Tag Archives: oklahoma

Dari Jepang Hingga Rwanda, Ini 25 Destinasi Wisata Terbaik untuk 2026



Jakarta

Meski 2025 belum usai, National Geographic telah merilis daftar destinasi terbaik untuk dikunjungi pada 2026. Poin yang dinilai mulai dari budaya, seni, hingga inovasi.

Lewat laporan ‘Best of The World 2026’ terdapat 25 destinasi terbaik dunia. Pilihan itu berdasarkan kurasi para editor dan penjelajah internasional. Mengutip CNN, Kamis (23/10/2025) Nathan Lump, pemimpin redaksi National Geographic, menyampaikan beberapa destinasi unggulan dan alasannya.

Beberapa kota masuk dalam daftar tersebut karena pesona budaya, seni, dan inovasinya. Secara pribadi, Lump memfavoritkan Pittsburgh di AS sebagai destinasi terbaik.


“Ini kota pascaindustri dengan populasi muda yang kreatif, seni yang hidup, dan museum-museum fantastis,” ujarnya.

Di Amerika Selatan, ada Medellin, Kolombia yang disebut Lump sebagai ‘kisah kebangkitan’ dengan taman indah dan budaya yang berkembang pesat. Kemudian, Rio de Janeiro di Brasil yang tengah bersiap membuka museum baru dan jalur pendakian menuju patung Kristus Penebus.

Dari Eropa, tiga kota direkomendasikan, yakni Oulu di Finlandia (Ibu Kota Kebudayaan Eropa 2026), Guimaraes di Portugal (Ibu Kota Hijau Eropa mendatang), dan Hull di Inggris. Lump menilai kendati kerap diremehkan, Hull adalah kota penting dalam sejarah maritim dan memiliki akuarium yang luar biasa.

“Salah satu hal menarik dari daftar ini adalah memberikan alasan untuk mempertimbangkan ulang kota-kota yang mungkin sering terabaikan,” kata Lump.

National Geographic juga menyoroti destinasi yang belum terlalu ramai wisatawan. Di Turki, pesisir Laut Hitam menawarkan panorama indah dan arsitektur khas dengan suasana lebih tenang dibanding Aegea atau Mediterania.

Sementara itu, di Uzbekistan, Khiva mulai mencuri perhatian berkat layanan kereta cepat dari Tashkent. Kota ini disebut sebagai ‘museum terbuka’ yang ideal dikunjungi sebelum menjadi terlalu populer.

Di Korea Selatan, tren hiking mulai naik daun dengan rencana pembukaan jalur Dongseo, rute sepanjang 800 km mirip Camino de Santiago di Spanyol.

“Setiap bagiannya dirancang sebagai jalur hiking harian yang nyaman,” kata Lump.

Di Jepang, Prefektur Yamagata dipuji sebagai tempat pelarian dari hiruk-pikuk turis. Lump menyebut daerah ini memiliki pemandangan menakjubkan, makanan lezat, onsen, dan kuil-kuil yang menarik.

Bagi pencinta alam, ada Dominica yang akan menjadi lokasi cagar paus sperma pertama di dunia. Sekitar 200 paus berenang di perairan Karibia sepanjang tahun.

Di Rwanda, Taman Nasional Akagera menjadi pilihan untuk melihat safari singa, macan tutul, badak, gajah, dan kerbau tanpa kerumunan turis. Sedangkan di Badlands, North Dakota, AS, akan dibuka Perpustakaan Presiden Theodore Roosevelt pada Juli 2026, dirancang oleh firma arsitektur Snohetta.

Spanyol juga masuk daftar, khususnya Wilayah Basque, salah satu dari sedikit lokasi di daratan Eropa yang akan dilintasi gerhana matahari total pada 12 Agustus 2026.

Sementara itu, mulai April 2026, pengunjung Taman Nasional Uluru-Kata Tjuta di Australia dapat menginap di area dekat batu raksasa Uluru sambil menikmati langit malam dan api unggun.

Untuk pencinta olahraga, Vancouver di Kanada dan Dolomites di Italia jadi sorotan karena menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA dan Olimpiade Musim Dingin mendatang.

Di sisi lain, sejumlah tempat juga masuk daftar karena semangat pemulihan dan keberlanjutan. Maui, Hawaii, tengah bangkit pasca kebakaran besar 2023. “Ini waktu yang tepat untuk kembali ke sana,” kata Lump.

Selain pengalaman baru dari hotel-hotel terbaiknya, suasana pulau pun kini lebih tenang.

Fiji juga mencuri perhatian karena komitmennya terhadap pariwisata berkelanjutan. Terdapat banyak peluang voluntourism, yakni berlibur sambil menjadi relawan.

Terakhir, Oklahoma bersiap memperingati 100 tahun Rute 66. Negara bagian ini telah menggelontorkan lebih dari 82 juta dolar AS untuk mempercantik jalur ikonis sepanjang 640 km tersebut.

“Rasanya seperti pertunjukan lampu neon yang dihidupkan kembali, lengkap dengan atraksi pinggir jalan di setiap tikungan,” tulis National Geographic.

(upd/fem)



Sumber : travel.detik.com

Heboh Varian Baru Virus Flu Muncul di China, Picu Kekhawatiran Pandemi


Jakarta

Varian baru virus flu yang disebut Influenza D Virus (IDV) terdeteksi di China dan menimbulkan kekhawatiran para ahli akan potensi pandemi baru. Para ilmuwan khawatir virus ini telah mengembangkan kemampuan untuk menular dari hewan ke manusia, bahkan mungkin antarmanusia.

