Tag Archives: oli mesin

Jangan Tertipu! Ini 5 Cara Mudah Membedakan Oli Asli dan Palsu


Jakarta

Penjualan oli palsu ternyata masih marak terjadi di berbagai tempat. Hal ini tentu sangat merugikan para pengendara yang ingin mengganti oli mesin.

Dengan iming-iming harga yang lebih murah, hal ini membuat sejumlah masyarakat terkecoh dan akhirnya memilih oli palsu. Padahal, penggunaan oli palsu dapat memicu kerusakan mesin karena oli tersebut bisa saja bekas pakai dari kendaraan lain.

Namun jangan khawatir, sebab ada sejumlah cara untuk membedakan antara oli asli dan palsu. Lantas, bagaimana caranya? Simak pembahasannya dalam artikel ini.


Cara Membedakan Oli Asli dan Palsu

Mengganti oli mesin secara berkala dapat menjaga kondisi mesin kendaraan agar selalu prima. Namun, ada sejumlah oknum di berbagai bengkel tidak resmi yang menjual oli palsu kepada konsumen.

Sebagai pemilik kendaraan, tentu kamu harus jeli dan mengecek apakah oli yang dipakai merupakan asli atau justru palsu. Dilansir situs Auto2000, berikut cara mudah membedakan oli asli dan palsu.

1. Cek Nomor Produksi di Botol Oli

Cara yang pertama adalah mengecek nomor produksi dalam kemasan oli. Pada umumnya, nomor produksi akan tertera pada tutup dan botol kemasan.

Coba bandingkan nomor produksinya, apakah yang tertulis di tutup dan botol sama? Jika iya, maka dapat dipastikan bahwa oli tersebut asli. Namun jika berbeda maka sudah pasti oli tersebut palsu.

2. Cek Segel Kemasan di Botol Oli

Untuk lebih memastikan lagi, cobalah cek pada botol kemasan oli apakah masih tersegel dengan benar atau tidak ada segel sama sekali. Sebab, segel tersebut hanya dapat dibuat menggunakan mesin di pabrik, jadi tak bisa ditiru oleh oknum pembuat oli palsu.

3. Lihat Label dan Hologram di Botol Oli

Cara selanjutnya adalah melihat label dan hologram yang tertempel di botol kemasan oli. Sebagai perbandingan, oli asli memiliki cetakan label yang kualitasnya baik, sehingga saat menyentuh cetakan labelnya akan terasa timbul.

Lain halnya dengan oli palsu, di mana cetakan labelnya memiliki kualitas rendah dan terlihat kusam. Namun, para oknum sering mengakalinya dengan menggunakan botol oli asli yang bekas pakai, tetapi isinya telah diganti dengan oli palsu.

Untuk itu, cek juga hologram yang terdapat pada botol oli. Oknum yang menjual oli palsu biasanya tidak menyertakan hologram atau hologram yang ditempel terlihat palsu.

4. Muncul Bau Aneh

Salah satu tanda-tanda oli palsu adalah mengeluarkan bau yang aneh. Memang, oli asli tidak memiliki aroma yang wangi layaknya parfum, namun setidaknya aromanya masih wajar dan tidak menyengat di hidung.

Sedangkan oli palsu mengeluarkan bau yang aneh dan tidak sedap. Hal ini lantaran oli telah dicampur dengan bahan-bahan lain atau menggunakan oli bekas kendaraan yang baru diganti.

5. Warna Oli

Cara yang terakhir membedakan antara oli asli dan palsu adalah dengan melihat warna oli. Untuk oli asli memiliki warna kuning cerah layaknya minyak goreng baru. Lalu, oli asli berkualitas baik juga sedikit kental.

Lain halnya dengan oli palsu, yang mana warnanya cenderung cokelat dan hitam karena bekas pemakaian. Selain itu, oli palsu juga terlihat lebih encer.

Itu dia lima cara mudah membedakan antara oli asli dan palsu. Semoga artikel ini dapat membantu detikers agar lebih teliti saat membeli oli mesin, baik membelinya secara langsung atau lewat online.

(ilf/fds)



Sumber : oto.detik.com

Ini Perbedaan Oli Mesin dan Oli Gardan pada Motor Matic


Jakarta

Oli punya fungsi krusial pada sepeda motor matic. Namun, detikers perlu tahu bahwa ada dua jenis oli yang dipakai pada skutik, yakni oli mesin dan oli gardan.

Keduanya memiliki fungsi utama yang sama, yakni sebagai pelumas dan pelindung komponen di motor matic. Akan tetapi, kedua oli tersebut memiliki cara kerja yang berbeda.

