Tag Archives: pandang

Selo, Gerbang Pendakian ke Gunung Merapi



Boyolali

Selo di Boyolali dikenal sebagai pintu gerbang pendakian ke gunung Merapi. Mari mengenal lebih dekat jalur pendakian ini:

Selo adalah nama salah satu kecamatan di kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Bagi para pendaki, Selo adalah pintu gerbang pendakian ke beberapa gunung sekaligus, mulai dari gunung Merbabu hingga Merapi.

Di Selo, ada basecamp yang kerap disambangi para pendaki sebelum mulai mendaki gunung Merapi. Meski saat ini pendakian gunung Merapi masih ditutup sampai batas waktu yang tidak ditentukan, tapi tidak ada salahnya mengenal jalur pendakian Selo.


Jalur pendakian gunung Merapi via Selo dikenal memiliki lintasan terpendek. Trek awal yang harus pendaki lalui adalah jalan aspal yang tidak begitu panjang, tapi cukup menguras tenaga.

Setelah melewati gardu pandang New Selo, para pendaki akan memasuki jalur pendakian yang didominasi oleh ladang penduduk. Saat sampai batas ladang, kalian akan disambut oleh gerbang pendakian gunung Merapi.

Traveler harus melanjutkan perjalanan sampai ke Patok 1 atau Pos 1 Merapi. Setelah itu, perjalanan dilanjutkan ke Pos Joglo II di atas desa Plalangan.

Jalur ini punya medan yang terus menanjak dan hanya dapat dilalui oleh satu orang pendaki saja. Di pos 2, para pendaki bisa mendirikan tenda untuk beristirahat.

Selepas pos 2, para pendaki akan sampai di batas vegetasi. Artinya, kalian tidak bisa menjumpai pepohonan, yang ada hanya bebatuan besar. Itu tandanya kalian sudah dekat dengan pos berikutnya yaitu Pasar Bubrah.

Di Pasar Bubrah, para pendaki bisa melihat Puncak Gunung Merapi yang menjulang tinggi. Di pos inilah batas aman pendakian Gunung Merapi. Setelah pasar Bubrah, pendaki akan mendaki sampai ke puncak.

Pendakian ke puncak gunung Merapi saat ini masih dilarang untuk dilakukan. Gunung Merapi sampai saat ini adalah siaga (level III).

Pada level ini, potensi bahayanya antara lain guguran lava dan awan panas, meliputi Sungai Boyong maksimal 5 km; Sungai Bedog, Krasak, Bebeng maksimal 7 km; Sungai Woro maksimal 3 km; dan Sungai Gendol 5 km.

Di samping itu, lontaran material vulkanik dapat menjangkau sejauh 3 km dari puncak jika ada letusan eksplosif.

Pihak Taman Nasional Gunung Merapi pun sudah memasang papan larangan pendakian di pintu masuk pendakian Selo, serta mengecek berkala jalur pendakian.

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com

De Jong soal Isu Gaji Tertinggi di Barca: Lebay!


Barcelona

Kontrak baru Frenkie de Jong membuatnya diklaim sebagai pemain Barcelona dengan gaji tertinggi. De Jong membantah keras.

De Jong menyudahi spekulasi masa depannya dengan meneken kontrak baru di klub Catalan itu sampai 2029. Sebelumnya, masa tinggal De Jong cuma sampai musim panas ini.

Sebab, sebelum ini De Jong sempat dikabarkan akan hengkang karena tidak puas dengan kontrak yang diberikan. Apalagi De Jong disebut-sebut akan mengalami pemotongan gaji.


Belum lagi, Barcelona sebenarnya masih berutang sisa pembayaran gaji kepada De Jong imbas keuangan klub yang buruk di era Pandemi Covid-19. Namun, di kontrak terbaru De Jong, Barcelona malah menaikkan kontraknya.

Menurut laporan Capology, De Jong mendapat 76 juta euro untuk empat tahun ke depan. Ini belum termasuk bonus sekitar 24,8 juga euro.

Jika diperinci, maka De Jong mendapat bayaran kotor sekitar 365 ribu euro per pekan, ditambah bonus sekitar 119 ribu euro. Sehingga De Jong jadi pemain dengan gaji tertinggi di Barcelona yakni 486 ribu euro atau hampir setengah juta euro per musim.

Naiknya gaji De Jong ini jadi kabar baik karena pertanda keuangan Barcelona mulai stabil. Tapi, De Jong membantah keras isu tersebut.

“Saya tidak ingin katakan berapa gaji saya, tapi selalu saja ada yang memberitakan soal itu dan angkanya selalu berlebihan,” ujar De Jong di ESPN.

“Yang diberitakan tidak benar. Itu sudah mempengaruhi cara pandang soal saya karena mereka membaca berita bahwa saya jadi pemain dengan gaji tertinggi – itu salah kalian (media)!”

(mrp/yna)



Sumber : sport.detik.com

Mencekam, 1.000 Wisatawan Terjebak Badai Salju di Gunung Everest



Jakarta

Sekitar 1.000 turis dilaporkan terjebak di lereng timur Gunung Everest di wilayah Tibet akibat hujan salju lebat. Upaya penyelamatan sulit dilakukan.

