Tag Archives: pendidikan tinggi

Beasiswa BPP S3 Dalam Negeri 2025 untuk Dosen-Guru Dibuka, Total Rp 30 Juta



Jakarta

Pusat Pembiayaan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (Puspenma), Sekretariat Jenderal Kementerian Agama membuka pendaftaran beasiswa Bantuan Penyelesaian Pendidikan S3 Dalam Negeri (BPP S3 Dalam Negeri) 2025.

Bantuan ini ditujukan untuk dosen, guru, tenaga kependidikan dan pegawai di bawah lingkungan Kementerian Agama yang sedang menempuh pendidikan S3. Beasiswa bertujuan untuk mendorong penerima agar segera membereskan studinya.

Pendaftaran beasiswa dibuka mulai 5 hingga 15 Oktober 2025. Proses pengajuan beasiswa bisa dilakukan secara online pada laman https://pendaftaran-beasiswa.kemenag.id


Namun, sebelum mendaftar pelamar harus mengetahui dahulu persyaratanya. Mengutip laman Kemenag, berikut ketentuan beasiswa BPP S3 Dalam Negeri 2025:

Komponen Beasiswa BPP S3 Dalam Negeri 2025

Total bantuan BPP S3 Dalam Negeri 2025 memiliki total Rp 30 juta. Dana tersebut nantinya akan ditransfer langsung oleh LPDP kepada peserta.

Adapun cakupan pembiayaan yang bisa dibayarkan oleh bantuan tersebut antara lain:

1. Biaya SPP
2. Biaya penulisan disertasi
3. Biaya penerbitan jurnal ilmiah bereputasi sebagai syarat kelulusan
4. Biaya pembelian berbagai literatur yang diperlukan.

Syarat Daftar Beasiswa BPP S3 Dalam Negeri 2025

  • Warga Negara Indonesia
  • Berstatus sebagai guru pendidikan dasar dan menengah keagamaan, dosen perguruan tinggi keagaman/ma’had aly, tenaga kependidikan pada pendidikan dasar dan menengah keagamaan dan perguruan tinggi keagamaan, ustadz/kyai pondok pesantren, atau pegawai Kemenag
  • Mahasiswa S3 aktif yang tengah mengenyam semester 3.
  • Telah lulus seminar proposal disertasi
  • Tidak sedang menerima beasiswa atau bantuan lain.

Dokumen Daftar Beasiswa BPP S3 Dalam Negeri 2025

  • Surat keterangan hasil studi yang berisikan IPK
  • Surat rekomendasi dari Pimpinan Satuan Kerja
  • Surat pakta integritas yang sudah ditandatangani
  • Surat permohonan bantuan.

Selain beasiswa BPP ini, Kemenag juga merekomendasikan beasiswa lain untuk jenjang lainnya yang disediakan Kemenag. Misalnya beasiswa full scholarship untuk S1-S3, Bantuan Riset Indonesia Bangkit (MoRA The Air Fund), Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB), dan lainnya.

Untuk informasi lebih lengkap terkait beasiswa BPP S3 Dalam Negeri 2025, bisa dipelajari pada laman https://pendaftaran-beasiswa.kemenag.id

(cyu/nah)



Sumber : www.detik.com

25 Universitas Terbaik di Indonesia Versi THE WUR 2025, Apa yang Nomor 1?


Jakarta

Lembaga pemeringkatan universitas Times Higher Education (THE) telah merilis World University Ranking (THE WUR) 2025. Dalam pemeringkatan ini, detikers juga bisa melihat daftar universitas terbaik di Indonesia

THEWUR adalah salah satu peringkat universitas global yang memberikan penilaian berdasarkan pengajaran, riset, transfer pengetahuan, dan wawasan internasional. Total, ada 18 indikator kinerja yang digunakan untuk menilai tiap universitas.


Indikator kinerja perguruan tinggi dikelompokkan ke dalam lima area: pengajaran (lingkungan belajar); lingkungan riset (volume, pendapatan, dan reputasi); kualitas riset (dampak sitasi, kekuatan riset, keunggulan riset, dan pengaruh riset); wawasan internasional (staf, mahasiswa, dan riset); dan industri (pendapatan dan paten).

Peringkat ini juga bisa digunakan sebagai acuan mendaftar universitas. Penasaran apa saja universitas terbaik di Indonesia versi THE WUR 2025? Simak di bawah ini.

25 Universitas Terbaik di Indonesia Versi THE WUR 2025

Berikut daftar universitas terbaik di dunia dari tota 2.092 perguruan tinggi di 115 negara dan wilayah yang masuk pemeringkatan THE WUR 2025.

1. Universitas Indonesia
Ranking dunia: 801-1.000
Skor total:34.5-38.1

2. Institut Teknologi Bandung
Ranking dunia: 1.201-1.500
Skor total: 25.2-30.6

3. BINUS University
Ranking dunia: 1.201-1.500
Skor total: 25.2-30.6

4. Universitas Airlangga
Ranking dunia: 1.201-1.500
Skor total: 25.2-30.6

5. Universitas Gadjah Mada
Ranking dunia: 1.201-1.500
Skor total: 25.2-30.6

6. Universitas Muhammadiyah Surakarta
Ranking dunia: 1.201-1.500
Skor total: 25.2-30.6

7. Universitas Sebelas Maret
Ranking dunia: 1.201-1.500
Skor total: 25.2-30.6

8. Universitas Diponegoro
Ranking dunia: 1.501+
Skor total: 10.5-25.1

9. Universitas Hasanuddin
Ranking dunia: 1.501+
Skor total: 10.5-25.1

10. Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Ranking dunia: 1.501+
Skor total: 10.5-25.1

