Tag Archives: nahas

Turis Inggris Ikut Nelayan Bali Mancing, eh Perahunya Terbalik Dihantam Angin



Karangasem

Seorang turis Inggris ikut nelayan Bali mancing naik kapal jukung. Nahas, perahu itu terbalik dihantam angin kencang. Beruntung si turis selamat.

Akibat dihantam angin kencang, sebuah jukung atau perahu milik I Nyoman Juliantara (33) terbalik saat memancing di perairan Bunutan di Kecamatan Abang, Karangasem pada Selasa (14/10/2025).

Beruntung, pemancing tersebut cepat ditemukan oleh rekannya sehingga nyawanya berhasil diselamatkan. Ternyata, di kapal itu Nyoman Juliantara tidak sendiri.


Perbekel Desa Bunutan, I Made Suparwata, mengatakan bahwa kejadian nyaris fatal tersebut terjadi sekitar pukul 10.30 Wita. Saat itu, Nyoman Juliantara membawa seorang turis asing asal Inggris bernama Anah Inogen Joned (47) untuk ikut memancing di laut.

“Saat berada di tengah laut, tiba-tiba angin berhembus kencang hingga membuat jukungnya terbalik karena kebetulan jukung tersebut memakai layar,” kata Suparwata, Selasa (14/10/2025).

Saat jukung tersebut terbalik, pemancing dan turis Inggris yang dibawa Nyoman cepat menyelamatkan diri dengan cara naik ke atas jukung yang terbalik. Beruntung, di dekat lokasi kejadian ada seorang pemancing yang kebetulan lewat yang juga sedang membawa jukung.

“Rekannya kemudian melakukan siaran langsung di media sosial sehingga beberapa nelayan juga ikut menuju ke lokasi kejadian untuk membantu,” ucap Suparwata.

Pemancing bersama turis Inggris serta jukung yang terbalik kemudian langsung dibawa ke bibir pantai. Beruntung kejadian tersebut tidak sampai menyebabkan adanya korban luka.

“Proses evakuasi terhadap korban berlangsung sekitar tiga jam. Korban sampai ke tepi pantai dalam keadaan selamat,” ujar Suparwata.

———

Artikel ini telah naik di detikBali.

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Bikin Konten Lompat dari Jembatan, 2 Remaja Berakhir Tewas Tenggelam



Tegal

Niat hati ingin membuat konten lompat ke sungai dari atas jembatan supaya viral. Apa daya, dua remaja di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah berakhir tewas tenggelam.

Satu korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Sedangkan satu lainnya masih dicari. Aksi nekat ini dilakukan keduanya pada Kamis (17/10) sore pukul 17.00 WIB.

Lokasi mereka membuat konten diketahui berada di atas jembatan Sungai Gung, masuk Desa Kaligayam, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal.


Kepala Basarnas Kantor SAR Semarang, Budiono, menyebut kedua korban bersama tiga rekannya hendak membuat konten lompat dari atas jembatan. Namun yang melompat hanya dua orang dan tiga lainnya merekam aksi di tepi sungai bawah jembatan.

Namun nahas ternyata dua remaja yang terjun itu belum bisa berenang dan tenggelam. Dua korban tersebut yakni SWR (16) warga Tegal Barat dan NQH (16) warga Tegal Timur.

“Kesaksian rekan korban yang selamat, awalnya mereka lima orang hendak membuat video konten melompat dari jembatan. Dua orang melompat ke sungai, lainnya berada di tepi sambil merekam. Ternyata yang terjun itu belum bisa berenang dan tenggelam,” ungkap Budiono, Jumat (17/10) pagi.

Melihat kedua remaja ini tidak bisa berenang dan akan tenggelam, ketiganya langsung panik. Tiga rekan korban ini pun tidak berani menolong, karena mereka sendiri juga belum mahir berenang. Mereka lalu mencari pertolongan ke warga.

“Pukul 17.45 WIB kami menerima laporan dan langsung mengirim tim pencarian. Satu tim dari USS Pemalang dilengkapi peralatan selam dan juga aqua eye untuk melakukan pencarian di bawah air,” lanjutnya.

