Tag Archives: pendidikan

Jadwal Gelombang dan Sesi TKA SMA/SMK/Sederajat, Cermati Milik Kalian!


Jakarta

Sebanyak 3,5 juta siswa telah mendaftarkan diri untuk mengikuti Tes Kemampuan Akademik (TKA). Perdana TKA akan dilaksanakan pada November 2025 untuk siswa SMA/SMK/sederajat.

Pelaksanaan TKA untuk siswa SMA/SMK/sederajat dibagi menjadi tiga gelombang. Setiap gelombang terdiri dari dua hari TKA yang dibagi berdasarkan mata pelajaran.

Jadwal TKA SMA/SMK/Sederajat

Berdasarkan Gelombang

  • Gelombang I: 3-4 November 2025
  • Gelombang II: 5-6 November 2025
  • Gelombang III: 8-9 November 2025

Berdasarkan Mata Pelajaran

Dikutip dari unggahan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) RI dalam media sosial, seperti ini pembagian sesi mata pelajaran dalam TKA:


1. Hari Pertama:

  • Bahasa Indonesia
  • Matematika
  • Bahasa Inggris

2. Hari Kedua:

  • Mata pelajaran pilihan I
  • Mata pelajaran pilihan II.

Mata Pelajaran Pilihan TKA SMA/SMK/Sederajat

  • Matematika lanjutan
  • Bahasa Indonesia lanjutan
  • Bahasa Inggris lanjutan
  • Fisika
  • Kimia
  • Biologi
  • Ekonomi
  • Sosiologi
  • Geografi
  • Sejarah
  • Antropologi
  • PPKn/Pendidikan Pancasila
  • Bahasa Arab
  • Bahasa Jerman
  • Bahasa Prancis
  • Bahasa Jepang
  • Bahasa Korea
  • Bahasa Mandarin
  • Produk/projek kreatif dan kewirausahaan.

Tata tertib saat pelaksanaan TKA diatur dalam Keputusan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Kepmendikdasmen) No 95/M/2025. Seperti ini hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh siswa ketika pelaksanaan TKA.

Larangan Saat TKA

  • Tidak diizinkan memasuki ruangan sebelum tanda masuk dibunyikan pada 15 menit sebelum TKA dimulai
  • Tidak boleh terlambat lebih dari 15 menit
  • Dilarang membawa dan menggunakan catatan dan/atau perangkat komunikasi elektronik, alat atau piranti komunikasi dan optik, kamera, kalkulator, serta sejenisnya ke dalam ruang
  • Tidak boleh membuat gaduh sehingga mengganggu kelancaran atau ketertiban TKA
  • Dilarang melakukan kerja sama dengan peserta lainnya
  • Dilarang menyontek dalam melaksanakan TKA
  • Tidak diizinkan menggunakan alat bantu atau meminta bantuan dari pihak lain dalam menjawab soal TKA
  • Dilarang menggunakan joki dalam mengikuti TKA
  • Dilarang merekam dan/atau memfoto serta menyebarkan soal ujian
  • Tidak boleh meninggalkan ruangan tanpa izin pengawas ruang.

Golongan Pelanggaran Ringan dalam TKA

  • Terlambat memasuki ruangan setelah tanda masuk berbunyi (15 menit sebelum TKA dibunyikan)
  • Tidak menempati tempat duduk sesuai sesi dan penempatan yang disiapkan
  • Tidak meletakkan tas dan buku pada tempat yang sudah disediakan
  • Tidak mengisi daftar hadir.

Golongan Pelanggaran Sedang dalam TKA

  • Masuk ke dalam aplikasi TKA dengan username dan password yang tidak sesuai dengan kartu login
  • Meninggalkan ruang ujian selama pelaksanaan TKA tanpa izin pengawas
  • Tidak segera melaporkan kendala teknis atau gangguan selama ujian kepada pengawas atau proktor
  • Membuat gaduh sehingga mengganggu kelancaran atau ketertiban pelaksanaan TKA.

Golongan Pelanggaran Berat dalam TKA

  • Mengikuti TKA tidak sesuai dengan identitas yang terdaftar
  • Tes dikerjakan oleh orang lain
  • Membawa dan/atau menggunakan catatan, perangkat komunikasi elektronik, kamera, kalkulator, atau alat bantu sejenis ke dalam ruang ujian
  • Merekam, memotret, atau menyebarluaskan soal TKA dalam bentuk apa pun
  • Melakukan kerja sama dengan peserta lainnya atau menyontek dalam menjawab soal TKA
  • Menggunakan alat bantu atau meminta bantuan dari pihak lain dalam menjawab soal TKA.

