Tag Archives: pemprov dki jakarta

Taman Bugar Favorit Warga Jakbar, Ini 5 Fasilitas Unggulannya


Jakarta

Pemprov DKI Jakarta meresmikan Taman Bugar di Jakarta Barat pada akhir September 2025 yang langsung menjadi favorit warga. Di sini ada banyak fasilitas yang membantu masyarakat menjaga kesehatan fisik dan mental.

Taman Bugar tentunya ramah lansia dan bisa dikunjungi segala usia. Tak heran Taman Bugar selalu ramai sepanjang hari, apalagi di libur weekend. Warga Jakbar dan sekitarnya ramai-rami datang ke taman di Kelurahan Duri Kepa ini.

5 Fasilitas Unggulan Taman Bugar

Berikut wahana dan fasilitas favorit warga di Taman Bugar, Jakbar, saat detikTravel mengunjunginya pada Sabtu (4/10/2025)


1. Lapangan Serbaguna

Taman Bugar di Duri Kepa, Jakarta BaratTaman Bugar di Duri Kepa, Jakarta Barat Foto: Qonita Hamidah/detik travel

Di lapangan serbaguna traveler bisa menjajal permainan sepak bola, voli, dan bulu tangkis. Lapangan ini dikelilingi pagar pembatas yang tinggi dan dilengkapi gawang serta tiang ring atau net.

2. Wahana Bermain Anak

Taman Bugar di Duri Kepa, Jakarta BaratTaman Bugar di Duri Kepa, Jakarta Barat Foto: Qonita Hamidah/detik travel

Fasilitas di sebelah kanan dari arah pintu masuk taman, area ini menjadi tempat bermain anak yang asyik. Di sini ada berbagai wahana permainan misal perosotan, panjat tali, dan monkey bar untuk anak usia 3-12 tahun dengan pengawasan orang tua.

3. Outdoor Fitness Equipment

Taman Bugar di Duri Kepa, Jakarta BaratTaman Bugar di Duri Kepa, Jakarta Barat Foto: Qonita Hamidah/detik travel

Area outdoor fitness equipment berada di sebelah kiri dari pintu masuk taman. Alat fitness di Taman Bugar terdiri dari 2 cross trainer yang berfungsi melatih otot kaki dan paha, serta monkey bar untuk training otot lengan bagi orang dewasa.

4. Banyak Tempat Duduk Unik

Taman Bugar di Duri Kepa, Jakarta BaratTaman Bugar di Duri Kepa, Jakarta Barat Foto: Qonita Hamidah/detik travel

Selain fasilitas untuk kegiatan fisik, Taman Bugar menyediakan banyak tempat duduk bagi pengunjung. Tempat duduk ini berbentuk lingkaran atau setengah lingkaran dari batu bata, yang diberi hiasan pot bunga beserta tanamannya.

5. Guiding Block

Taman Bugar sangat ramah penyandang disabilitas dengan menyediakan guiding block. Konblok ini berwarna kuning bertekstur khusus yang bisa dimanfaatkan pengunjung dengan disabilitas tertentu. Taman Bugar juga tidak menggunakan anak tangga di pintu masuk, demi kenyamanan penyandang disabilitas.

@detiktravel Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Pramono Anung meresmikan Taman Bugar di Duri Kepa. Berbagai fasilitas taman bermain anak-anak hingga fasilitas olahraga yang di sediakan di Taman Bugar ini. Nah kita intip yuk gimana sih fasilitas yang ada di taman yang digadang-gadang sebagai ruang interaksi. Creator: Ikhda Nisrina Nabila – 20DETIK #tamanbugar #wisatajakarta #jakarta ♬ suara asli – detikTravel

(row/ddn)





Sumber : travel.detik.com

Ragunan Buka Malam Minggu, Wisatawan Senang



Jakarta

Taman Margasatwa Ragunan menyuguhkan pengalaman baru buat traveler lewat “Night at the Ragunan Zoo”. Sejumlah pengunjung mengungkapkan pengalaman mereka bermalam mingguan di sana.

Wisata malam ini resmi dibuka perdana pada Sabtu (11/10/2025). detikTravel mengunjungi Ragunan tadi malam.

