Tag Archives: museum louvre dibobol maling

Agar Tak Terlacak, Permata Curian dari Museum Louvre Kemungkinan Dilebur



Paris

Perhiasan warisan kerjaan Prancis yang dicuri dari Museum Louvre pada Minggu (19/10/2025) diyakini sulit ditemukan. Muncul dugaan benda-benda itu tak utuh lagi.

Perampokan itu menjadi pukulan berat, bukan hanya bagi pengelola museum dan kota Paris, tetapi juga bagi Prancis secara keseluruhan. Keamanan museum pun kini dipertanyakan. Presiden Emmanuel Macron bahkan bersumpah untuk menemukannya kembali.

Christopher A. Marinello, pakar terkemuka dalam pemulihan karya seni curian, membuka suara terkait insiden itu. Dia mengkritik sistem keamanan di Museum Louvre sekaligus menduga pergerakan barang curian itu.


Dikutip dari The Guardian pada Selasa (21/10), Marinello menjelaskan bahwa pencurian karya seni biasanya didorong oleh nilai uang dari benda yang dicuri.

“Polanya sederhana: ambil, hancurkan, dan lebur secepat mungkin,” ujar dia.

Nah, dengan perhiasan yang mudah dikenali, seperti benda-benda yang dirampok dari Museum Louvre, si perampok akan kesulitan menemukan pembeli.

“Tidak mungkin menjual barang seperti permata Louvre di pasar resmi karena terlalu mudah dikenali,” kata Lynda Albertson dari Asosiasi Penelitian Kejahatan terhadap Seni, organisasi yang memantau kasus pencurian dan vandalisme di museum.

Menurut Albertson, barang-barang itu akan langsung dikenali karena Kementerian Kebudayaan telah merilis foto-foto karya tersebut. Kolektor pribadi atau balai lelang seperti Sotheby’s atau Christie’s juga bakal meminta dokumen yang membuktikan kepemilikan yang sah sebelum menyentuh karya-karya yang mencolok seperti itu.

Dulu, museum sering kali enggan mengumumkan hilangnya karya seni terkenal dan memilih diam karena malu. Saat ini, pencurian karya seni semakin dipublikasi agar penyimpanan dan penjualan karya seni curian menjadi bisnis yang berisiko bagi penjahat mana pun.

“Jika Anda mencuri sebuah lukisan Picasso, lukisan itu harus tetap utuh atau tidak akan berharga lagi, dan Anda harus memikirkan cara untuk menyembunyikannya, mungkin dengan mengedarkannya kepada pelaku kriminal kelas kakap,” kata Marinello.

“Dan Anda terus-menerus terpapar risiko kaki tangan yang minta uang tebusan,” dia menambahkan.

Untuk alasan serupa, detektif di bidang seni Arthur Brand mengatakan bahwa sangat kecil kemungkinan pencurian itu dilakukan atas perintah, seperti yang dilaporkan media Belanda.

“Dicuri atas perintah adalah sesuatu dari film-film Hollywood,” katanya.

“Tidak akan ada pembeli. Lukisan ini ada di seluruh dunia dan di semua surat kabar. Jika Anda membeli ini, jika Anda tertangkap, Anda akan berakhir di penjara. Anda tidak dapat menunjukkannya kepada teman-teman Anda, Anda tidak dapat mewariskannya kepada anak-anak Anda,” ujar dia lagi.

Mengubah karya yang dicuri dengan melebur atau memotong ulang akan mengurangi nilainya. Jika itu berlian maka akan ada risiko besar karena teknik pemotongan kontemporer membuat batu tersebut memiliki permukaan yang lebih besar dan ringan, dan batu yang dipotong secara antik akan menarik perhatian yang tidak diinginkan atau menawar harga untuk menutupinya.

Meski berisiko, namun peleburan atau pemotongan ulang akan menghilangkan bukti kejahatan.

“Dugaan saya, para pencuri Louvre akan mencoba membawa barang curian ke tempat-tempat yang memiliki keahlian berlian seperti Israel, India, atau bahkan yang terdekat seperti Antwerpen, dan mereka akan mencari seseorang untuk memotong permata-permata itu,” kata Marinello.

(bnl/fem)



Sumber : travel.detik.com

Pavel Durov, Bos Telegram Mau Beli Perhiasan yang Dicuri dari Louvre



Paris

Perampokan yang terjadi di Museum Louvre membuat dunia gempar. Sistem keamanan dikritik, investigasi dilakukan, dan museum ditutup. Namun salah satu pendiri Telegram punya ‘solusi’ lain.

Pavel Durov, salah satu pendiri Telegram punya sebuah gagasan nyeleneh tapi menarik. Dikutip dari Big New Network pada Selasa (21/10),

Durov berkata bahwa dirinya ingin membeli perhiasan yang dicuri dari Museum Louvre.


“Senang bisa membeli perhiasan curian dan menyumbangkannya kembali ke Louvre. Maksud saya Louvre Abu Dhabi, tentu saja; tidak ada yang mencuri dari Louvre Abu Dhabi,” tulis pengusaha teknologi kelahiran Rusia yang tinggal di Dubai lewat platform X (Twitter).

Louvre Abu Dhabi dibuka pada tahun 2017, tepatnya di Pulau Saadiyat, yang merupakan proyek bersama antara Prancis dan UEA.