Sanksi TKA

  • Berdasarkan hasil temuan langsung, peserta TKA yang melakukan pelanggaran di atas akan ditindak sebagai berikut:
  • Peringatan lisan oleh pengawas ruang.
  • Pembatalan ujian pada mata pelajaran bersangkutan oleh penyelenggara tingkat provinsi atau penyelenggara tingkat kabupaten/kota sesuai kewenangan.
  • Dikeluarkan dari ruangan dan dinyatakan mendapat nilai 0 (nol) untuk mata pelajaran terkait setelah dilakukan investigasi oleh penyelenggara tingkat pusat.

Apabila detikers mendapati kendala dalam pelaksanaan TKA, segeralah menginformasikannya kepada proktor dan/atau pengawas ya! Semoga lancar!

(nah/pal)



Sumber : www.detik.com

Bantuan Riset hingga Rp 2 M, MoRA The Air Fund 2025 Segera Dibuka


Jakarta

Kementerian Agama (Kemenag) bersama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) kembali membuka pendaftaran program bantuan riset kolaboratif MoRA The Air Fund 2025. Pendaftaran akan dibuka mulai 13 Oktober 2025.

Informasi ini disampaikan oleh Kepala Pusat Pembiayaan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (Puspenma) Setjen Kemenag, Ruchman Basori, dalam kegiatan Sosialisasi Program Penelitian Kolaboratif MoRA The Air Fund 2025 di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Jumat (3/10/2025) lalu.

“Riset berdampak sangat penting agar kehadiran periset PTKIN dirasakan kehadirannya oleh masyarakat dan juga menjadi penyelesai akan masalah-masalah kebangsaan dan kemasyarakatan,” kata Ruchman, dikutip dari laman Kemenag, Selasa (7/10/2025).


4 Fokus Riset dengan Dana hingga Rp 2 M

Program MoRA The Air Fund menyoroti empat fokus bidang riset yaitu sosial humaniora, ekonomi, lingkungan, dan sains teknologi.

Setiap penerima akan disiapkan dana dihingga Rp500 juta per proposal. Adapun untuk bidang sains dan teknologi, anggaran bisa mencapai maksimal Rp 2 miliar.

Sejak 2024, total anggaran bantuan riset ini mencapai Rp 50 miliar per tahun.

Ruchman mengatakan, bantuan ini ditujukan untuk membantu para dosen dalam melakukan riset yang produktif dan bermanfaat bagi masyarakat.

Syarat Mengajukan MoRA The Air Fund 2025

Untuk menjadi periset utama MoRA The Air Fund, dosen harus memenuhi sejumlah kriteria, di antaranya:

Syarat Dosen PTK

  • Warga Negara Indonesia (WNI)
  • Berasal dari perguruan tinggi keagamaan (PTK) atau fakultas agama Islam di bawah binaan Kemenag
  • Memiliki rekam jejak akademik baik
  • Lulusan program doktor (S3) dengan jabatan minimal Lektor
  • Memiliki Sinta Score Overall minimal 100
  • Berkolaborasi dengan periset dari perguruan tinggi dalam atau luar negeri yang masuk 500 besar dunia versi QS World University Rankings
  • Hanya dapat mengusulkan satu proposal riset.

Syarat Dosen Ma’had Aly

  • Warga Negara Indonesia (WNI)
  • Memiliki rekam jejak akademik baik
  • Lulusan program magister (S2)
  • Memiliki karya akademik sesuai bidang keilmuan Melampirkan surat keputusan pengangkatan
  • Melampirkan surat rekomendasi dari Mudir Ma’had Aly

Jika detikers tertarik daftar, informasi selengkapnya bisa dilihat di https://risprolpdp.kemenkeu.go.id/. Selamat mencoba!

(cyu/twu)



Sumber : www.detik.com

Kisah Petani Tegal Antar Anak Raih Gelar Sarjana di UNJ



Jakarta

Rasa haru bercampur bangga tak mampu disembunyikan Sutarwo, seorang petani asal Tegal, Jawa Tengah. Akhirnya, ia bisa menyaksikan putrinya diwisuda di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Senin (6/10/2025).

