Tag Archives: motor matic

5 Cara Menghaluskan Suara Mesin Motor Matic


Jakarta

Sebagai pemilik motor matic, tentunya detikers wajib merawat kendaraannya dengan baik. Sebab, jika kamu jarang melakukan servis rutin, hal ini dapat menimbulkan suara kasar dari bagian mesin.

Adanya suara kasar di mesin motor matic bisa disebabkan oleh sejumlah faktor. Namun jangan khawatir, sebab bunyi kasar tersebut bisa dihilangkan dengan sejumlah cara.

Lantas, bagaimana cara menghaluskan suara mesin motor matic? Simak penjelasannya secara lengkap dalam artikel ini.


Cara Menghaluskan Suara Mesin Motor Matic

Suara mesin yang kasar memang cukup mengganggu kenyamanan saat berkendara. Selain itu, jika mesin tidak segera diperbaiki maka bisa menyebabkan kerusakan lebih parah.

Mengutip laman Suzuki, berikut cara menghaluskan suara mesin motor matic.

1. Cari Baut yang Kendur

Penyebab suara mesin motor menjadi kasar mungkin disebabkan adanya baut yang kendur. Untuk itu, cobalah cari baut yang mengendur dan kencangkan.

Baut dapat kendur karena terjadi getaran saat motor dikendarai di jalan atau bisa juga disebabkan karena motor sering melewati jalan yang berlubang.

2. Melakukan Servis Secara Rutin

Agar mesin tetap prima, sebaiknya lakukan servis motor secara rutin. Pada umumnya, servis rutin meliputi penggantian oli mesin, membersihkan CVT, hingga membersihkan injektor.

Bukan rahasia umum lagi jika sepeda motor yang jarang diservis dapat menimbulkan sejumlah kerusakan, salah satunya menyebabkan suara berisik di bagian mesin. Untuk itu, lakukan servis motor secara berkala.

3. Ganti Roller dengan yang Baru

Roller pada CVT motor matic berfungsi untuk memberikan tekanan pada pulley agar dapat bergerak. Nah, seiring masa pemakaian roller juga bisa mengalami kerusakan sehingga cepat aus.

Ketika roller sudah rusak, hal ini dapat menyebabkan akselerasi motor menjadi kurang bertenaga. Selain itu, roller yang sudah aus dapat menyebabkan suara kasar di bagian mesin.

Apabila suara mesin terdengar kasar, coba cek komponen roller di bagian CVT. Jika roller sudah nampak aus maka sebaiknya segera diganti dengan yang baru.

4. Pakai Bahan Bakar yang Bagus dan Sesuai

Penggunaan bahan bakar yang berkualitas juga dapat mempengaruhi performa mesin motor matic. Jika kualitas bensin yang digunakan bagus, hal ini membuat suara mesin terdengar halus.

Selain itu, pilih bahan bakar dengan angka oktan yang sesuai dengan kompresi mesin motor. Cara ini dilakukan agar performa mesin tetap optimal.

5. Mengendarai Motor dengan Baik dan Benar

Apakah detikers sering menggeber-geber sepeda motor saat di jalan? Jika iya, sebaiknya hal tersebut jangan dilakukan lagi. Ajang pamer tersebut ternyata malah membuat mesin jadi cepat rusak dan bunyinya kasar.

Agar suara mesin motor matic tetap halus, sebaiknya kendarai sepeda motor dengan pelan dan aman. Selain menjaga mesin agar tak mudah rusak, cara tersebut juga dapat memberikan keselamatan baik untukmu dan orang lain.

Itu dia lima cara menghaluskan suara mesin motor matic agar tidak terdengar kasar lagi. Semoga artikel ini dapat membantu detikers.

(ilf/fds)



Sumber : oto.detik.com

7 Ciri Oli Gardan Motor Harus Diganti, Jangan Sampai Terlambat


Jakarta

Oli gardan menjadi salah satu jenis oli yang dibutuhkan pada motor dan mobil matic selain oli mesin. Pelumas ini dibutuhkan untuk melicinkan komponen transmisi otomatis. Jadi, ketika saling bergesekan tidak ada komponen yang cepat rusak.

Motor manual mungkin hanya memerlukan oli mesin, tapi motor matic membutuhkan oli gardan yang harus diganti dengan rutin. Ketahui ciri-ciri oli gardan motor yang harus diganti berikut ini.

Ciri-ciri Oli Gardan Motor Harus Diganti

Penggantian oli gardan sendiri lebih lama dibandingkan oli mesin. Oli ini butuh waktu yang lama diganti, sebab tak mudah rusak terpengaruh panas seperti oli mesin. Namun, pemilik kendaraan tidak boleh lupa dalam mengganti oli gardan. Sebab, jika oli gardan sudah harus diganti akan muncul tanda-tanda berikut:


1. Muncul Suara Bising

Ketika oli gardan motor matic habis dan perlu diganti, akan terdengar suara bising yang cukup mengganggu dari arah box CVT. Mengutip laman Suzuki, adapun letak dari box CVT adalah di gardan atau roda belakang.

Suara bising yang timbul disebabkan karena fungsi oli gardan sebagai penggerak transmisi otomatis sudah tidak kental atau mulai terlihat encer.

Saat daya lumas oli gardan berkurang, otomatis gesekan antar komponen transmisi dalam box gardan tidak terlumasi dengan baik. Hal ini lah yang menimbulkan suara bising.