11. IPB University
Ranking dunia: 1.501+
Skor total: 10.5-25.1

12. Universitas Islam Indonesia
Ranking dunia: 1.501+
Skor total: 10.5-25.1

13. Universitas Jember
Ranking dunia: 1.501+
Skor total: 10.5-25.1

14. Universitas Negeri Malang
Ranking dunia: 1.501+
Skor total: 10.5-25.1

15. Telkom University

Ranking dunia: 1.501+
Skor total: 10.5-25.1

16. Universitas Ahmad Dahlan
Ranking dunia: 1.501+
Skor total: 10.5-25.1

17. Universitas Andalas
Ranking dunia: 1.501+
Skor total: 10.5-25.1

18. Universitas Muhammadiyah Malang
Ranking dunia: 1.501+
Skor total: 10.5-25.1

19. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Ranking dunia: 1.501+
Skor total: 10.5-25.1

20. Universitas Negeri Padang
Ranking dunia: 1.501+
Skor total: 10.5-25.1

21. Universitas Negeri Semarang
Ranking dunia: 1.501+
Skor total: 10.5-25.1

22. Universitas Negeri Surabaya
Ranking dunia: 1.501+
Skor total: 10.5-25.1

23. Universitas Negeri Yogyakarta
Ranking dunia: 1.501+
Skor total: 10.5-25.1

24. Universitas Padjadjaran
Ranking dunia: 1.501+
Skor total: 10.5-25.1

25. Universitas Pendidikan Indonesia
Ranking dunia: 1.501+
Skor total: 10.5-25.1

Itulah 25 universitas terbaik di Indonesia versi THE WUR 2025. Ada kampus impianmu?

(nir/twu)



Sumber : www.detik.com

25 SMA Terbaik di Jakarta Versi Nilai UTBK, Ada Sekolahmu?


Jakarta

Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) pernah mengeluarkan daftar SMA terbaik berdasarkan nilai UTBK. Salah satu peringkat yang bisa kamu lihat adalah daftar SMA terbaik di Jakarta.

Pemeringkatan ini dirilis oleh LTMPT dalam tajuk data Top 1000 Sekolah. Peringkat tersebut diambil dari rerata nilai UTBK 2022 tertinggi. Adapun nilai UTBK 2022 dihitung berdasarkan hasil 60 persen Tes Potensi Skolastik (TPS) dan 40 persen Tes Kemampuan Akademik (TKA).

Sekolah yang masuk ke dalam pemeringkatan cukup beragam. Mulai dari SMAN, SMAS, MAN, MAS, SMKN, dan lain sebagainya.


Di wilayah Jakarta, ada 25 SMA terbaik yang terbagi atas Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur. Penasaran? Berikut daftar SMA terbaik di Jakarta.

25 SMA Terbaik di Jakarta Versi Nilai UTBK

5 SMA Terbaik di Jakarta Pusat

1. SMAS Kanisius Jakarta
Peringkat nasional: 7
Nilai UTBK 2022: 632,269

2. SMAN 68 Jakarta
Peringkat nasional: 10
Nilai UTBK 2022: 629,223

3. SMAS Santa Ursula
Peringkat nasional: 30
Nilai UTBK 2022: 609,237

4. SMAN 1 Jakarta
Peringkat nasional: 118
Nilai UTBK 2022: 573,001

5. SMAN 30 Jakarta
Peringkat nasional: 281
Nilai UTBK 2022: 549,272

5 SMA Terbaik di Jakarta Utara

1. SMAS Kristen 5 BPK Penabur
Ranking Nasional: 16
Nilai UTBK 2022: 621,951

2. SMAN 13 Jakarta
Ranking Nasional: 87
Nilai UTBK 2022: 583,285

3. SMAN 52 Jakarta
Ranking Nasional: 246
Nilai UTBK 2022: 554,857

4. SMAN 80 Jakarta
Ranking Nasional: 251
Nilai UTBK 2022: 554,308

5. SMAN 111 Jakarta
Ranking Nasional: 566
NilaiUTBK 2022: 528,984

5 SMA Terbaik di Jakarta Selatan

1. SMAN 8 Jakarta
Peringkat nasional: 5
Nilai UTBK: 635,347

2. SMAN 28 Jakarta
Peringkat nasional: 14
Nilai UTBK 2022: 625,145

3. SMAN 34 Jakarta
Peringkat nasional: 26
Nilai UTBK 2022: 613,287

4. SMAN 47 Jakarta
Peringkat nasional: 36
Nilai UTBK 2022: 603,293

5. SMAN 26 Jakarta
Peringkat nasional: 38
Nilai UTBK 2022: 602,227

5 SMA Terbaik di Jakarta Barat

1. SMAN 2 Jakarta
Ranking Nasional: 8
Nilai UTBK 2022: 631,421

2. SMAN 78 Jakarta
Ranking Nasional: 32
Nilai UTBK 2022: 607,431

3. SMAN 65 Jakarta
Ranking Nasional: 47
Nilai UTBK 2022: 595,949

4. SMAN 19 Jakarta
Ranking Nasional: 84
Nilai UTBK 2022: 583,634

5. SMAN 112 Jakarta
Ranking Nasional: 115
Nilai UTBK 2022: 579,163

5 SMA Terbaik di Jakarta Timur

1. SMAN 81 Jakarta
Nilai UTBK 2022: 624,037

2. SMAN 21 Jakarta
Nilai UTBK 2022: 616,405

3. SMAN 61 Jakarta
Nilai UTBK 2022: 615,000

4. SMAN 48 Jakarta
Nilai UTBK 2022: 611,964

5. SMAS Labschool Jakarta
Nilai UTBK 2022: 601,467

Demikian daftar SMA terbaik di Jakarta versi nilai UTBK 2022. Ada sekolahmu?

