Tag Archives: penanganan banjir

Curah Hujan Tinggi, Pemprov Jateng Kerahkan Tim Cegah Banjir


Jakarta – Tingginya curah hujan yang merata di beberapa daerah di Jawa Tengah (Jateng), mengakibatkan genangan dan banjir melanda di sejumlah titik lokasi di Kota Semarang, Kabupaten Demak, dan Kabupaten Grobogan.

Di Kota Semarang, banjir terjadi di kawasan Kaligawe dan Genuk. Hujan deras yang mengguyur sejak sore membuat air cepat naik. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) sigap melakukan penanganan.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jateng Bergas C Penanggungan menjelaskan pihaknya telah mengerahkan tim untuk mendampingi penanganan banjir di Kota Semarang.

“Sudah dari kemarin, sejak kejadian bencana atau kejadian banjir, teman-teman BPBD provinsi sudah membantu. Istilahnya sebagai pendamping teman-teman BPBD Kota Semarang beserta rekan-rekan relawan, TNI, Polri, juga masyarakat,” kata Bergas, dalam keterangan tertulis, Kamis (23/10/2025).

Sejumlah dapur umum dan titik pengungsian juga telah disiapkan, meski hingga Rabu malam belum banyak warga yang mengungsi.

“Yang penting, bantuan logistik sudah kami distribusikan sejak tadi malam,” kata Bergas.

Selain bantuan logistik, BPBD Jateng juga melakukan penanganan jangka pendek berupa mengerahkan mobil pump di Rumah Pompa Tenggang dan Sringin, Kota Semarang.

Di Kali Tenggang, mobile pump telah digunakan. Sedangkan di Sringin, saat ini sedang dilakukan lantaran aksesnya sulit.

“Akses ke Sringin agak sulit, jadi mobilisasi pompa ke sana masih kami upayakan,” ujar Bergas.

Bergas menjelaskan kondisi geografis Kota Semarang yang berada di cekungan membuat wilayah itu sangat bergantung pada sistem pompa air.

“Andalan utama untuk antisipasi banjir di Semarang adalah pompa. Sebenarnya pompa sudah ada. Untuk sekitar Kaligawe menggunakan pompa di Rumah Pompa Tenggang,” ujar Bergas.

“Kalau daerah Genuk itu menggunakan pompa Rumah Pompa Sringin,” sambungnya.

Menurut Bergas, di Rumah Pompa Tenggang ada enam mesin pompa. Adapun di Rumah Pompa Sringin, ada lima unit mesin pompa.

Dari masing-masing rumah pompa, hanya dua yang aktif. Sisanya sedang dilakukan proses peningkatan kapasitas (upgrading) dari mesin berbahan bakar solar menjadi bahan bakar listrik.

“Tujuannya (upgrading) biar saat terjadi sesuatu, enam pompa ini bisa berjalan maksimal. Bisa on (aktif) semuanya,” ujar Bergas.

“Dengan dilakukan upgrading ini, enam pompa yang ada di Tenggang dan lima pompa di Sringin, bisa aktif semuanya. Jadi tidak tidak ada on off-nya, begitu,” sambungnya.

Bergas mengatakan antisipasi supaya banjir tidak meluas, saat ini semua itu tidak terlepas dari kemampuan pompa. Pompa sudah bekerja, namun perlu menunggu dan menyesuaikan dengan kondisi cuaca.

Menurut Bergas, persoalan mendasar banjir tahunan di Kota Semarang atau wilayah daerah cekungan, yakni terletak pada kapasitas pompa yang belum maksimal.

Ia menyebut proses peningkatan kapasitas mesin oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) sedang dilakukan sebagai solusi jangka panjang, agar sistem pompa bisa beroperasi optimal.

Selain di Semarang, BPBD Jateng juga memantau banjir di Grobogan dan Demak, serta beberapa kejadian tanah longsor akibat hujan lebat di wilayah Jateng bagian timur.

BPBD Jateng mengimbau masyarakat untuk tetap waspada menghadapi masa peralihan musim dari kemarau ke hujan. Tentunya ada akan tanda-tanda alam yang berkaitan dengan cuaca ekstrem seperti hujan lebat, dan angin kencang.

“Harapan kami teman-teman di wilayah, khususnya BPD, para relawan, agar bisa menginformasikan informasikan kepada masyarakat untuk selalu waspada,” imbau Bergas.

Salah satu sopir truk, Saefudin (50), warga asal Jepara yang baru tiba dari Pangkalan Bun, Kalimantan, saat ditemui di Jalan Kaligawe Semarang mengatakan dirinya terjebak banjir saat hendak menuju Kudus. Meski begitu, ia menilai pemerintah sudah berupaya menangani situasi.