Lantas, apa perbedaan antara oli mesin dan oli gardan? Simak pembahasannya secara lengkap dalam artikel ini.


Oli Mesin

Mengutip laman Astra Honda Motor, oli jenis ini berfungsi sebagai pelumas untuk komponen mesin. Hal ini membantu meminimalisir gesekan sekaligus membuat tarikan lebih ringan, sehingga mesin dapat bekerja secara optimal.

Nah, oli mesin terbagi lagi ke dalam dua jenis sesuai sertifikasi JASO (Japanese Automotive Standards Organization), yakni JASO MA dan JASO MB.

JASO MA digunakan pada sepeda motor kopling basah (komponen kopling yang terendam oli mesin) seperti motor sport dan cub. Sedangkan JASO MB dipakai untuk sepeda motor kopling kering (komponen kopling tidak terendam oli mesin) seperti pada motor matic.

Lalu, oli mesin juga memiliki standar kekentalan yang bertuliskan kode SAE atau Society of Automotive Engineer. Kode tersebut merupakan standar indeks kekentalan oli secara global.

Standar lainnya pada oli mesin adalah API (American Petroleum Institute). Institusi ini mengatur penetapan kualitas tingkat kemampuan oli untuk menjaga performa mesin, sehingga spesifikasi oli yang dipilih sesuai dengan jenis sepeda motor.

Oli Gardan

Oli gardan atau disebut oli transmisi berfungsi sebagai pelumas pada bagian transmisi motor matic. Selain melindungi, oli gardan juga mengoptimalkan kinerja komponen Continuously Variable Transmission (CVT), seperti gear, roller, dan bearing.

Oli gardan dirancang untuk melumasi gear ratio pada sistem transmisi yang bekerja dalam kecepatan tinggi dan menerima beban torsi besar. Dengan begitu, komponen jadi nggak mudah aus akibat terjadi gesekan.

Kapan Harus Mengganti Oli Mesin dan Oli Gardan?

Masih banyak pemilik motor matic yang bingung kapan harus mengganti oli mesin dan oli gardan. Alhasil, mereka lupa untuk mengganti oli dan menyebabkan mesin jadi rusak.

Sebenarnya, detikers wajib mengutamakan penggantian oli mesin terlebih dahulu yang dilakukan setiap 1.500 km sampai 2.000 km atau 2 bulan sekali. Bila kamu menggunakan sepeda motor setiap hari dengan jarak cukup jauh, kemungkinan besar bisa sebulan sekali mengganti oli mesin.

Sementara itu, untuk penggantian oli gardan dapat dilakukan pada interval 8.000 km sampai 10.000 km sekali. Atau lebih mudahnya, detikers bisa menerapkan sistem 2:1. Jadi, setelah 2 kali penggantian oli mesin baru setelah itu servis selanjutnya turut mengganti oli gardan.

Itu tadi pembahasan mengenai perbedaan oli mesin dan oli gardan serta kapan harus mengganti kedua jenis oli tersebut. Semoga artikel ini dapat membantu detikers.

(ilf/fds)



Sumber : oto.detik.com

Oli Mesin Motor Jarang Diganti? Ini Risikonya



Jakarta

Penggantian oli mesin adalah salah satu perawatan paling umum pada sepeda motor. Jangan sampai jarang mengganti oli mesin motor ya. Menurut Training Analyst Wahana Makmur Sejati (WMS) Wahyu Budhi, ada sejumlah risiko bila jarang mengganti oli mesin.

Berikut adalah beberapa risiko jarang mengganti oli mesin:

Oli lebih cepat berwarna hitam


“Warna hitam pada oli ini disebabkan kerak sisa pembakaran bercampur dengan oli. Bentuk cairannya pun akan sangat encer dan sudah tidak layak untuk digunakan kembali,” ujar Wahyu dalam keterangannya.

Komponen berusia pendek

Perawatan rutin akan memperpanjang usia sejumlah komponen sepeda motor, seperti mesin. Kekentalan oli akan menurun bila terlalu lama tidak diganti, sehingga kualitas pelumasan menjadi berkurang. Belum lagi, gesekan antar sesama komponen pun bisa terjadi.

“Singkatnya, mesin sepeda motor akan lebih cepat rusak bila tidak rutin mengganti oli mesin,” kata Wahyu lagi.

Mesin terlampau panas

Tak sekadar melumasi mesin, oli juga berfungsi membantu mendinginkan mesin. Jika jarang diganti, maka fungsi pendinginan mesin dari oli juga berkurang. “Ini yang turut memicu panas berlebih dari mesin,” sambung Wahyu.

Kurang nyaman

Getaran saat menaiki sepeda motor akan lebih terasa jika jarang mengganti oli. Alhasil, pengendara bakal merasa tidak nyaman saat mengendarai motor.

