Tag Archives: pegunungan

12 Camping Ground Terbaik 2025 di Bogor untuk Liburan Bareng Teman dan Keluarga


Jakarta

Bogor yang sejuk, rindang, dan teduh menawarkan banyak tempat wisata outdoor, salah satunya camping ground yang cocok untuk kegiatan liburan bersama teman dan keluarga. Camping di arena terbuka bisa jadi sarana relaksasi, main bareng, atau sekadar jalan-jalan di area adem khas Bogor.

Buat detikers yang sedang mencari arena camping ground untuk liburan atau gathering bersama kolega, berikut adalah beberapa alternatifnya. Tiap camping ground dijamin bersih, cukup air, dan tersedia cukup kamar mandi untuk pengunjung.

Rekomendasi 12 Camping Ground Terbaik di Bogor 2025

Camping Ground di Bogor menawarkan fasilitas lengkap dengan suasana alam yang mendukung. Perpaduan keindahan alam dan kelengkapan sarana penunjang menjadikan camping ground pilihan tepat untuk main, olahraga, atau bikin game lucu bersama teman serta keluarga.


1. Bumi Kepanduan Sentul, Bogor

Camping ground Bumi Kepanduan Sentul, BogorCamping ground Bumi Kepanduan Sentul, Bogor (dok. situs Bumi Kepanduan)

Salah satu camping ground favorit di Bogor ini berlokasi di kawasan Sentul tepatnya Kampung Cikeas, Desa Bojong Koneng Sentul, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dikutip dari website resminya, Bumi Kepanduan Sentul dapat menampung 400 orang dengan jumlah kamar mandi 30 pintu untuk mencegah antrian.

Berkemah di Bumi Kepanduan Sentul tentunya Anda akan mendapatkan fasilitas terbaik berupa rumah, saung panitia, dan sound system. Pihak pengelola juga menyediakan perlengkapan kemah seperti tenda pleton dan tenda dome yang dapat disewa, dengan biaya sudah termasuk pemasangan dan pembongkaran. Dengan layanan pendukung yang lengkap, Bumi Kepanduan Sentul mampu menghadirkan pengalaman beraktivitas di alam terbuka yang menyenangkan dan menantang.

Harga tiket yang ditawarkan Bumi Kepanduan Sentul relatif terjangkau dan beragam, mulai dari Rp 100-350 ribu untuk outbound dengan ketentuan jumlah tamu minimal 30 orang. Sedangkan untuk berkemah dikenakan harga mulai Rp 8,5 juta per malam, lengkap dengan layanan katering dengan biaya mulai dari Rp 20 ribu per porsi.

2. Agrowisata Gunung Mas

Agrowisata Gunung Mas Puncak BogorAgrowisata Gunung Mas Puncak Bogor (dok. Pradita Utama/detikcom)

Area camping ground ini berada di Jalan Raya Puncak Km 87, Tugu Selatan, Cisarua, Bogor, Jawa Barat dengan lanskap yang memanjakan mata. Sepanjang mata memandang, kita akan melihat hamparan kebun teh hijau segar yang sangat cocok untuk cuci mata.

Dikutip dari situs resmi Gunung Wisata Puncak, camping ground ini mengedepankan wisata dengan suasana yang sejuk dan keindahan Pegunungan Pangrango. Gunung Mas cocok jadi rekomendasi camping ground, apalagi di ini tersedia beragam fasilitas penunjang. Misal restoran, penginapan, kolam renang, lapangan bola, dan paralayang.

Tiket masuk Agrowisata Gunung Mas berbeda sesuai hari kunjungan yaitu Senin-Jumat Rp 15.500 per orang dan Sabtu-Minggu sebesar Rp 20 ribu per orang. Sedangkan untuk tarif campingnya adalah Senin-Jumat mulai dari Rp 600 ribu per malam dan Sabtu-Minggu sebesar Rp 700 ribu per malam. Kita juga bisa menggunakan layanan program outdoor lengkap dengan instrukturnya.

3. Highland Camp Curug Panjang

situs Camping ground Curug PanjangCamping ground Curug Panjang (dok. situs Camping ground Curug Panjang)

Warga Bogor tentunya tidak asing dengan Highland Camp Curug Panjang yang berlokasi di Puncak Bogor, Jawa Barat. Tempat ini menawarkan pegunungan dengan pepohonan rimbun, sungai mengalir, dan air terjun yang indah.

Tempat wisata ini cocok jadi tempat liburan atau gathering bersama kolega kantor dengan fasilitas lengkap dan berkualitas yang mendukung kenyamanan serta keselamatan pengunjung. Di sini ada 11 camp site di tiga zona dengan total daya tampung mencapai 832 orang. Tiap zona punya kelebihan sendiri, misal zona halimun yang cocok untuk kegiatan skala besar.

Di area Highland Camp Curug Panjang juga ada tiga anak sungai dan lima air terjun yang cocok untuk berenang, body rafting, river trekking, dan cliff jumping. Tentunya tersedia cukup fasilitas dasar seperti seperti toilet, mushola, dan area parkir yang bersih dan nyaman.

4. Camp Hulu Cai

Camping ground Camp Hulu CaiCamping ground Camp Hulu Cai Foto: Instagram Camp Hulu Cai

Rekomendasi camping ground berikutnya adalah Camp Hulu Cai yang terletak di Jalan Veteran II, Cibedug, Ciawi, Bogor, Jawa Barat. Fasilitas yang ditawarkan beragam mulai dari cabin, kamar, restoran, dan lainnya cocok untuk kegiatan outbound training, gathering, dan wisata bertemakan alam.

Dikutip dari situs Camp Hulu Cai, ada bermacam paket yang ditawarkan camping ground ini untuk liburan bersama teman dan kolega dalam berbagai skala. Pertama adalah paket family gathering, yang cocok untuk keluarga yang ingin berlibur dengan nuansa kebersamaan. Paket ini include dengan akomodasi, makan, aktivitas air, permainan tradisional, api unggun, dan karaoke.

Kedua adalah paket Outing, yang cocok untuk komunitas yang ingin bersenang-senang bersama teman-teman. Paket ini include dengan akomodasi, makan, aktivitas air, permainan tradisional, api unggun, dan karaoke. Pilihan lain adalah paket outbound untuk skala paling besar bersama tim perusahaan yang sudah mencakup akomodasi, makan, aktivitas air, flying fox, paintball, ice breaking, team building, leadership training, dan api unggun.