Putrinya, Suni Putri Anggraini, resmi menyandang gelar sarjana dari Program Studi Pendidikan Tata Boga, Fakultas Teknik UNJ. Bagi Sutarwo, ini merupakan sebuah pencapaian luar biasa dan tak pernah terbayangkan.

“Alhamdulillah, acaranya meriah sekali dan luar biasa. Ini kali kedua saya ke Jakarta, dan kali ini sangat istimewa karena bisa melihat anak sendiri memakai toga dan apalagi langsung bersalaman dengan Pak Rektor,” ujar Sutarwo dikutip dari laman UNJ, Selasa (7/10/2025).


Perjuangan Sutarwo untuk Kuliahkan Anak

Sutarwo kembali mengenang masa-masa berjuang untuk putrinya. Sebagai petani, penghasilan Sutarwo bergantung pada hasil panen.

Ia bercerita, sebagian besar pendapatannya selalu disisihkan untuk biaya kuliah sang anak. Terkadang, saat hasil sawah belum bisa dipanen, ia terpaksa harus menjual barang di rumah demi menutup biaya pendidikan.

“Kalau habis panen, disisihkan buat biaya kuliah. Tapi kalau belum panen dan anak butuh bayar kos atau semester, ya kadang sampai jual apa yang ada,” tuturnya.

Sutarwo memang tidak punya jejak pendidikan yang tinggi. Namun, ia selalu yakin meski hidup sederhana, ia harus berpegang pada prinsip kerja keras dan keikhlasan.

Kegigihan Orang Tua-Anak Demi Pendidikan

Kerja keras demi pendidikan juga dilakukan putrinya. Tak tinggal diam, ia bekerja paruh waktu di hotel dan membantu di warung keluarga.

“Dia pernah bantu mamanya di warung, kerja paruh waktu di hotel, bantu masak dan dekorasi gedung. Namanya juga anak tata boga, ya dia manfaatkan ilmunya,” katanya.

Sutarwo hanya menamatkan pendidikan hingga kelas dua SMP. Namun, ia percaya bahwa pendidikan adalah jalan untuk memperbaiki nasib sehingga hal itu ia tanamkan pada anak-anaknya.

“Saya enggak sekolah tinggi, tapi anak jangan sampai kayak bapaknya. Zaman sudah beda. Kalau anak mau sekolah, orang tua jangan minder. Usaha dulu, Tuhan pasti kasih jalan,” katanya.

Saat pandemi Covid-19 melanda, sang putri menghadapi ujian yang cukup sulit, Warung keluarga di Jakarta harus tutup dan penghasilan berhenti.

Meski demikian, semangat belajar sang anak tidak padam. Ia tetap belajar secara online sembari membantu Sutarwo bertani di sawah.

“Waktu corona itu berat banget. Warung enggak bisa buka, penghasilan berhenti, tapi anak tetap harus kuliah. Ya sudah, dibawa pulang dulu ke kampung, bantu saya di sawah. Tapi dia tetap semangat belajar online,” kenangnya.

Doa dan Harapan yang Jadi Kenyataan

Perjuangan untuk melewati masa-masa sulit tersebut kini terbayar. Upaya Sutarwo dan sang putri berbuah manis dengan disandangnya gelar sarjana.

“Saya cuma bisa bersyukur. Yang penting ilmunya bermanfaat. Mau kerja di Jakarta atau pulang ke kampung, saya cuma berharap dia bisa pakai ilmunya buat orang lain,” ucapnya.

Menurut Sutarwo, orang tua harus selalu mendukung penuh sang anak untuk menempuh pendidikan setinggi mungkin. Ia yakin usaha untuk menyekolahkan anak selalu diberikan jalan rezekinya.

“Kalau anak punya keinginan buat sekolah, dukung saja. Jangan takut nggak mampu. Selama kita mau usaha, pasti ada jalan. Jangan lupa banyak bersyukur. Punya Rp 5 ribu pun kalau disyukuri, rasanya cukup,” tuturnya.