Boros BBM

“Oli yang jarang diganti maka volumenya akan berkurang. Gesekan antar komponen pun makin keras. Artinya, performa mesin jauh lebih berat. Kondisi ini membutuhkan lebih banyak konsumsi bahan bakar agar berbagai komponen bisa bekerja,” terang Wahyu.

Biaya lebih besar

Boros BBM berarti pengeluaran biaya yang lebih besar. Pengeluaran Anda bisa bertambah bila ada komponen yang lebih cepat rusak karena jarang mengganti oli. “Oli adalah cairan yang memiliki sifat tidak permanen. Jadi, kualitasnya bakal menurun seiring pemakaian,” tegas Wahyu.

Jadi, rutinlah mengganti oli sepeda motor Anda supaya motor tetap nyaman dan enak saat digunakan. Penggantian oli motor disarankan dilakukan setiap 3.000 km sekali atau setiap 3 bulan sekali tergantung pemakaian.

(lua/dry)



Sumber : oto.detik.com

Kapan Waktu yang Tepat Ganti Filter Oli Mobil? Ini Penjelasannya


Jakarta

Merawat mobil tak hanya sekedar mengganti oli mesin, namun filter oli juga rutin harus diganti. Jika mengabaikan peranti yang satu ini, maka kinerja mobil jadi kurang optimal.

Sebagai informasi, filter oli berfungsi untuk menyaring kotoran atau debu yang menempel pada oli, sebelum dialirkan ke seluruh komponen dalam mesin. Dengan begitu, oli mesin yang berfungsi sebagai pelumas dapat bekerja dengan baik dan optimal.

Hanya saja, masih banyak pengendara yang lupa untuk mengganti filter oli mobil secara berkala. Padahal oli yang satu ini sama pentingnya dengan oli mesin.


Lantas, kapan waktu yang tepat untuk mengganti filter oli mobil? Simak pembahasannya dalam artikel ini.

Waktu yang Tepat Ganti Filter Oli Mobil

Dilansir situs Daihatsu, waktu yang tepat untuk mengganti filter oli disarankan setiap enam bulan sekali atau jarak tempuh mobil sudah mencapai 5.000 kilometer. Namun agar tidak lupa, disarankan untuk mengganti filter oli bersamaan dengan penggantian oli mesin.

Meski begitu, sejumlah orang berpendapat kalau mengganti filter oli cukup dilakukan setiap 10.000 kilometer. Cara lainnya adalah dengan menerapkan sistem 2:1, artinya setelah dua kali ganti oli mesin, beru kemudian mengganti filter oli.

Ciri-ciri Filter Oli Sudah Harus Diganti

Ada sejumlah tanda-tanda ketika filter oli sudah harus diganti. Apabila telat atau bahkan jarang diganti, hal ini berisiko merusak sejumlah peranti di dalam mesin.

Untuk itu, simak ciri-ciri filter oli sudah harus diganti di bawah ini:

1. Mesin Susah Dihidupkan

Ciri-ciri yang pertama adalah mesin mobil susah dinyalakan. Perlu diketahui, filter oli yang jarang diganti menyebabkan hasil penyaringan oli mesin jadi kurang optimal.

Akibatnya, fungsi oli sebagai pelumas mesin jadi kurang baik, sehingga menyebabkan kerusakan komponen di dalam mesin. Hal itulah yang membuat mesin mobil susah dihidupkan.

2. Mesin Mobil Cepat Panas

Walau sudah rutin mengganti oli mesin, namun jika tidak dibarengi dengan mengganti filter oli tetap bisa menyebabkan mesin mobil cepat panas, bahkan sampai overheat.

Kondisi tersebut terjadi karena adanya gesekan yang lebih besar antara komponen di dalam mesin. Gesekan itu disebabkan karena oli mesin yang berfungsi sebagai pelumas bekerja kurang optimal.

3. Muncul Suara Kasar dari Mesin

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, filter oli yang tidak diganti dapat menyebabkan mesin mobil cepat rusak.

Sebab, Gesekan antara komponen di dalam mesin juga menjadi tersendat karena oli yang berfungsi sebagai pelumas tidak bekerja dengan baik.

Akibatnya,terdengar suara kasar dari dalam mesin ketika mobil dihidupkan.

4. Muncul Asap Hitam dari Knalpot

Tanda-tanda yang terakhir adalah muncul asap berwarna hitam dari knalpot. Hal ini disebabkan adanya kebocoran oli atau oli sudah merembes ke exhaust.

