Tag Archives: mualaf

Kisah Addas, Lelaki yang Masuk Islam setelah Melihat Nabi Makan Anggur



Jakarta

Sebuah kisah inspiratif datang dari lelaki bernama Addas, seorang budak di Thaif. Ia mendapat hidayah dan memilih memeluk Islam setelah bertemu dengan Rasulullah SAW.

Semasa hidup, Rasulullah SAW pernah datang ke kota Thaif untuk menyampaikan dakwah. Diketahui, keberadaan Rasulullah SAW di Thaif ini selama 10 hari. Meskipun terbilang singkat, namun cobaan yang dialami Rasulullah sangatlah berat.

Mengutip dari buku Saat-saat Rasulullah Bersedih oleh Majdi Muhammad Asy-Syahawi, dikisahkan mengenai dakwah Nabi Muhammad di Thaif. Kisah ini diriwayatkan dari Muhammad bin Jubair bin Muth’im.


Ketika di Thaif, Rasulullah SAW ditemani oleh Zaid bin Haritsah RA. Mereka mendatangi para pemuka dan menyampaikan dakwahnya. Sayangnya, tak seorang pun dari mereka yang mau menerima dakwah beliau. Rasulullah SAW bahkan mendapatkan perlakuan buruk dari masyarakat Thaif.

Kisah Addas yang Menjadi Mualaf

Mengutip buku Sejarah Lengkap Rasulullah Jilid 1 oleh Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi dikisahkan bahwa ada lelaki Thaif yang merasa tersentuh setelah menerima dakwah Rasulullah SAW.

Kisah ini juga dibagikan oleh Al Khalidi dalam Ar Rasul Al Mubaligh.

Ketika di Thaif, Rasulullah mengalami intimidasi dari kalangan kaum Thaif, sehingga beliau keluar dari negeri mereka. Rasulullah SAW terdesak hingga ke kebun milik Utbah bin Rabi’ah dan Syaibah bin Rabi’ah, dan keduanya sedang berada di kebun tersebut.

Maka tatkala keduanya melihat Rasulullah SAW, keduanya merasa iba, dan memanggil budaknya yang beragama Nasrani bernama Addas.

Keduanya berkata, “ambillah setangkai anggur, letakkan di piring ini, kemudian pergilah menemui lelaki itu, lalu katakan kepadanya untuk memakannya.” Maka Addas pun melakukan perintah majikannya, sampai dia meletakkan piring tersebut di hadapan Rasulullah, kemudian dia berkata, “Makanlah.”

Tatkala Rasulullah menaruh tangannya di atas piring itu, beliau mengucapkan “Bismillah.” Kemudian beliau pun makan satu per satu buah anggur.

Addas memandangi Rasulullah karena ia terkejut melihat cara makan beliau. Addas kemudian berkata, “Demi Allah, ucapan ini tidak pernah dikatakan oleh penduduk negeri ini.”

Rasulullah SAW bertanya, “Dari negeri apakah engkau wahai Addas? Dan apa agamamu?”

Dia menjawab, “Aku seorang Nasrani dan aku adalah seorang yang berasal dari negeri Ninawa.”

Rasul bertanya lagi, “Apakah dari desa seorang lelaki shaleh yang bernama Yunus bin Mata?”

Addas menjawab, “Apa yang engkau ketahui tentang Yunus bin Mata?”

Beliau bersabda, “Dia adalah saudaraku, dia seorang Nabi dan aku pun seorang Nabi.”

Lalu Addas langsung memeluk Rasulullah, mencium tangan dan kaki beliau.

Ternyata Addas mendapatkan hidayah setelah menyaksikan Rasulullah SAW makan dengan menyebut Bismillah.

(dvs/erd)



Sumber : www.detik.com

Kisah Jeffrey Lang, Profesor AS yang Jadi Mualaf usai Baca Al-Qur’an


Jakarta

Kisah menarik datang dari Jeffrey Lang. Pria yang merupakan profesor matematika di University of Kansas itu memutuskan memeluk Islam setelah belasan tahun menjadi ateis.

Melansir Islamestic, Kamis (11/4/2024), sejak kecil Lang merupakan sosok yang sering bertanya akan kehidupan dan agama. Lelaki kelahiran 1954 itu terlahir di keluarga Katolik Roma.

Lang menghabiskan 18 tahun pertama hidupnya di sekolah Katolik. Di benak Lang, banyak pertanyaan terkait agama yang belum terjawab.


Ketika usianya genap 18 tahun, Lang memutuskan untuk sepenuhnya menjadi ateis. Meski begitu, pandangannya mengenai agama berubah sejak dirinya menjadi dosen muda matematika di Universitas San Fransisco dan berteman dengan sejumlah muslim.

“Kami berbicara tentang agama. Saya menanyakan pertanyaan saya kepada mereka dan saya sangat terkejut melihat betapa cermatnya mereka memikirkan jawabannya,” ujar Lang.

Kala itu, Lang bertemu dengan Mahmoud Qandeel seorang mahasiswa asal Saudi. Qandeel dikenal sebagai pribadi yang luar biasa. Ia dapat menjawab semua pertanyaan tentang penelitian medis yang diajukan Lang dengan bahasa Inggris yang sempurna.

Singkat cerita, Qandeel tiba-tiba memberikan Lang buku-buku Islam beserta salinan Al-Qur’an. Sejak itulah, Lang mulai membaca dan menyerap isi Al-Qur’an.

Merasa Kagum dan Tertarik dengan Al-Qur’an

Sang profesor mendapat hidayah-Nya, ia merasa kagum akan isi Al-Qur’an yang mampu menjawab segala pertanyaan di kepalanya.

“Seorang pelukis bisa menggambar mata dalam sebuah lukisan yang tampak mengikuti Anda dari satu tempat ke tempat lain, tapi penulis mana yang bisa menulis kitab suci yang mengantisipasi perubahan sehari-hari Anda?” ujarnya.

Setiap malam, Lang merinci setiap pertanyaan-pertanyaan yang ada di benaknya. Keesokan harinya, segala jawaban yang ingin ia ketahui ditemukan dalam Al-Qur’an.

“Tampaknya sang penulis Al-Qur’an (Allah SWT) mengetahui pertanyaan-pertanyaan saya dan menulis pada baris yang tepat pada saat saya membaca halaman berikutnya. Saya telah bertemu diri saya sendiri di halaman-halaman berikutnya,” kata Lang.

Kini, Lang rutin mengerjakan salat lima waktu. Entah bagaimana, ia memperoleh kepuasan secara spiritual setiap melakukan salat terutama ketika Subuh.

Apabila ditanya bagaimana dia merasa begitu kagum dan terpikat ketika dibacakan Al-Qur’an dalam bahasa Arab yang saing, Lang menjawab, “Mengapa bayi terhibur dengan suara ibunya?”

Al-Qur’an Memberi Lang Kenyamanan

Membaca Qur’an menciptakan kenyamanan dan kekuatan di masa-masa sulit. Karena itu, keyakinan menjadi latihan untuk pertumbuhan spiritual Lang.

Lang telah menulis beberapa buku Islam yang menjadi best seller di kalangan komunitas muslim Amerika Serikat (AS). Salah satu bukunya berjudul Even Angels ask: A Journey to Islam in America.

Melalui buku tersebut, Lang membagikan wawasan yang ia peroleh selama menemukan jati dirinya dalam Islam.

Kabar keislaman Lang sempat ramai pada 2019 lalu. Sejumlah media asing memberitakan perjalanan kisah Lang hingga memutuskan masuk Islam.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com