Tag Archives: nasional komodo

Labuan Bajo Hanya Ramai di Libur Musim Panas, Perlu Event Besar



Manggarai Barat

Ketua DPD Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) NTT, Oyan Kristian, menyoroti kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo yang cenderung ramai hanya pada bulan Juni hingga Agustus setiap tahunnya. Ia menyebut kondisi ini menjadi pekerjaan rumah bersama bagi semua pihak.

“Kita melihat trennya sama dari tahun ke tahunnya, bahwa destinasi kita ini kunjungan hanya terfokus di bulan Juni, Juli, Agustus atau kalaupun di September. Ini PR besar, kita hidup bukan hanya di bulan itu,” kata Oyan dalam Musyawarah Cabang (Muscab) Asita Manggarai Barat di Labuan Bajo, Sabtu (21/6/2025).

Kegiatan itu dihadiri Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi, Kepala Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan Manggarai Barat Stefanus Jemsifori, Plt. Direktur BPOLBF, Kepala Balai Taman Nasional Komodo Hendrikus Rani Siga, serta sejumlah asosiasi pelaku pariwisata.


Menurut Oyan, pelaku pariwisata, pemerintah daerah, BPOLBF, dan seluruh pemangku kepentingan harus duduk bersama mencari solusi. Salah satunya dengan menggelar event besar di luar periode musim panas wisatawan Eropa.

“Jadi kita perlu duduk bersama membahas. Asita, Pemda, BPOLBF mungkin kita perlu membuat event besar, kegiatan yang menginisiasi destinasi ini agar tidak hanya ramai dikunjungi pada periode summer holiday itu,” ujarnya.

Oyan menjelaskan wisatawan Eropa masih menjadi pasar utama Labuan Bajo. Mereka cenderung datang saat musim liburan musim panas di Eropa, yakni antara Juni hingga September. Karena itu, perlu ada upaya mengisi kekosongan kunjungan di luar periode tersebut.

“Pariwisata kita ini marketnya Eropa, katakanlah yang menjadi main market. Jadi mereka akan datang di periode Juni, Juli, Agustus dan September, paling tinggi Juli dan Agustus,” jelas Oyan.

Ia mendorong agar upaya promosi dan pengembangan event juga menyasar bulan-bulan lain seperti Januari hingga Maret, agar okupansi hotel, kapal wisata, hingga restoran tetap terisi.

“Kita perlu duduk bersama bagaimana agar Januari, Februari, Maret dan bulan-bulan lain itu keterisian hotel, kapal-kapal wisata, restoran itu tetap ramai,” lanjutnya.

Artikel ini sudah tayang di detikBali. Klik di sini untuk membaca selengkapnya.

(dpw/ddn)



Sumber : travel.detik.com

Kuota 1.000 Wisatawan TN Komodo Tuai Polemik, Berpotensi Monopoli



Jakarta

Rencana pembatasan kuota 1.000 wisatawan per hari di Taman Nasional Komodo menuai pro dan kontra. Kebijakan yang dimaksudkan untuk menjaga konservasi justru dinilai berpotensi dimonopoli oleh pihak tertentu yang memiliki akses dan modal besar.

Ketua DPC Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Manggarai Barat, Aloysius Suhartim Karya, melihat ada celah pada kebijakan itu. Dia khawatir terjadi pemesanan tiket fiktif dalam jumlah besar di aplikasi SiOra, lalu menjual kembali kuota tersebut kepada pihak lain.

Ya, pembelian tiket masuk TNK hanya dilakukan melalui aplikasi SiOra milik Balai Taman Nasional Komodo (BTNK).


“Yang dimaksud monopoli adalah bagaimana seseorang mengambil alih kuota karena kita tahu dalam satu wisatawan hanya boleh mengunjungi satu site itu 1.000 wisatawan. Kalau seandainya satu perusahaan dia memesan dengan data fiktif yaitu 500 wisatawan ke SiOra lalu kemudian dia mengomersialkan atau menggadaikan itu, menjual lagi,” kata Aloysius, dilansir dari detikBali, Senin (20/10/2025).