5. Gunung Pancar, Bogor

Sri Mulyani liburan di Gunung PancarMenke Sri Mulyani camping di Gunung Pancar (dok. Instagram @smindrawati)

Gunung Pancar terletak di Kampung Ciburial, Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Letaknya sangat strategis, mudah dicapai dari Jakarta dengan waktu tempuh 1-1,5 jam lewat Tol Jagorawi menuju Sentul City.

Di sini kita dapat menikmati berbagai fasilitas lengkap seperti area camping dan glamping, spot foto estetik, trekking dengan pemandu, area outbound, hammock, sekaligus pemandian air panas. Dikutip dari situsnya, camping ground menyediakan fasilitas pendukung yang lengkap misal area parkir, toilet bersih, mushola, warung makan, dan gazebo yang nyaman.

Tiket masuk untuk wisatawan domestik adalah Rp 10 ribu per orang dan Rp 100 ribu untuk WNA pada weekdays, sedangkan tarif saat akhir pekan dan hari libur adalah Rp 15 ribu bagi WNI dan Rp 150 ribu untuk WNA. Gunung Pancar juga mengenakan tarif parkir motor Rp 5.000 dan mobil Rp 10 ribu saat hari kerja, serta motor Rp 7.500 dan mobil Rp 15 ribu ketika akhir pekan atau libur. Kita harus membayar tambahan sekitar Rp 20.000 per orang jika ingin mengakses pemandian air panas dan ongkos sewa Rp 100.000 per kelompok per jam bagi yang ingin menyewa kolam privat.

6. Camp Gayatri Mountain Adventure

Gayatri Mountain AdventureGayatri Mountain Adventure (dok. situs Gayatri Mountain Adventure)

Area Camp Gayatri Mountain Adventure berada di Sentul City tepatnya Kampung Ciburial, Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pengunjung dapat menikmati berbagai fasilitas seperti area camping dan glamping, trekking, outbound, hammock, hingga pemandian air panas alami. Tersedia juga fasilitas pendukung berupa area parkir, toilet bersih, mushola, gazebo, pusat informasi, serta warung makan untuk menunjang kenyamanan wisatawan.

Harga tiket masuk menurut situs resminya adalah Rp 320 ribu untuk paket outbound sehari plus sewa perlengkapan dan kru. Untuk kegiatan 2 hari 1 malam, tiketnya adalah Rp 625 ribu dengan fasilitas tambahan makan tiga kali, dua kali coffee break, game master, LO (liaison officer). Ada juga paket outbound untuk 5-6 jam Rp 395.000 per orang dengan fasilitas dokumentasi foto.

7. Suaka Elang Loji

Loji Suaka Elang BogorLoji Suaka Elang Bogor (dok. Luthfi Hafidz/detikcom)

Camping ground Suaka Elang Loji terletak di Desa Ciburayut, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang berada di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak. Tempat ini adalah area pelestarian alam sekaligus destinasi wisata edukatif berbasis konservasi elang, yang mudah dijangkau dari Bogor dengan waktu tempuh 1-2 jam.

Fasilitas di lokasi ini cukup lengkap dan mendukung berbagai aktivitas wisata seperti area camping ground, jalur trekking, toilet, mushola, spot foto, serta warung dan area parkir. Pengunjung juga bisa melihat langsung elang di kandang display dalam Pusat Suaka Satwa Elang Jawa (PSSEJ), serta menikmati suasana hutan pinus yang rindang dan sejuk.

Biaya outbound di area camping ground Suaka Elang Loji adalah Rp 285-350 ribu per orang untuk paket 1 hari dan Rp 550-750 ribu per orang untuk 2 hari 1 malam. Harga ini sudah termasuk fasilitas seperti sewa lokasi, makan, peralatan games, fasilitator, hingga tiket masuk area wisata.

8. Eagle Hill Outbound

Eagle Hill IndonesiaEagle Hill Indonesia Foto: situs Eagle Hill Indonesia

Kawasan camping ground di Megamendung, Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat ini berada di dataran tinggi dengan udara sejuk dan dikelilingi hutan pinus. Area ini cocok untuk kegiatan outbound, training, dan gathering.

Fasilitas di Eagle Hill Outbound cukup lengkap mencakup area outbound, lapangan luas, aula serbaguna, serta saung untuk berkumpul. Tersedia juga area perkemahan, penginapan dengan berbagai kapasitas, ruang makan, mushola, toilet, dan spot foto alam. Selain itu, ada tim fasilitator profesional yang siap memandu berbagai kegiatan seperti team building, family gathering, dan pelatihan kepemimpinan.

Harga paket outbound di Eagle Hill bervariasi tergantung penyedia layanan. Paket 1 hari dengan minimal peserta 30 orang tersedia dengan harga Rp 370 ribu, sementara Cakra Adventure menetapkan tarif Rp 380.000 dengan minimal 40 peserta.

9. Lembah Salak Camping Ground

Camp Ground Lembah SalakCamping Ground Lembah Salak (dok. Luthfi Hafidz)

Lembah Salak Camping Ground berada di kawasan Curug Putri Pelangi, Tajur Halang, Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasinya berada di kaki Gunung Salak dengan pemandangan luar biasa, udara pegunungan yang sejuk serta pemandangan city light Kota Bogor saat malam hari.

Lokasi ini menawarkan area camping yang luas dengan kontur berundak, cocok untuk mendirikan tenda atau beristirahat. Fasilitas yang tersedia meliputi toilet, mushola, kafe sederhana, mushola, dan area parkir. Pengunjung juga bisa trekking singkat ke Curug Putri Pelangi dan menikmati wisata peternakan kecil seperti taman kelinci.

10. Curug Cipamingkis

Curug CipamingkisCurug Cipamingkis yang menyediakan camping ground (dok. Travelus Muliawan/d’Traveler)

Camping ground Curug Cipamingkis berlokasi di Desa Wargajaya, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dari pusat Kota Bogor, perjalanan menuju lokasi membutuhkan waktu sekitar 1,5 hingga 2 jam dengan rute melalui Tol Jagorawi, Sentul, hingga Jonggol. Kawasan ini dikenal dengan udara sejuk pegunungan dan pemandangan alam yang masih asri.

