Tag Archives: mobnas

Prabowo Bakal Bikin Mobil RI, Ini Deretan Mobil Nasional yang Pernah Eksis


Jakarta

Presiden Prabowo Subianto kembali membangun mimpi Indonesia menciptakan mobil buatan dalam negeri. Menurutnya, dalam waktu tiga tahun ke depan Indonesia akan memiliki mobil buatan sendiri.

Hal itu disampaikan Prabowo dalam Sidang Kabinet Paripurna yang digelar di Istana Negara, Senin (20/10/2025) seperti dikutip dari akun Youtube Sekretariat Presiden.

“Belum merupakan prestasi tapi sudah kita mulai rintis, kita akan punya mobil buatan Indonesia dalam 3 tahun yang akan datang,” kata Prabowo dalam Sidang Kabinet Paripurna dikutip kanal Youtube Sekretariat Presiden.


“Saya sudah alokasi dana, sudah kita siapkan lahan untuk pabrik-pabriknya. Sedang bekerja sekarang,” sebut Prabowo.

Bicara mobil lokal Indonesia, sebenarnya sudah banyak mobil nasional yang pernah lahir di Indonesia. Sayangnya, hampir semua mobil nasional tersebut gugur di medan perang industri otomotif Tanah Air. Berdasarkan catatan detikOto, berikut beberapa mobil nasional Indonesia yang pernah eksis.

Maleo

Mulai dikembangkan pada 1993, proyek Maleo dimulai ketika pemerintah harus memiliki mobil nasional yang khas nusantara. Saat itu IPTN ditunjuk untuk mewujudkannya. Bekerja sama dengan Rover, Inggris dan Millard Design Australia IPTN, mobil yang dibidani oleh BJ Habibie ini sukses membuat 11 rancangan mobil sampai tahun 1997. Namun sayangnya, proyek ini terbengkalai saat refermasi tiba.

Beta 97 MPV

Mobil ini adalah proyek yang dibuat pada tahun 1994 oleh Grup Bakrie melalui Bakrie Brothers. Bakrie ketika itu ingin menjadikan Beta 97 MPV sebagai mobil nasional. Untuk itu, Bakrie pun meminta bantuan rumah desain Shado asal Inggris untuk menciptakan desain awal mobil ini.

Pada bulan April 1995 desain Beta 97 MPV pun telah selesai dan mulai diperlihatkan ke manajemen Bakrie. Setelah itu, desain tersebut langsung dikembangkan sampai prototipe mobil ini selesai di tahun 1997.

Bakrie juga sudah mulai menyiapkan segala aspek pendukung mobil ini mulai dari perakitannya hingga ke persiapan anggaran produksi untuk memenuhi jadwal peluncuran mobil yang sesungguhnya disiapkan pada bulan Desember 1997. Tapi sayang, krisis ekonomi menenggelamkannya sebelum terbang.

Timor

Timor adalah merek mobil yang dijual Indonesia pada pertengahan tahun 1990 yang merupakan rebadged mobil dari Korea Selatan, Kia Sephia. Timor adalah kepanjangan dari ‘Teknologi Industri Mobil Rakyat’, dan nama lengkap perusahaannya adalah Timor Putra Nasional.

Mobil ini dimaksudkan sebagai mobil nasional Indonesia, seperti Proton di negara Malaysia. Karenanya, mobil merek Timor dibebaskan dari pajak-pajak yang biasa dikenakan pada mobil-mobil lain yang dijual di Indonesia. Setelah krisis ekonomi Asia yang menyebabkan Kia Motors pada tahun 1997 bangkrut (pada tahun 1998 dibeli oleh Hyundai), dan keruntuhan rezim Soeharto, maka proyek Timor juga ditutup.

Bimantara

Sama seperti Timor, Bimantara adalah sebuah proyek mobil nasional yang digalang oleh keluarga Cendana. Bila Timor disokong oleh Tommy, Bimantara dibangun oleh Bambang Trihatmojo. Bedanya, Bimantara menggandeng Hyundai. Tapi karena krisis, Bimantara pun ikut tenggelam.

