Tag Archives: nabi ismail

20 Ucapan Idul Adha 2025 yang Menyentuh Hati dan Penuh Doa Baik

Jakarta

Hari Raya Idul Adha adalah momen istimewa yang penuh makna bagi umat Islam di seluruh dunia. Kamu bisa merayakannya dengan mengirim ucapan Idul Adha yang menyentuh hati dan penuh doa baik untuk orang-orang tersayang.

Perayaan Idul Adha bukan hanya tentang menyembelih hewan kurban, tetapi juga meneladani keteguhan iman, ketaatan, dan keikhlasan dalam beribadah kepada Allah SWT. Sejarahnya berakar dari kisah Nabi Ibrahim AS yang diperintahkan oleh Allah untuk mengorbankan putranya, Nabi Ismail AS.

Keduanya kemudian menerima perintah tersebut sebagai bentuk ketaatan yang mutlak dengan penuh keikhlasan dan tanpa ragu. Namun, saat hendak melaksanakan perintah itu, Allah menggantikan Nabi Ismail dengan seekor hewan, sebagai bentuk kasih sayang dan ujian yang telah berhasil dilalui.


Melalui peristiwa tersebut, Allah SWT mengajarkan kepada kita arti sesungguhnya dari pengorbanan dan ketulusan dalam menjalani perintah-Nya. Idul Adha hadir sebagai momentum untuk merefleksikan kembali nilai-nilai spiritual, memperkuat keimanan, dan berbagi kepada sesama.

Di hari spesial Idul Adha 2025 ini, berikan yang terbaik untuk keluarga dan teman-temanmu. Mulailah hari dengan mengirim ucapan Idul Adha 2025 yang penuh harapan baik di bawah ini.

Berikut adalah ucapan Idul Adha yang penuh doa baik :

1. Selamat Idul Adha. Semoga setiap tetes keikhlasan dan pengorbanan kita hari ini menjadi jalan menuju ridha-Nya. Semoga Allah lapangkan rezeki dan kuatkan iman kita di setiap langkah.

2. Idul Adha adalah kisah tentang hati yang rela dan jiwa yang tunduk. Semoga kita mampu belajar mencinta dengan ikhlas, memberi tanpa pamrih, dan berserah tanpa ragu.

3. Idul Adha mengajarkan kita bahwa keikhlasan adalah puncak tertinggi dari iman. Semoga setiap niat baik, amal salih, dan pengorbananmu diterima sebagai bentuk taqwa kepada Allah SWT

4. Selamat Idul Adha. Semoga setiap kurban yang kita niatkan menjadi bukti ketakwaan kepada Allah, sebagaimana firman-Nya: Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertakwa. (QS. Al-Ma’idah: 27)

5. Di hari yang suci ini, semoga Allah menerima setiap doa, amalan, dan kurban kita. Semoga hidupmu dipenuhi kedamaian, keluargamu dipenuhi cinta, dan rezekimu dilimpahkan berkah.

6. Di antara takbir yang menggetarkan langit, terselip harap agar hatimu dilapangkan, langkahmu dikuatkan, dan hidupmu dipenuhi ridha Tuhan.

7. Tak ada kurban yang sia-sia di sisi Allah. Setiap yang diserahkan karena-Nya akan kembali dalam bentuk kebaikan yang berlipat. Selamat Hari Raya Idul Adha, semoga Allah berkahi hidupmu dengan rahmat-Nya.

8. Semoga Idul Adha ini mengajarkan kita arti keikhlasan sejati. Allah berfirman: ‘Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.’ (QS. Al-Hajj: 37)

9. Selamat Hari Raya Idul Adha. Semoga kita mampu belajar dari keikhlasan Nabi Ibrahim dan ketaatan Nabi Ismail. Semoga Allah menjaga hatimu, menenangkan langkahmu, dan mengabulkan harapan-harapanmu.

10. Seperti Ismail yang ikhlas, seperti Ibrahim yang taat, semoga kita pun mampu menjadi hamba yang percaya, bahkan pada hal yang paling berat.

