikan tuas transmisi di D sambil menginjak rem. Posisi ini membuat torque converter tetap bekerja menghubungkan mesin dan transmisi, padahal posisi mobil berhenti.

Hal ini bisa menyebabkan mesin dan transmisi cepat panas. Rem pun akan cepat panas, sehingga komponen cepat rusak. Maka gunakanlah tuas N saat berhenti di lampu merah.

6. Injak Pedal Rem Pakai Dua Kaki

Jika belum terbiasa pakai mobil matic, detikers mungkin tidak sengaja menginjak rem dengan dua kaki. Akibatnya pengereman menjadi terlalu dalam menjadi seperti rem mendadak, sehingga bisa menyebabkan kecelakaan.

7. Tidak Mengkombinasikan Transmisi

Saat melaju, usahakan untuk mengkombinasikan posisi transmisi D, D1, dan L sesuai kondisi jalan dan kecepatan. Misalnya jika cuma menggunakan transmisi L maka kopling transmisi jadi panas karena gigi tertahan di 1.

Atau misalnya saat berada di turunan, tuas D2 yang tidak dipindah lebih rendah akan mengurangi efek engine brake. Akibatnya mobil bisa meluncur cepat dan blong.

8. Tidak Injak Rem Saat Menyalakan Mesin

Untuk alasan keamanan, detikers harus menginjak rem saat menyalakan mesin. Jika tidak, maka ada risiko mobil melompat karena tuas masih di D. Pastikan tuas berada di P sebelum menyalakan mesin.

9. Parkir Paralel dengan Posisi P

Saat parkir paralel, jangan memposisikan tuas transmisi di P. Hal ini menyebabkan mobil tidak bisa didorong, sehingga mungkin menyulitkan mobil lain saat mau keluar.

Pastikan tuas transmisi dipindah ke N dengan terlebih dahulu menekan tuas shift lock. Bebaskan tuas rem parkir. Namun pastikan mobil tidak bergerak karena berada di jalan turunan.

10. Kurang Hati-hati Saat Memindahkan Transmisi

Kurang berhati-hati saat memindahkan transmisi bisa berakibat fatal. Detikers mungkin ingin maju tetapi memasukkan gigi R atau sebaliknya. Banyak kejadian seperti ini yang menyebabkan kecelakaan.

Nah, meski mobil matic cenderung mudah, ternyata ada banyak hal yang tetap perlu dipelajari. Jangan sampai kesalahan kita menyebabkan kecelakaan pada diri sendiri dan orang lain.

(bai/row)



Sumber : oto.detik.com

Mobil Matic Jangan Pakai Gigi ‘N’ pada Kondisi Ini, Pokoknya Jangan!



Jakarta

Tuas transmisi di mobil matic memiliki fungsinya masing-masing. Misalnya saat tuas transmisi berada di posisi ‘N’ atau Netral, sebaiknya tidak dilakukan pada kondisi berikut.

Ada beragam huruf di tuas transmisi mobil matic. Ada P, ada N, ada D, ada L, ada juga R. Masing-masing punya fungsinya tersendiri. Misalnya tuas transmisi P, digunakan untuk mobil dalam posisi parkir. Selanjutnya ada R, digunakan saat mobil hendak mundur. Untuk menjalankan mobil, posisi tuas transmisi ada di D alias Drive. Pada posisi D, transmisi akan secara otomatis dan terus menerus mengubah rasio gigi tergantung pada kondisi jalan dan pengemudian.


Selanjutnya ada ‘N’ atau Netral. Pada posisi ini, transmisi dibebaskan sama seperti posisi netral pada mobil bertransmisi manual. Dikutip dalam laman buku panduan manual Mitsubishi Xpander, gigi N ini hanya digunakan saat kendaraan diam dalam waktu yang lama selama mengemudi, contohnya saat jalanan macet.

Perlu dicatat, di kondisi tertentu, sebaiknya tuas transmisi mobil tak diposisikan pada Netral. Misalnya saat sedang berkendara, jangan pindahkan tuas transmisi ke N.

“Kecelakaan serius dapat terjadi karena Anda dapat secara tidak sengaja menggerakkan tuas selektor ke posisi ‘P’ atau ‘R’ atau Anda akan kehilangan pengereman mesin,” demikian dicuplik dari buku panduan manual tersebut.

Begitu juga pada jalan miring, tuas transmisi sebisa mungkin ada di posisi ‘P’ jangan di posisi N.

“Pada jalan miring, mesin sebaiknya dihidupkan pada posisi ‘P’ jangan pada posisi “N’. Pastikan menahan kaki Anda pedal rem ketika kendaraan di posisi ‘N’ atau ketika memindahkan ke atau dari posisi ‘N'” begitu penjelasannya.

Selain itu diingatkan juga untuk mencegah kerusakan transmisi, jangan pernah memindahkan tuas transmisi ke posisi ‘D’ dari posisi ‘R’ ketika kendaraan masih berjalan.

(dry/din)



Sumber : oto.detik.com

Ada Gigi L di Mobil Matic, Kapan Dipakai?


Jakarta

Ada gigi ‘L’ di transmisi mobil matic. Kapan dipakainya ya?