Kebocoran tersebut bisa disebabkan karena penumpukan kotoran pada filter oli, sehingga terjadi penyumbatan filter. Maka dari itu, disarankan untuk mengganti filter oli secara berkala.

Demikian penjelasan mengenai kapan waktu yang tepat mengganti filter oli serta ciri-cirinya ketika sudah harus diganti. Semoga artikel ini dapat membantu detikers.

(ilf/fds)



Sumber : oto.detik.com

Beda Oli Mesin SPX dan MPX, Jangan Salah Pilih!


Jakarta

Oli atau pelumas merupakan bagian penting yang perlu diperhatikan dalam merawat motor. Setidaknya dalam beberapa periode kamu perlu menggantinya untuk menjaga performa mesin dan kesehatan motor.

Nah untuk kamu pengguna motor pabrikan Honda, direkomendasikan untuk menggunakan oli mesin yang diproduksi AHM Oil yaitu oli mesin SPX dan MPX.

Oli Mesin SPX dan MPX dengan berbagai tipenya memiliki perbedaan dan peruntukan yang berbeda bagi motor matic, bebek, atau sport. Langsung saja berikut perbedaannya.


Perbedaan Oli Mesin SPX dan MPX

Sebelum membahas perbedaan spesifikasi dari dua oli mesin ini, perlu diketahui SPX adalah singkatan dari Superior Protection Expert.

Sementara, MPX merupakan singkatan dari Maximum Protection Expert. Berikut adalah beberapa perbedaan Oli SPX dan MPX dilihat dari beberapa spesifikasinya.

Material Dasar

Oli MPX menggunakan material dasar (Base Oil) mineral, ini akan membuat performa mesin lebih irit dan terjaga.

Sementara itu, oli mesin SPX berbahan dasar full synthetic yang akan menambah performa mesin lebih bertenaga.

Kemasan

Supaya tidak salah pilih, kamu perlu mengenali kemasannya. Oli MPX memiliki botol berwarna putih sementara SPX dikemas dengan botol berwarna oranye.

Peruntukan Jenis Motor

Selanjutnya untuk memilih mana yang tepat untuk motormu, kamu perlu mengetahui varian dari MPX dan SPX serta peruntukannya.

Baik MPX ataupun SPX walaupun memiliki bahan dasar yang berbeda, keduanya memiliki kekentalan yang sama yaitu SAE 10W-30 kecuali tipe MPX 3 yang lebih kental yaitu SAE 20W-40.

Nah keduanya juga diperuntukkan untuk motor bebek, matic, ataupun sport tergantung dari tipe nomor oli tersebut.

Oli MPX1 dan SPX1 digunakan untuk motor dengan tipe kampas kopling basah (bebek & sport).

Kemudian oli MPX2 dan SPX2 digunakan untuk semua motor dengan tipe kampas kopling kering (matic).

Sementara itu, oli MPX3 dengan kekentalan yang berbeda digunakan untuk motor lama dengan tipe kampas kopling basah.

Kesimpulan

Dilansir dari website resmi Honda, jika kamu menginginkan oli mesin dengan harga yang lebih terjangkau pilihlah MPX.

MPX memiliki kemampuan untuk menjadikan motor lebih irit dengan tetap menjaga performa mesin .

Sementara itu jika kamu menyukai motor dengan performa mesin yang lebih tinggi, kamu bisa memilih oli SPX dengan harga yang sedikit lebih mahal.

Nah itu dia ulasan mengenai perbedaan oli motor SPX dan MPX. Jangan salah pilih untuk motor kesayangan!

(inf/inf)



Sumber : oto.detik.com

Berapa Kilometer Idealnya untuk Ganti Oli CVT Mobil? Ini Efeknya Jika Telat


Jakarta

Demi menjaga performa mobil dan membuat sistem umur panjang, oli mesin perlu diganti secara berkala. Pasalnya, beberapa komponen mesin punya batas usia pakai.

Tak terkecuali untuk oli model Continuously Variable Transmission (CVT) yang membutuhkan perawatan rutin untuk diganti. Dilansir Boulder Nissan, CVT sendiri adalah jenis transmisi otomatis yang menggunakan sistem sabuk dan katrol, untuk menyediakan rasio gigi yang tak terbatas.

Hal ini memungkinkan akselerasi yang halus dan efisien. Namun, dengan teknologi yang dimiliki CVT muncul juga tanggung jawab untuk merawatnya dengan benar.


Mengetahui Kapan Waktu Ganti Oli CVT Mobil Berdasarkan Km

Pemilihan mobil dengan transmisi CVT atau jenis lainnya bergantung pada preferensi maupun kebutuhan masing-masing.

