Tag Archives: pariwisata

5 Destinasi yang Lebih Seru dari Bali tapi Belum Diketahui


Jakarta

Bali adalah destinasi wisata yang sudah terkenal dengan keindahan alam, budaya, dan perilaku baik para penduduknya. Kualitas akomodasi dan hospitality di Bali tak perlu diragukan lagi dengan kisaran harga beragam sesuai keinginan turis.

Namun, pesona Indonesia sebetulnya bukan sekadar Bali. Masih banyak spot wisata lain yang tidak kalah seru dan menyimpan pesona alam, budaya, serta keanekaragaman hayati. Travelers tentunya bisa memasukkan spot ini ke dalam wish list kamu selanjutnya.

5 Destinasi yang Bisa Jadi Lebih Seru dari Bali

Tujuan wisata ini bukannya tidak diketahui sama sekali para penyuka traveling dan penikmat keindahan alam. Namun mungkin belum banyak masuk dalam daftar spot liburan selanjutnya, meski sebetulnya sangat indah dan layak dikunjungi


1. Danau Labuan Cermin

Danau di BerauDanau di Berau (Mahyudin Alkadri/dTraveler)

Jam buka

Tiket masuk

Alamat

  • Desa Labuan Kelambu, Kecamatan Biduk-biduk, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur

Rute

  • Pengunjung dari Bandara Sepinggan melanjutkan perjalanan dengan pesawat lagi menuju Bandara Tanjung Redeb, Berau
  • Kemudian, pengunjung bisa menempuh perjalanan
    darat menuju Desa Biduk-Biduk dengan mobil sewaan seharga Rp 500 ribu dan waktu tempuh 6 jam
  • Setelah sampai di Desa Biduk-Bidu, pengunjung harus trakking selama 30-45 menit menuju Desa Labuan Kelambu.

Spot wisata yang juga dikenal sebagai Danau Dua Rasa ini punya keindahan yang tidak perlu diragukan. Air pada lapisan bawah punya rasa asin, sedangkan di lapisan tidka ada rasanya

“Salah satu destinasi wisata terbaik di Berau, Kalimantan Timur. Mudah diakses dan biaya transportasi cukup murah, apalagi jika datang beramai-ramai. Harap berhati-hati dengan barang bawaan, karena banyak monyet di sekitar lokasi,” tulis akun google Siti Komariah.

2. Kepulauan Kei

Pulau Kei. Kepulauan Kei terletak di Laut Banda, tepatnya di Maluku Tenggara, Indonesia. Kepulauan Kei adalah bagian dari Wallacea, gugusan pulau-pulau di Indonesia yang dipisahkan oleh perairan dalam dari landas kontinen Asia dan Australia.Pulau Kei di Kepulauan Kei (Getty Images/iStockphoto/fbxx)

Jam buka

Tiket masuk

Alamat

  • Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku

Rute

  • Naik pesawat menuju Bandara Internasional Pattimura, lalu menunggu pesawat menuju Bandara Karel Satsuitubun di Langgur, Pulau Kei Kecil, Kepulauan Kei.
  • Setelah mendarat, bisa sewa mobil menuju penginapan atau pelabuhan jika ingin menyebrang ke destinasi wisata pilihan.

Buat detikers yang ingin berwisata ke Kepulauan Kei, pastikan telah menyusun akomodasi dan ittinerary lain dengan baik. Karena, transportasi umum di wilayah ini terbatas dan mengandalkan sewa mobil atau kapal. Jika tak ada persiapan yang baik, rencana liburan dikhawatirkan tidak berjalan dengan baik.

Soal keindahan dan kesempatan healing di Kepulauan Kei tak perlu diragukan lagi. Wilayah dengan 119 pulau dan 6 diantaranya terbesar punya pasir putih terhalus di dunia. Air pantai dengan degradasi hijau ke biru plus biodiversity alamnya, bikin liburan kamu tidak bakal bisa dilupakan.