2. Kendaraan Terasa Lebih Bergetar

Tak hanya suara bising, saat oli gardan perlu diganti, motor akan terasa bergetar di bagian bodi dan stangnya. Bahkan, pada kondisi halus, getaran akan terasa lebih kencang.

Kalau ingin memastikan apakah getaran tersebut disebabkan oleh kerusakan akibat oli, kamu bisa mencoba melewati jalan turunan. Sebab, saat melalui jalan menurun, getaran akan semakin kencang.

Hal ini terjadi karena gardan yang menahan beban dari motor sudah tidak bekerja lagi. Tentunya disebabkan karena oli yang tidak mampu melumasi dengan baik.

Ciri selanjutnya adalah performa kendaraan terasa semakin menurun. Contohnya, akselerasi yang berjalan lambat atau kecepatan maksimum yang semakin terbatas.

4. Suhu Gardan Meningkat

Suhu gardan yang meningkat atau overheating juga menjadi ciri dari oli gardan yang perlu diganti. Hal tersebut disebabkan karena gardan tidak mendapat pelumasan dengan baik. Sehingga timbul gesekan antara komponen yang ada dan meningkatkan suhu hingga overheating.

5. Oli Gardan Terkontaminasi

Saat oli gardan terkontaminasi, kinerja mesin menjadi terganggu. Untuk motor matic, tingkat kekentalan oli gardan harus berkisar antara 140 atau SAE 90.

Lama kelamaan seiring pengoperasian kendaraan matic, tingkat kekentalan pada oli gardan akan semakin berkurang dan terkontaminasi. Hal ini menjadi pertanda bahwa oli gardan habis dan harus segera diganti.

6. Bau yang Menyengat

Jika muncul bau menyengat seperti gosong ketika menyalakan motor, maka itu berarti oli gardan harus diganti. Menurut laman Planet Ban, bau tersebut dikarenakan panas yang berlebih atau kotoran yang mengendap dalam CVT.

7. Perubahan Konsistensi Oli

Ketika kualitas oli menurun, maka konsistensi teksturnya akan berubah. Adapun cara mengetahuinya yaitu dengan memasukkan obeng 15 cm ke bagian belakang CVT. Cek kondisi oli yang menempel pada obeng.

Apabila oli encer, berbusa, serta ada endapan kerak di dalamnya, maka oli perlu diganti. Sebab, oli sudah tercampur dengan kotoran dan busa merusak komponen mesin. Pastikan obeng yang dipakai dalam keadaan kering.

Kapan Oli Gardan Harus Diganti?

Menurut wawancara detikOto sebelumnya dengan Technical Specialist PT. Pertamina Lubricants (PTPL), Brahma Putra Mahayana, pada penggunaan normal, oli transmisi atau oli gardan motor sebaiknya diganti setiap 12.000 km atau 12 bulan sekali. Jika pemakaian berat atau motor selalu dipakai jarak jauh, maka lebih baik jika durasinya dipercepat.

“Coba ganti dengan perbandingan 2:1. Penggantian oli transmisi dilakukan setelah dua kali ganti oli mesin,” kata Brahma.

Itulah tujuh ciri-ciri oli gardan motor yang harus diganti. Pastikan kamu mengganti oli gardan sebelum kendaraan mengeluarkan suara berisik atau bergetar seperti yang disebutkan ya detikers.

(elk/row)



Sumber : oto.detik.com

5 Cara Ngerem Motor Matic di Turunan, Pahami Biar Nggak Nyelonong


Jakarta

Cara mengerem motor matic di turunan tak bisa asal. Pahami cara ngerem motor matic di turunan biar nggak nyelonong.

Mengendarai motor matic cenderung lebih mudah. Pengendalian seluruhnya hanya ada pada tangan kiri dan kanan. Meski begitu, kamu tetap harus memahami teknik-teknik berkendara motor matic.


Khususnya saat melintasi turunan, salah-salah bisa jadi motor nyelonong dan berujung celaka. Berikut ini teknik berkendara motor matic di turunan yang dipahami agar tetap aman, dikutip dari laman Suzuki Indonesia.

Cara Ngerem Motor Matic di Turunan

1. Rem Berfungsi dengan Baik

Sebelum melakukan perjalanan, pastikan motor dalam kondisi baik. Cek kondisi rem apakah dapat berfungsi dengan baik dan pastikan tidak ada bagian yang aus atau rusak. Periksa juga kondisi cairan rem. Bila cairan rem terlalu sedikit, maka tambahkan sesuai dengan anjuran.

2. Tak Perlu Ngebut

Saat melintas di turunan, pastikan kecepatan motor tak melebihi ambang batas. Tak perlu ngebut-ngebut saat melintas diturunan agar kondisi motor tetap stabil. Perlu diingat juga agar tidak langsung mengosongkan gas saat melintas di turunan. Jadi saat melintas di turunan tajam, hanya perlu mengurangi kecepatan.

3. Posisi Jari di Masing-masing tuas Rem

Posisikan empat jari tangan kanan dan kiri di masing-masing tuas rem. Ingat, ketika mengerem di jalanan yang turun keempat jari (kelingking, jari manis, jari tengah, dan jari telunjuk) harus selalu siaga di handle rem.

Sementara itu, jari jempol harus selalu siap di grip gas untuk mengatur laju gas motor matic. Cengkeram tuas rem secukupnya, jangan terlalu dalam agar rem tidak terlalu mencengkeram yang malah bisa membuat motor kehilangan kestabilannya.