(cyu/twu)



Sumber : www.detik.com

UI Buka Prodi S1 AI, Siswa Bisa Daftar Mulai 2026


Jakarta

Universitas Indonesia (UI) membuka Program Studi (Prodi) Sarjana Kecerdasan Artifisial (Artificial Intelligence/AI). Penerimaan mahasiswa baru angkatan pertama Prodi AI UI dibuka mulai tahun akademik 2026/2027.

Prodi AI UI, yang juga disebut Prodiska UI, menjadi bagian dari Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) UI. Senat Akademik UI resmi menyetujui usulan pendirian Prodi AI ini pada Jumat (3/10/2025) lalu.


“Usulan Prodiska sangat komprehensif dan sistematis, sebagai suatu unggulan yang berdaya guna serta sustainable di masa yang akan datang,” terang Senat Akademik UI, dikutip dari laman Fasilkom UI, Selasa (7/10/2025).

Prodi AI UI

Lulusan Prodi AI UI disiapkan untuk menguasai kompetensi teknis mendalam terkait AI modeling dan AI system engineering. Talenta AI dari prodi ini juga disiapkan agar mempunyai integritas dan kesadaran etis dalam mengembangkan teknologi berbasis AI yang berpusat pada manusia (human-centric AI).

Para mahasiswa prodi ini juga disiapkan untuk mampu menghadapi tantangan revolusi industri berbasis teknologi. Berdasarkan unggahan Instagram Fasilkom UI @fasilkomuiofficial, berikut mata kuliah (matkul) inti khas Prodi S1 AI UI:

  • AI Product Design
  • Architecture, Engineering, and Operations of AI Applications (AI/MLOps)
  • Foundations of Data Engineering
  • AI Ethics
  • Knowledge Representation & Reasoning
  • Search & Optimization
  • Generative AI, dengan penekanan pada aspek fundamental, sebagai lawan dari discriminative model (generative model umumnya memodelkan distribusi data untuk menghasilkan data serupa, tidak terbatas pada aplikasi populer seperti GPT).

Adapun mata kuliah pilihan S1 AI UI dengan karakteristik khusus (niche) yang bisa diambil mahasiswa antara lain:

  • AI Databases
  • Reinforcement Learning
  • Speech Processing
  • Quantitative Forecasting
  • Network Science
  • Web Search & Retrieval

Bagaimana dengan Prodi Ilmu Komputer UI?

Sementara itu, Fasilkom UI menyatakan Prodi S1 Ilmu Komputer akan makin dititikberatkan pada penguatan fondasi komputasi, computer systems, dan rekayasa perangkat lunak, sambil tetap membuka jalur khusus (stream) bagi mahasiswa yang ingin mendalami AI sebagai minor.

Fasilkom UI menggarisbawahi, kecerdasan artifisial merupakan bagian integral dari ilmu komputer. Adanya Prodi S1 Kecerdasan Artifisial UI merupakan langkah strategis fakultas untuk memperkuat peran sebagai pelopor pendidikan tinggi di bidang teknologi informasi dan komunikasi RI.

Sejalan dengan Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial Indonesia 2020-2045, Fasilkom UI menempatkan Prodi S1 Kecerdasan Artifisial UI ini sebagai langkah strategis untuk mendukung transformasi digital nasional. Dalam hal ini, kurikulumnya mengacu pada standar nasional dan internasional serta diperkaya melalui kolaborasi dengan industri, pemerintah, dan lembaga riset.

Dengan penambahan prodi ini, maka Fasilkom UI terdiri dari:

  • Program Studi Sarjana Ilmu Komputer
  • Program Studi Sarjana Sistem Informasi
  • Program Studi Sarjana Kecerdasan Artifisial

(twu/pal)



Sumber : www.detik.com

Anak Muda Harus Bergerak Hadapi Krisis Dunia Lewat Riset



Jakarta

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Tri Laksana Handoko, mengajak generasi muda agar menjadikan pendidikan dan penelitian sebagai senjata dalam menghadapi berbagai tantangan global.

Ia menilai, di tengah perubahan iklim, krisis kesehatan, dan disrupsi digital, inovasi berbasis ilmu pengetahuan menjadi harapan untuk masa depan yang lebih baik.

“Perubahan iklim terus mengganggu alam sekitar kita dan ekonomi. Krisis kesehatan global mengingatkan kita tentang ketergantungan kita. Masalah kesejahteraan makanan dan energi menjadi masalah yang menekankan setiap hari,” ujar Handoko saat memberikan sambutan dalam Week of Indonesia-Netherlands Education and Research (Winner) 2025 secara daring di Jakarta, Selasa (7/10/2025).