Ucapan Selamat Idul Adha :

11. Idul Adha adalah tentang memberi, merelakan, dan percaya bahwa setiap kebaikan akan kembali. Semoga hari ini membawa kebahagiaan yang tulus dan keberkahan yang tak putus.

12. Sebagaimana Nabi Ibrahim rela menyerahkan yang paling dicintai, semoga kita pun mampu meletakkan cinta kepada Allah di atas segalanya.

13. Idul Adha adalah tentang cinta yang tak tergantung balas, dan doa yang tak pernah putus. Semoga setiap pengorbananmu hari ini menjadi sebab datangnya keberkahan esok hari.

14. Semoga Allah terima setiap amal, luruskan niat kita, dan jadikan hari raya ini sebagai momentum memperkuat iman dan memperluas kasih sayang kepada sesama.

15. Saat sembelihan dilakukan dengan nama-Nya, semoga turut gugur segala ego, amarah, dan rasa yang tak perlu. Semoga hidupmu menjadi lebih lapang dan tenang.

16. Mari kita jadikan hari raya ini sebagai momen untuk memperkuat iman dan memperbanyak syukur. ‘Dan barang siapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri.’ (QS. Luqman: 12)

17. Semoga kurban hari ini menjadi jembatan menuju ampunan, dan doamu menjadi undangan untuk rahmat yang luas. Selamat Idul Adha, semoga Allah selalu menjaga keluargamu dalam cinta dan lindungan-Nya.

18. Idul Adha bukan sekadar tentang menyembelih hewan kurban, tapi juga tentang menyembelih hawa nafsu, ego, dan keakuan. Semoga Allah jadikan kita hamba yang lebih tunduk dan bersyukur

19. Semoga kurban yang kita niatkan menjadi jalan pulang bagi jiwa yang sempat jauh. Dan semoga Allah senantiasa menuntunmu menuju cahaya, meski jalan kadang sepi.

20. Di hari raya ini, semoga Allah mempertemukanmu dengan damai yang kamu cari, menjawab doa yang belum kamu ucapkan, dan menguatkan hatimu dalam setiap ujian.

(hst/hst)



Sumber : wolipop.detik.com

30 Ucapan Idul Adha 2025 yang Puitis dan Islami

Jakarta

Hari Raya Idul Adha 2025 membawa pesan tentang ketulusan, keikhlasan, dan pengorbanan. Dalam momen suci ini, umat Muslim di seluruh dunia memperingati kisah agung Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail AS sebagai lambang ketaatan kepada Allah SWT.

Untuk menyambut Idul Adha dengan penuh suka cita, berikut ini 40 ucapan Idul Adha 2025 yang puitis, Islami, dan penuh makna. Cocok dibagikan kepada orang terdekat, keluarga, pasangan, sahabat, hingga rekan kerja, baik melalui media sosial, kartu ucapan, maupun pesan pribadi.

Ucapan Idul Adha 2025 yang Puitis:

1. Seperti embun pagi yang jatuh perlahan, semoga rahmat-Nya membasahi hatimu dengan ketenangan.


2. Idul Adha mengajarkan bahwa cinta pada Allah adalah cinta yang tak bersyarat.

3. Mari menundukkan ego seperti Ibrahim menundukkan cinta dunia demi surga.

4. Di setiap takbir yang kita kumandangkan, terselip doa dan harap yang ingin dikabulkan.

5. Semoga Idul Adha ini membuka jalan hijrah hati, menuju kedekatan yang hakiki dengan Ilahi.

6. Langit bersaksi atas takbir yang menggema, Bumi pun tersenyum pada hamba yang rela berqurban.

7. Ada cinta yang tak terlihat, tapi tercurah dalam pengorbanan. Itulah makna Idul Adha yang sejati.

8. Mari rayakan Idul Adha bukan hanya dengan daging, tapi dengan kelembutan hati dan ketulusan memberi.

9. Keikhlasan tidak harus disuarakan, cukup ditunjukkan. Selamat Hari Raya Idul Adha 2025.

10. Semoga Allah SWT menerima setiap pengorbanan dan mengangkat derajat kita di sisi-Nya.

11. Semoga setiap takbir yang dilantunkan membawa ketenangan dalam hatimu. Semoga setiap kurban yang disembelih menjadi saksi atas cinta dan ketaatan kita kepada-Nya.