Tempat wisata ini dilengkapi dengan area parkir luas, mushola, dan toilet bersih. Pengunjung juga dapat menikmati fasilitas seperti villa, rumah pohon, camping ground, jembatan gantung, hingga taman Baratayudha. Kehadiran warung makan dan spot foto kekinian menambah kenyamanan liburan di area air terjun.

Harga tiket masuk Curug Cipamingkis adalah Rp 35 ribu per orang pada hari kerja dan Rp 40 ribu saat akhir pekan, sementara wisatawan mancanegara dikenakan Rp 50 ribu. Untuk camping, biaya yang dikenakan mulai dari Rp 60-65 ribu per orang tergantung hari kunjungan. Selain itu, tersedia villa dengan tarif mulai Rp 350 ribu hingga Rp 3 juta per malam sesuai fasilitas yang dipilih.

11. Bukit Cirimpak Camping Ground

Camping ground Bukit CirimpakCamping ground Bukit Cirimpak (dok. Instagram bukit_cirimpak)

Lokasi Bukit Cirimpak Camping Ground terletak di Jalan Curug Panjang, Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Area di ketinggian 900-1.022 mdpl ini menawarkan panorama megah Gunung Salak dan Gede Pangrango, serta city-light Kota Bogor saat malam hari yang memukau.

Fasilitas di Bukit Cirimpak sudah cukup lengkap untuk mendukung kegiatan camping misal toilet bersih, mushola, colokan listrik, area charging, warung 24 jam, serta parkir dan penitipan helm. Peralatan camping juga bisa disewa di lokasi-mulai dari tenda dome (kapasitas 2-6 orang), sleeping bag, matras, lampu tenda, kompor, nesting, hingga BBQ kit dengan harga yang cukup bersahabat.

Biaya camping di Bukit Cirimpak Camping Ground tergolong cukup terjangkau dengan fasilitas yang sudah lengkap. Untuk tiket masuk camping per malam, pengunjung dikenakan Rp 35 ribu per orang pada hari biasa dan Rp 40 ribu per orang saat akhir pekan atau libur nasional. Harga ini sudah mencakup akses area camping, parkir kendaraan, toilet, hingga listrik umum, sementara anak-anak usia kurang dari 7 tahun gratis biaya masuk.

12. Kawah Ratu

Berendam air panas menjadi salah satu cara menghilangkan lelah dan stres. Apalagi kalau berendamnya dengan pemandangan alam yang luar biasa seperti Kawah Ratu.Pesona Kawah Ratu (Dok. Tripa Ramadhan)

Kawah Ratu terletak dalam kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Bogor, Jawa Barat di ketinggian 1.437 mdpl dengan udara sejuk dan pemandangan yang masih asri. Untuk mencapai kawasan ini, pengunjung biasanya memulai perjalanan dari kawasan Pasir Reungit atau Cidahu lalu trekking menyusuri hutan pinus yang rimbun.

Fasilitas di Kawah Ratu cukup memadai bagi para pencinta alam. Tersedia area camping ground yang dilengkapi dengan lahan tenda, toilet umum, dan area memasak sederhana. Selain itu, ada pula jalur trekking yang jelas, posko penjagaan, serta penyewaan perlengkapan camping bagi yang tidak membawa sendiri. Suasana alami dengan hamparan hutan pinus menambah kenyamanan saat berkemah maupun beristirahat setelah pendakian.

Dikutip dari situs resminya, biaya masuk ke Kawah Ratu masih terjangkau. Wisatawan lokal dikenakan tiket sekitar Rp 15 ribu dan WNA Rp 75 ribu saat hari kerja, sedangkan tarif ketika weekend adalah Rp 25 ribu per orang untuk turis lokal dan Rp 125 ribu bagi wisatawan mancanegara.

Untuk yang ingin bermalam, tarif camping ground ditetapkan sekitar Rp 25 ribu per orang dengan biaya parkir Rp 5-10 ribu untuk motor dan mobil Rp 10 ribu. Bagi yang menginginkan pengalaman lengkap, tersedia paket trekking dengan pemandu, tiket masuk, serta fasilitas tambahan dengan harga mulai Rp 200-450 ribu per orang.

Nah, detikers yang ingin mencoba liburan di camping ground bisa mencoba salah satu yang direkomendasikan. Jangan lupa update info ketersediaan layanan dan fasilitas lainnya di media sosial atau situs terkait, supaya bisa liburan dengan aman dan nyaman.

(row/row)



Sumber : travel.detik.com

Pesona Tersembunyi Leuwi Hejo, Bogor



Jakarta

Traveler yang ingin basah-basahan di weekend yang lokasinya dekat Jakarta, bisa datang nih ke Leuwi Hejo. Air terjun dengan kolam air yang jernih bisa digunakan traveler bermain air sambil mandi di sekitar lokasi curug.

Leuwi dalam bahasa Sunda berarti relungan atau kolam, sedangkan hejo berarti hijau. Sesuai dengan namanya, air terjun ini yang diapit tebing batu pegunungan ini juga punya pemandangan indah.

Wisata Trekking Curug Leuwi HejoWisata Trekking Curug Leuwi Hejo (Instagram @whatraveltrekkingclub)

Curug Leuwi Hejo terletak di Kampung Wangan Cileungsi, Karang Tengah, Babakan Madang, Sentul, Bogor. Jika kamu ke sini dengan menggunakan kendaraan roda empat bisa langsung keluar di pintu Tol Sentul lalu ambil ke arah kawasan Jungleland dan jarak ditempuh sekitar 4 jam perjalanan dari Jakarta.


Lokasi detailnya bisa ditemukan di Google Maps kok.

Daya tarik

Selain punya kolam air terjun yang jernih, datang ke sini traveler bisa menikmati curug lain karena Leuwi Hejo memiliki beberapa curug dengan total jumlahnya ada lima. Mulai dari Curug Leuwi Hejo, Curug Leuwi Liek, Curug Leuwi Ciung, Curug Leuwi Cepet dan Curug Baliung.