Menurut Honda Surabaya Center, disarankan oli CVT mobil diganti setiap 40.000 km atau sekitar 2 tahun. Ada juga yang melakukan penggantian oli pada transmisi CVT setiap kelipatan jarak tempuh mencapai 30.000 kilometer.

Beberapa merekomendasikan penggantian oli CVT setiap per 20.000 km sampai 50.000 km.

Dari informasi di atas, sejatinya tidak ada patokan pasti mengenai waktu penggantian oli CVT. Waktu penggantian oli CVT ditentukan berdasarkan pemakaian dan kondisi oli.

Saat mobil digunakan dalam keadaan berat maka kerja transmisi juga akan menjadi lebih berat. Semantara jika mobil jarang digunakan, tidak menjamin juga oli bisa bertahan lama.

Dilansir laman Suzuki Indonesia, kualitas oli mesin mobil yang tidak digunakan hingga 3 bulan lebih juga akan menurun. Mulanua berwarna bening, oli akan berubah menjadi kehitaman.

Meskipun mobil tidak dipakai dan km tidak bertambah, oli masih tetap bisa rusak. Artinya, penggantian oli juga tidak hanya berpatokan pada kilometer.

Efek Telat Ganti Oli Transmisi CVT

Jika oli transmisi terkontaminasi atau kehilangan viskositasnya, kinerja transmisi bisa menurun. Dalam skenario terburuk, hal ini bahkan bisa menyebabkan kegagalan transmisi.

Pastikan cairan transmisi tetap bersih dan pada level yang tepat. Oleh karena itu, penggantian tepat waktu dilakukan untuk menjaga transmisi dan mempertahankan kinerja kendaraan yang optimal.

Penggunaan jenis cairan transmisi yang salah juga bisa menyebabkan kerusakan yang signifikan.

Sebagai catatan, beberapa kendaraan mungkin memerlukan penggantian cairan yang lebih sering. Hal ini juga tergantung pada jenis pengendaraan dan usia kendaraan.

Beberapa produsen mobil bahkan mungkin merekomendasikan pengurasan cairan transmisi, daripada penggantian cairan sederhana.

Keunggulan dan Kelemahan Transmisi CVT

Dirangkum dari situs resmi Hyundai, berikut merupakan beberapa keuntungan utama CVT dalam kendaraan secara umum:

Keunggulan Transmisi CVT

  • Memiliki kemampuan untuk menjaga mesin dalam kecepatan secara optimal.
  • Mampu secara otomatis menyesuaikan rasio transmisi dengan kecepatan kendaraan.
  • Membuat mesin bisa bekerja dengan efisien pada setiap kecepatan.
  • Mobil bisa lebih hemat bahan bakar, sehingga menghasilkan emisi yang lebih rendah.
  • Memberikan pengalaman mengemudi yang lebih lancar serta nyaman.
  • Perpindahan gigi yang halus sehingga bisa membuat pengemudi lebih nyaman.

Kelemahan Transmisi CVT

  • Tidak cocok untuk mobil bertenaga besar, karena bisa mengurangi performa mesin.
  • Biaya perawatannya cenderung bisa lebih mahal.
  • Kurang cocok untuk kondisi berkendara yang ekstrem, karena cenderung lebih cepat panas kalau dibandingkan dengan jenis transmisi lainnya.

Semoga informasi di atas bisa menambah pemahaman dan gambaran detikers dalam mengganti oli untuk mobil dengan sistem transmisi CVT.

(khq/fds)



Sumber : oto.detik.com

Ini 5 Dampak Menggunakan Oli Palsu, Mesin Mobil Bisa Jebol!


Jakarta

Mengganti oli mesin wajib dilakukan secara berkala. Beberapa pengendara memilih mengganti oli di bengkel resmi, namun sebagian lebih memilih di bengkel umum.

Nah, detikers perlu hati-hati ketika ingin mengganti oli mesin. Sebab, ada beberapa oknum bengkel nakal yang menjual oli palsu kepada konsumen.

Penggunaan oli palsu sangat berbahaya bagi kesehatan mobil, terutama pada komponen mesin. Hal tersebut akan mempengaruhi performa mobil ketika berkendara di jalan.


Lantas, apa saja dampak yang ditimbulkan dari oli palsu? Berikut penjelasannya.

Dampak Menggunakan Oli Palsu

Ada sejumlah dampak yang ditimbulkan dari penggunaan oli palsu untuk mesin mobil. Dilansir laman Suzuki, berikut sejumlah dampaknya:

1. Tarikan Mesin Terasa Berat

Dampak yang paling mudah dirasakan adalah tarikan mesin terasa lebih berat. Hal ini terjadi karena oli palsu menghasilkan endapan kotoran yang membuat komponen di dalam mesin, seperti piston, klep, dan lain sebagainya tidak bisa berfungsi secara optimal.