Peneliti yang dipimpin Hongbo Bao dari Changchun Veterinary Research Institute menemukan varian baru IDV menunjukkan tingkat paparan yang mengkhawatirkan dan kemungkinan telah menyebar secara ‘diam-diam’ ke berbagai negara.

Virus IDV pertama kali terdeteksi pada tahun 2011 di seekor babi dengan gejala mirip influenza di Oklahoma, Amerika Serikat. Sejak itu, sapi diketahui menjadi inang utama virus ini, yang kemudian menimbulkan risiko penularan ke para pekerja peternakan.


“Dalam beberapa tahun terakhir, IDV sering kali muncul secara diam-diam di negara atau benua baru dan tidak menunjukkan gejala,” ucap penulis studi tersebut, dikutip dari laman The Sun.

Peneliti mengatakan, virus ini telah dilaporkan di Eropa, Amerika Utara dan Selatan, Asia, serta Afrika, dan juga ditemukan pada kambing, domba, kuda, unta, hingga anjing.

“Hal ini menimbulkan kekhawatiran mengenai apakah IDV telah memperoleh peningkatan daya infeksi dan penularan,” kata peneliti.

Tim peneliti kemudian mengamati varian IDV D/HY11 yang muncul pada sapi di Timur Laut China pada tahun 2023. Mereka menguji kemampuan virus ini untuk bereplikasi serta menular. Hasilnya, D/HY11 terbukti bisa menular melalui udara maupun kontak langsung antarhewan.

Para penulis juga menilai risiko penularan manusia dan seberapa efektif obat flu umum dalam memerangi IDV. Uji laboratorium menunjukkan virus ini mampu berkembang biak di sel saluran pernapasan manusia dan jaringan hewan, yang berarti penularan ke manusia mungkin sudah terjadi.

Analisis sampel darah yang diarsipkan mengungkapkan 74 persen orang di China Timur Laut telah terpapar virus, yang menunjukkan jenis virus tersebut telah berpindah dari hewan ke manusia.

Angkanya meningkat hingga 97 persen pada orang dengan gejala pernapasan; tetapi masih belum diketahui apakah IDV dapat menyebar di antara manusia atau apakah ini semua merupakan infeksi yang terisolasi dari hewan.

“Singkatnya, kemungkinan besar wabah IDV telah berkembang menjadi masalah berkelanjutan bagi ternak dan manusia. Infeksi subklinis yang tidak teramati dapat berperan penting dalam penularan, dan secara diam-diam mempertahankan epidemi di tingkat populasi,” ucap peneliti.

“Kemungkinan rantai penularan yang tak terlihat dapat menyebar secara diam-diam melalui ternak, hewan ternak lainnya, dan manusia,” lanjutnya.

Dalam pengujian lanjutan, peneliti menumbuhkan virus dalam sel anjing dan manusia, alat standar untuk mempelajari jenis flu. Mereka juga mengujinya pada sel yang dirancang khusus untuk meniru lapisan saluran napas manusia, sapi, babi, dan anjing.

Hasilnya, virus tersebut secara efisien menginfeksi dan berkembang biak di semua sel yang tumbuh di laboratorium.

Selanjutnya, para peneliti menginfeksi tikus dengan varian D/HY11 untuk mempelajari kemampuan virus tersebut dalam menyebabkan penyakit dan menyebar ke berbagai organ, termasuk otak.

Mereka juga menginfeksi anjing, yang gejalanya dipantau untuk mengetahui seberapa banyak virus yang dikeluarkan, indikasi potensi penularannya, serta musang, yang digunakan sebagai model standar untuk meneliti penularan flu pada manusia.

Hewan-hewan tersebut ditempatkan di kandang khusus guna menguji apakah virus dapat menyebar melalui udara dari hewan yang terinfeksi ke hewan yang sehat. Hasilnya, virus D/HY11 terbukti dapat menyebar melalui udara tanpa kontak langsung, dari musang yang terinfeksi ke musang sehat.

Temuan ini penting, karena menunjukkan karakteristik virus yang berpotensi mudah menular di antara manusia, menurut penulis studi. Tim peneliti kemudian meneliti efektivitas berbagai obat antivirus terhadap D/HY11. Hasilnya, obat antivirus generasi baru seperti baloxavir, yang menargetkan kompleks polimerase atau mesin replikasi virus, terbukti lebih efektif melawan varian tersebut. Namun, virus ini menunjukkan resistensi terhadap sebagian besar obat flu konvensional.

Selain itu, enzim polimerase D/HY11 menunjukkan aktivitas yang meningkat, yang sebelumnya telah dikaitkan dengan penyebaran lebih efisien antar-mamalia.

Terakhir, para peneliti menganalisis 612 sampel darah dari relawan di China Timur Laut, yang dikumpulkan antara tahun 2020 hingga 2024, untuk mendeteksi antibodi terhadap D/HY11.

Hasilnya, hampir tiga perempat responden dari wilayah perkotaan dan pedesaan memiliki kadar antibodi tinggi terhadap virus ini, yang artinya menunjukkan paparan yang luas di populasi. Angka tersebut bahkan lebih tinggi pada individu yang pernah menjalani perawatan medis akibat gejala pernapasan.

“Hal ini meningkatkan kemungkinan penularan samar pada manusia dengan infeksi ringan atau tanpa gejala melalui virus mirip D/HY11 yang sedang berkembang,” kata para peneliti.

“Analisis serum retrospektif kami menunjukkan IDV mungkin telah beredar di China timur laut setidaknya sejak tahun 2020),” kata peneliti.

“Saat ini, belum ada pengujian IDV rutin yang dilakukan di mana pun di dunia, sehingga menimbulkan kekhawatiran tentang penyebaran diam-diam virus panzootik ini dan potensi munculnya varietas baru.”

(suc/suc)



Sumber : health.detik.com