4. Prioritas Gunakan Rem Depan

Saat melewati jalan menurun, prioritaskan untuk menggunakan rem depan. rem depan dapat menahan daya dorong motor ke depan. Saat melintasi jalanan menurun, daya dorong motor ke depan lebih besar. Jadi dibutuhkan rem depan untuk menahan laju motor.

Ketika dalam jalanan menurun panjang, hindari untuk mengerem secara terus menerus dalam waktu lama. Hal ini bisa membuat perangkat rem motor menjadi panas dan mengakibatkan kekuatan rem berkurang. Jika kamu merasakan kekuatan rem yang berkurang, sebaiknya berhenti sejenak untuk membiarkan suhu rem turun.

5. Pakai Kaki untuk Membantu Menjaga Keseimbangan

Gunakan kaki kanan untuk membantu menjaga keseimbangan motor saat melintasi turunan. Jadi saat kondisi lalu lintas padat kendaraan, kaki kanan bisa kita manfaatkan untuk menopang motor yang suka tidak suka harus sering berhenti.

(dry/din)



Sumber : oto.detik.com

Begini Cara Ngerem Motor Matic yang Benar agar Aman di Jalan


Jakarta

Mengendarai motor matic tak hanya sekadar menarik gas saja, tetapi juga harus paham bagaimana teknik pengereman yang benar. Sebab, masih ada pengendara motor matic yang salah dalam hal pengereman.

Perlu diingat, teknik mengerem yang salah berisiko menyebabkan kecelakaan. Apalagi jika detikers melewati jalanan yang menurun, risikonya lebih besar lagi.

Untuk itu, sebaiknya pahami bagaimana cara mengerem motor matic yang benar. Agar lebih paham, simak penjelasannya dalam artikel ini.


Cara Mengerem Motor Matic yang Benar

Dilansir situs Suzuki, cara mengerem motor matic yang benar adalah dengan menggunakan rem depan dan rem belakang secara bergantian. Jadi, gunakan rem belakang terlebih dahulu baru kemudian menggunakan rem depan.

Pengereman menggunakan kedua rem dapat mempercepat proses pengereman sekaligus membuat sepeda motor berhenti lebih stabil. Kombinasi rem depan dan belakang juga membuat tekanan rem terbagi secara merata, sehingga dapat menghindari terjadinya ban belakang terkunci dan mengalami selip. Selain itu, teknik pengereman ini juga membantu mencegah rem yang aus pada salah satu sisi saja.

Lalu, bagaimana jika motor matic melalui jalanan yang menurun? Cara mengerem yang benar adalah dengan menarik tuas rem depan. Teknik ini dapat menahan daya dorong motor ke depan karena saat melintasi jalanan menurun, daya dorong motor ke depan jauh lebih besar. Jadi, dibutuhkan rem depan untuk menahan laju motor.

Sedangkan saat melalui jalanan menurun panjang, hindari untuk mengerem secara terus menerus dalam waktu lama. Hal ini bisa membuat komponen rem motor menjadi panas sehingga fungsi rem kurang optimal. Kalau detikers sudah merasakan rem kurang pakem, sebaiknya berhenti sejenak untuk membiarkan suhu rem turun.

Kesalahan yang Sering Dilakukan saat Mengerem

Melakukan pengereman ketika berkendara memang bukanlah hal yang sulit. Namun, jika dilakukan dengan cara yang salah maka berisiko menyebabkan kecelakaan dan kerusakan pada komponen rem.

Mengutip laman Wahana Honda, berikut kesalahan yang sering dilakukan saat melakukan pengereman:

1. Hanya Memakai Satu Rem

Banyak pengendara motor matic yang sering memakai satu rem saja. Biasanya rem belakang lebih sering digunakan daripada rem depan. Padahal, cara ini bisa membuat laju kendaraan sulit dikendalikan serta rem menjadi cepat aus.

2. Mengerem Secara Mendadak

Mengerem secara mendadak bisa membuat roda terkunci dan motor jadi tidak stabil. Hal tersebut sangat berisiko menyebabkan kecelakaan.

3. Kurang Memperhatikan Jarak Pengereman

Salah satu alasan kenapa banyak pengendara motor yang sering ngerem mendadak karena kurang memperhatikan jarak aman pengereman. Perlu diingat, semakin jauh jarak pengereman maka semakin baik teknik mengerem yang dipakai.

Sebab, jarak pengereman yang aman dapat menyisakan ruang lebih untuk berhenti secara perlahan. Kalau jarak pengereman terlalu dekat bisa menyebabkan rem mendadak hingga menimbulkan kecelakan beruntun.

Demikian penjelasan mengenai cara mengerem motor matic yang benar agar aman di jalan. Semoga dapat bermanfaat.

(ilf/fds)



Sumber : oto.detik.com

Motor Tidak Bisa Distarter tapi Bisa Diengkol? Ini 4 Penyebabnya


Jakarta

Salah satu masalah umum yang dialami banyak pengendara motor matic adalah tidak bisa menyala ketika distarter. Namun, motor bisa hidup jika menekan engkol atau disebut kick starter.

Memang pada akhirnya motor akan menyala dan bisa dikendarai. Namun hal tersebut harus jadi perhatian, sebab cukup merepotkan jika perlu menginjak engkol terus menerus demi menyalakan motor.

Lantas, apa sih penyebab motor tidak bisa distarter tapi bisa diengkol? Simak pembahasannya secara lengkap dalam artikel ini.