(nir/faz)



Sumber : www.detik.com

ITS Buka Pendaftaran Pascasarjana Angkatan 2025/2026, Tersedia Beasiswa!



Jakarta

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) telah membuka pendaftaran mahasiswa baru pascasarjana angkatan 2025/2026. Pendaftaran dibuka mulai 6 Oktober hingga 29 Desember 2025.

Tahun ini, ada sebanyak 27 program magister reguler, 16 program magister gelar bersama, 6 program magister kerjasama,14 program doktor jalur reguler, 4 program doktor gelar bersama dan 10 program pendidikan magister menuju doktor yang dibuka.

Tak usah khawatir soal biaya, ada berbagai penawaran beasiswa ITS bagi mahasiswa pascasarjana. Beasiswa-beasiswa tersebut antara lain beasiswa fresh graduate, beasiswa penelitian dosen, dan beasiswa program fast track.


Mengutip laman ITS, berikut informasi selengkapnya tentang pendaftaran pascasarjana ITS 2025/2026:

Syarat Daftar Pascasarjana ITS 2025/2026

1. Jalur Reguler

  • Lulus dari S1 dan S2 dengan IPK minimal 3,00 dan berasal dari PTN/PTS dan prodi terakreditasi minimal B.
  • Mendapatkan dua rekomendasi dari pimpinan instansi atau mantan dosen pembimbing secara online. Saat mendaftar harus menyertakan nama dan email rekomendator.
  • Memiliki sertifikat TOEFL like paper based dengan skor minimal 477 (S2) dan minimal 500 (S3).
  • Mempunyai sertifikat Tes Potensi Kemampuan Akademik (TPKA) dengan skor minimal 477 (S2) dan minimal 500 (S3).
  • Lulus seleksi masuk/tes masuk secara offline/online.
  • Menyatakan kesanggupan untuk memenuhi ketentuan/prosedur akademik.
  • Pendaftar S2 mengisi judul usulan topik penelitian pada saat pendaftaran dan pendaftar S3 harus memiliki rancangan usulan proposal disertasi bisa diunduh.

2. Jalur Riset

Program S2

  • Lulus ujian masuk program S2 meliputi tes potensi kemampuan akademik (TPKA) minimal 475, TEFL atau setara minimal 477, tes materi bidang minimal 66, dan wawancara minimal 66.
  • Memiliki RPL penelitian yang sudah dituliskan ke dalam portofolio disertai bukti-bukti yang dapat diekivalensikan dengan maksimal 3 SKS.
  • Memiliki usulan topik penelitian yang telah dikonsultasikan dengan calon pembimbing.
  • Nilai tugas akhir atau skripsi adalah A.

Program Doktor

  • Lulus S2 dari prodi terakreditasi minimal B dengan IPK minimal 3,00.
  • Lulus ujian masuk program S3 meliputi tes potensi kemampuan akademik (TPKA) minimal 500, TEFL atau setara minimal 500, tes materi bidang minimal 66, dan wawancara minimal 66.
  • Memiliki RPL penelitian yang sudah dituliskan ke dalam portofolio disertai bukti-bukti yang dapat diekivalensikan dengan maksimal 6 SKS.
  • Memiliki usulan topik penelitian yang telah dikonsultasikan dengan calon promotor.

Cara Daftar Pascasarjana ITS 2025/2026

1. Daftar secara online lewat website https://www.its.ac.id/admission/pascasarjana/
2. Isi formulir untuk mendapatkan kode akses dan PIN
3. Kode akses dan PIN akan dikirim lewat email
4. Bayar biaya pendaftaran Rp 500.000
5. Masuk kembali ke website pendaftaran
6. Isi formulir pendaftaran dan unggah dokumen-dokumen berikut:
– Pas foto ukuran 4×6 berlatar belakang putih
– Ijazah S1/surat keterangan lulus (SKL)
– Transkrip S1
– Ijazah dan transkrip S2 untuk pendaftar program S3
– Mencantumkan nama dan email dua rekomendator
– Sertifikat TOEFL/IELTS
– Sertifikat TPA atau TPKA
– Surat keterangan sehat
– Pendaftar S2 mengisi usulan topik penelitian dan pendaftar S3 mengisi rancangan usulan proposal disertasi
– Portofolio

8. Cetak file kartu bukti pendaftaran
9. Menandatangani kartu bukti pendaftaran
10. Membawa kartu saat tes materi bidang dan wawancara
11. Hasil seleksi merupakan keputusan dari prodi berdasarkan akumulasi

Masa Daftar Pascasarjana ITS 2025/2026

  • Pendaftaran: 6 Oktober-29 Desember 2025
  • Batas pembayaran pendaftaran: 29 Desember 2025
  • Batas pengisian pendaftaran: 31 Desember 2025
  • Ujian masuk: 5-9 Januari 2026
  • Pengumuman: 12 Januari 2026
  • Pengisian SIPMABA (termasuk unggah dokumen data): 13-15 Januari 2026
  • Verifikasi SIPMABA: 16-20 Januari 2026
  • Penerbitan LoA (letter of acceptance): 19-23 Januari 2025
  • Daftar ulang/pembayaran SPP: 21-23 Januari 2026
  • Awal perkuliahan: 23 Februari 2026

Demikian informasi pendaftaran pascasarjana ITS angkatan 2025/2026. Selamat mendaftar.

(cyu/faz)



Sumber : www.detik.com

Kisah Petani Tegal Antar Anak Raih Gelar Sarjana di UNJ



Jakarta

Rasa haru bercampur bangga tak mampu disembunyikan Sutarwo, seorang petani asal Tegal, Jawa Tengah. Akhirnya, ia bisa menyaksikan putrinya diwisuda di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Senin (6/10/2025).