Dunia Hadapi Krisis, Saatnya Anak Muda Bergerak

Tri Handoko juga menyoroti dunia yang kini tengah menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Selain perubahan iklim dan krisis pangan, menurutnya disrupsi digital jadi kesenjangan baru.

“Dan di tengah-tengah semua hal ini, perubahan dinamik geopolitik menjadi masalah kesejahteraan global,” katanya.

Namun, di balik krisis tersebut, ia melihat peluang besar bagi generasi muda untuk tampil sebagai penggerak perubahan melalui pendidikan dan riset.

“Pendidikan menyelamatkan karakter dan kreativitas anak-anak kita. Ia menunjukkan nilai penasaran, resiliensi, dan bertanggungjawab. Penelitian memberikan pengetahuan dan bukti,” tegasnya.

Riset Kolaboratif Kunci Menuju Dunia Lebih Baik

Lebih lanjut Handoko menekankan pentingnya kolaborasi lintas negara untuk menjawab tantangan global. Ia mencontohkan kerja sama panjang antara Indonesia dan beberapa negara.

Dalam forum bersama periset Belanda tersebut, Tri Handoko teringat pada masa-masa lalu ketika generasi muda masih banyak yang menempuh pendidikan di Negeri Kincir Angin tersebut.

“Selama berabad-abad, pelajar Indonesia telah belajar di universitas Belanda, dan banyak penelitian Belanda telah bekerja bersama-sama dengan rakan-rakan Indonesia,” ujar Tri Handoko.

Forum Winner 2025, menurut Handoko, menjadi wadah penting untuk mempertemukan akademisi, ilmuwan, industri, dan pembuat kebijakan dalam bertukar ide serta menantang perspektif lama.

“Ini berasal bukan hanya dari perhubungan sejarah lama kita, tetapi juga dari nilai dan komitmen kita untuk membangun pertemanan yang lebih maju,” katanya.

Handoko juga menyoroti pentingnya menjaga nilai kemanusiaan di tengah perkembangan teknologi dan geopolitik dunia yang dinamis. Ia menegaskan, tidak ada satu negara pun yang bisa berjalan sendiri dalam menghadapi krisis global.

“Tantangan-tantangan ini mungkin terasa berat, tetapi sesungguhnya juga mempersatukan kita. Mereka mengingatkan kita akan kemanusiaan yang sama dan bahwa tidak ada satu bangsa pun yang dapat menyelesaikan masalah ini sendirian. Kita saling membutuhkan,” tuturnya

(cyu/faz)



Sumber : www.detik.com

Sudah Saatnya Kampus Bertransformasi Jadi University 4.0



Jakarta

Pendidikan tinggi kini tak lagi cukup hanya mencetak sarjana. Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto menegaskan bahwa kampus harus menjadi motor perubahan sosial dan ekonomi.

Pesan itu disampaikan dalam forum Week of Indonesia-Netherlands Education and Research (Winner) 2025, yang digelar di Gedung BJ Habibie, Jakarta Pusat, Selasa (7/10/2025). Ia menekankan riset harus memberikan dampak lain, tidak hanya untuk kampus itu saja.

“Kami meyakini bahwa pendidikan tinggi harus memainkan peran penting, tidak hanya dalam sektor akademik, tetapi juga dalam pertumbuhan ekonomi dan pembangunan masyarakat,” tegasnya saat memberikan sambutan secara daring.


Perubahan Paradigma University 4.0

Brian kemudian menyebut soal University 4.0. Istilah tersebut merujuk pada kondisi kampus yang sudah merambah menjadi pusat pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, kampus tak hanya unggul dalam akademik tapi juga aktif melakukan riset bersama industri.

“Perubahan paradigma lembaga pendidikan tinggi menuju Universitas 4.0 dilihat sebagai kesempatan untuk memperkuat peran universitas, bukan hanya sebagai tempat mengajar dan belajar, tetapi juga sebagai penggerak transformasi sosial dan ekonomi,” kata Brian.

Dalam pidatonya, Mendiktisaintek menyoroti kerja sama erat antara Indonesia dan Belanda di bidang riset dan pendidikan. Ia menyebut, hingga kini terdapat 459 dokumen kerja sama aktif antar universitas (U2U) yang menjadi bukti kuat sinergi kedua negara.