12. Idul Adha datang bukan hanya dengan daging dan darah, tapi juga pesan bahwa keikhlasan selalu menang atas keterikatan.

13. Hari raya ini bukan sekadar perayaan, tapi panggilan untuk kembali. Kembali pada yang Maha Memiliki, dengan hati yang lebih jernih, dan niat yang lebih suci.

14. Idul Adha mengajarkan bahwa cinta sejati pada Allah adalah tentang rela melepaskan, walau sulit. Semoga kita selalu dimampukan untuk taat, ikhlas, dan sabar.

15. Dalam gemuruh takbir, semoga setiap hari kita menjadi amal terbaik, dan setiap ujian menjadi jalan kembali pada-Nya dengan hati yang lebih lapang dan jiwa yang lebih tenang.

16. Semoga Idul Adha ini tak hanya menjadi perayaan, tapi juga pengingat bahwa cinta sejati adalah tentang melepaskan dengan percaya, bukan menggenggam dengan cemas.

17. Di hari yang penuh berkah ini, mari kita belajar dari keikhlasan Nabi Ibrahim, ketaatan Nabi Ismail, dan kesabaran Hajar. Semoga keluarga kita pun diberi kekuatan yang sama dalam menjalani hidup.

18. Idul Adha mengingatkan bahwa tak ada cinta yang lebih suci dari cinta kepada Sang Pencipta. Semoga hati kita tetap terjaga dalam keimanan yang lurus dan kuat.

19. Takbir yang bergema bukan sekadar lantunan lisan, tapi juga seruan agar kita kembali pada fitrah sebagai hamba yang taat dan berserah. Selamat Idul Adha, semoga keberkahan menyertai setiap harimu.

20. Tak semua pengorbanan terlihat, tak semua keikhlasan terdengar. Tapi Allah Maha Melihat. Semoga hidupmu selalu dalam naungan kasih-Nya. Selamat Idul Adha.



Sumber : wolipop.detik.com

Siapa Putra Nabi Ibrahim yang Dikurbankan?



Jakarta

Kisah putra Nabi Ibrahim yang dikurbankan atas perintah Allah SWT menjadi sejarah di balik pelaksanaan kurban hari raya Idul Adha. Dalam cerita kenabian, Nabi Ibrahim AS dikatakan memiliki dua orang putra dari dua istrinya.

Putra pertama Nabi Ibrahim AS, yaitu bernama Ismail dari istri keduanya yang bernama Siti Hajar. Sedangkan putra keduanya bernama Ishaq dilahirkan dari istri pertamanya, Sarah.

Ada dua pendapat yang berbeda terkait satu di antara kedua putra Nabi Ibrahim AS yang pernah dikurbankan. Orang-orang Yahudi berkeyakinan bahwa putra yang disembelih ialah Nabi Ishaq. Sedangkan umat Islam menganggap Nabi Ismail lah sosok putra nabi yang disembelih.


Lantas, siapa sebenarnya putra Nabi Ibrahim yang dikurbankan? Berikut ini penjelasannya.