Lokasi antara curug yang satu dengan yang lainnya tidak terlalu jauh kok. Hanya memerlukan waktu sekitar 5-15 menit dengan perjalanan tracking.

Oh iya, saking indahnya, Curug Leuwi Hejo sering disebut sebagai Green Canyon Bogor. Curug Leuwi Hejo sendiri memiliki kedalaman yang bervariatif mulai dari kedalaman 2 meter hingga 10 meter. Airnya yang berwarna kehijauan membuat pemandangannya semakin indah.

Harga tiket masuk dan operasional

Biaya masuk ke Curug Lewi Hejo ini sangat terjangkau. Hanya dengan membayar Rp 15.000 sekali datang, kamu bisa menikmati keindahan alam di sini. Dan jika ingin mendatangi curug lainnya cukup mengeluarkan uang sekitar Rp 10.000.

Tetap patuhi protokol kesehatan saat berkunjung ke Curug Leuwi Hejo. Jika tertarik datang ke sini, kamu bisa mampir setiap hari pukul 08.00 hingga 17.00 WIB.

(sym/fem)



Sumber : travel.detik.com

5 Curug Cantik Dekat Bekasi, Bisa Jadi Spot untuk Liburan Singkat



Bekasi

Bekasi selama ini dikenal sebagai kota industri yang sibuk dan padat penduduk. Tapi siapa sangka, tak jauh dari hiruk-pikuk kota, ada sejumlah curug atau air terjun cantik yang bisa jadi pilihan untuk melepas penat.

Mulai dari air terjun tersembunyi di tengah kota, hingga yang berada di kaki gunung, semuanya bisa dijangkau dalam waktu 1-2 jam saja dari Bekasi.

1. Curug Parigi – Bekasi

Curug Parigi merupakan air terjun terdekat dari pusat Kota Bekasi. Berlokasi di Bantargebang, curug tersebut bisa dicapai hanya dalam waktu sekitar 30 menit dari Jalan Raya Narogong.


Meski tak terlalu tinggi, aliran airnya melebar seperti tirai alami yang kerap disebut-sebut mirip Niagara mini. Tempat ini cukup populer untuk spot foto karena tampilannya yang unik.

Namun, fasilitas di lokasi masih tergolong sederhana. Jadi, sebaiknya bawa bekal sendiri dan pastikan untuk tidak meninggalkan sampah.

2. Curug Cigentis – Karawang

Sekitar 1,5 jam berkendara dari Bekasi, traveler bisa menemukan Curug Cigentis yang terletak di Kecamatan Tegalwaru, Karawang. Air terjun ini dikelilingi oleh hutan lebat yang membuat udara di sekitarnya terasa sejuk dan menyegarkan.

Curug Cigentis KarawangCurug Cigentis Karawang. (Asti Azhari/detikTravel)

Harga tiket masuknya juga cukup ramah di kantong, sekitar Rp 25 ribu per orang. Selain bermain air, pengunjung juga bisa trekking ringan menyusuri jalur alam sambil menikmati suasana pegunungan.

3. Curug Leuwi Hejo – Bogor

Bergeser ke kawasan Sentul, Bogor, ada Curug Leuwi Hejo yang terkenal karena airnya yang bening berwarna kebiruan. Untuk mencapai lokasi, pengunjung perlu berjalan kaki menyusuri jalur setapak selama kurang lebih 20 menit.

Bermain Air Di Segarnya Aliran Sungai Curug Leuwi HejoCurug Leuwi Hejo. (Luthfi hafidz/detikcom)

Begitu tiba, rasa lelah langsung terbayar dengan pemandangan kolam alami yang menggoda untuk langsung diceburin. Tak heran kalau tempat tersebut jadi favorit wisatawan muda dari Jakarta dan Bekasi.

4. Curug Bidadari – Sentul

Masih di kawasan Sentul Paradise Park, Curug Bidadari menawarkan air terjun setinggi 40 meter dengan aliran yang cukup deras. Di bawahnya terdapat kolam buatan yang dikelola dengan baik, lengkap dengan berbagai fasilitas pendukung.

Mulai dari area parkir, kamar mandi, hingga wahana permainan air tersedia di sini. Tempat ini cocok untuk liburan keluarga yang ingin menikmati suasana alam tanpa mengorbankan kenyamanan.

5. Curug Nangka – Bogor

Curug Nangka di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, BogorCurug Nangka. (Muhammad Lugas Pribady/detikcom)

Bagi traveler yang suka tantangan dan kegiatan outdoor, Curug Nangka di kawasan kaki Gunung Salak bisa jadi opsi menarik. Lokasinya memang cukup jauh, sekitar dua jam dari Bekasi, tapi pemandangan hutan pinus dan gemericik air sepanjang jalur membuat perjalanan terasa menyenangkan.

Jalur menuju curug ini tergolong menantang, sehingga cocok untuk wisatawan yang ingin merasakan petualangan ringan sambil menikmati alam.

Tips Wisata ke Curug

Datanglah di pagi atau siang hari untuk menghindari keramaian, terutama di akhir pekan. Lalu, gunakan alas kaki yang nyaman dan tahan air, karena sebagian besar curug hanya bisa diakses dengan berjalan kaki.

Kemudian yang tak kala pentingnya, bawa kantong sampah sendiri dan pastikan tidak meninggalkan sampah di lokasi wisata.

Dan juga jangan lupa untuk selalu cek prakiraan cuaca sebelum berangkat. Karena air terjun bisa berbahaya saat musim hujan atau hujan deras turun tiba-tiba.

(upd/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Wisata Alternatif yang Bisa Dijajal Traveler di Sekitar Gunung Merapi



Yogyakarta

Kawasan Gunung Merapi memang punya pesonanya sendiri. Sehingga banyak wisatawan yang ingin berkunjung ke sana.

Meski dikenal sebagai salah satu gunung api paling aktif di Indonesia, daya tariknya justru terletak pada perpaduan antara keindahan alam, sejarah letusan yang dramatis, hingga kehidupan masyarakat yang tetap berdiri tegak di sekitarnya.

Namun, sebelum traveler tergoda menyusun rencana liburan ke sana, ada baiknya menyimak perkembangan terkini. Hingga September 2025 ini, status Gunung Merapi masih berada di siaga level III.