Tiba di lokasi, Basarnas dan tim SAR gabungan segera melakukan penyelaman untuk mencari korban. Tim melakukan penyelaman di sekitar lokasi titik terjun korban yang berkedalaman 4 meter.

Namun hingga pukul 22.00 WIB, usaha tim SAR belum juga membuahkan hasil. Mereka pun menghentikan pencarian pada Jumat pagi.

“Tim penyelam sudah melakukan penyapuan di dasar sungai dengan sebaran 15 meter dari lokasi, tapi masih nihil. Tim terkendala dengan banyaknya palung dan juga penerangan yang minim,” imbuh Budiono.

Humas SAR Semarang Zulhawary Agustianto menyebut, pagi ini salah satu korban bernama SWR ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

Jasad remaja ini ditemukan sekitar 10 meter arah utara dari lokasi terjun. Sedangkan satu korban lain masih hilang.

“Tim SAR menemukan korban dalam keadaan meninggal dunia pada Jumat sekitar pukul 07.00 WIB. Lokasi sekitar 10 meter utara lokasi kejadian. Kemudian korban langsung dibawa ke rumah keluarga. Tim selanjutnya terus melakukan pencarian satu korban lagi yang masih hilang,” kata Zulhawary.

——–

Artikel ini telah naik di detikJateng.

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Waduh! Mobil Listrik Tesla Meledak, Ternyata Penyebabnya Sepele



Jakarta

Sebuah mobil Tesla meledak saat pemiliknya melakukan pengisian daya baterai. Penyebabnya sepele, dia menggunakan adaptor yang tidak resmi untuk menghubungkan charger mobil listrik berstandar CCS ke port pengisian daya NACS Tesla.

Peristiwa meledaknya mobil Tesla itu terjadi di Hope, British Columbia, Kanada yang terjadi pada medio Agustus 2024. Namun Technical Safety BC, lembaga pengawas keselamatan independen untuk sistem teknis di British Columbia, Kanada, baru saja mengungkap faktor penyebabnya.


Berdasarkan laporan Technical Safety BC, pengemudi Tesla itu melakukan pengisian ulang baterai di stasiun non Tesla. Seperti diketahui Tesla menggunakan NACS (North American Charging Standard) sebagai standar konektor dan sistem pengisian daya untuk kendaraan listriknya di Amerika Utara.

Nah, pengemudi itu menggunakan adaptor pihak ketiga yang belum tersertifikasi keamanan dari Tesla untuk mengisi baterai. Nahas, tindakan tersebut menyebabkan kilatan listrik (arc flash) yang kuat hingga membuat pengemudi terlempar ke tanah.

Pengemudi hanya mengalami luka ringan, sementara adaptor yang digunakan hancur akibat insiden tersebut.

Ledakan tersebut menyebabkan kerusakan parah pada kendaraan, kabel pengisian, serta komponen internal stasiun pengisian kendaraan listrik (EV charger). Insiden itu juga menghancurkan adaptor pihak ketiga tersebut.

Laporan itu menyebutkan beberapa faktor penyebab ledakan, termasuk penggunaan adaptor bukan buatan resmi.

Pengemudi mengaku telah menggunakan adaptor tersebut berkali-kali tanpa masalah, namun hasil investigasi menemukan bahwa adaptor itu tidak bersertifikat di Kanada dan tidak disetujui oleh Tesla.

Bob Porter dari Vancouver Electric Vehicle Association mengatakan bahwa insiden tersebut menyoroti konsekuensi nyata dari mengabaikan aspek keselamatan listrik. Ia menjelaskan bahwa meskipun banyak aksesori atau komponen aftermarket tersedia secara online, tidak semuanya memenuhi standar keselamatan.

“Ada risiko ketika menggunakan produk pihak ketiga yang belum disetujui,” kata Porter.

“Produk-produk itu belum diuji keamanannya. Jangan main-main dengan kelistrikan,” tambah dia.

Adaptor tersebut, yang diproduksi dan dijual oleh perusahaan A2Z EV yang berbasis di Montreal. Adaptor dibeli dua tahun sebelum insiden terjadi dan telah digunakan sekitar 50 kali tanpa masalah.