MR 90

Mobil ini merupakan proyek nasionalisasi Mazda 323 Hatchback oleh PT Indomobil. Model terakhir dari upaya ini adalah Mazda Van tren pada tahun 1994.

Kalla Motor

Kalla Motor pernah menciptakan mobil kecil bermesin 500 cc sebagai calon mobil produksi Indonesia. Tidak dketahui kenapa tidak jadi diproduksi.

Texmaco Macan

Macan adalah kendaraan berjenis minibus atau MPV dengan kapasitas mesin 1.800 cc dari PT Texmaco. Dalam mengeluarkan mobil ini, PT Texmaco menggandeng Mercedes-Benz, tercatat satu unit prototype sudah dipamerkan di arena Pekan Raya Jakarta, tapi belum sempat diproduksi masal PT Texmaco bangkrut karena krisis moneter pada 1997-1998.

Gang Car

Gang Car adalah sebuah mobil mini berkapasitas 2 orang buatan PT DI yang ditenagai mesin 125-200 cc. Mobil ini didesain berukuran cukup kecil sehingga bisa beroperasi di gang-gang sempit di daerah perkotaan (maka dari itu dinamakan Gang Car). Proyek ini tidak pernah terdengar lagi kabarnya sejak tahun 2003 setelah PT DI dilanda kemelut dan merumahkan 9.000-an karyawannya.

Marlip

Mobil ini adalah mobil listrik yang dikembangkan oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) dan dipasarkan PT Marlip Indo Mandiri. Mobil ini digunakan untuk mobil golf, pasien, mobil keamanan. Marlip juga punya varian mobil empat penumpang dengan kecepatan mencapai 50 km/jam dengan jarak tempuh maksimal 120 km. Harga Marlip berkisar antara Rp 60 sampai Rp 80 juta.

Kancil

Kancil (singkatan dari Kendaraan Niaga Cilik Irit Lincah) merupakan merek dagang terdaftar dari sebuah kendaraan angkutan bermotor roda empat yang didesain, diproduksi dan dipasarkan oleh PT KANCIL (singkatan dari Karunia Abadi Niaga Citra Indah Lestari). Mobil yang disiapkan untuk menjadi pengganti Bajaj/bemo ini menggunakan mesin 250 cc yang mampu melaju hingga 70 km/jam.

GEA

GEA adalah proyek mobil nasional hasil riset PT INKA (Industri Kereta Api) dengan mesin Rusnas (Riset Unggulan Strategis Nasional), yakni mesin berkapasitas 640 cc. Tujuan GEA adalah memberikan alternatif mobil kecil menghadapi krisis energi.

Dilepas dengan harga antara Rp 45 -50 juta, mobnas yang satu ini masuk kategori city car berdimensi 3.320×1.490×1.640 mm dengan wheelbase 1.965 mm. Mesinnya 650 cc dan mampu melaju hingga kecepatan 85 km/jam dengan mesin 650 cc yang sistem pembakarannya injeksi EFI dengan penggerak roda depan.

Tawon

Mobil Nasional AG-Tawon diproduksi oleh PT Super Gasindo Jaya yang lokasi industrinya di Rangkasbitung, Banten. Mobil ini mampu melahap berbagai jenis bahan bakar mulai dari bensin dan atau bahan bakar gas CNG dan memenuhi standarisasi Euro3.

Kapasitas mesin Tawon sebesar 650 cc, 4 percepatan transmisi manual yang dapat dipacu hingga kecepatan 100 km/jam. Mobil ini mulai dikembangkan sejak tahun 2007, dan diproduksi sejak tahun 2009, serta mengandung 90% Kandungan Lokal.

FIN Komodo

Mobil ini adalah mobil offroad yang mampu melahap segala medan. Bobotnya sangat ringan sehingga power yang diperlukan untuk melaju relatif kecil, akibatnya konsumsi bahan bakar relatif irit.