Tuas transmisi mobil matic terdiri dari beberapa fungsi. Masing-masing fungsinya berbeda dan disimbolkan dengan huruf di sisinya. Paling atas biasanya huruf P yang berarti Park digunakan saat kendaraan parkir. Pada posisi ini, transmisi dikunci untuk mencegah kendaraan bergerak. Mesin juga dapat dihidupkan saat tuas transmisi berada di posisi ini.


Gigi L di Mobil Matic, Kapan Dipakai?

Di bawah P, biasanya ada R yang berarti Reverse. Pindahkan tuas transmisi kamu ke R saat memundurkan mobil. Selanjutnya ada N alias Neutral. Pada posisi N, posisi transmisi dibebaskan. Selanjutnya ada D yang berarti Drive. Tuas transmisi D digunakan saat mobil dikendarai dengan normal. Pada posisi ini, gigi akan diatur secara otomatis menyesuaikan dengan kecepatan kendaraan.

Nah di beberapa mobil, di bawah D ada juga gigi L. Salah satunya di Mitsubishi Xpander. Tapi tahu nggak kamu L ini artinya apa dan kapan harus digunakan? Dikutip dari buku panduan manual Xpander, gigi L atau Low digunakan saat mengemudi di jalanan menanjak yang sangat curam. Selain itu bisa juga digunakan untuk pengereman mesin atau engine brake pada kecepatan rendah saat berkendara menuruni jalanan yang curam. Namun diingatkan agar tak memindahkan tuas transmisi ke L secara mendadak.

“Pengereman mesin secara mendadak dapat menyebabkan ban slip. Pilih posisi ini sesuai dengan kondisi jalan dan kecepatan kendaraan,” demikian peringatannya.

Laman JDPower juga menjelaskan posisi L pada mobil matic bisa digunakan dalam kondisi tertentu sebagai berikut:

– Saat menarik beban berat
– Mengemudi di jalan menanjak
– Mengemudi di jalan menurun
– Bermanuver pada kecepatan rendah
– Kondisi jalan buruk

Jangan Pakai Gigi L saat Berkendara Normal

Perlu digarisbawahi, saat tuas transmisi berada di posisi L itu jangan digunakan untuk berkendara di kondisi normal. JDPower menyebut, memposisikan transmisi pada gigi rendah akan membuat mesin berputar lebih cepat dan menghasilkan RPM yang lebih tinggi. Alhasil, bahan bakar jadi lebih boros. Tak cuma itu, mesin dan transmisi juga jadi lebih cepat aus.

“Jika kondisi tidak memerlukan mode ‘L’ selalu kembalikan transmisi ke posisi ‘D'” demikian penjelasannya.

(dry/din)



Sumber : oto.detik.com

Jangan Asal Mindahin Gigi Mobil Matic CVT Kalau Nggak Mau Begini



Jakarta

Punya mobil matic dengan transmisi CVT nggak bisa asal. Ada beberapa hal yang haram dilakukan supaya transmisinya tetap awet.

Mengemudikan mobil matic memang cenderung lebih mudah ketimbang mobil bertransmisi manual. Tak ada pedal kopling yang diinjak dan pergantian gigi juga dilakukan secara otomatis.


Kendati demikian, tetap ada beberapa hal yang harus diperhatikan, utamanya saat mengubah posisi tuas transmisi. Sebab, kalau asal-asalan memindahkan transmisi, justru bisa merusaknya.

Dikutip dari laman buku panduan manual Kijang Innova Zenix, saat mengubah transmisi mobil matic. Berikut ini hal yang haram dilakukan saat mengubah posisi transmisi mobil matic.

Pertama, jangan membiarkan kendaraan bergerak mundur ketika tuas transmisi dalam posisi pengendaraan atau bergerak maju ketika tuas transmisi dalam posisi ‘R’. Melakukan hal tersebut bisa membuat mesin tidak bekerja dan juga menyebabkan kemampuan kemudi lemah.

Kedua, jangan menggeser tuas transmisi ke posisi ‘P’ selama kendaraan sedang berjalan melakukannya dapat mengakibatkan kerusakan pada CVT dan kendaraan hilang kontrol. Selanjutnya, jangan menggeser tuas transmisi ke posisi ‘R’ selama kendaraan sedang bergerak maju. Selanjutnya jangan juga menggeser tuas transmisi ke posisi D saat mobil bergerak mundur.

“Melakukannya dapat mengakibatkan kerusakan pada Continously Variable Transmission dan dapat menyebabkan kendaraan kehilangan kontrol,” demikian penjelasannya.

Jangan menggeser tuas transmisi ke N ketika kendaraan sedang bergerak akan mematikan mesin dari CVT. Dijelaskan bahwa pengereman mesin tidak tersedia ketika N dipilih.

Terakhir jangan memindahkan tuas transmisi saat pedal akselerasi ditekan. Melakukan hal tersebut bisa membuat percepatan kendaraan tak terduga dan memicu terjadinya kecelakaan serius. Nah itu tadi hal-hal yang harus diperhatikan saat mengendarai mobil matic CVT. Pastikan kamu menghindari hal tersebut ya supaya transmisi bisa tahan lama sekaligus mencegah kerusakan.

(dry/din)



Sumber : oto.detik.com