Durov mengatakan bahwa ia sama sekali tidak terkejut dengan pencurian di Paris.

“Ini adalah tanda menyedihkan lainnya dari kemunduran negara yang dulunya hebat, di mana pemerintah telah menyempurnakan seni mengalihkan perhatian orang dengan ancaman palsu, alih-alih menghadapi ancaman nyata,” tulisnya.

Durov sempat ditahan di bandara Paris atas tuduhan gagal menghapus konten ilegal dari platformnya dan dibebaskan dengan jaminan. Entah sarkas atau betulan mau beli perhiasan yang dicuri, namun pernyataannya membuat solusi yang tak terpikirkan oleh siapa pun.

Perampokan terjadi sekitar pukul 09.30 waktu setempat, ketika para wisatawan sudah berkeliling di lorong-lorong museum. Parampok tersebut sudah mengincar Galeri Apollo, sebuah aula berlapis emas dan dicat mewah yang dibangun atas perintah Raja Louis XIV dan menyimpan permata mahkota Prancis.

Menteri Dalam Negeri Laurent Nunez menyebut insiden itu sebagai perampokan besar. Ia mengatakan pelaku menggunakan lift barang untuk mencapai jendela museum, memasuki galeri, dan melarikan diri dengan sepeda motor sambil membawa perhiasan yang tak ternilai.

(bnl/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Fantastis! Perhiasan yang Digondol dari Louvre Nilainya Rp 1,6 T



Paris

Dunia digegerkan dengan aksi perampokan di Museum Louvre pada Minggu (19/10). Satu demi satu fakta terungkap, termasuk nilai fantastis dari perhiasan yang dicuri.

Seorang kurator museum mengatakan bahwa perhiasan yang dicuri dari Museum Louvre memiliki nilai 88 juta euro atau mencapai Rp 1,6 triliun. Jaksa penuntut umum Prancis Laura Beccuau mengatakan bahwa jumlah tersebut adalah angka yang fantastis, seperti dikutip dari BBC pada Rabu (22/10).

Namun angka itu tidak lebih besar dari kerugian yang mengatasnamakan warisan sejarah Prancis. Permata mahkota dan perhiasan yang dihadiahkan oleh dua Napoleon kepada istri mereka masuk dalam daftar si pencuri.


Dalam aksinya, perampok menggunakan perkakas listrik dan memakan waktu kurang dari delapan menit untuk membawa kabur barang jarahan. Sudah dua hari berlalu, Beccuau khawatir perhiasan tersebut sudah dilebur dan kehilangan wujudnya.

“Saya berharap pengumuman perkiraan nilai perhiasan tersebut akan membuat para perampok berpikir dua kali dan tidak menghancurkannya,” ucap dia.

Lebih lanjut, ia juga mengatakan bahwa si pencuri tidak akan mengantongi seluruh uang yang mereka dapatkan jika mereka memutuskan untuk melebur perhiasan-perhiasan itu.

Sebelumnya, barang-barang yang dicuri hanya disebut sebagai artefak yang tak ternilai harganya. Delapan barang yang hilang, termasuk kaling berlian dan zamrud pemberian Kaisar Napoleon kepada istrinya, tiara yang dikenakan oleh Permaisuri Eugenie, istri Napoleon III, dan beberapa barang yang sebelumnya dimiliki oleh Ratu Marie-Amelie.

Salah satu artefak yang dicuri terjatuh, yaitu mahkota milik Permaisuri Eugenie. Saat ini, mahkota itu rusak dan pihak museum sedang mengusahakan perbaikannya.

Lewat CCTV diketahui empat pencuri bertopeng menggunakan truk yang dilengkapi lift mekanis untuk masuk ke Galerie d’Apollon (Galeri Apollo) melalui balkon yang mengarah ke Sungai Seine.

Dua dari mereka memotong jendela kaca di lantai pertama menggunakan pemotong cakram bertenaga baterai dan memasuki museum. Mereka kemudian mengancam para penjaga di dalam, yang kemudian mengevakuasi gedung.

Para pencuri mencoba membakar kendaraan mereka di luar, tetapi dicegah oleh seorang staf museum. Mereka terlihat kabur dengan motor.

Langkah-langkah keamanan telah diperketat di sekitar lembaga-lembaga budaya di negara itu, setelah laporan awal menemukan satu dari tiga ruangan di Museum Louvre tidak memiliki CCTV dan sistem alarm di area luas tidak berfungsi.

Menteri Kehakiman Gérald Darmanin mengatakan protokol keamanan telah gagal, dan menyesalkan bahwa pencuri yang dapat membawa truk modifikasi ke museum telah meninggalkan Prancis dengan citra yang buruk.

Pihak berwenang yakin mereka sedang mengejar tim pencuri yang profesional, mengingat betapa cepat dan terorganisirnya mereka.

Para ahli dalam pemulihan karya seni sebelumnya mengatakan kepada BBC bahwa para penyelidik hanya memiliki satu atau dua hari untuk melacak barang-barang tersebut, sebelum dapat dianggap hilang untuk selamanya.

Kemungkinan besar barang-barang tersebut telah dipecah menjadi logam mulia dan permata, diselundupkan ke luar negeri dan dijual dengan harga yang jauh lebih rendah, kata para ahli.

(bnl/wsw)



Sumber : travel.detik.com