Pendakian ke puncak melalui jalur seperti Selo dan Sapu Angin masih ditutup total sejak 2018, dan belum ada tanda-tanda akan dibuka kembali dalam waktu dekat. Kondisi ini dipertegas oleh laporan dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) serta sejumlah media nasional.

Nah jangan khawatir traveler, sebagai alternatifnya, di sekitar kaki Gunung Merapi juga ada banyak pilihan destinasi yang bisa dikunjungi tanpa harus menantang bahaya. Kawasan seperti Kaliurang, Kaliadem, dan Cangkringan tetap menyimpan segudang pengalaman seru yang aman dinikmati oleh wisatawan.

Salah satu yang paling populer tentu saja adalah Lava Tour Merapi. Naik jeep terbuka, kamu akan diajak menyusuri bekas aliran lava erupsi 2010. Di sepanjang perjalanan, pemandangan dramatis bekas rumah-rumah yang luluh lantak, sungai kering yang jadi jalur lahar, hingga batu-batu besar yang terlontar dari kawah menjadi saksi bisu dahsyatnya Merapi.

Jika ingin suasana yang lebih tenang, Kaliurang bisa jadi pilihan tepat. Udaranya sejuk, banyak penginapan bergaya klasik Jawa, dan cocok untuk wisata keluarga. Di sana juga ada Ullen Sentalu Museum, tempat yang tak hanya menyimpan benda-benda bersejarah dari Dinasti Mataram, tapi juga menghadirkan pengalaman budaya yang begitu mendalam.

Tak jauh dari sana, ada juga Bunker Kaliadem. Tempat ini dulu digunakan sebagai tempat perlindungan saat erupsi, namun sekarang menjadi spot favorit wisatawan untuk menikmati panorama Merapi dari kejauhan. Saat cuaca cerah, puncak Merapi terlihat jelas berdiri megah di balik kabut tipis.

Selain itu, buat traveler yang ingin menikmati sisi edukatif dari bencana Merapi, ada Museum Sisa Hartaku di Desa Petung. Museum kecil itu menampilkan sisa-sisa rumah, motor, peralatan rumah tangga, hingga kerangka hewan ternak yang tak sempat diselamatkan saat erupsi.

Semuanya ditata secara apa adanya, membuat pengunjung bisa merasakan langsung bagaimana dahsyatnya letusan Merapi saat itu.

Jangan lupa, kawasan ini berada di zona rawan bencana, dan cuaca di pegunungan bisa berubah cepat. Maka dari itu, selalu cek prakiraan cuaca sebelum berangkat, dan ikuti arahan dari petugas atau pemandu lokal.

(upd/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Nyamannya Sensasi Air Hangat Gunung Guntur di Cahaya Villas Garut



Garut

Berkali-kali liburan ke Garut, baru di akhir pekan kemarin akhirnya kami kesampaian menginap di Cahaya Villas. Tak seperti hotel dan penginapan lain, Cahaya Villas yang berlokasi di Jl. Cipanas Baru No. 83, Langensari memanfaatkan air panas alami dari Gunung Guntur untuk shower, kolam renang, maupun water parknya.

Sekalipun demikian, air panas ini tak beraroma belerang dan tak bikin pedih di mata. Setelah menempuh perjalanan sekitar 4 jam dari Depok, saat check-in selepas Ashar bersama anak-anak kami langsung melepas penat dengan berenang di kolam renang. Benar-benar bikin fresh. Sementara istri memilih berendam di kolam Jacuzzi yang tersedia di setiap tipe villa.


“Kami merupakan resort hotel yang mengakomodir semua segmentasi market (individu, family , komunitas, government & corporate),” tutur GM Cahaya Villa Antoni Gultom saat berbincang dengan detikTravel.

Berdiri di atas lahan sekitar 18 ribu m2, Cahaya Villas yang beroperasi mulai Oktober 2018 dilengkapi hotel berkapasitas 120 kamar, dan 43 kamar villa untuk tipe standar, suites, dan penthouse. Cahaya Villas, kata Antoni, dilengkapi 2 ballroom, yakni Papandayan Meeting Hall berkapasitas 500 orang dan ⁠Cahaya Grand ballroom (1.200 orang).

“Kalau untuk okupansi rata-rata per bulan 85%, kalau libur panjang Maulid pekan lalu tingkat hunian sampai 95%,” imbuh alumnus Akademi Perhotelan Aktripa Bandung itu.

Tak seperti hotel dan penginapan lain, Cahaya Villas yang berlokasi di Jl. Cipanas Baru No. 83, Langensari memanfaatkan air panas alami dari Gunung Guntur untuk shower, kolam renang, maupun water parknya.  SFasilitas bermain perahu di Cahaya Villas Foto: Sudrajat

Fasilitas lainnya, dari pengamatan selintas detikTravel Cahaya Villas dilengkapi area fitness, danau buatan untuk anak-anak dan keluarga bermain perahu, kafe, dan lainnya.

Area parkir di halaman depan cukup luas. Untuk para tamu yang menginap di villa, setiap kendaraan dapat langsung diparkir di depan atau samping villa.
Resto untuk sarapan cukup luas, menyajikan aneka menu lokal, Asia, maupun Eropa.

Cahaya Villas, GarutCahaya Villas Hotel, Garut (Foto:Sudrajat/detikcom)

Selain soal ras, vie ke arah Gunung Guntur yang seolah berada di pelupuk mata menjadi sensasi tersendiri. Di tengah menikmati sarapan, kebanyakan tamu asyik berselfie ria dengan latar gunung tersebut.

“Semuanya sih oke, kecuali WiFi-nya agak lemot. Mungkin karena cuaca dan daerah ini dikelilingi pegunungan ya,” kata Mukti Rahardi, mahasiswa asal Semarang yang menginap bersama keluarganya.

Ia terlihat menutup laptopnya dan kemudian asyik berselancar di dunia maya melalui iPhone di genggamannya.

(jat/ddn)



Sumber : travel.detik.com

Macan Tutul dan Naga Jawa Ada di Gunung Sanggabuana, Kok Bisa?