Putrinya, Suni Putri Anggraini, resmi menyandang gelar sarjana dari Program Studi Pendidikan Tata Boga, Fakultas Teknik UNJ. Bagi Sutarwo, ini merupakan sebuah pencapaian luar biasa dan tak pernah terbayangkan.

“Alhamdulillah, acaranya meriah sekali dan luar biasa. Ini kali kedua saya ke Jakarta, dan kali ini sangat istimewa karena bisa melihat anak sendiri memakai toga dan apalagi langsung bersalaman dengan Pak Rektor,” ujar Sutarwo dikutip dari laman UNJ, Selasa (7/10/2025).


Perjuangan Sutarwo untuk Kuliahkan Anak

Sutarwo kembali mengenang masa-masa berjuang untuk putrinya. Sebagai petani, penghasilan Sutarwo bergantung pada hasil panen.

Ia bercerita, sebagian besar pendapatannya selalu disisihkan untuk biaya kuliah sang anak. Terkadang, saat hasil sawah belum bisa dipanen, ia terpaksa harus menjual barang di rumah demi menutup biaya pendidikan.

“Kalau habis panen, disisihkan buat biaya kuliah. Tapi kalau belum panen dan anak butuh bayar kos atau semester, ya kadang sampai jual apa yang ada,” tuturnya.

Sutarwo memang tidak punya jejak pendidikan yang tinggi. Namun, ia selalu yakin meski hidup sederhana, ia harus berpegang pada prinsip kerja keras dan keikhlasan.

Kegigihan Orang Tua-Anak Demi Pendidikan

Kerja keras demi pendidikan juga dilakukan putrinya. Tak tinggal diam, ia bekerja paruh waktu di hotel dan membantu di warung keluarga.

“Dia pernah bantu mamanya di warung, kerja paruh waktu di hotel, bantu masak dan dekorasi gedung. Namanya juga anak tata boga, ya dia manfaatkan ilmunya,” katanya.

Sutarwo hanya menamatkan pendidikan hingga kelas dua SMP. Namun, ia percaya bahwa pendidikan adalah jalan untuk memperbaiki nasib sehingga hal itu ia tanamkan pada anak-anaknya.

“Saya enggak sekolah tinggi, tapi anak jangan sampai kayak bapaknya. Zaman sudah beda. Kalau anak mau sekolah, orang tua jangan minder. Usaha dulu, Tuhan pasti kasih jalan,” katanya.

Saat pandemi Covid-19 melanda, sang putri menghadapi ujian yang cukup sulit, Warung keluarga di Jakarta harus tutup dan penghasilan berhenti.

Meski demikian, semangat belajar sang anak tidak padam. Ia tetap belajar secara online sembari membantu Sutarwo bertani di sawah.

“Waktu corona itu berat banget. Warung enggak bisa buka, penghasilan berhenti, tapi anak tetap harus kuliah. Ya sudah, dibawa pulang dulu ke kampung, bantu saya di sawah. Tapi dia tetap semangat belajar online,” kenangnya.

Doa dan Harapan yang Jadi Kenyataan

Perjuangan untuk melewati masa-masa sulit tersebut kini terbayar. Upaya Sutarwo dan sang putri berbuah manis dengan disandangnya gelar sarjana.

“Saya cuma bisa bersyukur. Yang penting ilmunya bermanfaat. Mau kerja di Jakarta atau pulang ke kampung, saya cuma berharap dia bisa pakai ilmunya buat orang lain,” ucapnya.

Menurut Sutarwo, orang tua harus selalu mendukung penuh sang anak untuk menempuh pendidikan setinggi mungkin. Ia yakin usaha untuk menyekolahkan anak selalu diberikan jalan rezekinya.

“Kalau anak punya keinginan buat sekolah, dukung saja. Jangan takut nggak mampu. Selama kita mau usaha, pasti ada jalan. Jangan lupa banyak bersyukur. Punya Rp 5 ribu pun kalau disyukuri, rasanya cukup,” tuturnya.

(cyu/twu)



Sumber : www.detik.com

Sudah Saatnya Kampus Bertransformasi Jadi University 4.0



Jakarta

Pendidikan tinggi kini tak lagi cukup hanya mencetak sarjana. Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto menegaskan bahwa kampus harus menjadi motor perubahan sosial dan ekonomi.

Pesan itu disampaikan dalam forum Week of Indonesia-Netherlands Education and Research (Winner) 2025, yang digelar di Gedung BJ Habibie, Jakarta Pusat, Selasa (7/10/2025). Ia menekankan riset harus memberikan dampak lain, tidak hanya untuk kampus itu saja.

“Kami meyakini bahwa pendidikan tinggi harus memainkan peran penting, tidak hanya dalam sektor akademik, tetapi juga dalam pertumbuhan ekonomi dan pembangunan masyarakat,” tegasnya saat memberikan sambutan secara daring.


Perubahan Paradigma University 4.0

Brian kemudian menyebut soal University 4.0. Istilah tersebut merujuk pada kondisi kampus yang sudah merambah menjadi pusat pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, kampus tak hanya unggul dalam akademik tapi juga aktif melakukan riset bersama industri.

“Perubahan paradigma lembaga pendidikan tinggi menuju Universitas 4.0 dilihat sebagai kesempatan untuk memperkuat peran universitas, bukan hanya sebagai tempat mengajar dan belajar, tetapi juga sebagai penggerak transformasi sosial dan ekonomi,” kata Brian.