3. Wisata Bukit Pelalangan

Bukit Arosbaya, spot foto unik di MaduraBukit Arosbaya atau Bukit Pelalangan di Madura (Basri Bachtiar/d’Traveler)

Jam buka

Tiket masuk

  • Rp 5 ribu per orang belum termasuk parkir

Alamat

  • Kecamatan Arosbaya, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur

Rute

  • Pengunjung bisa ke Kota Surabaya lebih dulu dengan pesawat atau kereta, lalu menuju Jembatan Suramadu yang menghubungkan Surabaya-Madura
  • Transportasi pilihan menuju Suramadu sebaiknya sewa mobil untuk mempermudah mobilisasi selama liburan
  • Setelah menyebrang Suramadu, mobil bisa diarahkan menuju Bangkalan lalu ikuti arah menuju Bukit Pelalangan.

Rencana liburan di Bukit Pelalangan harus disusun dengan baik, agar wisatawan bisa menikmati pesona bentang alam berwarna coklat ini. Di sini juga ada gua batu kapur yang sangat cantik dan bikin penasaran pengunjung.

Bukit Pelalangan menyediakan pemadangan sunset dan sunrise yang tentunya mempesona. Pengunjung tentu bisa mengabadikan momen ini dalam kameranya. Buat yang pengen healing, bukit dengan suasana tenang dan akses mudah ini adalah pilihan yang sangat cocok.

4. Danau Kaolin

Menengok keindahan danau Kaolin di Bangka TengahDanau Kaolin di Bangka Tengah (Deny Wahyono)

Jam buka

Tiket masuk

Alamat

  • Jl. Raya Toboali, Nibung, Kecamatan Koba, Kabupaten Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung

Rute

  • Transportasi tercepat buat bagi yang ingin berkunjung ke Danau Kaolin adalah naik pesawat dan turun di Bandara Depati Amir di Pangkal Pinang
  • Setelah landing, perjalanan dilanjutkan dengan sewa mobil menuju Danau Kaolin.

Bentang alam ini terbentuk sebagai bekas galian tambang kaolin di masa lalu. Tanahnya menjadi putih dan tak bisa ditanami, sedangkan lubang galian berisi air yang bisa berubah warna bergantung kondisi cuaca.

Danau Kaolin bisa dikatakan sebagai spot wisata ikonik Bangka, yang naik daun setelah beredarnya film dan novel Laskar Pelangi. Selain sebagai spot wisata, Danau Kaolin bisa jadi lokasi pemotretan agenda lain.

5. Kawasan Argapura

Wisata Terasering Panyaweuyan, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.Wisata Terasering Panyaweuyan, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat (Dadan Kuswaraharja)

Jam buka

Tiket masuk

Alamat

  • Kabupaten Majalengka, Jawa Barat

Buat warga Jabodetabek dan sekitarnya yang tidak bisa pergi terlalu jauh saat liburan, Argapura bisa jadi pilihan healing dan relaksasi. Salah satu pesona di sini adalah Terasering Panyaweuyan yang dibangun untuk memudahkan usaha pertanian warga.

Daerah di sini juga dikenal sebagai salah satu yang paling sejuk, apalagi saat datang musim hujan. Berkunjung ke Argapura, detikers akan disuguhi pemandangan indah Gunung Ciremai plus spot sunset dan sunrise yang memanjakan mata.

(row/fem)



Sumber : travel.detik.com

Labuan Bajo Hanya Ramai di Libur Musim Panas, Perlu Event Besar



Manggarai Barat

Ketua DPD Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) NTT, Oyan Kristian, menyoroti kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo yang cenderung ramai hanya pada bulan Juni hingga Agustus setiap tahunnya. Ia menyebut kondisi ini menjadi pekerjaan rumah bersama bagi semua pihak.

“Kita melihat trennya sama dari tahun ke tahunnya, bahwa destinasi kita ini kunjungan hanya terfokus di bulan Juni, Juli, Agustus atau kalaupun di September. Ini PR besar, kita hidup bukan hanya di bulan itu,” kata Oyan dalam Musyawarah Cabang (Muscab) Asita Manggarai Barat di Labuan Bajo, Sabtu (21/6/2025).

Kegiatan itu dihadiri Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi, Kepala Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan Manggarai Barat Stefanus Jemsifori, Plt. Direktur BPOLBF, Kepala Balai Taman Nasional Komodo Hendrikus Rani Siga, serta sejumlah asosiasi pelaku pariwisata.