Amine Zitour, CEO A2Z, mengatakan bahwa perusahaannya dihubungi oleh pemilik mobil pada hari kejadian dan bekerja sama dengan Technical Safety BC serta perusahaan pengelola stasiun pengisian untuk mengidentifikasi sumber masalah.

Dalam hasil penyelidikan internal, A2Z menemukan bahwa sumber masalah bukan dari adaptor, melainkan dari kerusakan di bagian baterai internal (battery stack) milik stasiun pengisian daya.

Normalnya, jika terjadi kerusakan seperti ini, sistem pengaman di stasiun pengisian akan langsung aktif dan memutus aliran listrik secara otomatis, supaya tidak terjadi lonjakan daya atau ledakan.

Namun, pada kejadian ini sistem pengaman itu tidak berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga arus listrik tetap mengalir dan akhirnya menimbulkan ledakan (arc flash) saat adaptor Tesla disambungkan.

“Ini bukan hal yang ingin kami lihat terjadi, terutama bukan pada adaptor kami atau adaptor apa pun di pasaran, karena hal seperti ini bisa menimbulkan ketakutan terhadap kendaraan listrik (EV),” ujar Zitour.

(riar/din)



Sumber : oto.detik.com

Pelajaran dari Kecelakaan Mobil Listrik ‘Terbang’ Tabrak Hotel



Jakarta

Sebuah mobil listrik MG ZS EV nyelonong masuk ke ruang lounge hotel di Jalan Pemuda, Klaten, Jawa Tengah, Rabu (22/10/2025). Mobil itu hendak keluar dari parkiran namun nahas sampai menabrak hotel.

Menurut keterangan saksi mata, Rizki Amalia, mobil tersebut tiba-tiba muncul dari depan. Posisinya dia sedang antre mengambil makanan di dalam lounge hotel. Tiba-tiba saja mobil menabrak kaca hotel.


“Kebetulan tadi acaranya kita makan siang, terus pada antre disini, tiba-tiba mobil dari depan itu kayak terbang aja, langsung wuss sampai ke situ (jalan samping lounge) terus ngepul asap,” kata Rizki Amalia dikutip detikJateng.

Diduga sopir mobil tersebut tidak terbiasa mengendarai mobil listrik. Ada juga dugaan kerusakan bagian elektrik.

“Tadi dari pengakuan sopir, diduga karena eror elektrik. Itu pengakuan sopir juga belum terbiasa,” ungkap Kanit Reskrim Polsek Klaten Ipda Asep Rustanto kepadadetikJateng.

Pegawai hotel Tjokro, Agung Romadoni, menjelaskan mobil listrik yang nyelonong itu juga kemungkinan karena driver belum terbiasa. Mobil menabrak pintu lobi dan area resto.

“Drivernya sendiri belum terbiasa dengan mobil listrik dan terlalu dalam menginjak gas,” kata Agung.

Belajar dari kecelakaan ini, mengendarai mobil listrik sangat berbeda dengan mobil konvensional. Menurut praktisi keselamatan berkendara Sony Susmana, perbedaan terbesarnya ada pada torsi yang tarikannya lebih menjambak alias lebih instan saat berakselerasi. Sony mengingatkan, tenaga instan di kendaraan listrik bisa membahayakan jika belum dipahami pengemudi.

“Mobil listrik itu punya karakter yang berbeda dengan mobil bensin. Mobil listrik kalau digas enggak terasa (penambahan) kecepatannya, karena nggak bersuara. Kemudian tenaganya juga spontan, makanya harus sering cek speedometer,” kata Sony beberapa waktu lalu.

Lebih jauh, Sony menerangkan, tenaga spontan tersebut bisa membuat kaget pengemudi yang belum terbiasa membawa mobil listrik. Itulah mengapa, sebelum mengemudikan mobil tersebut, pengemudi disarankan memahami kendaraannya lebih dalam.

“Kalau dibilang (harus punya) kemampuan khusus sih harusnya nggak, tapi lebih kepada pemahaman (lebih) terhadap kendaraan tersebut. Makanya, biasakan membaca manual book-nya dulu, supaya paham operasional, fitur dan cara-cara yang benar untuk menghindari (kemungkinan) bahaya,” kata dia.

(rgr/din)



Sumber : oto.detik.com