Karawang

Gunung Sanggabuana menjadi saksi keberagaman hewan asli Indonesia yang merupakan kekayaan alam. Wilayah hutan di Karawang, Jawa Barat ini menjadi rumah bagi 20 macan tutul yang tertangkap kamera dalam ekspedisi Tim Macan Tutul Kostrad TNI AD dan Sanggabuana Conservation Foundation (SCF).

Sebelumnya dalam ekspedisi tahun 2022, tim SCF dan Fakultas Biologi Universitas Nasional (Unas) menemukan naga Jawa di balik bebatuan aliran sungai di Gunung Sanggabuana. Xenodermus javanicus ini adalah ular ramping dengan panjang 50 cm yang penampilannya mirip naga.

“Di rimba Gunung Sanggabuana, tumbuh harapan jejak kehidupan yang hampir punah. Indonesia adalah rumah bagi keajaiban alam. Mari kita rawat dan jaga bersama,” tulis republikindonesia yang merupakan akun Instagram resmi Indonesia dilihat detiktravel.


Beristirahat di sebuah air terjun ditengah hutan belantara, sebuah bonus dalam perjalananHutan Sanggabuana di Gunung Sanggabuana, Karawang, Jawa Barat (dok. detik)

Tentu ada alasan hewan eksotis tersebut hidup di gunung setinggi 1.300 mdpl ini. Apalagi, gunung yang tidak terlalu tinggi ini juga menjadi tempat tinggal satwa nyaris punah owa Jawa dan Elang Jawa seperti ditulis dalam akun Instagram gunungsanggabuana dari Sanggabuana Wildlife Ranger.

Arsip detikTravel menjelaskan kawasan Pegunungan Sanggabuana sebetulnya adalah Hutan Produksi Terbatas (HPT) yang dikelola oleh Perum Perhutani. Kendati begitu, sebagai tempat latihan Resimen Latihan dan Pertempuran (Menlatpur) Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad AD) ini memiliki kekayaan alam berlimpah.

Eksplorasi Sanggabuana Wildlife Expedition tahun 2020 menemukan 157 titik mata air yang ada di sepanjang Pegunungan Sanggabuana. Sebanyak 60% aliran air mengisi Waduk Jatiluhur di Purwakarta, sedangkan 40% mengalir di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum. Mata air ini memungkinkan tanaman tumbuh dan mengawali siklus rantai makanan di Gunung Sanggabuana.

Keberadaan Gunung Sanggabuana dan hewan eksotis nyaris punah, sebetulnya kontras bagi Karawang yang merupakan sentra industri. Keberadaannya memungkinkan kabupaten ini masih punya kantong air dan oksigen di hutan hujan tropis untuk melanjutkan kehidupannya. Tentu dengan catatan, asal hutan Sanggabuana tetap lestari.

Habitat Naga Jawa dan Macan Tutul

Situs Animalium BRIN menjelaskan, naga Jawa hidup di tempat bersih dan sejuk kurang lebih di ketinggian 1.000 mdpl. Ular ini hidup di balik bebatuan pinggir aliran sungai dengan airnya yang bening bebas polusi. Naga Jawa ini seolah malu memperlihatkan dirinya, hingga memilih hidup sendiri di balik batu.

Sedikit beda dengan naga Jawa, macan tutul adalah hewan yang sangat adaptif yang mampu hidup di hutan, padang rumput, pegunungan, dan gurun. Untuk macan tutul Jawa, habitat utamanya adalah hutan tropis dan pegunungan. Habitat lainnya adalah area hutan alam primer, sekunder, dan hutan produksi.

Macan tutul Jawa di Pegunungan Sanggabuana.Macan tutul Jawa di Pegunungan Sanggabuana. Foto: Dok. Sanggabuana Conservation Foundation

Macan tutul suka hutan dengan batang pohon tinggi besar dengan tajuk lebar sebagai tempatnya, plus semak yang rapat untuk tempatnya berburu. Meski terlihat sangar dan buas, macan tutul sebetulnya hewan yang sangat menghormati wilayah kekuasaan hewan sejenis lain. Dia tidak akan masuk dan melanggar wilayah yang sudah ditandai macan tutul lain.

(row/ddn)



Sumber : travel.detik.com

Cuma Rp 50 Ribu Saja! Bisa Seharian Menikmati Keindahan Desa Cibuntu



Kuningan

Berlibur ke tempat indah tak selalu harus mahal. Di Desa Wisata Cibuntu, Kabupaten Kuningan, Anda bisa menikmati keindahan alam, bermain air, hingga mencoba berbagai wahana seru hanya dengan Rp 50.000.

Terletak di kaki Gunung Ciremai, Desa Cibuntu menawarkan udara sejuk dan panorama hijau yang menenangkan. Pengelola objek wisata Desa Cibuntu, Asep, mengatakan Rp 50.000 sudah cukup untuk menikmati semua daya tarik desa ini.

Dengan tiket masuk Rp15.000, wisatawan sudah bisa berkeliling menikmati suasana desa, mengunjungi Air Terjun Gongseng setinggi 15 meter, bersantai di lapangan hijau yang dikelilingi hutan pinus, serta mencoba terapi ikan yang menenangkan.


Masih tersisa Rp35.000? Gunakan Rp10.000 untuk masuk ke kolam renang alami yang airnya langsung mengalir dari mata air pegunungan. Suasana di kolam ini makin menenangkan berkat tebing batu, pepohonan rindang, dan fasilitas seperti gazebo, musala, hingga spot foto yang estetik.

Masih ada sisa Rp25.000 dari bujet awal. Uang itu bisa digunakan untuk menyewa permainan ATV Rp15.000 dan panahan Rp10.000. Jika tak ingin bermain, sisa uang bisa digunakan untuk menikmati kuliner lokal di kantin desa.

“Sisa uang Rp 25.000 bisa buat main ATV atau panahan, atau makan dan minum. Di sini harga makanan masih murah, Rp 25.000 sudah dapat makan besar sama minum,” kata Asep.

Salah seorang pengunjung, Raihan, juga merasakan hal yang sama. Ia memilih membeli tiket all in Rp 25.000 yang sudah termasuk kolam renang, lalu sisanya Rp 25.000 digunakan untuk makan nasi lengko telur (Rp 17.000) dan minum air botol (Rp 8.000).

“Rp 50.000 cukup banget buat seharian di sini, bisa main air, makan, dan menikmati udara segar,” ujarnya.