Penyebab Motor Tidak Bisa Distarter tapi Bisa Diengkol

Seiring perkembangan teknologi, kini banyak motor matic keluaran terbaru yang sudah menghilangkan kick starter atau engkol. Meski begitu, masih banyak ditemui motor matic yang memiliki engkol. Biasanya motor tersebut merupakan keluaran lama.

Jika motor detikers masih menggunakan engkel, fitur tersebut dapat membantu apabila motor tak mau menyala saat distarter.

Mengutip situs Planet Ban, berikut sejumlah penyebab motor tidak bisa distarter tapi bisa diengkol:

1. Tegangan Aki Kurang Optimal

Penyebab yang pertama karena tegangan aki kurang optimal. Saat tegangan aki kurang memadai, komponen-komponen di dalamnya tidak bisa mendukung proses pengapian pada motor. Sebab, aki berperan penting sebagai pemberi pasokan listrik ke sejumlah bagian, salah satunya sistem pengapian.

Perlu diketahui, aki yang bekerja dengan baik biasanya memiliki tegangan sekitar 12 volt. Kalau tegangannya di bawah angka tersebut, maka aki tidak berfungsi dengan baik sehingga motor sulit menyala dengan cara distarter.

2. Korsleting pada Starter

Faktor lainnya bisa disebabkan karena korsleting pada electric starter. Kondisi ini biasanya dapat dilihat pada terminal 30 starter, tepatnya ada di dekat logam mesin yang tersambung dengan massa dari aki.

Tanda-tanda korsleting dapat diketahui dengan adanya bekas terbakar berwarna hitam di sekitar area tersebut. Jika memang ditemukan tanda-tanda seperti itu, bisa dipastikan bahwa electric starter motor tidak berfungsi karena sekring starter sudah putus.

3. Masalah pada Busi

Busi memiliki peran penting dalam sistem pengapian. Soalnya, busi bertugas menghasilkan api yang diperlukan untuk membakar campuran udara dan bahan bakar di dalam ruang pembakaran.

Seiring pemakaian, busi motor bisa mengalami sejumlah masalah, mulai dari sudah melewati batas usia pakai, sudah aus, menjadi longgar, atau terkena kotoran maupun cairan seperti oli. Jika busi mengalami masalah tersebut, maka jangan heran kalau motor tidak bisa menyala saat distarter.

Selain pada busi, kerusakan di kabel busi juga bisa menjadi pemicunya. Kabel ini berfungsi sebagai penghubung antara cop busi dan coil yang mendistribusikan tegangan ke busi.

4. Aliran Bensin yang Tidak Lancar

Penyebab yang terakhir bisa disebabkan oleh aliran bensin yang tidak lancar. Kondisi ini dapat terjadi pada motor yang menggunakan sistem bahan bakar tradisional atau karburator. Hal tersebut terjadi karena udara yang terperangkap di dalam selang bensin, sehingga tidak dapat memompa bensin.

Untuk mengatasi masalah ini, detikers perlu melepas selang yang tersambung ke input karburator. Pada umumnya bisa dikencangkan dengan klem, lalu tunggu hingga bensin mulai mengalir dengan normal. Setelah itu, selang dapat dipasang kembali dan coba hidupkan motor dengan menekan starter.

Demikian empat penyebab motor tidak bisa distarter tapi bisa diengkol. Semoga dapat membantu detikers!

(ilf/fds)



Sumber : oto.detik.com

Kenapa Motor Matic Tidak Kuat Nanjak? Ini 5 Masalahnya


Jakarta

Motor matic tidak kuat nanjak mungkin menjadi masalah banyak pengguna kendaraan sejenis. Berbeda dengan motor manual, pengendara motor matic tidak bisa menurunkan tranmisi jika kendaraannya tidak kuat nanjak.

Sebetulnya, motor matic aman-aman saja digunakan untuk naik tanjakan ketika di dataran tinggi. Jika motor kamu tidak kuat nanjak, coba cek bagian berikut. Ketahui juga tips membawa motor matic menanjak agar tidak berhenti di tengah jalan.

Alasan Motor Matic Tidak Kuat Nanjak

Dilansir dari situs Astra Otoshop dan Wahana Honda, berikut ini 5 kemungkinan alasan kenapa motor matic tidak kuat nanjak:


1. Filter Udara Kotor

Filter udara yang kotor akan menyumbat aliran udara ke mesin, sehingga mengurangi tenaga yang dihasilkan. Jika kotor, bersihkan filter udara dengan kompresor. Sekiranya sudah tidak layak, maka gantilah dengan filter udara yang baru.

2. Kondisi CVT Aus

Kemungkinan lainnya adalah kondisi Continuously Variable Transmission (CVT) yang sudah aus atau kotor. Hal ini menyebabkan motor matic loyo, bahkan ketika digunakan di jalan datar.

Pastikan komponen CVT, dalam kondisi baik dan bersihkan secara berkala untuk mencegah motor tak bertenaga. Beberapa komponen CVT adalah roller dan belt.

3. Masalah Sistem Bahan Bakar

Masalah pada sistem bahan bakar juga sering membuat motor tidak bertenaga. Biasanya masalah terjadi pada karburator bocor atau kondisi ruang bakar yang kotor. Masalah lain adalah jarum skep pada karburator yang kurang tepat.

Jika kondisi ini terjadi, motor berisiko loyo saat melewati tanjakan. Dalam perawatan berkala, biasanya akan dilakukan pembersihan bagian sistem bahan bakar dan mengatur jarum skep supaya tepat.