Melihat aneka satwa di malam hari menghadirkan sensasi yang berbeda dibandingkan siang. Beberapa hewan yang aktif di malam hari atau dikenal sebagai satwa nokturnal bisa diamati oleh pengunjung. Salah satunya adalah kuda nil yang tampak menyapa pengunjung dengan mulut yang selalu terbuka.


Ragunan dipadati masyarakat yang penasaran ingin merasakan bermalam mingguan di sana. Pengunjung cukup ramai, tetapi tidak sepadat siang hari.

“Baru pertama buka, jadi penasaran aja pengin coba suasana yang beda. Tapi menurutku sih tetap lebih ramai siang,” ujar Vivi, pengunjung asal Jakarta Timur.

Pengunjung lain menilai terobosan Pemprov DKI Jakarta itu menjadi cara lain warga bisa beraktivitas berbeda di malam hari.

“Seru banget, bisa healing malam-malam di tempat yang beda. Soalnya kalau di Jakarta biasanya healing nya ke mal terus. Di sini bisa jalan santai sambil lihat hewan,” kata Azmi, pengunjung asal Jakarta Barat.

Tak hanya pengunjung yang jalan-jalan untuk menyaksikan satwa, Night at the Ragunan Zoo juga menarik minat mereka yang ingin berolahraga ringan di Ragunan. Banyak pengunjung datang bersama keluarga dan anak-anak berjalan-jalan santai.

Pengelola pun mengingatkan agar orang tua tetap mengawasi anak-anak selama berkunjung, mengingat kondisi pencahayaan di beberapa area masih minim.

Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, Fajar Sauri, mengatakan bahwa pembukaan perdana ini menjadi bahan evaluasi bagi pihaknya.

“Hari pertama ini kami jadikan sebagai bahan evaluasi ke depannya, termasuk soal penerangan yang masih perlu ditingkatkan,” ujarnya.

Saran dari Pengunjung

Namun, ada beberapa hal yang menjadi perhatian pengunjung, salah satunya soal penerangan di area taman. Beberapa titik jalan masih tampak redup dengan lampu yang terbatas di tepi jalur pejalan kaki.

“Lampunya kurang banget, jadi pas mau foto hasilnya gelap,” kata Tiara, wisatawan asal Slipi.

“Aku malah enggak terlalu lihat hewannya karena gelap, dan katanya juga enggak boleh disenter. Mungkin ke depannya bisa lebih diterangi lagi biar pengunjung bisa lebih menikmati,” Vemi, asal Jakarta Selatan, menambahkan.

Sebagai catatan, pengunjung diimbau untuk tidak menyoroti hewan dengan senter atau lampu kilat kamera, karena bisa mengganggu kenyamanan satwa di malam hari.

Selain dari segi penerangan, fasilitas buggy car yang mengajak pengunjung untuk berkeliling nampak terjadi waiting list sehingga petugas menutup tiket untuk naik buggy car lebih awal. Pengunjung akan diberi waktu selama 1 jam untuk berkeliling menggunakan buggy car di area Night at The Ragunan Zoo yang telah ditentukan oleh pengelola.

Area Night at The Ragunan Zoo hanya dibuka di beberapa titik tempat satwa yang termasuk golongan satwa nokturnal saja.

(fem/fem)



Sumber : travel.detik.com

DKI Bakal Larang Jual Daging Anjing dan Kucing, Pakar IPB Harap Berlaku Nasional


Jakarta

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyatakan akan segera menerbitkan Peraturan Gubernur (Pergub) tentang larangan perdagangan daging anjing dan kucing untuk konsumsi. Langkah ini diambil untuk mencegah penyebaran rabies di Jakarta.

“Mudah-mudahan Jakarta bisa jadi contoh bagi daerah lain,” kata Pramono, dikutip dari unggahan Instagram @dkijakarta, Selasa (14/10/2025).


Merespons rencana Pemprov DKI Jakarta, Guru Besar bidang Genetika dan Pemuliaan Ternak IPB University Prof Ronny Rachman Noor menilai upaya ini merupakan langkah maju.