“Forum Winner 2025 adalah contoh bagaimana kolaborasi di tingkat pemerintah bisa tumbuh hingga ke ranah akademik dan teknis. Ini ruang penting bagi peneliti, akademisi, dan mahasiswa untuk berbagi ide dan solusi,” ujarnya.

Kini, Saatnya Era Magang Berdampak

Lebih lanjut, Brian mengungkapkan arah baru kebijakan pendidikan tinggi Indonesia melalui program Magang Berdampak. Program ini menegaskan bahwa perguruan tinggi tidak hanya berorientasi pada teori, tetapi juga pada kontribusi langsung terhadap masyarakat dan dunia kerja.

“Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Indonesia telah meluncurkan arah kebijakan baru dalam pendidikan tinggi yang disebut Pendidikan, Sains, dan Teknologi Berdampak (Design Tech atau Magang Berdampak),” kata Brian.

Untuk mendorong inovasi dan pertumbuhan ekonomi tersebut, Brian menyebut kolaborasi harus dilakukan. Dengan begitu, pengetahuan dan inovasi bisa dibagikan secara lebih luas dan tanpa batas.

“Ketika kita berbicara tentang upaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, kita tidak bisa bekerja sendiri atau membatasi diri pada satu negara atau satu universitas saja. Kita perlu bekerja bersama sebagai bagian dari ekosistem global,” lanjutnya.

4 Pilar Penting dalam Riset Nasional

Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek), Fauzan Aziman dalam acara yang sama memaparkan empat pilar penting dalam mendukung riset nasional.

Empat pilar tersebut yaitu peningkatan sumber daya manusia dan talenta riset, peningkatan kualitas dan kapasitas penelitian, hilirisasi atau komersialisasi hasil riset, dan kebijakan riset yang adaptif terhadap perkembangan teknologi dan sosial.

“Kita mendorong penelitian yang fokus menyelesaikan tantangan nyata bangsa, mulai dari produktivitas tanah, transisi energi, kesehatan, hingga kota cerdas,” ujarnya.

Menurut Fauzan, riset dan pendidikan tinggi kini berada di titik krusial. Indonesia memiliki peluang besar dengan bonus demografi 65% penduduk usia produktif pada 2045. Namun di sisi lain, tantangan produktivitas nasional masih tinggi.

“Untuk masuk ke era emas Indonesia, kita perlu membangun ekosistem riset dan inovasi yang kuat, berbasis kualitas dan kolaborasi,” pungkasnnya.

(cyu/faz)



Sumber : www.detik.com

Guru yang Kolaborasi Lebih Memungkinkan Capai Tujuan Pembelajaran



Jakarta

OECD Teaching and Learning International Survey (TALIS) 2024 telah dirilis. Laporan ini merupakan survei guru dan kepala sekolah terbesar di dunia.

Pada 2024, 280.000 pendidik dari 55 sistem pendidikan berbagi wawasan tentang kondisi kerja, pengembangan profesional, dan realitas ruang kelas modern. Dalam edisi ini para guru mengungkapkan apakah dan bagaimana mereka menggunakan kecerdasan buatan, mengapa mereka memilih mengajar, dan apakah mereka ingin tetap menekuni profesi tersebut.

Data dari TALIS memungkinkan pemerintah untuk membuat kebijakan yang meningkatkan kondisi pengajaran dan pembelajaran di sekolah mereka. Namun, perlu dicatat, Indonesia tidak terlibat dalam survei edisi kali ini.


Guru yang Berkolaborasi Lebih Mencapai Tujuan Pembelajaran

Berdasarkan laporan ini, guru menghabiskan lebih banyak waktu untuk bekerja sama dibandingkan pada 2018. Guru penuh waktu rata-rata menghabiskan sekitar 3 jam per minggu untuk berpartisipasi dalam kerja tim dan berdialog dengan rekan kerja rata-rata.

Dari sana didapat, guru yang melaporkan lebih banyak berkolaborasi cenderung lebih mungkin mencapai tujuan pembelajaran mereka. Memang ada banyak cara guru berkolaborasi. Namun, hanya ada 9% guru yang mengamati kelas guru lain dan memberikan umpan balik setiap bulannya, atau lebih.