Untuk medan hutan, biasanya jarak tempuh sepanjang 100 km dapat dilalui dalam 6 – 7 jam dengan konsumsi bahan bakar kurang lebih hanya 5 liter, sedangkan kapasitas tangki 20 liter, sehingga dapat survive di dalam hutan selama 7 x 4 jam atau 4 hari perjalanan siang hari.

Di samping untuk misi penjelajah atau survey atau pengawasan, FIN Komodo yang dirancang oleh salah satu desainer pesawat CN-250 Gatotkaca Ibnu Susilo juga dapat digunakan untuk mengangkut beban (barang bawaan) seberat 250 Kg, sehingga dapat juga berfungsi sebagai kendaraan utility. Hingga kini, FIN Komodo masih eksis di Indonesia. Mobil offroad FIN Komodo saat ini lebih banyak digunakan di kawasan wisata.

Wakaba

Wakaba berasal dari singkatan Wahana Karya Anak Bangsa adalah mobil buatan Jawa Barat yang didukung oleh mesin berkapasitas 500 cc, 4 tak, 2 silinder, yang diklaim tetap bertenaga untuk digunakan pada medan seperti pedesaan yang penuh dengan bukit dan pegunungan. Dengan dimensi panjang 3.300 mm, serta lebar 1.500 mm, dan tinggi 1.820 mm, Wakaba siap memenuhi kebutuhan transportasi pedesaan yang selama ini masih jarang tersentuh secara khusus sektor transportasinya.

Arina

Arina merupakan mobil mungil buatan Semarang. Mobil ini berawal dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) yang didanai oleh Departemen Perindustrian. Mobil Arina ini menggunakan mesin sepeda motor dengan kapasitas mesin 150 cc, 200 cc, dan 250 cc. Perancang mobil adalah seorang dosen jurusan Teknik Mesin Unnes bernama Widya Aryadi.

Nuri

Nuri merupakan saudara Tawon yang juga diproduksi oleh PT Super Gasindo Jaya. Mobil ini menggunakan mesin 800 cc. Mobil ini memiliki model hatchback yang mampu membuatnya lincah bermanuver.

Boneo

Mobil ini merupakan mobil buatan PT Boneo Daya Utama dan masih dalam tahap purwarupa. Modelnya ada dua yakni city car dan pikap dengan mesin V-Twin berkapasitas 653 cc yang mampu mengeluarkan tenaga 15,3 kW dan torsi 44,3 Nm.

Esemka

Esemka pertama kali lahir pada 2007, dan baru dikenalkan ke publik dua tahun kemudian. Mobil nasional ini begitu fenomenal setelah dikenalkan oleh Joko Widodo saat masih menjabat sebagai Walikota Solo. Sejak 2019, Esemka meluncurkan pikap Esemka Bima. Namun, keberdaannya sekarang masih menjadi pertanyaan. Apalagi, Esemka juga sempat terseret ke meja hijau lantaran konsumennya sulit membeli mobil tersebut.

Maung Bikinan Pindad

Mimpi Indonesia melahirkan mobil nasional muncul lagi. Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan dalam waktu tiga tahun ke depan Indonesia akan punya mobil buatan sendiri. Sebelum ini, Indonesia sudah punya mobil Maung bikinan PT Pindad. Mobil Maung MV3 Garuda Limousine itu pun digunakan sebagai mobil kepresidenan Prabowo Subianto. Rencananya, menteri-menteri di Kabinet Merah Putih juga akan memakai mobil bikinan Pindad tersebut.

(rgr/din)



Sumber : oto.detik.com

Bukan Barang Baru, Mobil Nasional Sudah Digagas Sejak Era Sukarno



Jakarta

Presiden Prabowo Subianto ingin Indonesia punya ‘mobil nasional’ tiga tahun lagi. Bahkan, dia mengaku sudah menyiapkan dana dan lahan untuk pembangunan pabrik. Namun, tahukah detikers, keinginan punya mobnas sudah muncul sejak era Presiden Sukarno?