Menurut Oyan, pelaku pariwisata, pemerintah daerah, BPOLBF, dan seluruh pemangku kepentingan harus duduk bersama mencari solusi. Salah satunya dengan menggelar event besar di luar periode musim panas wisatawan Eropa.

“Jadi kita perlu duduk bersama membahas. Asita, Pemda, BPOLBF mungkin kita perlu membuat event besar, kegiatan yang menginisiasi destinasi ini agar tidak hanya ramai dikunjungi pada periode summer holiday itu,” ujarnya.

Oyan menjelaskan wisatawan Eropa masih menjadi pasar utama Labuan Bajo. Mereka cenderung datang saat musim liburan musim panas di Eropa, yakni antara Juni hingga September. Karena itu, perlu ada upaya mengisi kekosongan kunjungan di luar periode tersebut.

“Pariwisata kita ini marketnya Eropa, katakanlah yang menjadi main market. Jadi mereka akan datang di periode Juni, Juli, Agustus dan September, paling tinggi Juli dan Agustus,” jelas Oyan.

Ia mendorong agar upaya promosi dan pengembangan event juga menyasar bulan-bulan lain seperti Januari hingga Maret, agar okupansi hotel, kapal wisata, hingga restoran tetap terisi.

“Kita perlu duduk bersama bagaimana agar Januari, Februari, Maret dan bulan-bulan lain itu keterisian hotel, kapal-kapal wisata, restoran itu tetap ramai,” lanjutnya.

Artikel ini sudah tayang di detikBali. Klik di sini untuk membaca selengkapnya.

(dpw/ddn)



Sumber : travel.detik.com

Kasino Super Mewah Andalan Sri Lanka Dongkrak Pariwisata



Kolombo

Sri Lanka terkenal dengan pantai tropis dan situs kuno, kini mereka coba menjajal strategi baru untuk menghidupkan pariwisatanya dengan kasino.

Presiden Anura Kumara Dissanayake meresmikan City of Dreams, kompleks kasino dan resor senilai 1,2 miliar dolar AS (Rp 19 triliun lebih) di Kolombo.

Proyek kerja sama John Keells Holdings dan Melco Resorts & Entertainment itu menjadi resor terpadu pertama di Asia Selatan. Peluncurannya bahkan menghadirkan bintang Bollywood Hrithik Roshan.


Melansir The Independent, Minggu (4/10/2025) langkah tersebut dinilai krusial bagi Sri Lanka yang tengah bangkit dari krisis ekonomi 2022-2023. Pemerintah menargetkan 3 juta wisatawan tahun ini, naik 50% dari tahun lalu.

Pendapatan sektor ini diharapkan melompat dari 3,7 miliar dolar AS (Rp 61 triliun) menjadi 5 miliar dolar AS (Rp 83 triliun).

“Pariwisata adalah kunci untuk keluar dari masalah ekonomi. Jangka pendek kami fokus meningkatkan kunjungan, tapi ke depan ingin membangun pariwisata yang lebih mewah dan berkelanjutan. Kasino akan jadi bagian penting,” ujar Wakil Menteri Pariwisata, Ruwan Ranasinghe.

City of Dreams menghadirkan 800 kamar, pusat perbelanjaan mewah, hingga fasilitas konferensi. Investor yakin resor ini bisa menarik wisatawan kelas atas, terutama dari India dan China. Menurut CEO Melco, Lawrence Ho, mengatakan potensi dari langkah tersebut sangatlah.

Sri Lanka resmi memiliki kasino mewah pertamanya melalui kehadiran City of Dreams, sebuah resor terpadu yang dibuka di ibu kota Kolombo. REUTERS/Thilina KaluthotageCity of Dreams. (REUTERS/Thilina Kaluthotage)

“Potensinya sangat besar, mirip dengan Manila, Maka, atau Siprus,” terang Lawrence.

India diperkirakan menjadi pasar utama dekade mendatang, mengingat negara tersebut hanya mengizinkan kasino di beberapa lokasi, sementara China membatasi aktivitas perjudian di luar Makau. Tahun lalu, wisatawan India menyumbang seperempat dari total 2 juta turis Sri Lanka, sementara turis asal China hanya 7%.