Dalam pidatonya, Mendiktisaintek menyoroti kerja sama erat antara Indonesia dan Belanda di bidang riset dan pendidikan. Ia menyebut, hingga kini terdapat 459 dokumen kerja sama aktif antar universitas (U2U) yang menjadi bukti kuat sinergi kedua negara.

“Forum Winner 2025 adalah contoh bagaimana kolaborasi di tingkat pemerintah bisa tumbuh hingga ke ranah akademik dan teknis. Ini ruang penting bagi peneliti, akademisi, dan mahasiswa untuk berbagi ide dan solusi,” ujarnya.

Kini, Saatnya Era Magang Berdampak

Lebih lanjut, Brian mengungkapkan arah baru kebijakan pendidikan tinggi Indonesia melalui program Magang Berdampak. Program ini menegaskan bahwa perguruan tinggi tidak hanya berorientasi pada teori, tetapi juga pada kontribusi langsung terhadap masyarakat dan dunia kerja.

“Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Indonesia telah meluncurkan arah kebijakan baru dalam pendidikan tinggi yang disebut Pendidikan, Sains, dan Teknologi Berdampak (Design Tech atau Magang Berdampak),” kata Brian.

Untuk mendorong inovasi dan pertumbuhan ekonomi tersebut, Brian menyebut kolaborasi harus dilakukan. Dengan begitu, pengetahuan dan inovasi bisa dibagikan secara lebih luas dan tanpa batas.

“Ketika kita berbicara tentang upaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, kita tidak bisa bekerja sendiri atau membatasi diri pada satu negara atau satu universitas saja. Kita perlu bekerja bersama sebagai bagian dari ekosistem global,” lanjutnya.

4 Pilar Penting dalam Riset Nasional

Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek), Fauzan Aziman dalam acara yang sama memaparkan empat pilar penting dalam mendukung riset nasional.

Empat pilar tersebut yaitu peningkatan sumber daya manusia dan talenta riset, peningkatan kualitas dan kapasitas penelitian, hilirisasi atau komersialisasi hasil riset, dan kebijakan riset yang adaptif terhadap perkembangan teknologi dan sosial.

“Kita mendorong penelitian yang fokus menyelesaikan tantangan nyata bangsa, mulai dari produktivitas tanah, transisi energi, kesehatan, hingga kota cerdas,” ujarnya.

Menurut Fauzan, riset dan pendidikan tinggi kini berada di titik krusial. Indonesia memiliki peluang besar dengan bonus demografi 65% penduduk usia produktif pada 2045. Namun di sisi lain, tantangan produktivitas nasional masih tinggi.

“Untuk masuk ke era emas Indonesia, kita perlu membangun ekosistem riset dan inovasi yang kuat, berbasis kualitas dan kolaborasi,” pungkasnnya.

(cyu/faz)



Sumber : www.detik.com

Kisah Mendikti Brian Saat Kuliah di Jepang, Sempat Jadi Tukang Pel Kereta



Jakarta

Aula SMAN Unggulan MH Thamrin Jakarta pada Rabu siang terasa berbeda. Puluhan siswa berseragam lengkap tampak antusias menyimak cerita dari Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto yang tampil sederhana tapi penuh energi.

Di hadapan siswa-siswi SMAN Unggulan MH Thamrin, ia berbagi pengalaman hidup dan motivasi. Brian menceritakan pengalamannya semasa kuliah di Jepang.

“Saya pilih Jepang karena beasiswanya langsung S2-S3, yang lain hanya S2,” kata Brian dalam acara pengenalan Sekolah Garuda di Auditorium SMAN Unggulan MH Thamrin, Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (8/10/2025).


Kuliah di Jepang untuk Wujudkan Jadi Dosen

Brian bercerita kehidupannya saat kecil hingga remaja sederhana. Ia tumbuh dari keluarga bersahaja dan bersekolah di SMA Negeri 14 Jakarta.

“Saya biasa-biasa, saya SMAN 14 (Jakarta) loh, dekat situ, Cililitan,” ujarnya.

Brian mengaku sudah bermimpi menjadi dosen sejak sekolah. Namun, saat itu kondisinya belum memungkinkan untuk membiayai sekolah tinggi. Ia akhirnya cari beasiswa.

“Saya pengen kuliah, kemudian saya memang dari dulu pengen jadi dosen, kayaknya dosen enak gitu. Akhirnya saya cari beasiswa, saya tahu saya orang yang nggak mungkin sekolah biayain sendiri keluar negeri,” katanya.

Usahanya tidak mudah. Ia sempat mendaftar kuliah dengan beasiswa ke berbagai negara, mulai dari Australia, Jerman, hingga Jepang. Pilihannya berlabuh di Jepang.

Jadi Tukang Pel Kereta karena Beasiswa Terhenti

Namun, jalan Brian dalam mengenyam pendidikan di Jepang tak semulus itu. Di tengah perkuliahan, ia harus berhenti menerima beasiswa. Situasi ini membuatnya harus bekerja sebagai tukang pel kereta.

“Nah tapi ternyata di tengah jalan beasiswanya berhenti, jadi saya bekerja jadi tukang pel kereta. Jadi kereta itu kalau di ujung udah selesai, saya yang bersihin. Saya inget, jam 9 sampai jam 1 malam,” kenang Brian.

Kunci Sukses Mendikti Brian: Grit, Persistence, dan Perseverance

Menurut Brian, kesuksesan tidak datang dari keberuntungan semata, tetapi dari kombinasi kerja keras dan ketekunan. Ia menekankan tiga nilai utama, yakni grit (pantang menyerah), persistence (tekun), dan perseverance (gigih).