Mimpi Indonesia memiliki mobil nasional merupakan impian lama para presiden yang selalu disampaikan dan diupayakan. Meski demikian, menurut catatan sejarah, mimpi tersebut selalu berakhir kegagalan.


Semua bermula pada tahun 1950-an ketika masyarakat Indonesia masih ketergantungan mobil-mobil buatan General Motors (GM) asal Amerika Serikat. Ketika itu, pabrik-pabrik di dalam negeri merakit ke kendaraan tersebut, seperti Indonesian Service Company (ISC) milik pengusaha Hasjim Ning dan Gaja Motor.

Soekarno di mobil.Soekarno di mobil. Foto: Arsip Nasional RI.

Menurut catatan autobiografi Hasjim Ning, Pasang Surut Pengusaha Pejuang (1986) yang dimuat CNBC Indonesia, Sukarno mendorong para pengusaha Indonesia mendirikan pabrik perakitan mobil di Tanah Air yang seluruhnya menggunakan komponen dalam negeri.

“Tapi yang harus dicapai bukan hanya terampil merakit mobil buatan AS, melainkan agar mereka mampu membuat mobil sendiri yang bertipe nasional. Karena perusahaan ini milik nasional dan harus menjadi kebanggaan nasional,” ujar Sukarno, dikutip Rabu (22/10).

Singkat cerita, keinginan tersebut baru terwujud pada awal 1962 dengan pembentukan Badan Pembina Industri Mobil (BPIM). Sesuai namanya, lembaga itu fokus mewujudkan mobil produksi Indonesia.

Caranya dengan mendirikan perusahaan patungan antara pemerintah dan swasta bernama PT Industri Mobil Indonesia Usaha Negara dan Swasta (Imindo Uneswa). Pabrik tersebut memproduksi komponen di dalam negeri dengan anggaran Rp 18 miliar.

Ian Chalmers dalam Konglomerasi: Negara dan Modal dalam Industri Otomotif Indonesia (1995) menyebut, pemerintah lantas mengajak Yugoslavia bekerja sama tahun 1964. Kelak, Yugoslavia mengirimkan peralatan pabrik dan suku cadang untuk dirakit di Indonesia.

Kedudukan Imindo Uneswa perlahan makin kuat setelah Sukarno menetapkan perusahaan sebagai badan vital nasional lewat Keputusan Presiden No. 54/1965. Sayang, ketika fundamental produksi mobil dalam negeri sudah ada dan tinggal selangkah lagi hadir, terjadi prahara politik tahun 1965.

Tiga tahun setelahnya, Presiden Sukarno lengser dan digantikan Soeharto. Kondisi tersebut membuat peluang Indonesia punya mobil nasional lenyap begitu saja.

Di era Presiden Soeharto, pemerintah lebih fokus mendatangkan produsen dari luar ketimbang membuat mobil nasional. Bahkan, ayah Prabowo Subianto yang ketika itu menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan, Soemitro Djojohadikusumo, mendukung rencana tersebut.

Kebijakan itu membuat merek-merek dari luar negeri membanjiri pasar Indonesia. Paling besar, tentu saja, berasal dari Jepang.

Mobil Nasional di Era Soeharto

Setelah pemerintahannya berjalan sekian tahun, keinginan Soeharto punya mobil nasional akhirnya muncul. Menurut catatan The Shifting Patronage (2010) yang ditulis Ricardi S. Adnan, presiden kedua RI itu tak mau Indonesia kalah dari Malaysia yang punya merek Proton.

Itulah mengapa, di awal tahun 1990-an, Soeharto mengenalkan Maleo untuk menantang Proton. Kendaraan tersebut membawa harapan besar di awal kemunculannya.