2. Mesin Cepat Panas

Oli palsu tentunya tidak bekerja secara optimal dibandingkan oli asli bawaan pabrikan. Dalam jangka panjang, penggunaan oli palsu menyebabkan mesin jadi cepat panas (overheat).

Kondisi itu disebabkan karena oli palsu tidak mampu memberikan pelumasan yang maksimal di mesin. Alhasil, terjadi gesekan antara komponen hingga menimbulkan panas yang berlebihan pada mesin.

3. Mesin Mobil Sulit Dihidupkan

Dampak selanjutnya adalah mesin mobil jadi sulit untuk dihidupkan. Umumnya, kondisi ini terjadi ketika kamu ingin memanaskan mobil di pagi hari sebelum beraktivitas.

Selain sulit dihidupkan, suara dari mesin juga terdengar kasar. Kalau dibiarkan secara terus-menerus, bukan tak mungkin mesin mobil mengalami kerusakan parah.

4. Mesin Jebol

Penggunaan oli yang asli akan membuat usia mesin lebih panjang dan performanya tetap stabil. Lain halnya jika menggunakan oli palsu, hal ini menyebabkan umur mesin jadi pendek karena sering mengalami kerusakan.

Dalam jangka panjang, penggunaan oli palsu bisa menyebabkan mesin jebol. Soalnya, oli palsu tidak mampu untuk melumasi berbagai komponen di dalam mesin.

5. Terdapat Endapan Lumpur di Dalam Mesin

Ketika mesin sudah jebol, biasanya terdapat endapan lumpur atau gumpalan oli yang tebal di dalam rongga mesin. Kondisi ini disebut sebagai oil sludge.

Oil sludge disebabkan oleh kotoran hasil oksidasi yang terbentuk karena adanya endapan, sisa pembakaran, atau kerak oli yang bercampur dengan pelumas baru. Sisa pembakaran tersebut akan menggumpal dan menempel di permukaan komponen mesin.

Adanya oil sludge di dalam mesin dapat menyumbat saluran oli mesin yang kecil, sehingga mesin tidak dapat bekerja secara optimal. Maka dari itu, dampaknya bisa membuat komponen mesin cepat rusak hingga berpotensi jebol.

Cara Membedakan Oli Asli dan Palsu

Sebagian dari detikers mungkin ada yang kesulitan dalam membedakan oli asli dan palsu. Sebenarnya, cara membedakan kedua oli tersebut cukup mudah jika kamu teliti.

Dilansir situs Auto2000, berikut cara membedakan oli asli dan palsu:

  1. Cek nomor produksi di botol oli, jika yang tertera di tutup dan botol kemasan berbeda, ada indikasi oli tersebut palsu.
  2. Cek segel kemasan di botol oli, pastikan masih tersegel dengan baik.
  3. Lihat label dan hologram di botol oli, jika cetakan labelnya punya kualitas rendah maka dicurigai oli tersebut palsu.
  4. Lihat warna olinya, jika kuning cerah tandanya oli tersebut asli dan masih baru. Kalau warna oli cenderung cokelat kehitaman, ada indikasi oli tersebut palsu.

Itu dia dampak menggunakan oli palsu pada mesin mobil. Jadi, tetap waspada saat membeli oli agar tidak mendapatkan oli palsu.

(ilf/fds)



Sumber : oto.detik.com

8 Ciri-ciri Filter Oli Motor Matik Harus Diganti, Jangan Diabaikan!


Jakarta

Filter oli adalah tabung/ atau cartridge yang dilalui oli mesin guna menyaring kontaminan dan partikel keausan.

Tapi seiring waktu, filter oli bisa mengalami penumpukan kotoran sehingga berisiko kehilangan efektivitasnya. Oleh karena itu, penting untuk tahu ciri-ciri filter oli motor matik yang harus diganti.

Ciri-ciri Filter Oli Motor Matik Harus Diganti

Dilansir Auto Zone, berikut adalah tanda-tanda perlu ganti filter oli motor matic:


Tekanan oli menurun bisa disebabkan oleh penyumbatan di filter oli. Tekanan oli rendah bisa berakibat buruk bagi umur mesin.

Lampu pada dasbor atau pengukur bisa menyala/berkedip ketika mesin dalam keadaan diam.

2. Ketika Oli Mesin Terlihat Terlalu Gelap atau Kental

Setiap bulan ketika pengendara memeriksa level dan kondisi oli mesin, oli akan tampak kecokelatan dan terasa halus di antara jari-jari.