“Grit itu ngotot terus, kekeuh bahasa Sundanya. Kejar terus, pengen dapet kuliah di luar negeri, tapi saya biasa-biasa, kejar aja terus, nanti akan ada jalan. Atau persistent, persistent itu tekun; perseverance gigih. Jadi ini 3 kata, kalau menurut saya, amazing,” ucap Brian.

Salah satu pesan yang ia tekankan pada siswa adalah tentang pentingnya gagal. Ia menilai, banyak anak muda sekarang mudah stres saat gagal karena tidak terbiasa menghadapinya.

Brian mengaku pernah melihat mahasiswa lulusan terbaik dari Indonesia yang kuliah di University of Tokyo sampai dirawat karena tidak tahan tekanan akademik.

“Jadi adik-adik, kalau gagal ya, kalau ada yang gagal, justru harus disyukuri. Itu latihan Anda untuk mengatasi kegagalan. Ada banyak orang yang bilang gagal, langsung putus asa,” kata Mendikti.

Ia pun menyinggung pentingnya kesabaran dan doa dalam meraih kesuksesan. Ia mencontohkan, peraih Nobel Fisika 2025 untuk bidang komputasi kuantum meneliti selama 20 tahun sebelum hasilnya diakui dunia.
Sembunyikan kutipan teks

“Kesuksesan itu proses panjang. Kalau kita tekun, bekerja keras, berdoa, dan siap gagal, pasti akan sampai juga pada hasil yang kita impikan,” ujarnya

(cyu/twu)



Sumber : www.detik.com

Arab Saudi Vs Indonesia, Begini Perbandingan 5 Universitas Terbaik Keduanya


Jakarta

Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia akan mempertemukan timnas Arab Saudi dan Indonesia pada Kamis (9/10) dini hari pukul 00.15 WIB. Pertandingan Arab Saudi Vs Indonesia akan berlangsung di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah.

Secara historis, Arab Saudi merupakan salah satu raksasa sepak bola Asia. Timnas negara tersebut sudah 6 kali lolos Piala Dunia sejak 1994 lalu dan sangat berambisi untuk tampil lagi di 2026.

Adapun di bidang pendidikan dan sains, negara kaya dengan sumber daya energi yang melimpah ini berambisi juga menjadi “raksasa”. Negara ini gencar membuka kampus baru dengan sokongan dana melimpah.


Seperti dilansir Forbes, sejak 2000, Arab Saudi membuka 35 universitas seperti misalnya King Abdullah University of Science and Technology (KAUST), universitas riset yang berlokasi di Thuwal.

KAUST yang didirikan pada tahun 2009 dengan tujuan untuk memimpin dalam penelitian hidrogen bersih dan kecerdasan buatan. Kemudian menyusul pendirian beberapa kampus lain seperti Prince Mohammad Bin Fahd University (PMU) dan University of Jeddah.

Transformasi pendidikan tinggi di Arab Saudi menjadi salah satu pilar utama dalam pelaksanaan strategi Visi 2030 negara tersebut.

Upaya ini diarahkan untuk membangun masyarakat yang berdaya saing tinggi, sekaligus memperkuat fondasi ekonomi berbasis pengetahuan sebagai landasan masa depan negara tersebut.

Lantas bagaimana perbandingan Arab Saudi Vs Indonesia dalam bidang pendidikan tinggi? Begini hasilnya menurut versi Times Higher Education World University Rankings 2025.

5 Universitas Terbaik Arab Saudi

1. King Fahd University of Petroleum and Minerals (KFUPM)

Peringkat =176

Overall: 60.1

Teaching: 36.9

Research Environment : 41.5

Research Quality: 88.7

Industry: 91.6

International Outlook: 92.1

2. King Saud University

Peringkat 251-300

Overall: 53.7-55.7

Teaching: 35.5

Research Environment: 29.9

Research Quality: 83.3

Industry: 84.6

International Outlook: 82.9

3. Prince Mohammad Bin Fahd University

Peringkat 251-300

Overall: 53.7-55.7

Teaching: 39.1

Research Environment: 37.3

Research Quality: 79.2

Industry: 46.0

International Outlook: 90.9

4. King Khalid University

Peringkat 301-350

Overall: 51.1-53.6

Teaching: 39.0

Research Environment: 30.2

Research Quality: 74.3

Industry: 58.5

International Outlook: 90.9

5. King Abdulaziz University

Peringkat 351-400

Overall: 49.4-51.0

Teaching: 29.2

Research Environment: 23.8

Research Quality: 89.6

Industry: 63.8

International Outlook: 72.9

5 Kampus Terbaik Indonesia

1. Universitas Indonesia

Peringkat dunia: 801-1000

Overall: 34.5-38.1

Teaching: 45.6

Research Environment: 23.9

Research Quality: 33.3

Industry: 59.0

International Outlook: 64.2

2. Institut Teknologi Bandung

Peringkat dunia: 1.201-1.500

Overall: 25.2-30.6

Teaching: 22.6

Research Environment: 17.5

Research Quality: 30.3

Industry: 39.4

International Outlook: 39.5

3. BINUS University

Peringkat dunia: 1.201-1.500

Overall: 25.2-30.6

Teaching: 21.1

Research Environment: 21.0

Research Quality: 35.2

Industry: 49.6

International Outlook: 35.8

4. Universitas Airlangga

Peringkat dunia: 1.201-1.500

Skor total: 25.2-30.6

Teaching: 27.7

Research Environment: 14.1

Research Quality: 34.9

Industry: 27.9

International Outlook: 60.1

5. Universitas Gadjah Mada

Peringkat dunia: 1.201-1.500

Skor total: 25.2-30.6

Teaching: 30.9

Research Environment: 21.8

Research Quality: 26.2

Industry: 56.4

International Outlook: 44.0

(pal/faz)



Sumber : www.detik.com

India Jadi Negara dengan Lulusan STEM Terbanyak, Anak Diajarkan Teknologi Sejak Dini



Jakarta

Jurusan bidang sains, teknologi, engineering (teknik), dan matematika atau STEM diprediksi menjadi yang paling menjanjikan di masa depan. Lulusannya banyak dibutuhkan hampir di semua industri.

