Tag Archives: pengajaran

Sejarah, Tema, dan Ucapan yang Bisa Dibagikan ke Medsos


Jakarta

Hari Guru Sedunia atau World Teacher Day’s 2025 diperingati pada 5 Oktober setiap tahunnya. Apa tema peringatan tahun ini?

Peringatan Hari Guru Sedunia dilakukan untuk merayakan bagaimana peran guru dalam mengubah dunia pendidikan. Pada waktu ini, seluruh masyarakat dunia diajak untuk mendukung guru dan memikirkan masa depan profesi ini secara global.

Sebagai informasi, Hari Guru Sedunia diselenggarakan atas kerja sama dengan berbagai organisasi strategis. Organisasi yang dimaksud seperti Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO), Organisasi Perburuhan Internasionl (ILO), Dana Anak PBB (UNICEF), dan Education International (EI).


Sejarah Hari Guru Sedunia

Mengutip laman resmi UNESCO, 5 Oktober adalah hari pengesahan Rekomendasi ILO dan UNESCO terkait Status Guru pada 1966.

Rekomendasi ini menetapkan tolok ukur mengenai hak dan tanggung jawab guru, standar pendidikan lanjutan, proses rekrutmen, pekerjaan, hingga kondisi pengajaran dan pembelajaran. Pada tahun 1997, rekomendasi ini diperluas dengan rekomendasi baru terkait status tenaga pengajar di pendidikan tinggi.

Meski begitu, Hari Guru Sedunia telah dirayakan sejak tahun 1994. Pada hari ini, dunia diajak untuk merayakan peran guru dan memberikan dukungan agar mereka bisa mengembangkan diri dengan baik.

Tema Hari Guru Sedunia 2025

Perayaan Hari Guru Sedunia 2025 mengangkat tema “Recasting teaching as a collaborative profession” yang artinya “Membentuk kembali pengajaran sebagai profesi kolaboratif”. Tema ini menyoroti potensi transformatif dan kolaborasi bagi guru, sekolah, serta sistem pendidikan secara keseluruhan.

Proses pengajaran dinilai UNESCO perlu dibingkai ulang sebagai sesuatu yang secara inheren kolaboratif. Hal ini bisa diwujudkan dengan dukungan oleh kebijakan, praktik, dan lingkungan yang baik.

Berbagai hal tersebut menurut UNESCO sangat penting untuk diperhatikan, terutama untuk memperkuat pengajaran, pembelajaran, dan pemenuhan profesional untuk guru.

Perayaan Hari Guru Sedunia 2025 diselenggarakan dalam konferensi tentang pendidikan guru di Addis Ababa, Etiopia, Afrika.Konferensi ini akan dibuka dengan pernyataan dari perwakilan UNESCO, UNICEF, ILO, dan EI.

Selanjutnya, akan ada panel diskusi menteri yang akan dimoderatori oleh Uni Afrika.

Topik yang diangkat dalam panel diskusi itu adalah “Dari Isolasi menuju Kekuatan Kolektif: Menata Ulang Profesi Guru Melalui Lensa Kolaborasi.”

Ucapan Hari Guru Sedunia 2025

Dilansir dari arsip detikEdu, berikut ini ucapan Hari Guru Sedunia 2025 yang bisa dibagikan ke media sosialmu!

1. Ilmu yang telah engkau ajarkan adalah hadiah paling indah yang pernah engkau berikan. Terimakasih guruku. Selamat Hari Guru Sedunia 2025.

2. Selamat Hari Guru Sedunia 2025 untuk para pahlawan tanpa tanda jasa. Pengabdian Anda telah membentuk masa depan kita. Terima kasih!

3. Selamat Hari Guru Sedunia 2025 untuk para penuntun dalam labirin pengetahuan. Terima kasih atas petunjuk dan bimbingannya.

4. Ucapan selamat kami untuk para guru yang tidak hanya memberikan pelajaran, tetapi juga membuka pintu ke dunia pengetahuan yang luas. Selamat Hari Guru Sedunia!