Indikasi adanya kontaminan dalam oli yang tidak tersaring dengan baik bisa dilihat dari oli yang terasa berpasir dan warnanya tampak hitam. Hal ini bisa membuat kontaminan dalam oli yang tidak tersaring dengan baik.

Tanda tersebut merupakan salah satu tanda filter oli harus diganti sekaligus oli juga harus diganti.

3. Mesin Terlalu Panas

Oli mesin bisa berperan hingga 40% dalam pendinginan mesin. Namun, oli harus mengalir dengan baik melalui mesin ke pendingin oli, dan melalui filter.

Kalau filter oli penuh dengan kontaminan, oli tidak akan bersirkulasi dengan baik sebagaimana mestinya. Hal ini mungkin membuat suhu akan mulai naik.

Apabila suhu mencapai zona merah atau membuat lampu peringatan menyala, ini adalah ciri kalau oli tidak bersirkulasi cukup baik untuk menyebarkan panas.

4. Asap Knalpot Kotor

Filter oli yang tersumbat bisa membuat fluktuasi tekanan di dalam mesin. Selain itu, sejumlah kecil oli juga bisa masuk melewati ring piston dan ke dalam ruang pembakaran.

Ketika terbakar, oli akan menghasilkan kotoran yang seperti berwarna hitam atau cokelat saat keluar dari knalpot.

5. Adanya Kebocoran

Tanda-tanda filter oli motor matic perlu diganti selanjutnya adalah saat filter oli bocor. Kalau pengendara melihat tetesan di bawah motor, bisa melacaknya hingga ke adaptor filter oli.

Seringnya, gejala kebocoran filter oli berarti filter tidak menutup rapat flensa. Filter mungkin kendur, segelnya rusak, atau mungkin badan filter oli terbentur, serta bocor.

6. Lampu Perawatan (Maintenance Light) Menyala

Di era modern sekarang, sudah banyak kendaraan yang dilengkapi dengan monitor masa pakai oli atau sistem pengingat perawatan yang bisa memberitahu kapan oli harus diganti berikutnya.

Nah, seringkali pengendara bisa menggunakan sistem ini sebagai pengingat untuk mengganti filter oli.

7. Efisiensi Bahan Bakar yang Buruk

Kurangnya pelumasan bisa membuat peningkatan resistansi di dalam mesin. Untuk membuatnya terus berputar sebagaimana mestinya, mesin membutuhkan lebih banyak energi.

8. Penurunan Kinerja Mesin

Resistansi lebih tinggi membuat tingkat kinerja yang lebih rendah bisa dideteksi. Pada mesin, hal ini utamanya berlaku untuk turbocharger dan supercharger.

Kalau kendaraan kekurangan oli, turbocharger dan supercharger bisa rusak atau keausan. Tentunya hal tersebut akan mengurangi kinerja mesin.

Apa Akibatnya jika Filter Oli Tidak Diganti?

Akibat jika filter oli tidak diganti adalah bisa membuat media di dalam filter menjadi jenuh, yang pada akhirnya filter akan berhenti berfungsi.

Selain itu, bahan kimia dan kotoran yang tersisa dari pembakaran juga bisa menumpuk di dalam oli.

Menurut situs iMotorbike, bahkan disarankan kalau setiap kali mengganti oli juga harus mengganti filter oli. Tujuannya agar tidak mengontaminasi oli baru yang akan dimasukkan ke dalam mesin.

Filter oli berperan dalam menjaga oli mesin tetap bersih, sehingga bisa mengurangi hambatan antara komponen yang bergerak.

(khq/fds)



Sumber : oto.detik.com

Ganti Oli Berapa Km? Ketahui Waktu yang Tepat Agar Motor Tetap Prima


Jakarta

Mengganti oli mesin secara rutin merupakan salah satu aspek penting dalam perawatan motor. Oli berfungsi dalam menjaga kinerja motor secara keseluruhan.

Namun, masih banyak pemilik motor yang tidak tahu mengenai kapan waktu yang tepat untuk mengganti oli, terutama berapa kilometer jarak tempuh yang dianjurkan. Tak perlu bingung, simak penjelasannya berikut ini.

Ganti Oli Berapa Km?

Informasi mengenai waktu penggantian oli sebenarnya bisa diketahui dalam setiap buku manual motor ketika pembelian. Biasanya pabrikan motor menyarankan untuk ganti oli setiap 2.000-3.000 km atau 2-3 bulan sekali. Hal tersebut tergantung mana yang lebih dulu dicapai.


Selain itu, pemakaian sepeda motor juga menjadi faktor yang perlu diperhatikan dalam hal penggantian oli. Jika motor sering dipakai, maka oli perlu diganti lebih cepat. Hal ini dilakukan agar mesin sehat dan kendaraan tetap awet.