Guru yang lebih sering berkolaborasi cenderung berada di kuartil teratas efikasi diri di negara mereka, khususnya ketika guru terlibat dalam diskusi tentang perkembangan pembelajaran siswa tertentu dan bertukar materi ajar dengan rekan kerja.

Kemudian, guru yang melaporkan hubungan profesional yang baik dengan kepala sekolah, guru lain, orang tua dan wali, dan siswa cenderung melaporkan kesejahteraan dan kepuasan kerja yang lebih tinggi.

Rata-rata di seluruh sistem pendidikan OECD, 86% guru di sekolah mereka “setuju” atau “sangat setuju” bahwa mereka dapat saling mengandalkan.

Pada laporan ini, juga diungkap Singapura dan Uni Emirat Arab menjadi yang teratas dalam penggunaan AI. Sekitar 75% guru di sana memanfaatkan kecerdasan buatan.

(nah/nwk)



Sumber : www.detik.com

Pendaftaran KIP Kuliah 2025 Bakal Tutup Oktober Ini, Jangan Sampai Terlewat!



Jakarta

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) telah meluncurkan bantuan pendidikan bagi mahasiswa bernama Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah. Untuk tahun ini, pendaftaran KIP Kuliah akan segera ditutup pada 31 Oktober 2025.

Bantuan KIP Kuliah adalah beasiswa yang diberikan kepada mahasiswa baru dari latar belakang ekonomi kurang mampu. Dengan bantuan ini, mahasiswa bisa kuliah gratis hingga lulus.


Ingin mendaftar KIP Kuliah? Cek informasinya di bawah ini.

Besaran Bantuan KIP Kuliah

Menurut Pedoman Pendaftaran KIP Kuliah 2025, bantuan KIP Kuliah termasuk:

Biaya Pendidikan

– Prodi dengan akreditasi Unggul atau A atau internasional maksimal Rp 8.000.000 dan khusus kedokteran Rp 12.000.000
– Prodi akreditasi Baik Sekali atau B maksimal Rp 4.000.000
– Prodi akreditasi Baik atau C maksimal Rp 2.400.000

Biaya Hidup

Biaya hidup dibedakan menjadi lima klaster sesuai wilayah perguruan tinggi, yakni:

– Klaster 1: Rp 800.000
– Klaster 2: Rp 950.000
– Klaster 3: Rp 1.100.000
– Klaster 4: Rp 1.250.000
– Klaster 5: Rp 1.400.000

Syarat Penerima KIP Kuliah 2025

  1. Lulusan SMA/SMK/sederajat pada tahun berjalan atau maksimal 2 tahun sebelumnya
  2. Lulus seleksi penerimaan mahasiswa baru lewat semua jalur pada PTN vokasi atau PTN akademik yang terakreditasi secara resmi
    – Mahasiswa dari panti sosial atau panti asuhan
    – Mahasiswa yang pendapatan gabungan orang tuanya maksimal Rp 4 juta tiap bulan dan jika dibagi untuk semua anggota keluarga maksimal Rp 750.000
    – Memiliki surat keterangan tidak mampu (SKTM) yang dikeluarkan pemerintah disertai bukti foto rumah dan rekening listrik

Cara Daftar KIP Kuliah 2025

  1. Masuk ke laman https://kip-kuliah.kemdiktisaintek.go.id dan buat akun
  2. Masukkan data Nomor Induk Kependudukan (NIK), Nomor Induk Siswa Nasional (NISN), dan Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN)
  3. Masukkan email yang aktif
  4. Sistem KIP Kuliah akan memvalidasi NIK, NISN, dan NPSN
  5. Jika proses berhasil, sistem akan mengirimkan nomor pendaftaran dan kode akses ke email
  6. Masuk kembali ke laman KIP dan masukkan nomor pendaftaran dan kode akses
  7. Isi data-data yang diperlukan
  8. Pilih jenis masuk PTN (SNBP/SNBT/seleksi mandiri)
  9. Submit data
  10. Mahasiswa tinggal menunggu verifikasi dari sistem dan perguruan tinggi

Jika diterima sebagai penerima KIP Kuliah, akan diinformasikan lebih lanjut oleh perguruan tinggi

Jadwal Seleksi KIP Kuliah 2025

Pendaftaran: 3 Februari-31 Oktober 2025

Seleksi KIP di perguruan tinggi: 1 Juli-31 Oktober 2025

Penetapan penerima baru: 31 Oktober 2025

Demikian informasi mengenai pendaftaran KIP Kuliah 2025. Jangan sampai terlewat, ya!