Menurut data yang dikumpulkan oleh Institut Statistik UNESCO tahun 2022, India menjadi negara dengan lulusan STEM terbanyak. Persentase mahasiswa yang memilih STEM mencapai 34 persen dari populasi sekitar 1,4 miliar jiwa (per 2022). Jumlahnya sama dengan 476 juta mahasiswa.

Meski begitu, data ini belum memasukkan China dalam daftar. Berdasarkan data World Economic Forum pada 2016, China menghasilkan 4,7 juta lulusan STEM tiap tahunnya.


Negara dengan Lulusan STEM Terbanyak di Dunia Versi UNESCO

Berdasarkan persentasenya, negara teratas yang menghasilkan lulusan STEM yakni Malaysia. dengan 43,5 persen, disusul Tunisia dengan 37,9 persen. Uni Emirat Arab menyusul dengan 36,2 persen dan Jerman dengan 35,8 persen.

Namun, jika dihitung berdasarkan jumlahnya, India dengan populasinya yang terbanyak, paling unggul dibanding yang lain. Berikut daftar negara dengan persentase lulusan STEM terbanyak menurut data UNESCO.

1. Malaysia (43,5 persen)

2. Tunisia (37,9 persen)

3. Uni Emirat Arab (36,2 persen)

4. Jerman (35,8 persen)

5. Belarus (34,6 persen)

6. India (34 persen)

7. Korea Selatan (30,2 persen)

8. Inggris Raya (22,8 persen)

9. Amerika Serikat (19,6 persen)

10. Brasil (17,5 persen)

Sebelumnya pada 2020, data dari The Center for Security and Emerging Technology (CSET) melaporkan India menjadi negara kedua di dunia yang menghasilkan lulusan STEM dengan jumlah 2,55 juta orang. India hanya kalah dari China yang menghasilkan 3,57 juta orang lulusan STEM.

Kenapa India Begitu Melek dengan STEM?

Dalam beberapa dekade terakhir, India mengalami transformasi sumber daya manusia, terutama di bidang teknologi. Salah satu awalnya dari kelompok imigran yang pergi ke Amerika Serikat.

Sejak 1960-an, orang-orang yang berpendidikan tinggi di India seperti ilmuwan, insinyur, doktor, dan sebagian besar pemrogram mulai datang ke AS. Mereka yang ke AS termasuk orang India kasta atas yang mampu kuliah di perguruan tinggi ternama, demikian menurut laporan BBC.

Seiring waktu, kualitas orang-orang India diakui di AS. Perlahan, perusahaan di AS mengembangkan pabriknya ke India.

Industri bidang teknologi di India pun mulai berkembang. Pada 1990-an, pemerintahan India mulai membangun pusat-pusat teknologi untuk kemajuan industri tersebut.

Industri teknologi terus berkembang hingga merambah ke dunia pendidikan. Karena keterampilan bidang STEM terus dibutuhkan, semakin banyak lulusan teknik dan ilmu komputer di India.

Sampai akhirnya, India memiliki kekuatan pusat teknologi seperti Silicon Valley yang ada di AS. Pusat inovasi dan teknologi terbesar di India antara lain di wilayah Bangalore, Hyderabad, Chennai, dan Thiruvananthapuram.

Pada 2020, India juga memiliki perusahaan besar bidang teknologi dengan pendapatan terbesar, antara lain Tata Consultancy Services (USD23 miliar), Infosys (USD13 miliar), Wipro (USD11 miliar), HCL Technologies (USD6 miliar), hingga Tech Mahindra (USD5,3 miliar).

Anak Sekolah di India Diajarkan STEM sejak Dini

Dengan ekosistem yang saling mendukung antara pemerintah, industri, dan pendidikan, anak-anak di India terus tertarik dengan bidang STEM. Anak-anak di sekolah telah tertarik STEM sejak dini.

Menurut penelitian yang dilaporkan Ecole Globale International Girl’s School, India anak-anak tersebut mulai menunjukkan minat di bidang STEM sekitar usia delapan tahun. Hal ini disebabkan oleh ketertarikan mereka pada teknologi, gawai, dan alat-alat teknologi lainnya.

Pendidikan STEM telah dianggap sebagai bidang yang bisa mengajarkan siswa cara berpikir kritis tentang masalah dan menghasilkan solusi yang berguna bagi semua orang yang terlibat, termasuk diri mereka sendiri.

Dengan berfokus pada metode pembelajaran kreatif seperti pembelajaran berbasis bermain atau pembelajaran berbasis proyek, India dapat mengajarkan siswa cara berpikir kreatif tentang solusi.

Gerakan yang dikenal sebagai ‘transformasi digital’ ini kemudian semakin menguat di India. Semakin banyak sekolah yang fokus untuk memasukkan pelajaran STEM ke dalam kurikulum di semua jenjang pendidikan.

Reformasi ini bertujuan untuk membekali siswa dalam menghadapi isu-isu sosial yang kompleks, seperti transformasi digital dan perubahan iklim, serta meningkatkan daya kerja dan mempersiapkan mereka untuk pekerjaan STEM.

Maraknya program studi STEM menawarkan peluang yang layak untuk mendorong inovasi, kreativitas, dan kemakmuran ekonomi dalam beberapa dekade mendatang seiring negara ini merangkul revolusi pendidikan STEM di India.