“Harapannya ya tetap lancar, biar pemerintah cepat mengatasi kendala seperti ini. Sekarang kan sudah mulai disedot, itu sudah bagus,” kata Saefudin.

“Sudah ada perhatian dari pemerintah,” pungkasnya.

Lihat juga Video ‘Jarak Matahari-Bumi Bisa Bervariasi, Apakah Ini Mempengaruhi Cuaca?’:



(prf/ega)



Sumber : news.detik.com

BPBD Jateng Beberkan Upaya Penanganan Banjir di Tengah Curah Tinggi


Jakarta – Tingginya curah hujan yang merata di beberapa daerah di Jawa Tengah (Jateng), mengakibatkan genangan dan banjir melanda di sejumlah titik lokasi di Kota Semarang, Kabupaten Demak, dan Kabupaten Grobogan.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah, Bergas C Penanggungan, menjelaskan, pihaknya telah mengerahkan tim untuk mendampingi penanganan banjir di kantor BPBD Jateng, Semarang.

“Sudah dari kemarin, sejak kejadian bencana atau kejadian banjir, teman-teman BPBD provinsi sudah membantu. Istilahnya sebagai pendamping teman-teman BPBD Kota Semarang beserta rekan-rekan relawan, TNI, Polri, juga masyarakat,” katanya, dalam keterangan tertulis, Kamis (23/10/2025).

Di Kota Semarang sendiri, banjir terjadi di kawasan Kaligawe dan Genuk, sejak Rabu malam, 22 Oktober 2025. Hujan deras yang mengguyur sejak sore membuat air cepat naik. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sigap melakukan penanganan.

Sehingga sejumlah dapur umum dan titik pengungsian juga telah disiapkan, meski hingga Rabu malam belum banyak warga yang mengungsi.

“Yang penting, bantuan logistik sudah kami distribusikan sejak tadi malam,” kata Bergas.

Selain bantuan logistik, BPBD Jateng juga melakukan penanganan jangka pendek berupa mengerahkan mobil pump di Rumah Pompa Tenggang dan Sringin, Kota Semarang.

Di Kali Tenggang, mobile pump telah digunakan. Sedangkan di Sringin, saat ini sedang dilakukan lantaran aksesnya sulit.

“Akses ke Sringin agak sulit, jadi mobilisasi pompa ke sana masih kami upayakan,” tuturnya.

Jelaskan, kondisi geografis Kota Semarang yang berada di cekungan membuat wilayah itu sangat bergantung pada sistem pompa air.

“Andalan utama untuk antisipasi banjir di Semarang adalah pompa. Sebenarnya pompa sudah ada. Untuk sekitar Kaligawe menggunakan pompa di Rumah Pompa Tenggang. Kalau daerah Genuk itu menggunakan pompa Rumah Pompa Sringin,” ujar Bergas.

Menurutnya, di Rumah Pompa Tenggang ada enam mesin pompa. Adapun di Rumah Pompa Sringin, ada lima unit mesin pompa. Dari masing-masing rumah pompa, hanya dua yang aktif. Sisanya sedang dilakukan proses peningkatan kapasitas (upgrading) dari mesin berbahan bakar solar menjadi bahan bakar listrik.

“Tujuannya (upgrading) biar saat terjadi sesuatu, enam pompa ini bisa berjalan maksimal. Bisa on (aktif) semuanya. Dengan dilakukan upgrading ini, enam pompa yang ada di Tenggang dan lima pompa di Sringin, bisa aktif semuanya. Jadi tidak tidak ada on off-nya, begitu,” ujarnya.

Bergas menyampaikan adapun antisipasi supaya banjir tidak meluas, saat ini semua itu tidak terlepas dari kemampuan pompa sudah bekerja, hanya memang ini perlu menunggu, termasuk juga tergantung pada cuaca.

Menurut Bergas, persoalan mendasar banjir tahunan di Kota Semarang atau wilayah daerah cekungan, yakni terletak pada kapasitas pompa yang belum maksimal. Ia menyebut, proses peningkatan kapasitas mesin oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) sedang dilakukan sebagai solusi jangka panjang, agar sistem pompa bisa beroperasi optimal.

Selain di Semarang, BPBD Jateng juga memantau banjir di Grobogan dan Demak, serta beberapa kejadian tanah longsor akibat hujan lebat di wilayah Jawa Tengah bagian timur.

BPBD Jateng mengimbau masyarakat untuk tetap waspada menghadapi masa peralihan musim dari kemarau ke hujan. Tentunya ada akan tanda-tanda alam yang berkaitan dengan cuaca ekstrem seperti hujan lebat, dan angin kencang.

“Harapan kami teman-teman di wilayah, khususnya BPD, para relawan, agar bisa menginformasikan informasikan kepada masyarakat untuk selalu waspada,” imbaunya.