Untuk mendukung industri, parlemen telah mengesahkan aturan pembentukan Otoritas Pengaturan Perjudian. Meski dikritik karena memberi kewenangan besar pada menteri keuangan dan mengecualikan lotere milik negara, pemerintah menegaskan aturan ini penting untuk mengurangi dampak sosial sekaligus membuka lapangan kerja.

Dengan pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan 4,5% tahun ini lebih tinggi dari perkiraan Bank Dunia. Sri Lanka optimistis dengan hadirnya City of Dreams wisatawan internasional akan melihat Sri Lanka sebagai destinasi baru.

(upd/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Tak Boleh Eksploitasi Bali Atas Nama Pariwisata!



Denpasar

Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegaskan Bali tidak boleh dieksploitasi atas nama pariwisata.

Hal itu disampaikan AHY dalam sambutannya pada acara Green Infrastructure Inisiative Waste Clean Up di Batu Lumbang Mangrove, Pemogan, Denpasar Selatan, Denpasar, Senin (13/10/2025).

“Semakin banyak pariwisata, semakin banyak wisatawan domestik maupun mancanegara akan menghadirkan ekonomi. Tapi pada saat yang sama, kita juga tidak boleh membiarkan terjadi eksploitasi terhadap Bali atas nama pariwisata,” kata AHY.


AHY melihat adanya anomali yang terjadi di Bali. Di sisi lain pertumbuhan penduduk, wisatawan, dan perekonomian yang meningkat, justru akan mengundang banyak masalah sebagai konsekuensi.

“Termasuk kalau sudah berlebihan, terjadi kemacetan, kepadatan yang membuat tidak nyaman. Jadi ini juga masalah utama yang perlu kita cari solusinya, termasuk dari aspek infrastruktur dasar,” beber dia.

AHY menyebut tata ruang di Bali banyak yang disalahgunakan. Akibatnya, menimbulkan bencana seperti banjir beberapa waktu lalu. Ia menegaskan tidak boleh terjadi lagi apalagi memakan korban jiwa.

“Harus kita perbaiki kondisi agar tata ruang kembali menjadi panglima dalam pembangunan,” sambung Ketum Partai Demokrat itu.

———

Artikel ini telah naik di detikBali.

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Klaim Anggota DPR soal UU Kepariwisataan: Pariwisata Dilihat Sebagai Ekosistem



Jakarta

Anggota Komisi VII DPR RI, Siti Mukaromah mengklaim Undang-Undang Kepariwisataan yang baru disahkan melihat pariwisata sebagai ekosistem, bukan lagi industri.

Disahkannya undang-undang itu dinilai Siti menandai perubahan paradigma besar dalam pembangunan sektor pariwisata nasional, dari yang semula berorientasi industri menjadi berbasis ekosistem.

“Undang-undang ini tidak lagi melihat pariwisata hanya sebagai industri, tetapi sebagai ekosistem yang mencakup banyak unsur, mulai dari destinasi, budaya, UMKM, pendidikan, hingga infrastruktur,” kata dia seusai sosialisasi UU Kepariwisataan di Purwokerto, seperti dikutip Antara, Senin (13/10/2025).


Dia mengatakan paradigma ekosistem dalam pariwisata menempatkan semua unsur pendukung sebagai bagian tak terpisahkan dalam pengembangan destinasi.

UMKM, kata dia, menjadi salah satu pilar penting karena berperan dalam melengkapi daya tarik wisata melalui kuliner, suvenir, hingga layanan penunjang lainnya.

“Gerakan kepariwisataan ini harus melibatkan UMKM secara masif. Kuliner, merchandise dan oleh-oleh merupakan bagian yang menghidupkan destinasi,” katanya.

Selain UMKM, sektor budaya juga menjadi elemen penting karena setiap daerah di Indonesia memiliki kekayaan budaya yang khas dan dapat menjadi daya tarik wisata tersendiri.

“Kita ingin setiap destinasi menonjolkan kekhasan budayanya, agar wisatawan tidak hanya terpusat di satu titik tetapi tersebar merata di berbagai daerah,” ucap dia.