—-

Artikel ini sudah tayang di detikJabar. Klik di sini untuk membaca selengkapnya.

(ddn/ddn)



Sumber : travel.detik.com

10 Gunung Tertinggi di Dunia, Nomor 1 Everest atau Bukan?


Jakarta

Sering menjadi perdebatan kalau gunung tertinggi di dunia bukanlah puncak Everest, karena terdapat gunung lain yang lebih tinggi dibanding Everest. Namun, nyatanya takhta Everest sebagai gunung tertinggi di dunia belum terbantahkan.

Everest memiliki ketinggian 8.849 meter. Meski begitu, jika dihitung dari dasar gunung, ada gunung lain yang lebih tinggi, seperti Mauna Kea di Hawaii yang mencapai 10.210 meter.

Artikel ini akan membahas 10 gunung tertinggi dunia versi WorldAtlas. Cek selengkapnya!


10 Gunung Tertinggi di Dunia

1. Gunung Everest – 8.849 Meter (Nepal/Tibet – Cina)

Gunung Everest, yang dikenal sebagai “Chomolungma” di Tibet dan “Sagarmatha” di Nepal, adalah puncak tertinggi di dunia. Terletak di perbatasan Nepal dan Tibet, gunung ini pertama kali didaki pada 29 Mei 1953 oleh Sir Edmund Hillary dan Tenzing Norgay. Pendakian Everest menjadi simbol pencapaian manusia dalam menaklukkan alam.

2. K2 (Godwin-Austen) – 8.611 Meter (Pakistan/Cina)

K2, yang dijuluki “Savage Mountain”, adalah gunung kedua tertinggi di dunia. Terletak di Pegunungan Karakoram, Pakistan, K2 terkenal karena medan pendakiannya yang ekstrem dan tingkat kesulitan yang tinggi. Pendakian pertama berhasil dilakukan pada 31 Juli 1954 oleh tim Italia yang dipimpin oleh Lino Lacedelli dan Achille Compagnoni.

3. Kangchenjunga – 8.586 Meter (Nepal/India)

Kangchenjunga, yang berarti “Lima Harta Emas Salju”, adalah gunung tertinggi ketiga di dunia. Terletak di perbatasan Nepal dan India, gunung ini memiliki puncak yang dianggap suci oleh penduduk lokal. Pendakian pertama berhasil dilakukan pada 25 Mei 1955 oleh Joe Brown dan George Band dari Inggris.

4. Lhotse – 8.516 Meter (Nepal/Tibet – Cina)

Lhotse, yang berarti “Saudara Everest”, terletak sangat dekat dengan Gunung Everest. Puncaknya pertama kali didaki pada 18 Mei 1956 oleh Ernst Reiss dan Fritz Luchsinger dari Swiss. Lhotse memiliki jalur pendakian yang lebih teknis dan curam dibandingkan Everest, menjadikannya tantangan tersendiri bagi para pendaki.

5. Makalu – 8.485 Meter (Nepal/Tibet – Cina)

Makalu memiliki puncak berbentuk piramida tajam. Pendakian pertama berhasil dilakukan pada 15 Mei 1955 oleh Lionel Terray dan Jean Couzy dari Prancis. Medannya yang curam dan cuaca ekstrem membuatnya sangat sulit didaki.

6. Cho Oyu – 8.188 Meter (Nepal/Tibet – Cina)

Cho Oyu dikenal sebagai salah satu gunung 8.000-an meter yang relatif lebih mudah didaki. Pendakian pertama dilakukan pada 19 Oktober 1954 oleh tim Austria yang dipimpin oleh Herbert Tichy. Gunung ini menjadi pilihan populer bagi pendaki yang ingin menguji kemampuan mereka di ketinggian ekstrim.

7. Dhaulagiri I – 8.167 Meter (Nepal)

Dhaulagiri berarti “Gunung Putih” dalam bahasa Sansekerta. Terletak di Nepal tengah, gunung ini pertama kali didaki pada 13 Mei 1960 oleh tim Swiss. Medannya yang curam dan suhu ekstrem membuatnya menjadi tantangan besar bagi para pendaki.

8. Manaslu – 8.163 Meter (Nepal)

Manaslu, yang berarti “Gunung Jiwa” dalam bahasa Sansekerta, terletak di Nepal bagian barat. Pendakian pertama dilakukan pada 9 Mei 1956 oleh tim Jepang. Gunung ini dikenal karena jalur pendakiannya yang panjang dan medan yang menantang.

9. Nanga Parbat – 8.126 Meter (Pakistan)

Nanga Parbat, yang berarti “Gunung Pembunuh”, terletak di barat daya Pegunungan Himalaya, Pakistan. Pendakian pertama berhasil dilakukan pada 3 Juli 1953 oleh Hermann Buhl dari Austria. Medannya yang ekstrem dan cuaca yang tidak menentu membuatnya menjadi salah satu gunung paling berbahaya untuk didaki.

10. Annapurna I – 8.091 Meter (Nepal)

Annapurna I terkenal memiliki tingkat kematian pendaki tertinggi di dunia. Pendakian pertama dilakukan pada 3 Juni 1950 oleh tim Prancis yang dipimpin oleh Maurice Herzog. Gunung ini dikenal karena jalurnya yang penuh risiko, dengan lereng curam, gletser, dan cuaca ekstrem yang sulit diprediksi.

Dikutip dari Britannica dan USGS meski Everest nomor satu dari permukaan laut, ada gunung lain yang lebih tinggi jika dihitung dari dasar gunung:

  • Mauna Kea (Hawaii): 4.205 m di atas permukaan laut, tapi total dari dasar laut hingga puncak mencapai 10.210 m.
  • Mauna Loa (Hawaii): 4.170 m di atas permukaan laut, tapi dari dasar laut tinggi totalnya 9.170 m.

Jadi, apabila diukur dari permukaan laut, Everest nomor satu tertinggi. Sedangkan jika diukur dari dasar gunung maka Mauna Kea bisa menyalip.

Itulah daftar 10 gunung tertinggi di dunia jika diukur dari permukaan laut. Semoga bermanfaat ya detikers!

Penulis adalah peserta program PRIMA Magang PTKI Kementerian Agama di detikcom.