Sosok Putra Nabi Ibrahim yang Dikurbankan

Melansir dari buku Kala Kanjeng Nabi Bercerita karya Rizem Aizid, dalam ayat Al-Qur’an tidak disebutkan secara jelas sosok putra Nabi Ibrahim AS yang dikurbankan. Hanya saja terdapat dalil yang secara tersirat mengarah kepada Nabi Ismail AS, Allah SWT berfirman:

وَقَالَ إِنِّي ذَاهِبٌ إِلَى رَبِّي سَيَهْدِينِ رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّلِحِينَ فَبَشِّرْنَاهُ بِغُلَامٍ حَلِيمٍ فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعَى قَالَ يَسُنَى إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَبْيَ أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَتَأَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِن شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّبِرِينَ

Artinya: “Dan, Ibrahim berkata, ‘Sesungguhnya, aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku. Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shalih.’ Maka, Kami beri ia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. Maka, tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata, ‘Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka, pikirkanlah apa pendapatmu?’ Ia menjawab, ‘Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. ash-Shaffat: 99-102).

Berdasarkan ayat tersebut, umat Islam meyakini bahwa Ismail adalah putra Nabi Ibrahim yang dikurbankan. Sebab, Nabi Ibrahim dulunya tidak dikaruniai anak dengan istri pertamanya, Siti Sarah.

Hingga akhirnya beliau menikah dengan istri keduanya, Siti Hajar, dan dikaruniai anak pertama yang bernama Ismail.

Menambahkan dari sumber lain, dalam buku Tuntunan Berkurban dan Menyembelih Hewan karya Ali Ghufron turut diterangkan tentang sosok putra Nabi Ibrahim yang dikurbankan.

Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menegaskan bahwa adz-dzabih (orang yang dikurbankan) adalah Ismail karena dialah anak pertama Nabi Ibrahim yang memberi berita gembira atas kabar kelahirannya.

Ahli kitab maupun umat Islam pun sepakat bahwa Nabi Ismail lebih dahulu dilahirkan dan lebih tua dibandingkan dengan Nabi Ishaq.

Bahkan dalam kitab-kitab mereka turut disebutkan, ketika Nabi Ismail lahir, Nabi Ibrahim berusia 86 tahun. Sedangkan ketika Nabi Ishaq dilahirkan, usia Nabi Ibrahim telah menginjak 99 tahun.

Dengan demikian, umat Islam percaya bahwa putra Nabi Ibrahim yang dikurbankan ialah Nabi Ismail. Beliau melaksanakan kurban tersebut di Makkah, tempat dimana ia bersama putranya membangun Ka’bah.

Terlepas dari adanya perbedaan tersebut, umat muslim dapat memetik hikmah dari kisah Nabi Ibrahim. Beliau rela berkurban demi melaksanakan perintah Allah SWT untuk menyembelih anak pertamanya yang telah dinantikan-nantikan, wallahu ‘alam.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Kisah Nabi Ismail AS, Ditinggal di Padang Tandus dan Asal Mula Air Zamzam


Jakarta

Nabi Ismail AS adalah anak dari Nabi Ibrahim AS dan istri keduanya, Siti Hajar. Sejak kecil Ismail dikenal sebagai anak yang saleh, taat kepada Allah SWT dan orang tuanya.

Istri pertama Ibrahim adalah Siti Sarah. Ibrahim menikahi Siti Hajar atas suruhan Siti Sarah sebab Ibrahim tak kunjung memiliki keturunan ketika menikah dengannya.

Peristiwa Kurban

Merangkum buku Belajar dari Para Nabi dan Rasul oleh Abu Azka ibn Abbas, Ibrahim begitu sayang dengan Ismail, selalu memandang sang anak dengan penuh cinta dan kasih. Melihat begitu sayangnya Ibrahim kepada anaknya, maka Allah hendak menguji kesalehan Ibrahim.


Lewat mimpi Ibrahim, Allah memerintahkan beliau untuk menyembelih anaknya. Mimpi itu muncul beberapa kali, membuat Ibrahim amat sedih begitu memandang ke arah anaknya yang lucu itu.

Meskipun tak tega menceritakan kesedihannya, Ibrahim memberanikan diri untuk menceritakan perintah Allah SWT untuk menyembelih Ismail. Di luar dugaan, Ismail kecil justru tersenyum dan mengusap air mata sang ayah seraya berkata, “Ayahku, janganlah kamu berduka cita. Lakukanlah yang Allah SWT perintahkan.”