(nir/pal)



Sumber : www.detik.com

Kemdiktisaintek Buka Program Magang Perencanaan dan Kerja Sama 2025, Daftar Yuk!


Jakarta

Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) buka pendaftaran program Magang Perencanaan dan Kerja Sama (Marenma) 2025 batch 1. Pendaftaran secara daring hingga 12 Oktober 2025.

Marenma menjadi program magang Kemdiktisaintek yang dikhususkan untuk mahasiswa aktif, terutama yang memiliki mata kuliah wajib magang atau salah satu syarat kelulusan. Selama magang, mahasiswa diharuskan datang ke kantor pada Senin-Jumat selama periode magang Oktober 2025-Januari 2026.

Dikutip dari postingan Instagram Kemdiktisaintek, Selasa (7/10/2025) berikut informasinya.


Syarat Daftar Marenma Kemdiktisaintek 2025

Syarat Umum

  • Mahasiswa aktif pada perguruan tinggi di bawah Kemdiktisaintek.
  • Memiliki mata kuliah wajib untuk mengikuti Program Kerja Lapangan atau magang dari perguruan tinggi masing-masing atau magang sebagai salah satu persyaratan untuk kelulusan.
  • Dapat bekerja secara individual ataupun dalam tim.
  • Diutamakan memiliki alat kerja pribadi sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
  • Diutamakan berdomisili di area Jabodetabek dan siap untuk datang ke kantor.

Syarat Dokumen

  • Surat pengantar yang ditandatangani oleh pimpinan perguruan tinggi dan ditujukan kepada Substansi Hubungan Masyarakat, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi dengan menyertakan posisi magang yang dilamar.
  • CV yang memuat pas foto terbaru.
  • Surat kesediaan diri untuk mengikuti program magang hingga selesai dan menjalankan semua tugas dengan baik yang ditandatangani di atas meterai.

Syarat Khusus

  • Menguasai bahasa Indonesia dengan baik dan benar sesuai ejaan yang disempurnakan (EYD).
  • Menguasai Microsoft Office (Word, Excel, PowerPoint, dan lainnya).
  • Menguasai berbagai program desain diutamakan Photoshop dan Canva.
  • Menguasai dan mampu mengaplikasikan prinsip dasar desain visual.
  • Mampu membuat visualisasi dari pesan yang ingin disampaikan.
  • Memiliki pengetahuan/pengalaman terkait konten-konten laman (untuk website) akan menjadi nilai tambah.
  • Memiliki kemampuan bahasa Inggris yang baik.

Cara Daftar Marenma Kemdiktisaintek 2025

Berkas persyaratan administratif/dokumen dapat dikirimkan secara daring dengan cara:

1. Kunjungi tautan https://bit.ly/Magang_Birorenkerma.

2. Isi data yang dibutuhkan, dari nama lengkap, alamat, jenis kelamin, nama perguruan tinggi, dan nomor induk mahasiswa (NIM).

3. Unggah dokumen yang disyaratkan, seperti:

  • Surat pengantar yang ditandatangani oleh pimpinan perguruan tinggi dan ditujukan Kepada Biro Perencanaan dan Kerja Sama, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.
  • Kartu Tanda Mahasiswa dan Kartu Rencana Studi yang melampirkan Mata Kuliah Magang/KKL/Job Training/dan lainnya.
  • CV yang memuat pas foto terbaru.
  • Surat kesediaan diri untuk mengikuti program magang hingga selesai dan menjalankan semua tugas dengan baik yang ditandatangani diatas materai.

4. Klik “Submit” untuk mengirim lamaran.

Jadwal Pendaftaran Marenma Kemdiktisaintek 2025

  • Pendaftaran: hingga 12 Oktober 2025 pukul 23.59 WIB
  • Seleksi berkas: 13-14 Oktober 2025
  • Wawancara: 15 Oktober 2025
  • Penetapan tim Marenma Batch 1 Tahun 2025: 18 Oktober 2025

Demikianlah informasi tentang program magang Marenma Kemdiktisaintek 2025. Selamat mendaftar detikers!

(det/pal)



Sumber : www.detik.com