4. Kondisi Busi

Masalah selanjutnya yang mungkin membuat motor tidak bertenaga adalah busi kotor atau aus. Kondisi ini mengganggu proses pembakaran dan menyebabkan motor kehilangan tenaga. Pada servis berkala, mekanik akan memeriksa busi dan akan menggantinya jika sudah waktunya diganti.

5. Oli Mesin Kotor

Kemungkinan masalahnya adalah oli mesin yang kotor, bocor, atau habis. Oli berfungsi untuk melumasi seluruh bagian mesin agar kinerjanya menjadi optimal. Ganti oli secara berkala akan membuat performa mesin selalu optimal.

Tips agar Motor Matic Kuat Nanjak dan Aman di Turunan

Motor matic dan manual sebenarnya bisa kuat nanjak, asal tidak mengalami masalah seperti yang telah disebutkan. Tapi karena tidak punya persneling rendah, pengendara motor matic harus tahu tips jika tidak kuat nanjak.

Berikut tips yang memungkinkan motor matic aman di tanjakan dan turunan, dikutip dari laman Suzuki:

1. Cek Kondisi Motor

Langkah pertama, pastikan kondisi motor matic kamu normal. Jika kurang yakin, bawa motor kamu ke bengkel untuk diservis untuk memastikan semua komponen layak digunakan.

2. Kenali Kondisi Jalan

Penting untuk mengenali kondisi jalan yang akan kamu lewati. Jika sudah hafal jalan, tentu pengendara dapat mengantisipasi titik-titik sulit, seperti tanjakan di belokan, hingga jalan rusak.

3. Postur Tubuh Saat Berkendara

Saat menanjak, posisikan tubuh agak condong ke depan. Tujuannya adalah agar roda depan mendapat daya cengkeram (grip) yang kuat pada permukaan jalan. Sedangkan saat menurun, usahakan postur tubuh lebih condong ke belakang.

4. Ancang-ancang

Saat melihat tanjakan, ambil ancang-ancang terlebih dahulu agar kecepatan motor sudah cukup cepat saat naik. Sebab saat di tanjakan, kecepatan motor pasti akan menurun.

5. Tahan Gas

Saat menanjak, hindari menambah gas. Tahan gas tetap pada posisinya agar torsi mesin tetap bekerja optimal. Dalam posisi demikian, justru motor matic bisa sedikit demi sedikit akan menambah kecepatannya.

Tapi jika langsung menambah gas penuh, maka kecepatan akan sulit bertambah, bahkan justru akan menurun.

6. Jalan Zig-zag

Ketika motor dirasa kurang kekuatannya saat menanjak, maka bisa menggunakan trik jalan zig-zag. Dengan cara ini, tanjakan akan terasa lebih landai. Tapi pastikan kondisi jalan cukup sepi, agar tidak mengganggu pengguna jalan lain.

7. Kurangi Kecepatan, Gunakan Rem Belakang

Ketika hampir mendekati puncak atau jalan mendatar, turunkan kecepatan motor secara bertahap dengan menggunakan rem belakang. Mengurangi kecepatan akan mencegah roda bagian depan terlepas pada saat mencapai ujung tanjakan.

8. Gunakan Rem Belakang Saat Berhenti di Tanjakan

Lantas bagaimana jika terpaksa berhenti di tanjakan? Pastikan gunakan komposisi rem belakang lebih besar agar tidak terdorong ke belakang. Saat terasa sulit menanjak, segera ambil lajur kiri agar tidak ditabrak dari belakang.

Motor matic sangat berbeda dengan manual saat berada di turunan. Motor manual memiliki rem mesin (engine brake) sesuai dengan posisi gigi, sehingga bisa tertahan pada kecepatan tertentu.

Sementara pada motor matic, jika gas dilepaskan, maka akan melaju sangat kencang dan membahayakan. Pastikan gunakan rem depan dan belakang. Selain itu, gas jangan benar-benar dilepas agar tetap mendapatkan engine brake.

Demikian telah kita ketahui alasan kenapa motor matic tidak kuat menanjak, lengkap dengan tips menghadapi jalan menanjak maupun menurun.

(bai/row)



Sumber : oto.detik.com

Awas Blong di Turunan! Begini Cara Ngerem Motor Matic yang Benar


Jakarta

Motor matic banyak digunakan dalam kegiatan sehari-hari karena cara mengendarai yang mudah. Pengguna motor matic bisa langsung tancap gas tanpa perlu memikirkan kopling maupun persneling.

Tapi saat berjalan di turunan, ada risiko besar bagi pengguna matic. Motor bisa blong karena pengereman tidak dilakukan dengan benar. Selain itu, rem bisa cepat aus karena proses pengereman yang terlalu berat.

Untuk menghindari risiko blong dan kerusakan rem, simak artikel ini. Kita akan ulas cara ngerem motor matic yang benar saat berada di turunan. Ketahui juga kesalahan ngerem serta tips merawat rem agar awet.


Cara Ngerem Motor Matic yang Benar di Turunan

Berikut ini cara ngerem motor matic yang benar saat di turunan, berdasarkan situs Suzuki dan Rifat Drive Labs:

1. Sejak Awal, Pastikan Kondisi Rem

Sebelum melakukan perjalanan, terutama perjalanan jauh, pastikan selalu mengecek kondisi kendaraan. Salah satu bagian penting adalah rem. Jika kurang paham, bawalah motor matic kamu ke bengkel servis. Gantilah dengan yang baru jika komponen rem sudah aus atau rusak.