Dia mengatakan undang-undang tersebut juga memberikan perhatian besar terhadap pengembangan desa wisata sebagai ujung tombak pariwisata berbasis masyarakat.

Melalui regulasi baru tersebut, kata dia, desa-desa diharapkan mampu membangun ekosistem wisata terintegrasi dengan wilayah sekitarnya.

“Tidak semua desa wisata harus memiliki semua kelengkapan sendiri. Bisa saling melengkapi dengan desa tetangga agar terbentuk wisata terintegrasi yang menggerakkan ekonomi lokal,” ungkap dia.

Dengan pendekatan ekosistem, Siti berharap pariwisata nasional dapat tumbuh lebih inklusif, berkelanjutan, dan merata di seluruh daerah.

“Melalui ekosistem pariwisata, kita ingin pembangunan tidak hanya berpusat di kota besar, tetapi juga menghidupkan ekonomi desa,” ujar Siti.

“Selama ini destinasi wisata sering dianggap hanya milik mereka yang punya modal besar. Padahal, banyak peluang sederhana yang bisa dimanfaatkan, seperti mengelola kuliner, toilet wisata, transportasi kecil seperti odong-odong, atau bahkan fotografi bagi anak muda,” pungkas legislator dari Dapil Banyumas-Cilacap tersebut.

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Sampah Masih Jadi Momok Pariwisata, Ini yang Bisa Dilakukan



Jakarta

Masalah sampah masih jadi momok bagi sektor pariwisata. Dari Gili Trawangan hingga Gunung Gede Pangrango, semuanya bermasalah dengan sampah.

Sampah tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia, termasuk pariwisata. Kedatangan wisatawan turut dibarengi dengan datangnya sampah yang ditinggalkan. Dari Gili Trawangan hingga Gunung Gede Pangrango berjibaku dengan sampah.

Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pagngrango (BBTNGGP) bahkan sampai mengumumkan penutupan pendakian sementara terkait masalah sampah. Pengumuman ini disampaikan lewat akun BBTNGGP. Penutupan ini berlaku mulai 13 Oktober 2025 hingga pemberitahuan lebih lanjut.


“Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pagngrango (BBTNGGP) resmi mengumumkan sementara kegiatan pendakian penutupan melalui Siaran Pers Nomor PG. O6/T.2/TU/B/10/2025, berlaku mulai 13 Oktober 2025 hingga pemberitahuan lebih lanjut,” tulis BBYNGGP.

Penutupan tersebut merupakan langkah strategis untuk menyelesaikan permasalahan sampah pendakian serta memperbaiki tata kelola dan sistem pelayanan pendakian dalam upaya mewujudkan Zero Waste Wisata Pendakian di TNGGP.

Gili Trawangan di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) juga menghadapi krisis sampah. Dengan jumlah kunjungan wisatawan yang terus meningkat, sistem pengelolaan limbah harus mampu mengikuti laju pertumbuhan aktivitas di pulau cantik itu agar keindahan alamnya tetap terjaga dan tidak berubah menjadi beban ekologis.

Saat ini, mesin inseminator hanya dapat mengelola 5-10 ton sampah per hari. Front Masyarakat Peduli Lingkungan (FMPL) pun mendesak Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB untuk segera menganggarkan mesin mixer atau pencacah sampah.

“Dari mesin insinerator di sini, sampah yang bisa dikelola hanya 5-10 ton per hari. Tapi, sampah di Gili Trawangan per hari saja bisa mencapai 18 ton. Jadi sampah yang belum bisa diolah terpaksa menumpuk dan akhirnya menjadi gunung sampah,” kata Ketua FMPL Malik di Mataram.

Permasalahan sampah juga dihadapi oleh Kabupaten Tangerang. Mereka pun menggelar kampanye Ayok Tangerang Langit Biru (TLB) yang sudah dilakukan sejak Maret 2025 dengan fokus kegiatan di Kecamatan Sindang Jaya.

Kegiatan yang dilakukan antara lain edukasi soal sampah di sekolah-sekolah, lokakarya dengan warga, membersihkan masjid, kunjungan sekolah ke TPST dan sosialisasi dengan warga sekitar. Ada juga jalan sehat sejauh 2,4 Km sambil plogging (memungut sampah) dengan 2.000 peserta.