Lalu, Ibrahim membawa Ismail ke tempat penyembelihan. Ketika Ibrahim hendak menyembelih Ismail, Allah SWT memerintahkan malaikatnya untuk menukar Ismail dengan binatang ternak (kambing). Sehingga yang disembelih Ibrahim bukanlah Ismail, melainkan seekor kambing.

Ditinggal di Padang Tandus

Kisah Nabi Ismail tidak dapat dipisahkan dari kisah sang ayah, Nabi Ibrahim. Salah satu kisah yang menarik adalah ketika Nabi Ibrahim hijrah meninggalkan Mesir bersama kedua istrinya.

Nabi Ibrahim juga turut membawa hewan ternak dan harta miliknya yang telah diperoleh dari hasil berdagang di Mesir. Dengan penuh tawakal pada Allah SWT, Nabi Ibrahim berangkat meninggalkan rumah bersama kedua istrinya dan juga Ismail yang waktu itu masih bayi.

Mereka bersama-sama keluar dari kota lalu masuk ke lautan pasir yang terbuka, di mana terik matahari menyengat tubuh dengan pedihnya. Nabi Ibrahim membawa istrinya serta Ismail yang masih menyusui ke Mekkah, kemudian singgah di bawah pohon yang kini menjadi sumur zamzam.

Pada masa itu tidak ada seorang pun yang tinggal di Mekkah dan tidak ada pula sumber air. Nabi Ibrahim meninggalkan sebuah wadah berisi kurma dan satu wadah lagi berisikan air.

Nabi Ibrahim kemudian beranjak pergi meninggalkan anak dan istrinya dari tempat itu karena perintah Allah. Tidak ada yang tahu secara pasti bagaimana perasaan Nabi Ibrahim ketika meninggalkan istri dan putranya di padang pasir yang tandus tanpa mata air. Beliau harus berlapang dada karena itu adalah perintah Allah.

Asal Mula Air Zamzam

Beberapa hari setelah ditinggalkan Nabi Ibrahim, perbekalan Siti Hajar telah habis. Ismail yang kehausan terus menangis tanpa henti karena Siti Hajar tidak bisa lagi menyusui anaknya.

Siti Hajar mencoba mencari pertolongan dengan berlari bolak balik Bukit Shafa dan Bukit Marwah. Hal tersebut tidak dilakukannya hanya sekali, melainkan tujuh kali sembari berdoa kepada Allah.

Setelah bolak balik Bukit Shafa dan Bukit Marwah sebanyak tujuh kali, Siti Hajar hampir putus asa karena tidak ada sumber air atau pun manusia yang bisa menolongnya. Setelah lama mencari, Siti Hajar teringat Ismail yang telah dia tinggal cukup lama dan kemudian bergegas kembali.

Siti Hajar memutuskan kembali untuk melihat kondisi putranya. Sesampainya di tempat Ismail berbaring, Siti Hajar terkejut karena keluar sebuah mata air jernih.

Air tersebut terus mengalir hingga membuat genangan. Siti Hajar berkata zam…zam…zam… yang berarti banyak, melimpah-ruah.

Wallahu’alam.

(hnh/lus)



Sumber : www.detik.com

Sosok Nabi Ishaq, Saudara Nabi Ismail Beda Ibu


Jakarta

Saudara Nabi Ismail AS adalah Nabi Ishaq AS. Mereka saudara seayah beda ibu, ibu Nabi Ishaq AS adalah Siti Sarah sedangkan ibu Nabi Ismail AS adalah Siti Hajar. Ayah keduanya adalah Nabi Ibrahim AS.