2. Jaga Jarak dan Kecepatan

Saat di jalan, selalu menjaga jarak dan kecepatan. Ketika di turunan, kendaraan akan semakin cepat. Pastikan kecepatan tidak melebihi batas maksimal. Hal ini untuk mengantisipasi jika kendaraan di depanmu berhenti mendadak.

3. Jangan Benar-benar Lepas Gas

Motor matic tidak memiliki engine brake seoptimal motor transmisi manual, sehingga berisiko blong saat berada di turunan. Namun ada cara untuk menghindari risiko tersebut.

Pada motor transmisi manual, pengendara cukup memposisikan persneling ke gigi rendah, sehingga kecepatan motor terbatas. Pada motor matic, pengendara tidak boleh melepaskan gas secara penuh agar transmisi kendaraan tetap aktif.

Jadi, cukup sesekali mengegas untuk mendapatkan engine brake. Jika gas dilepaskan penuh, maka yang terjadi adalah freewheel, yaitu motor akan meluncur seperti ketika menarik kopling pada motor manual.

Pada saat menurun, utamakan menggunakan rem depan daripada belakang. Rem depan dapat menahan daya dorong motor ke depan. Rem depan pada motor matic posisinya sama dengan motor lain, yakni di tangan kanan.

5. Kombinasikan Rem

Meski mengutamakan rem depan saat di turunan, detikers juga tetap harus mengkombinasikan dengan rem belakang di tangan kiri. Rem belakang bisa dipakai sebagai penyeimbang.

Penggunaan dua rem menghindari ban selip. Selain itu, beban rem juga menjadi lebih ringan, sehingga tidak cepat aus pada salah satu rem.

6. Hindari Ngerem Mendadak

Hindari mengerem secara mendadak, terutama setelah memacu dengan kecepatan tinggi. Pengereman mendadak bisa membuat roda terkunci dan motor kehilangan daya cengkram.

Pengendara juga disarankan mengerem secara bertahap, yakni dengan menekan rem, melepasnya, lalu menekannya lagi hingga beberapa kali.

7. Pastikan Pakai Safety Gear

Terakhir, selalu ingat untuk mengenakan safety gear atau perlengkapan keamanan, misalnya helm ber-SNI, jaket berkendara, sarung tangan, sepatu, dan sebagainya. Hal ini akan meminimalkan risiko cedera jika terjadi kecelakaan.

Kesalahan Ngerem yang Sering Terjadi

Ada beberapa kebiasaan mengerem yang salah tetapi sering dilakukan, yakni sebagai berikut:

  • Beberapa pengendara berpikir untuk menghindari penggunaan rem depan, karena hal itu membuat roda depan terkunci. Padahal rem depan lebih berpengaruh besar untuk memperlambat laju motor.
  • Pengendara sering kali mengerem hanya menggunakan satu rem. Seharusnya rem harus dikombinasikan antara depan dan belakang. Selain membuat laju kendaraan sulit terkendali, rem juga bisa cepat aus.
  • Banyak pengendara terbiasa mengerem secara mendadak. Hal ini biasa terjadi karena tidak menjaga jarak aman. Padahal rem mendadak bisa membuat roda terkunci.
  • Kondisi rem juga sering kali diabaikan. Ketika rem sudah terasa tidak pakem atau tidak nyaman, sebaiknya tanyakan ke bengkel. Pastikan kondisi rem selalu baik.

Tips Merawat Rem Agar Awet

Dikutip dari situs Astra Otoshop, berikut ini sejumlah tips merawat rem agar tetap awet:

  • Selalu bersihkan komponen secara rutin, terutama setelah kehujanan, terkena lumpur, atau melewati jalan berdebu.
  • Manfaatkan engine brake, sehingga tidak memerlukan banyak pengereman. Pada motor manual, cukup gunakan transmisi rendah untuk mendapatkan engine brake. Pada motor matic, jangan menutup gas secara penuh.
  • Gunakan rem depan dan belakang secara kombinasi atau bergantian.
  • Pastikan bearing atau laher selalu terlumasi dengan baik dengan minyak rem.
  • Pastikan jarak yang pas antara kampas rem dan piringan cakram agar kinerja rem optimal.
  • Pastikan kondisi permukaan cakram rem tidak aus atau berkarat. Gantilah jika sudah aus atau berkarat.
  • Jika rem sudah macet, pertimbangkan untuk mengganti seal master rem, kampas rem, dan sebagainya.
  • Lakukan servis berkala agar dicek oleh mekanik. Beberapa komponen yang dicek adalah master rem, kaliper, kampas rem, as bracket kaliper, tromol, piringan cakram, dan minyak rem.

Sekarang detikers sudah tahu kan cara ngerem motor matic yang benar saat di turunan? Perhatikan betul cara mengerem ini agar tidak membahayakan diri sendiri dan pengendara lain.

(bai/row)



Sumber : oto.detik.com

Tips Meninggalkan Motor Listrik di Rumah saat Liburan, Baterai Harus Dicas Penuh



Jakarta

Sebelum meninggalkan motor di rumah untuk berlibur, kamu wajib memperhatikan cara menyimpan motor yang benar. Selain harus mencuci motor sebelum ditinggalkan, pemilik motor juga perlu memperhatikan beberapa hal, seperti mengecek komponen kelistrikan, khususnya untuk motor-motor listrik.

Seperti dijelaskan Piaggio Indonesia dalam keterangan resmi, jika pergi lebih dari sebulan lamanya, pemilik motor berbahan bakar bensin sebaiknya tak menguras tangki hingga kosong agar terhindar dari korosi.