Pendidikan juga memasukkan artificial intelligence (AI), pembelajaran mesin, dan ilmu data sebagai mata pelajaran inti. Di sisi lain, program pelatihan vokasi disesuaikan untuk membekali tenaga kerja dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk pekerjaan di era digital.

Di pendidikan tinggi, beberapa kampus bidang teknologi di India mulai tersorot di kancah global. Setidaknya, ada empat kampus yang masuk top 60 dunia versi Quacquarelli Symonds (QS) World University Rankings (WUR) 2025, yakni Indian Institute of Technology Delhi (IITD), Indian Institute of Technology Bombay (IITB), Indian Institute of Technology Madras (IITM), dan Indian Institute of Technology Kharagpur (IIT-KGP).

Dengan usaha dan komitmen selama dekade terakhir, lebih dari separuh penduduk India berusia di bawah 30 tahun telah mahir dalam mengadopsi dan beradaptasi dengan teknologi digital baru. Tak heran, lulusan STEM di India terus meningkat dari tahun ke tahun.

Negara ini juga telah menjadi tuan rumah ekosistem start-up yang kuat. Lebih dari 110 unicorn dan sekitar 130.000 start-up yang berdiri mendorong inovasi di berbagai sektor.

(faz/twu)



Sumber : www.detik.com

Omar M Yaghi, Ilmuwan Keturunan Palestina Pemenang Nobel Kimia 2025



Jakarta

Perjalanan hidup Omar M Yaghi dapat dijadikan kisah inspiratif dalam ketekunan dan kecerdasan. Ilmuwan berdarah Palestina ini baru saja dinobatkan sebagai pemenang Hadiah Nobel Kimia 2025.

Ia diganjar penghargaan tersebut karena temuannya berupa teknologi memanen air langsung dari udara. Inovasinya disebut bisa menjadi solusi global atas krisis air bersih.


Dulu Pengungsi, Kini Disorot Dunia

Yaghi lahir di Amman, Yordania pada tahun 1965. Keluarganya dulu adalah pengungsi Palestina yang pindah ke sana usai perang Arab-Israel 1948.

Hidupnya di masa kecil jauh dari kata mudah. Ia harus berbagi kamar sempit bersama sembilan saudaranya dan hewan ternak di rumah tanpa listrik.

“Aku tumbuh dalam keluarga pengungsi. Aku berjalan sejauh tiga mil (4,8 km) setiap hari ke sekolah, pergi dan pulang. Aku mengalami masa-masa sulit,” kata Yaghi dikutip, dari laman Anadolu Ajansi.

Saat itu, air di lingkungannya sangat langka. Yaghi kecil bahkan harus bangun sebelum Matahari terbit hanya untuk membuka katup air yang hanya mengalir beberapa jam seminggu.

“Dulu, kami harus memikirkan setiap tetes air, karena itu sangat berharga,” ujarnya.

Walau masa kecilnya pahit, justru pengalaman itu yang menumbuhkan rasa ingin tahu mendalam terhadap kimia. Rasa penasaran tersebut membawanya pada penemuan besar yang menyentuh kehidupan jutaan orang.

Usia 10 Tahun Mulai Suka Kimia

Kecintaannya pada kimia dimulai sejak usia 10 tahun. Kala itu, ia menemukan model molekul di perpustakaan sekolah yang seharusnya tutup.

Berbekal semangat tinggi dan dukungan keluarganya, Yaghi dikirim ke Amerika Serikat pada usia 15 tahun untuk menempuh pendidikan. Ia datang ke New York dengan kemampuan bahasa Inggris yang minim, tapi semangatnya membara.

Menempuh pendidikan selama 10 tahun, akhirnya Yaghi berhasil meraih gelar sarjana dari State University of New York at Albany. Ia juga menyabet gelar doktor dari University of Illinois at Urbana-Champaign pada 1990.

Setelah itu, Yaghi berkarier sebagai peneliti di Harvard University (1990-1992). Ia lalu menjadi asisten profesor di Arizona State University pada 1998.

Karier akademiknya berlanjut di University of Michigan. Di sana ia menjadi profesor kimia pada 1999 hingga 2006. Yaghi akhirnya menjadi pengajar di University of California, Berkeley hingga kini.

Ilmuwan dengan 300+ Publikasi

Kini, Yaghi dikenal sebagai salah satu ilmuwan paling berpengaruh di dunia. Ia telah menulis lebih dari 300 publikasi ilmiah.

Karya-karyanya telah dikutip lebih dari 250.000 kali. Tak hanya aktif mengajar, ia juga menjadi pendiri Berkeley Global Science Institute, serta co-director di Kavli Energy NanoSciences Institute dan Bakar Institute of Digital Materials for the Planet.

Yaghi juga merupakan anggota National Academy of Sciences Amerika Serikat dan German National Academy of Sciences Leopoldina.

Inovasi Yaghi: Menyulap Udara Jadi Air

Fokus penelitian Yaghi adalah merancang material kristalin baru berbasis senyawa logam dan organik. Inovasi tersebut mampu menyimpan energi, menangkap karbon, dan bahkan mengumpulkan air dari udara.

Yaghi membuat proyek Atoco Mission yang mengembangkan sistem dengan kemampuan memanen air bersih langsung dari atmosfer, bahkan di daerah paling kering di dunia.
Sembunyikan kutipan teks

Sebelum meraih penghargaan Nobel Kimia 2025, Yaghi juga telah meraih berbagai penghargaan bergengsi seperti Wolf Prize in Chemistry (2018), King Faisal International Prize in Science (2015), BBVA Foundation Frontiers of Knowledge Award (2017), Tang Prize, dan Balzan Prize (2024).

(cyu/twu)



Sumber : www.detik.com