Mobil TimorMobil Timor Foto: ROMEO GACAD / AFP

Namun, Maleo pada akhirnya kembali gagal. Malah, pemerintah mewujudkan mobil baru dengan nama Timor. Merek tersebut berada di bawah naungan PT Timor Putra Nasional (TPN) yang dimiliki Tommy Soeharto.

Pada 8 Juli 1996, mobil Timor kemudian meluncur seharga Rp 37 jutaan. Nominal tersebut jauh lebih murah ketimbang mobil-mobil buatan Jepang. Namun, belakangan beredar kabar, mobil Timur hanya rebadge dari produk buatan KIA!

Tak lama kemudian, ada krisis 1998. Mobil Timor akhirnya berhenti dijual dan mimpi memiliki mobnas kembali dikubur dalam-dalam.

Di era reformasi, wacana mobil nasional kembali mengemuka. Satu paling terkemuka adalah proyek mobil Esemka pada 2012-2014. Hanya saja, Esemka diketahui bukan mobil nasional, sebab unitnya konon masih didatangkan dari China.

Kini, semangat punya mobil nasional kembali dihidupkan Presiden Prabowo. Apakah mimpi tersebut benar-benar akan terwujud? Mari kita nantikan kelanjutannya di masa depan.

(sfn/din)



Sumber : oto.detik.com

Sudah Banyak yang Gagal, Seberapa Penting Indonesia Punya Mobil Nasional?



Jakarta

Kabar soal mobil nasional Indonesia muncul lagi. Presiden Prabowo Subianto mengungkap dirinya sedang menyiapkan mobil buatan Indonesia yang bakal meluncur tiga tahun ke depan.

Bicara mobil nasional, sebenarnya Indonesia sudah pernah memiliki mobil-mobil lokal. Berdasarkan catatan detikOto, Indonesia pernah punya belasan merek mobil lokal, termasuk Esemka yang namanya sempat booming. Nama-nama mobil nasional seperti Maleo, Timor, Bimantara, Tawon, GEA, Wakaba, hingga Kancil juga sempat meramaikan industri otomotif Indonesia.

Sayangnya, nama-nama tersebut tidak eksis sampai sekarang. Merek-merek mobil nasional itu kandas.


Mimpi Indonesia menghadirkan mobil nasional lagi muncul dalam pidato Presiden Prabowo Subianti saat Sidang Kabinet Paripurna, Senin (20/10/2025). Prabowo bilang, dalam waktu tiga tahun ke depan, Indonesia akan memiliki mobil buatan sendiri. Prabowo sudah mempersiapkan segala hal, termasuk soal alokasi dana dan pabriknya.

“Belum merupakan prestasi tapi sudah kita mulai rintis, kita akan punya mobil buatan Indonesia dalam 3 tahun yang akan datang. Saya sudah alokasi dana, sudah kita siapkan lahan untuk pabrik-pabriknya. Sedang bekerja sekarang,” kata Prabowo dalam Sidang Kabinet Paripurna dikutip kanal Youtube Sekretariat Presiden.

Seberapa penting Indonesia punya mobil nasional di saat industri otomotif sekarang sudah banyak menyerap komponen dalam negeri?

Menurut pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung Yannes Pasaribu, mobil nasional jika jadi lahir nanti, akan berdampak positif buat Indonesia.

“Pembangunan mobil nasional jelas merupakan isu strategis bagi Indonesia, karena potensinya untuk meningkatkan kemandirian teknologi, mendukung pertumbuhan ekonomi sehingga secara geopolitik terbangun national branding yang kuat sebagai newly industrial country,” kata Yannes kepada detikOto, Selasa (21/10/2025).

Menurut Yannes, di tengah transisi global menuju elektrifikasi kendaraan, memiliki brand nasional Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada impor dan menciptakan lapangan kerja.

“Serta memposisikan Indonesia sebagai salah satu pemain kunci otomotif (bukan sekadar pasar netto yang didominasi merek asing seperti sekarang) di pasar regional ASEAN,” ujar Yannes.

(rgr/din)



Sumber : oto.detik.com