“Sementara buat kendaraan listrik seperti Vespa Elettrica, pengendara diimbau mengisi daya baterainya hingga penuh, lalu mencabut dan menyimpannya di tempat teduh, demi menghindari self-discharge yang tinggi. Namun, jika akan pergi kurang dari sebulan, maka pemilik Vespa cukup melepas kabel terminal negatif (-) dan menutup rapat tempat baterai setelahnya,” tulis Piaggio Indonesia.


Selanjutnya pastikan untuk mencuci kendaraan terlebih dulu sebelum ditinggal pergi liburan atau bepergian jauh. Mencucinya harus dengan cara tepat, seperti memastikan suhu mesin tak panas saat dicuci, pakai air bertekanan rendah agar cat bodi tak terkelupas, dan air bertekanan tinggi untuk membersihkan CVT pada motor matic dan juga area roda. Untuk hasil optimal, gunakan kain atau spons berbeda saat mengelap bagian bodi dan bagian bawah motor demi menghindari risiko baret. Setelahnya, simpan motormu di tempat yang teduh dan aman serta alasi roda kendaraan dengan alas karet.

Selain itu, pastikan Vespa berada di area yang aman dari paparan sinar matahari dan hujan untuk meminimalisir risiko karat pada lapisan chrome. Jangan lupa juga untuk menutup Vespa dengan cover yang pas, tidak ketat ataupun tidak terlalu longgar, agar terhindar dari debu dan kelembaban yang bisa merusak kualitas finishing kendaraan.

Setelah meninggalkan Vespa atau kendaraan roda dua lainnya di rumah selama libur akhir tahun, pastikan kamu melakukan pengecekan komponen-komponen penting, mulai lampu penerangan dan lampu sein, klakson, hingga baterai untuk motor listrik sebelum beraktivitas kembali. Selain itu, jangan lupa mengganti oli mesin, oli gear transmisi, juga busi. Periksa juga kondisi air radiator, setang kemudi, kanvas dan minyak rem, serta kualitas ban dan tekanan angin di dalamnya.

(lua/din)



Sumber : oto.detik.com

Suara Mesin Motor Matic Kasar? Begini 10 Caranya Biar Halus


Jakarta

Salah satu masalah pada kendaraan adalah mesin yang terdengar atau terasa kasar. Detikers yang merupakan pengguna motor matic mungkin juga pernah mengalami masalah ini.

Ada sejumlah kemungkinan penyebab dari suara mesin motor matic yang kasar, misal oli yang menipis dan cara mengendarai yang salah. Di bawah ini akan kita ulas bagaimana cara menghaluskan suara mesin motor matic yang kasar.

Cara Agar Suara Mesin Motor Matic Halus

Selain mengganggu kenyamanan berkendara, mesin motor terdengar kasar juga mengindikasikan ada yang perlu diperbaiki. Berikut ini cara menghaluskan suara mesin motor, dilansir dari situs Suzuki dan Astra Otoshop:


1. Ganti Oli Mesin

Satu hal yang begitu penting bagi kendaraan adalah mengganti oli mesin secara teratur. Oli berfungsi untuk melumasi seluruh bagian agar tidak terjadi gesekan yang bisa membuat komponen cepat aus.

Jika oli menipis atau kotor, maka suara mesin akan terdengar kasar karena terjadi gesekan berlebihan pada komponen motor. Maka gantilah oli secara berkala dan pilih yang khusus untuk motor matic.

2. Kencangkan Baut yang Kendur

Penyebab lain yang sering terjadi adalah adanya baut yang kendur. Hal ini membuat suara mesin motor kasar akibat getaran berlebih. Cobalah cek apakah ada baut yang kendur. Jika ada, maka kencangkan baut-baut tersebut.

3. Ganti Roller

Roller adalah bagian dari CVT (Continuously Variable Transmission) atau transmisi pada motor matic. Roller berfungsi memberikan tekanan pada pulley agar dapat bergerak.

Semakin tua kendaraan, maka roller juga akan aus dan mengalami kerusakan. Ketika rusak, motor matic akan kehilangan tenaga. Coba cek bagian roller ini jika suaranya kasar. Jika sudah aus, maka sebaiknya ganti dengan yang baru.

4. Ganti Belt dan Pulley

Selain roller, ada juga belt dan pulley yang masih satu rangkaian. Detikers bisa mengecek belt dan pulley secara rutin pada sistem pemindah daya. Belt yang kendur atau pulley yang rusak bisa menimbulkan suara kasar dan perpindahan daya juga terpengaruh.

5. Cek Plastik Slider

Cek juga bagian plastik slider pada sistem CVT. Plastik slider bisa menyebabkan suara kasar jika kondisinya sudah aus atau rusak. Masalah plastik slider bisa diperbaiki atau diganti dengan yang baru.

6. Cek Kondisi Kampas Kopling

Suara kasar juga bisa muncul karena masalah kampas kopling. Cek kampas kopling kalian untuk mengetahui apakah sudah aus. Jika sudah aus, maka akan menyebabkan gesekan yang tidak perlu dan menyebabkan suara kasar. Gantilah kampas kopling yang sudah aus.

7. Mengendarai Motor dengan Benar

Kebiasan menggunakan sepeda motor juga bisa membuat masalah. Jika detikers suka menggeber-geber motor, maka hal ini berisiko membuat motor cepat rusak. Salah satu tandanya adalah suara mesin yang menjadi kasar.