(nah/nah)



Sumber : www.detik.com

Kenapa Bisa Ada Macan Tutul dan Naga Jawa di Sanggabuana



Jakarta

Artikel terpopuler Rabu 1 Oktober 2025 masih seputar Gunung Sanggabuana yang menjadi saksi keberagaman hewan asli Indonesia yang merupakan kekayaan alam.
Wilayah hutan di Karawang, Jawa Barat ini menjadi rumah bagi 20 macan tutul yang tertangkap kamera dalam ekspedisi Tim Macan Tutul Kostrad TNI AD dan Sanggabuana Conservation Foundation (SCF).

Sebelumnya dalam ekspedisi tahun 2022, tim SCF dan Fakultas Biologi Universitas Nasional (Unas) menemukan naga Jawa di balik bebatuan aliran sungai di Gunung Sanggabuana. Xenodermus javanicus ini adalah ular ramping dengan panjang 50 cm yang penampilannya mirip naga.

Tentu ada alasan hewan eksotis tersebut hidup di gunung setinggi 1.300 mdpl ini. Apalagi, gunung yang tidak terlalu tinggi ini juga menjadi tempat tinggal satwa nyaris punah owa Jawa dan Elang Jawa seperti ditulis dalam akun Instagram gunungsanggabuana dari Sanggabuana Wildlife Ranger.


Keberadaan Gunung Sanggabuana dan hewan eksotis nyaris punah, sebetulnya kontras bagi Karawang yang merupakan sentra industri. Keberadaannya memungkinkan kabupaten ini masih punya kantong air dan oksigen di hutan hujan tropis untuk melanjutkan kehidupannya. Tentu dengan catatan, asal hutan Sanggabuana tetap lestari.

Situs Animalium BRIN menjelaskan, naga Jawa hidup di tempat bersih dan sejuk kurang lebih di ketinggian 1.000 mdpl. Ular ini hidup di balik bebatuan pinggir aliran sungai dengan airnya yang bening bebas polusi.

Naga Jawa ini seolah malu memperlihatkan dirinya, hingga memilih hidup sendiri di balik batu. Sedikit beda dengan naga Jawa, macan tutul adalah hewan yang sangat adaptif yang mampu hidup di hutan, padang rumput, pegunungan, dan gurun.

Selain mengenai satwa di Gunung Sanggabuana, artikel terpopuler lainnya adalah mengenai persiapan MotoGP Mandalika yang akan berlangsung akhir pekan ini.

Berikut daftar berita terpopuler lainnya:

(ddn/ddn)



Sumber : travel.detik.com

Fakta Macan Tutul dan Naga Jawa di Balik Gunung Sanggabuana



Jakarta

Gunung Sanggabuana menjadi saksi keberagaman hewan asli Indonesia yang merupakan kekayaan alam di sana. Ada macan tutul hingga naga jawa di balik gunung itu.

Wilayah hutan di Karawang, Jawa Barat ini menjadi rumah bagi 20 macan tutul yang tertangkap kamera dalam ekspedisi Tim Macan Tutul Kostrad TNI AD dan Sanggabuana Conservation Foundation (SCF).

Sebelumnya dalam ekspedisi tahun 2022, tim SCF dan Fakultas Biologi Universitas Nasional (Unas) menemukan naga Jawa di balik bebatuan aliran sungai di Gunung Sanggabuana.


Xenodermus javanicus adalah ular ramping dengan panjang 50 cm yang penampilannya mirip naga. Tentu ada alasan hewan eksotis tersebut hidup di gunung setinggi 1.300 mdpl ini.

Apalagi, gunung yang tidak terlalu tinggi ini juga menjadi tempat tinggal satwa nyaris punah owa Jawa dan Elang Jawa seperti ditulis dalam akun Instagram gunungsanggabuana dari Sanggabuana Wildlife Ranger.

Keberadaan Gunung Sanggabuana dan hewan eksotis nyaris punah, sebetulnya kontras bagi Karawang yang merupakan sentra industri. Keberadaannya memungkinkan kabupaten ini masih punya kantong air dan oksigen di hutan hujan tropis untuk melanjutkan kehidupannya. Tentu dengan catatan, asal hutan Sanggabuana tetap lestari.

Situs Animalium BRIN menjelaskan, naga Jawa hidup di tempat bersih dan sejuk kurang lebih di ketinggian 1.000 mdpl. Ular ini hidup di balik bebatuan pinggir aliran sungai dengan airnya yang bening bebas polusi.

Naga Jawa ini seolah malu memperlihatkan dirinya, hingga memilih hidup sendiri di balik batu. Sedikit beda dengan naga Jawa, macan tutul adalah hewan yang sangat adaptif yang mampu hidup di hutan, padang rumput, pegunungan, dan gurun.

Selain mengenai satwa di Gunung Sanggabuana, artikel terpopuler lainnya adalah mengenai persiapan MotoGP Mandalika yang akan berlangsung akhir pekan ini.

Itulah berita terpopuler detikTravel Sabtu (4/10) kemarin. Selain itu, ada juga berita tentang lokasi pembangunan vila super mewah Amankila yang disegel hingga cantiknya Davina Karamoy liburan di Dubai.

Berikut Daftar Berita Terpopuler detikTravel, Sabtu (4/10/2025):

1. Kenapa Bisa Ada Macan Tutul dan Naga Jawa di Sanggabuana

2. Keris Naga Siluman Itu Bakal Pulang Kampung dari Belanda ke Indonesia

3. Pesawat Delay, Penumpang Berjoget Bareng di Ruang Tunggu Bandara

4. Menteri AHY Umumkan All Indonesia Berlaku di Seluruh Bandara dan Pelabuhan

5. Vila Amankila yang Super Mewah Itu Disegel, Izinnya Diduga Bermasalah

6. Liburan ke Singapura Ala Gading, Gisel, Gempi

7. Hindari Badai Tropis, Kapal Pesiar Jadi Penyelamat Orang Terdampar

8. MotoGP Bikin Jumlah Penumpang Melonjak, Ada Extra Flight Citilink ke Lombok

9. Potret Tasya Farasya di Dubai, Mewah… Memang Beda Kelas

10. Davina Karamoy Liburan di Dubai, Warganet: Masya Allah Cantiknya

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com