Dikutip dari antara yang melansir Sanxiang Dushibao, Senin (6/10/2025), badai salju itu melanda kawasan lereng timur Everest pada Sabtu (4/10). Badai itu dinilai sebagai badai salju terburuk dalam beberapa tahun terakhir. Saat badai menerpa, jarak pandang menurun drastis hingga kurang dari satu meter.

Para turis yang berada di Everest Base Camp terjebak akibat jalanan yang licin karena es dan terpaksa berlindung di dalam tenda. Di beberapa wilayah disebutkan bahwa salju begitu tebal hingga tenda-tenda tertimbun seluruhnya dan yak yang membawa barang tidak dapat bergerak.


Surat kabar China tersebut juga melaporkan bahwa beberapa turis berhasil menyelamatkan diri dari cuaca buruk tersebut secara mandiri. Namun, sekitar 1.000 orang diperkirakan masih terjebak di gunung dan membutuhkan bantuan. Beberapa di antaranya mengalami hipotermia dan berada dalam kondisi serius.

Tim penyelamat lokal, warga desa, dan pemandu profesional sedang dalam perjalanan menuju kamp, tetapi gangguan komunikasi dan salju tebal membuat upaya penyelamatan sangat sulit.

Para penyelamat dan warga setempat menggunakan alat berat untuk membersihkan salju guna mencapai kamp, yang terletak di ketinggian 4.900 meter di atas permukaan laut.

Pihak berwenang setempat mengimbau siapa pun yang berencana mengunjungi wilayah tersebut dalam waktu dekat, agar menunda perjalanan dan memantau pengumuman resmi.

Gunung Everest atau Chomolungma merupakan bagian dari Pegunungan Himalaya dan terletak di perbatasan antara China dan Nepal. Everest adalah gunung tertinggi di dunia, dengan ketinggian 8.849 meter di atas permukaan laut.

Gunung itu pertama kali didaki pada tahun 1953. Sebanyak 13.764 turis asing mengunjungi Everest dari sisi China pada 2024, menurut otoritas China.

(fem/fem)



Sumber : travel.detik.com

Kok Bisa Jatuh Terus, Bagnaia?



Jakarta

Francesco Bagnaia sedang mengalami krisis performa serius sejak kemenangan dominannya di Jepang. Meskipun sempat menemukan set-up motor yang bagus di Misano dan menang di Jepang, Bagnaia tidak dapat mengulanginya di Indonesia dan Australia.

Dalam balapan di Phillip Island, Bagnaia tampil sangat lambat di balapan sprint. Bagnaia cuma bisa finis kedua dari belakang.


Bagnaia dan tim berupaya perubahan set-up yang ekstrem untuk balapan utama, ia akhirnya terjatuh saat mencoba memaksakan diri, mengakhiri balapan dengan nol poin. Bagnaia terjatuh dari posisi ke-12 pada lap 24 dari 27 saat balapan utama MotoGP Australia.

Bagnaia menggambarkan kemerosotan ini sebagai sesuatu yang “tidak terlukiskan.

Frustrasinya diperparah oleh kenyataan bahwa pebalap lain yang mengendarai motor dengan spesifikasi yang sama (Ducati GP25) – yaitu Fabio Di Giannantonio – justru mampu meraih hasil yang fantastis, finis kedua balapan MotoGP Australia 2025.

Bagnaia menjelaskan bahwa meskipun tim mencoba membuat motor lebih stabil, motor itu menjadi sulit dikendarai. Ia merasa frustrasi karena motor yang ia gunakan saat ini – yang diklaim sama dengan motor pemenang di Motegi, kini terasa sangat berbeda dan sulit untuk didorong hingga batas maksimal.

“Untuk pemanasan, kami mencoba sesuatu yang ternyata menjadi bencana: tidak mungkin untuk dikendarai seperti itu,’ katanya kepada Sky Italy.

“Untuk balapan, kami memilih arah yang berlawanan, dan itu adalah sesuatu yang positif: saya berhasil menekan sedikit lebih keras, meskipun saya benar-benar berada di ambang batas,” ujar Bagnaia.

“‘Sayangnya, saya tidak bisa mengerem dan memasuki tikungan seperti yang saya inginkan, tetapi setidaknya saya bisa menekan dan mendekati pebalap di depan saya,” kata Bagnaia.

Dia menganggap situasi ini “tidak dapat diterima” karena motor yang seharusnya kompetitif justru membuatnya terus kesulitan dan berada di ambang batas sepanjang waktu.

“Motegi, tempat kami tiba setelah tes Misano yang bagus, menunjukkan bahwa jika saya dalam kondisi yang tepat, saya bisa tampil baik,” kata Bagnaia.

“Apa yang terjadi setelah itu, dari sudut pandang saya, adalah sesuatu yang tidak dapat diterima, hampir tidak terlukiskan, karena Anda memulai dengan motor yang secara teori memenangkan balapan sebelumnya, tetapi Anda tidak bisa menekan,” ungkap dia.

“‘Anda sangat kesulitan, Anda selalu berada di ambang batas (limit). Hal yang sama terjadi akhir pekan ini,” jelas Bagnaia.

(riar/lua)



Sumber : oto.detik.com