8. Pakai BBM yang Tepat

Kualitas Bahan Bakar Minyak (BBM) juga bisa berpengaruh pada performa motor matic. Kualitas BBM yang bagus juga membuat kinerja mesin bagus dan terdengar halus. Tetapi jika BBM kotor atau terkontaminasi zat lain, maka bisa membuat mesin cepat rusak.

Pilihan tingkat oktan juga bisa mempengaruhi kinerja mesin. Pilihlah sesuai dengan rasio kompresi mesin motor.

9. Cek Sistem Knalpot

Suara kasar juga mungkin muncul karena sistem knalpot, maka lakukan pengecekan apakah ada bagian yang bocor atau rusak. Jika perlu, gantilah komponen yang rusak.

10. Servis Berkala

Jika motor tidak pernah diservis, maka wajar jika suara mesin terdengar kasar. Detikers harus melakukan servis berkala ke bengkel agar bisa dicek secara menyeluruh. Servis rutin ini termasuk membersihkan CVT, hingga membersihkan injektor.

(bai/row)



Sumber : oto.detik.com

6 Komponen Motor yang Perlu Dicek Setelah Touring Jarak Jauh



Jakarta

Buat para bikers, jangan lupa untuk selalu melakukan perawatan terhadap motor kesayangan. Apalagi setelah motor digunakan untuk menempuh perjalanan jauh, seperti ketika digunakan touring libur Nataru (natal dan tahun baru) kemarin.

“Saat berpergian jarak jauh menggunakan motor, para riders seringkali akan berhadapan dengan berbagai medan dan kondisi perjalanan yang berat, seperti, jalanan yang berlubang, jalan bergelombang, jalanan licin karena hujan, dan berbagai kondisi yang tidak terduga lainnya. Maka dari itu, perawatan sepeda motor perlu dilakukan secara berkala dan menyeluruh, terutama pada bagian CVT, oli mesin, kampas rem, ban dan bagian lainnya, menjadi hal yang penting bagi setiap riders setelah melakukan riding jarak jauh. Dengan perawatan tepat dan teratur, hal ini tentu membuat kondisi motor tetap prima sehingga motor kesayangan Anda kembali siap digunakan untuk penuhi berbagai kegiatan.” ujar Rifki Maulana, Manager Public Relation, YRA & Community, PT Yamaha Indonesia Motor Mfg.

Lantas apa saja bagian penting pada sepeda motor yang perlu dirawat secara teratur oleh para riders setelah melakukan perjalanan jarak jauh, simak penjelasannya di bawah ini:


Oli Mesin

Setelah menempuh jarak jauh, tentu oli mesin akan mengalami penurunan kualitas karena lazimnya oli mesin perlu diganti jika motor telah menempuh jarak dengan maksimal 3000 km agar mesin tetap dapat terlumasi dengan baik saat bekerja dan mampu menghasilkan performa yang optimal. Khususnya untuk beberapa tipe motor Yamaha, para riders bisa mendapatkan rekomendasi penggantian oli melalui indikator yang ada pada layar speedometer dan untuk connected model, para riders bisa mengetahuinya lewat smartphone pada aplikasi Y-Connect.

Filter Udara

Filter udara pada motor juga menjadi bagian yang penting karena merupakan sarana sirkulasi udara untuk mesin sehingga dapat mempengaruhi kinerjanya, sedangkan riding jarak jauh dapat membuat filter udara menjadi kotor terutama ketika melewati jalanan berdebu. Maka dari itu, filter udara yang sudah kotor perlu diganti agar motor kembali pada kondisi prima dan optimal.

Continuous Variable Transmission (CVT)

Bagian penting lainnya yang tidak bisa luput untuk dilakukan setelah riding jarak jauh adalah CVT karena bagian ini merupakan sistem transmisi pada motor matic. Para riders perlu memastikan CVT dalam kondisi bersih dan tidak terdengar suara abnormal ketika sedang berkendara.

Ban

Bagian penting lainnya yang perlu diperhatikan setelah riding jarak jauh, apalagi melalui kondisi jalan yang kurang mumpuni adalah ban motor. Para riders perlu memastikan permukaan ban tidak ada yang sobek, retak-retak ataupun sudah menipis ketebalan alurnya. Jika kondisi ban pada sepeda motor para riders memiliki kondisi tersebut, direkomendasikan untuk bisa menggantinya demi menghindari hal-hal yang dapat merugikan selama melakukan perjalanan.

Sistem Pengereman

Tidak hanya sebelum berangkat riding, sistem pengereman juga perlu diperiksa kembali setelah riding jauh. Salah satu cara untuk memastikan kondisi sistem pengereman adalah dengan memastikan kampas rem dalam kondisi tebal dan pastikan tidak ada suara abnormal ketika roda diputar secara manual. Selain itu, volume minyak rem juga perlu dipastikan berada pada batas normal dan jernih agar dapat menunjang kinerja sistem pengereman yang maksimal.

Suspensi

Selepas menghadapi perjalanan jarak jauh yang memiliki berbagai kondisi medan, besar kemungkinan dapat membuat kinerja suspensi pada motor menjadi kurang optimal. Salah satu cara mudah untuk pengecekannya adalah dengan cara memastikan kondisi seal atau karet suspensi masih bagus sehingga tidak ada oli yang bocor. Jika terdapat kebocoran oli pada bagian suspensi, para riders dapat datang ke bengkel terpercaya Yamaha terdekat agar dapat dibantu oleh teknisi yang berpengalaman.

(lua/dry)



Sumber : oto.detik.com