Aloysius mengatakan praktik seperti itu bisa merugikan pelaku wisata lain karena kuota di aplikasi sudah habis diborong oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

“Ini kan menutup potensi yang lain,” ujarnya.

Aloysius meminta BTNK menyiapkan langkah mitigasi agar penerapan kuota kunjungan tidak hanya menguntungkan segelintir pihak. Dia bilang semua pelaku wisata harus mendapat kesempatan yang sama.

“Ini yang kami tanyakan, pihak BTBK harus miliki metode yang betul-betul dapat dipertanggungjawabkan untuk kemudian ini nanti tidak dapat memberikan dampak kerugian kepada orang lain, dan kemudian asas pemerataan kegiatan kepariwisataan ini itu terjadi,” kata Aloysius.

“Kita tidak ingin di kemudian hari ketika ini diaplikasikan hanya satu dua orang yang menguntungkan atau diuntungkan,” dia menambahkan.

Dia juga mendorong BTNK melakukan verifikasi terhadap pembeli tiket di SiOra. Saat ini, pembelian tiket bisa dilakukan oleh siapa saja, mulai dari wisatawan perorangan, pemilik kapal wisata, hingga tour operator.

“Traveler, siapapun bisa membeli tiket di SiOra, pemilik kapal dan tour operator dan travel agent. Ini berpotensi menjelimet dan ruwet terkait monitoring pembelian tiket-tiket ini,” katanya.

Aloysius menyarankan agar akses pembelian tiket di SiOra dibatasi hanya untuk tour operator atau travel agent resmi yang terdaftar di asosiasi terkait.

“Saran kami, SiOra sebagai pintu masuk TNK ini harus dibuka satu orang yang memiliki akses. Mereka itu di bawah naungan tour operator atau travel agent, juga yang terdaftar resmi di Asosiasi. Dengan demikian mereka ini orang-orang yang terpercaya, yang mempunyai kredibilitas dan secara legal usahanya jelas,” ujar dia.

Apa Kata BTNK?

Koordinator Urusan Kerja Sama, Humas, dan Pelayanan BTNK, Maria Rosdalima Panggur, mengakui adanya potensi monopoli kuota melalui pemesanan fiktif di aplikasi SiOra. Pihaknya berencana membahas persoalan ini bersama pengembang aplikasi.

“Itu akan kita bahas selanjutnya dengan pengembang,” kata Maria.

Ia juga menekankan pentingnya memiliki basis data pelaku usaha wisata di Labuan Bajo untuk memperkuat pengawasan.

“Kita akan dapatkan database pelaku wisata dari dinas-dinas, kapal dari KSOP, kita harus punya database,” ujar Maria.

Sebelumnya, BTNK mengumumkan pembatasan kunjungan wisatawan ke TNK maksimal 1.000 orang per hari mulai diberlakukan pada April 2026. Saat ini, kebijakan tersebut masih dalam tahap sosialisasi, simulasi, dan uji coba.

“Kita mau mengatur kunjungan ke TNK, saat ini masih proses sosialisasi, juga simulasi dan uji coba nanti. Kemungkinan April 2026 diaplikasikan. Januari-Maret sudah mulai proses uji cobanya,” kata Maria seusai sosialisasi rencana penerapan kuota kunjungan wisatawan ke TNK di Labuan Bajo, Senin (6/10).

Dia mengatakan kuota 1.000 orang per hari ke TN Komodo itu berdasarkan kajian pada 2018 tentang daya dukung dan daya tampung (carrying capacity) TN Komodo. Pembatasan itu juga dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan kunjungan wisatawan yang terus meningkat. Pengawasan kuota akan dilakukan sepenuhnya melalui aplikasi SiOra.

***

Selengkapnya klik di detikBali.

(fem/fem)



Sumber : travel.detik.com