“Kampanye Langit Biru merupakan langkah nyata dalam mitigasi perubahan iklim dan pengendalian pencemaran udara. Kementerian LHK terus mendorong seluruh kabupaten dan kota di seluruh Indonesia untuk menangani dan mengelola sampah secara konsisten, terintegrasi dan sesuai dengan regulasi. Program ini menjadi titik balik dalam memperbaiki kualitas lingkungan secara menyeluruh. Kami mendorong agar pengelolaan sampah dilakukan secara konsisten, terintegrasi, dan sesuai regulasi untuk mencegah pembakaran sampah ilegal yang merusak udara,” ucap Staf Ahli Menteri LHK, Nurhadi Wardoyo.

Jalan-jalan sambil pungut sampahJalan-jalan sambil pungut sampah Foto: (dok. Istimewa)

Sementara itu, Gubernur Banten Andra Soni turut senang dengan perhatian dari Veritas Edukasi Lingkungan dan Alam Sutera Group untuk menjadikan Banten lebih baik lagi. Ia menyadari pentingnya mengedukasi anak-anak untuk mengenal pengolahan sampah agar tercipta generasi yang peduli lingkungan sehat.

“Praktek-praktek pengelolaan sampah ilegal merugikan masyarakat apalagi pembakaran sampah, berdasarkan data KLH, terdapat 8.000 ton sampah setiap hari dimana hanya 13% yang baru bisa diolah. Pengelolaan sampah secara baik dan benar adalah tugas kolektif, apalagi jika sampah rumah tangga memiliki nilai ekonomis. Tentu saja kedepannya program ini akan digalakkan sedemikian rupa guna menciptakan Tangerang Langit Biru yang kita semua inginkan,” ungkap Andra Soni.

“Membuat Indonesia bersih kembali adalah hal yang mungkin. Melalui festival ini kami memberdayakan generasi muda untuk mengambil tindakan dalam menghadapi krisis sampah,” kata Benedict Wermter, Direktur Veritas Edukasi Lingkungan, pemilik akun sosial media @bulesampah sekaligus jurnalis asal Jerman yang secara konsisten membuat konten dan mengedukasi soal pengelolaan sampah.

Langkah yang Bisa Dilakukan

Selain edukasi, dibutuhkan kolaborasi dengan banyak pihak karena pengelolaan sampah adalah masalah yang kompleks. Dilansir dari detikFinance, Wakil Menteri Pekerjaan Umum (Wamen PU) Diana Kusumastuti mengakui pengelolaan sampah di Indonesia belum bisa tertangani sepenuhnya.

Mengatasi permasalahan sampah bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, tapi juga pemerintah daerah hingga masyarakat. “Banyak hal yang mesti harus kita lakukan bersama, kita harus masif,” kata dia.

Salah satunya caranya dengan memilah sampah-sampah sesuai jenisnya. Dengan begitu, memudahkan pemerintah dalam mengelola sampah.

“Tapi kalau dipilahnya, kemudian diambilnya sesuai dengan waktunya itu akan memudahkan kita pemerintah daerah untuk melakukan pengelolaan sampah sehingga saya berharap ini, kita harus bersama-sama, tidak bisa kita sendiri. Tidak bisa pemerintah pusat sendiri, tapi pemerintah pusat bersama pemerintah daerah bersama masyarakat dan juga kita sendiri masing-masing di lingkungan juga harus mengelola sampah itu bersama-sama secara masif,” jelasnya.

Sementara itu, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) akan memperbanyak kolaborasi untuk mengatasi sampah. Untuk sampah di sungai, mereka akan berkolaborasi dengan Komunitas Peduli Sungai.

“Ciliwung komunitasnya cukup besar dan Cisadane. Jadi dalam waktu segera kita akan menetapkan komunitas-komunitas sungai itu. Karena tanpa dukungan mereka sepertinya hampir tidak masuk akal kita bisa menyelesaikannya, mereka perlu rekognisi,” kata Menteri LH Hanif Faisol Nurofiq.

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com