Salah satu sopir truk, Saefudin (50), warga asal Jepara yang baru tiba dari Pangkalan Bun, Kalimantan, saat ditemui di Jalan Kaligawe Semarang mengatakan, ia terjebak banjir saat hendak menuju Kudus. Meski begitu, ia menilai pemerintah sudah berupaya menangani situasi.

“Harapannya ya tetap lancar, biar pemerintah cepat mengatasi kendala seperti ini. Sekarang kan sudah mulai disedot, itu sudah bagus. Sudah ada perhatian dari pemerintah,” ujar Saefudin.

Lihat juga Video ‘Jalan Pantura Semarang-Demak Banjir, Motor Tak Bisa Lewat’:



(prf/ega)



Sumber : news.detik.com

Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang Maksimalkan Pompa Guna Atasi Banjir


Jakarta

Selama dua hari hujan dengan intensitas tinggi yang melanda Kota Semarang menyebabkan sejumlah kawasan dilanda banjir. Beberapa kelurahan memiliki ketinggian air mencapai 50 sentimeter, seperti Muktiharjo Kidul, Tlogosari Kulon, dan Terboyo Kulon,

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang, Suwarto menyebut pihaknya telah mengerahkan seluruh pompa yang dimiliki, untuk mempercepat proses penyurutan air, terutama di kawasan yang menjadi akses vital nasional.

“Jadi kemarin intensitas hujan cukup tinggi, di atas 100 milimeter per detik. Semua pompa yang kami miliki kami kerahkan, termasuk empat unit mobil pompa dan enam unit pompa berkapasitas 250 liter per detik,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (23/10/2025).

Selain pompa milik DPU, bantuan juga datang dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) yang mengoperasikan empat pompa portable berkapasitas 1.000 liter per detik, dua unit pompa berkapasitas 250 liter per detik, serta tambahan dari pihak BPOM dan instansi lain.

Namun, menurut Suwarto, upaya penanganan belum bisa optimal karena beberapa pompa masih dalam tahap konstruksi maupun perbaikan.

“Pompa di wilayah Waru sedang dalam konstruksi oleh Kementerian PUPR, dan dari BBWS hanya satu unit yang berfungsi. Jadi memang belum bisa maksimal,” jelasnya.

Suwarto menyebut kendala teknis seperti proyek Tol Semarang-Demak juga mempengaruhi aliran air ke laut, sehingga memperlambat penanganan banjir.

“Konstruksi tol itu membuat air laut seperti terbendung, sehingga aliran tidak bisa langsung ke laut. Ini akan dibahas dalam rapat bersama Ibu Wali Kota dan para stakeholder terkait, termasuk BUMN dan BBWS,” katanya.

Ia menambahkan, pompa-pompa lama milik BBWS juga mengalami kerusakan karena suku cadangnya sudah tidak tersedia.

“Sudah dilakukan penggantian tiga dari empat unit pompa. Sekarang tinggal menunggu instalasi listrik dari PLN. Panelnya sudah siap, tinggal pasokan listrik dan trafo,” katanya.

Jika seluruh pompa berfungsi normal, kapasitas rumah pompa bisa mencapai 12.000 liter per detik. Namun, saat ini yang beroperasi hanya sebagian kecil.

“Dari enam unit pompa besar yang ada, hanya dua yang menyala. Di Sringin juga baru dua yang berfungsi,” ungkapnya.

Meski begitu, Suwarto menambahkan, DPU tetap berupaya maksimal dengan menambah pompa portable di beberapa titik rawan.

“Total ada sepuluh pompa portable yang aktif, termasuk mobil pompa dengan dua unit di setiap kendaraan. Ini membantu mempercepat penyurutan genangan,” tambah Suwarto.

Terkait area yang masih rawan banjir, Suwarto menyebut beberapa titik masih perlu diwaspadai, seperti Rogosari, Mudiarjo Kidul, Mudiarjo Lor, Bangetayu Kulon dan Wetan, Genuk, hingga Trimulyo.

“Karena pompa Kadang Kebo yang dikelola Pemkot masih berfungsi normal dan mampu mengalirkan air langsung ke Banjir Kanal Timur,” ujarnya.

DPU berharap, lanjut Suwarto, setelah seluruh pompa baru terpasang dan sistem kelistrikan aktif, penanganan banjir di Semarang akan lebih cepat dan efisien.

“Mudah-mudahan dalam minggu-minggu ini instalasi listrik bisa selesai, sehingga seluruh pompa bisa beroperasi maksimal,” pungkasnya.

Simak Video ‘Curah Hujan Tinggi dan Pompa Rusak, Semarang Dilanda Banjir’:

(akd/ega)



Sumber : news.detik.com