“Rencana pelarangan perdagangan dan konsumsi daging anjing dan kucing oleh Pemprov DKI Jakarta walaupun terlambat dinilai merupakan langkah maju. Diharapkan langkah ini menjadi cikal bakal pelarangan total konsumsi dan perdagangannya di Indonesia,” tulis Ronny dalam laman IPB, dikutip Senin (20/10/2025).

“Angin segar yang dimulai dari pelarangan peredaran dan konsumsi daging anjing dan kucing di wilayah DKI Jakarta, diharapkan akan diikuti oleh peraturan di tingkat nasional,” imbuhnya.

Tradisi Konsumsi Daging Anjing-Kucing

Ia mengatakan, tradisi mengonsumsi daging anjing dan kucing sudah dilakukan selama ribuan tahun. Di beberapa wilayah di Asia, ada anggapan bahwa konsumsi anjing merupakan bagian dari ritual musiman dan punya manfaat medis.

Konsumsi daging anjing tak terbatas di negara-negara Asia. Warga di negara-negara Amerika dan Afrika tidak luput dari praktik ini.

Sementara itu, kendati konsumsi kucing kurang umum ketimbang daging anjing, praktiknya masih dijumpai di beberapa daerah. Penentangan muncul seiring pergeseran etika, kesehatan, dan budaya, memicu sebagian anak muda memilih tidak makan daging anjing dan kucing.

Di samping itu, berbagai organisasi mengkampanyekan bahaya makan daging kucing dan anjing. Praktik perdagangannya juga kian dikecam lantaran sebagian penjual menerima pasokan anjing dan kucing peliharaan yang dicuri.

Berbagai negara di Asia pun telah melarang sepenuhnya konsumsi anjing dan kucing. Termasuk di antaranya yaitu Taiwan, Hongkong, Thailand, dan India.

Tak Ada Bukti Khasiat Daging Anjing-Kucing

Prof Ronny menjelaskan, dari sisi nilai nutrisi, tidak ada bukti daging anjing dan daging lebih berkhasiat dibandingkan daging sapi.

“Daging sapi secara gizi bahkan lebih unggul daripada daging anjing dan kucing dalam hal kualitas protein, komposisi lemak, dan kepadatan mikronutrien. Sementara daging anjing dan kucing sebanding dalam makronutrien dasar, tetapi informasinya kurang banyak didokumentasikan karena kontroversial secara etika,” terangnya.

Sementara itu, dari sisi kandungan lemak, daging sapi lebih sehat ketimbang daging anjing karena kandungan lemak yang lebih sedikit. Ia mengungkapkan, kandungan zat besi, vitamin B, dan omega 3 daging sapi juga lebih unggul daripada daging anjing dan kucing.

“Daging sapi juga memiliki daya cerna yang lebih tinggi dibandingkan keduanya,” ujar Ronny.

Risiko Tertular Penyakit

Dari sisi kesehatan, Ronny menjelaskan, peredaran dan konsumsi daging anjing dan kucing sangat berisiko terhadap penyebaran zoonosis seperti rabies. Sederhananya, zoonosis merupakan penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia.

Rabies atau sakit anjing gila merupakan penyakit dari virus yang menular lewat gigitan atau kontak dengan hewan terinfeksi.

“Perdagangan anjing dan kucing hidup maupun dagingnya berperan besar dalam meningkatkan risiko penyebaran penyakit rabies ini,” kata Ronny.

Ia juga menyorot rendahnya tingkat kebersihan serta sanitasi pasar hewan informal dan ilegal, yang notabene tidak punya pengawas veteriner. Akibatnya manusia rentan terinfeksi Salmonella, E. coli, dan parasit lainnya.

“Pasar hewan hidup yang menjual anjing dan kucing bersama spesies lain turut menciptakan lingkungan yang kondusif bagi munculnya patogen zoonosis baru, serupa dengan wabah seperti COVID-19,” sambungnya.

Ia menambahkan, jika penyakit zoonosis dari anjing dan kucing menjadi wabah, maka pekerjaan dan perekonomian masyarakat jadi terdampak.

(twu/pal)



Sumber : www.detik.com