Lain halnya, jika motor dipakai lebih sering, misalnya untuk keperluan ojek online. Oli setidaknya diganti dua atau tiga minggu sekali.

Tanda-tanda Oli Motor Harus Segera Diganti

Menurut laman Planet Ban, salah satu fungsi penting oli adalah bisa mencegah terjadi korosi pada komponen mesin, karena polusi dan cuaca. Sehingga, penggantian oli perlu diperhatikan pemilik motor.

Kamu telah mengetahui waktu yang tepat untuk mengganti oli. Namun, penggantian oli pada motor juga perlu dilakukan jika ada tanda-tanda berikut ini.

1. Suhu Mesin Terlalu Tinggi

Oli yang memburuk akan membuat daya hantar panasnya berkurang. Mengutip laman Astra Honda, hal ini menyebabkan penyebaran yang tidak merata pada mesin. Pengendara akan merasa ada hawa panas pada area bawah mesin.

2. Suara Mesin Lebih Kasar

Salah satu ciri utama oli motor harus segera ganti oli adalah suara mesin lebih kasar. Sebab, bunyi mesin yang lebih kasar disebabkan oleh kualitas oli yang sudah tidak bisa menghasilkan daya lumas yang baik, sehingga gir transmisi terganggu.

3. Oli Berwarna Hitam Pekat dan Encer

Oli mesin baru biasanya memiliki konsistensi pekat dengan warna coklat atau biru. Namun, warnanya akan berubah ketika terkena panas dan kerak karena pembakaran. Menurut Manager Service Astra Motor Papua, Harry Pranata, jika oli sudah berwarna hitam pekat, tandanya oli sudah terkontaminasi zat-zat bekas pembakaran.

4. Volume Oli Mesin Berkurang

Biasanya, oli sepeda motor dengan kapasitas 150cc bervolume di bawah 1 liter. Namun, volume ini akan berkurang seiring pemakaian mesin.

Apabila volume oli terlihat kurang dari batas, maka periksa apakah ada kebocoran oli. Kemudian, segera ganti oli mesin.

Oli harus segera diganti. Sebab, daya lumas oli akan menurun jika terus dibiarkan. Selain itu, mesin juga akan cepat aus.

(elk/row)



Sumber : oto.detik.com

Ini Jenis Oli yang Cocok Buat Mobil Hybrid



Jakarta

Varian mobil hybrid semakin banyak di Tanah Air. Berbeda dengan mobil konvensional, mobil hybrid punya tambahan berupa baterai, generator, dan motor listrik. Lantas dari segi oli mesin, adakah perbedaan antara oli mesin mobil hybrid dan mobil konvensional?

Dijelaskan Osmar Wijaya dari Sunda Motor Express, oli mobil hybrid punya perbedaan dari oli mobil konvensional. Kata Osmar, mobil hybrid yang kerja mesinnya lebih ringan, tak perlu menggunakan oli yang terlalu kental.

Innova Zenix Hybrid dan Innova Zenix.Ilustrasi mesin mobil hybrid Foto: dok. Toyota-Astra Motor

“Kalau mesin hybrid butuh viskositas yang lebih encer, lebih tipis, karena kerja mesinnya kan nggak terlalu berat lagi,” ungkap Osmar dalam keterangannya, Selasa (24/9).


“Jadi (mobil hybrid) butuh oli yang lebih encer. Biasa 0W, kalau yang paling kental mungkin 5W. Ada biasanya 0W-20 bahkan 0W-16. Daya pelumasan yang cepat dan mampu menjangkau bagian tersempit, membuat viskositas yang dibutuhkan rendah,” jelas Osmar lagi.

Sementara untuk interval penggantian oli mesin mobil hybrid, umumnya sama, yakni setiap interval 10 ribu km atau per enam bulan sekali. Penggantian oli mobil hybrid juga bergantung beberapa faktor, seperti jarak tempuh, kondisi jalan, dan juga gaya mengemudi.

“Melihat tren mobil hybrid yang terus berkembang, membuat Sunda Motor Express menyediakan beragam merek pelumas untuk mobil hybrid dari yang harganya terjangkau (budget oil) hingga merek premium,” ungkap Osmar.

“Sunda Motor Express juga melayani penggantian oli, kuras oli transmisi matic, purging diesel, dan injector cleaner. Buat pengerjaan, lokasi kami bisa memuat 5-8 mobil yang bisa dikerjakan bersamaan. Prosesnya pun singkat, misal penggantian oli hanya butuh 15 menit dan pekerjaan injector cleaner hanya 1 jam,” tukas Osmar.

(lua/dry)



Sumber : oto.detik.com