Mengutip kitab Qashash al-Anbiyaa karya Ibnu Katsir yang diterjemahkan oleh Saefulloh MS, Nabi Ishaq AS lahir ketika Nabi Ibrahim dan Siti Sarah telah berumur lanjut. Kisah kelahirannya termaktub dalam Al-Qur’an surah As-Saffat ayat 112-113. Allah SWT berfirman,

وَبَشَّرْنٰهُ بِاِسْحٰقَ نَبِيًّا مِّنَ الصّٰلِحِيْنَ


Artinya: “Kami telah memberinya kabar gembira tentang (akan dilahirkannya) Ishaq, seorang nabi yang termasuk orang-orang saleh.” (QS As-Saffat: 112)

وَبٰرَكْنَا عَلَيْهِ وَعَلٰٓى اِسْحٰقَۗ وَمِنْ ذُرِّيَّتِهِمَا مُحْسِنٌ وَّظَالِمٌ لِّنَفْسِهٖ مُبِيْنٌ ࣖ

Artinya: “Kami melimpahkan keberkahan kepadanya dan Ishaq. Sebagian keturunan keduanya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang terang-terangan berbuat zalim terhadap dirinya sendiri.” (QS As-Saffat: 113)

Kisah Kelahiran Nabi Ishaq

Nabi Ishaq AS lahir di Kota Kan’an pada 1761 SM. Nabi Ishaq AS lahir 14 tahun setelah Nabi Ismail AS.

Kabar gembira kelahiran Nabi Ishaq AS disampaikan malaikat kepada Nabi Ibrahim AS dan Siti Sarah. Ketika itu, para malaikat mampir menemui Nabi Ibrahim AS dan Siti Sarah sebelum menuju kaum Nabi Luth AS. Mereka hendak menghancurkan kaum Nabi Luth AS karena kekafiran dan kejahatan yang telah mereka lakukan. Kisah ini diceritakan pada Al-Qur’an surah Hud ayat 69-73.

Dikisahkan bahwa malaikat yang datang menyampaikan kabar baik ke Nabi Ibrahim AS dan Siti Sarah adalah Jibril, Mikail, dan Israfil. Mereka memperkenalkan diri kepada Nabi Ibrahim AS sembari menceritakan kezaliman kaum Nabi Luth AS.

Berikutnya, mereka juga menyampaikan kepada Nabi Ibrahim AS dan Siti Sarah bahwa keduanya akan dikaruniai anak. Terkejut, Siti Sarah berkata,

“Sungguh mengherankan! Mungkinkah aku akan melahirkan (anak) padahal aku sudah tua dan suamiku ini sudah renta? Sesungguhnya ini benar-benar sesuatu yang ajaib.” (QS Hud: 72)

Malaikat pun menjawab, “Apakah engkau merasa heran dengan ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat dan berkah Allah (yang) dicurahkan kepada kamu, wahai ahlulbait! Sesungguhnya Dia Maha Terpuji lagi Maha Mulia.” (QS Hud: 73)

Sosok Nabi Ishaq dan Kisah Kehidupannya

Dinukil dari buku Menengok Kisah 25 Nabi & Rasul karya Ahmad Fatih, setelah diangkat menjadi nabi, Nabi Ishaq AS meneruskan dakwah Nabi Ibrahim AS di tanah Palestina. Beliau menyerukan kepada mereka untuk mengesakan Allah SWT, mendirikan salat, menunaikan zakat, dan mengerjakan kebajikan sesuai ajaran Islam.

Nabi Ishaq AS menikah dengan wanita asal Irak bernama Rifqah pada usia 40 tahun. Ternyata, Rifqah memiliki kondisi mandul sehingga mereka tidak dikaruniai anak dalam waktu yang lama.

Akan tetapi, Nabi Ishaq AS dan Rifqah tidak pernah menyerah untuk berdoa kepada Allah SWT. Akhirnya, dengan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT, Nabi Ishaq AS dan Rifqah dikaruniai bayi laki-laki kembar. Kala itu, Nabi Ishaq AS berusia 60 tahun.

Bayi laki-laki kembar tersebut diberi nama Aishu dan Ya’qub. Kelak, Ya’qub akan meneruskan jalan ayah dan kakeknya menjadi seorang nabi. Kelahiran Ya’qub juga diceritakan dalam Al-Qur’an surah Al-Anbiya ayat 72.

وَوَهَبْنَا لَهٗٓ اِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَ نَافِلَةً ۗوَكُلًّا جَعَلْنَا صٰلِحِيْنَ

Artinya: “Kami juga menganugerahkan kepadanya (Ibrahim) Ishaq (anak) dan sebagai tambahan (Kami anugerahkan pula) Ya’qub (cucu). Masing-masing Kami jadikan orang yang saleh.”

Nabi Ishaq AS meninggal di usia 180 tahun dan dimakamkan di Gua Makhpela.

Wallahu a’lam.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Kisah Nabi Ishaq AS, Sosok Mulia dan Lemah Lembut dalam Berdakwah



Jakarta

Nabi Ishaq AS adalah satu dari 25 nabi dan rasul yang kisahnya tercantum dalam Al-Qur’an. Ia merupakan anak dari Nabi Ibrahim AS dan saudara dari Nabi Ismail AS.

Menukil dari Qashashul Anbiya karya Ibnu Katsir yang diterjemahkan Umar Mujtahid dkk, Ishaq AS lahir ketika Nabi Ibrahim AS berusia 100 tahun. Usianya terpaut 14 tahun dengan saudaranya, Ismail AS.

Ibu dari Nabi Ishaq AS adalah Siti Sarah yang kala itu berusia 90 tahun. Ia sangat gembira diberi kabar kelahiran Ishaq AS pada usianya yang telah senja.


Allah SWT berfirman dalam surah Ash-Shaffat ayat 112-113,

وَبَشَّرْنَٰهُ بِإِسْحَٰقَ نَبِيًّا مِّنَ ٱلصَّٰلِحِينَ وَبَٰرَكْنَا عَلَيْهِ وَعَلَىٰٓ إِسْحَٰقَ ۚ وَمِن ذُرِّيَّتِهِمَا مُحْسِنٌ وَظَالِمٌ لِّنَفْسِهِۦ مُبِينٌ

Artinya: “Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh. Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishaq. Dan diantara anak cucunya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang Zalim terhadap dirinya sendiri dengan nyata.”

Dikisahkan dalam Al-Aabaa wal Abnaa fil Qur’anil Karim karya Adil Musthafa Abdul Halim yang diterjemahkan Abdul Hayyie al-Kattani dan Fithriah Wardie, kelahiran Nabi Ishaq AS sudah disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada Siti Sarah dari jauh-jauh hari. Meski sebelumnya Siti Sarah sebelumnya dinyatakan mandul dan tidak dapat melahirkan seorang anak, atas kuasa Allah SWT ia dan Nabi Ibrahim AS dianugerahi Ishaq AS pada usianya yang sudah renta.

Sewaktu kecil, Nabi Ishaq AS sudah menunjukkan ciri kenabian. Akhlaknya sangat mulia dan gemar membantu orang-orang yang tidak mampu di sekitarnya.

Ishaq AS tumbuh menjadi lelaki jujur dan bertanggung jawab. Beliau juga membantu Ibrahim AS berdagang serta berdakwah ke negeri Syam.

Ketika berdakwah, Nabi Ishaq AS menyampaikannya dengan lemah lembut. Ia juga dikenal pandai memikat hati orang, bersikap ramah dan ajaran yang disampaikan terasa manfaatnya.

Menginjak usia dewasa, Nabi Ishaq AS menikah dengan wanita bernama Rifqah. 10 tahun usia pernikahan, mereka dianugerahi dua orang anak yaitu Aishu dan Ya’qub.

Sebagaimana diketahui, Ya’qub AS merupakan seorang nabi yang kelak berdakwah menyebarkan ajaran tauhid.

Nabi Ishaq AS wafat pada usia 180 tahun di Hebron, Palestina. Jenazah Ishaq AS dimakamkan bersama Nabi Ibrahim AS. Ya’qub AS dan Aishu-lah yang memakamkan jenazah Nabi Ishaq AS.

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com