5. Terima kasih guruku, engkau menggandeng tanganku, membuka pikiranku, dan menyentuh hatiku. Selamat Hari Guru Sedunia 2025!

6. Di setiap keberhasilan kami, ada jejak tanganmu yang penuh kasih dan pengorbanan. Selamat Hari Guru Sedunia dan terima kasih, guru, atas semua dedikasimu.

7. Dalam setiap cerita hidup kami, Bapak-Ibu guru adalah bab yang penuh inspirasi. Terima kasih telah menulis kisah-kisah keberhasilan bersama kami.

8. Berjuta terima kasih rasanya tidak cukup mengungkapkan betapa kami bersyukur memiliki guru seperti Bapak dan Ibu. Semoga Bapak dan Ibu selalu diberikan kesehatan yang melimpah.

9. Guruku tersayang, guruku tercinta, aku sadar jika tanpamu mungkin aku tidak akan mengerti mengenai banyak hal. Terima kasih Guruku.

10. Selamat Hari Guru Sedunia 2025! Semua pengorbananmu tak terbalaskan, rasa lelah semoga menjadi Lillah. Kau yang terbaik di dunia!

11. Happy Teacher’s Day! Thank you for your dedication and hard work in educating us. Wishing you health and happiness always.

12. Happy World Teacher’s Day! We are so grateful for all the knowledge and kindness you’ve shared with us. May you always be blessed with joy and peace.

13. On this special day, I want to express my deepest gratitude for all the effort, love, and wisdom you’ve shared. May you continue to inspire and guide countless more students, and may your life be filled with happiness, health, and fulfillment. Happy World Teacher’s Day!

14. Teacher, you are the light that illuminates our path. Thank you, and Happy Teacher’s Day!

15. Happy World Teacher’s Day! I want to thank you for everything you’ve done for me. Love, from your student.

Itulah berbagai serba-serbi peringatan Hari Guru Sedunia tahun ini. Selamat Hari Guru Sedunia 2025 detikers!

(det/twu)



Sumber : www.detik.com

25 Universitas Terbaik di Indonesia Versi THE WUR 2025, Apa yang Nomor 1?


Jakarta

Lembaga pemeringkatan universitas Times Higher Education (THE) telah merilis World University Ranking (THE WUR) 2025. Dalam pemeringkatan ini, detikers juga bisa melihat daftar universitas terbaik di Indonesia

THEWUR adalah salah satu peringkat universitas global yang memberikan penilaian berdasarkan pengajaran, riset, transfer pengetahuan, dan wawasan internasional. Total, ada 18 indikator kinerja yang digunakan untuk menilai tiap universitas.


Indikator kinerja perguruan tinggi dikelompokkan ke dalam lima area: pengajaran (lingkungan belajar); lingkungan riset (volume, pendapatan, dan reputasi); kualitas riset (dampak sitasi, kekuatan riset, keunggulan riset, dan pengaruh riset); wawasan internasional (staf, mahasiswa, dan riset); dan industri (pendapatan dan paten).

Peringkat ini juga bisa digunakan sebagai acuan mendaftar universitas. Penasaran apa saja universitas terbaik di Indonesia versi THE WUR 2025? Simak di bawah ini.

25 Universitas Terbaik di Indonesia Versi THE WUR 2025

Berikut daftar universitas terbaik di dunia dari tota 2.092 perguruan tinggi di 115 negara dan wilayah yang masuk pemeringkatan THE WUR 2025.

1. Universitas Indonesia
Ranking dunia: 801-1.000
Skor total:34.5-38.1

2. Institut Teknologi Bandung
Ranking dunia: 1.201-1.500
Skor total: 25.2-30.6

3. BINUS University
Ranking dunia: 1.201-1.500
Skor total: 25.2-30.6

4. Universitas Airlangga
Ranking dunia: 1.201-1.500
Skor total: 25.2-30.6

5. Universitas Gadjah Mada
Ranking dunia: 1.201-1.500
Skor total: 25.2-30.6

6. Universitas Muhammadiyah Surakarta
Ranking dunia: 1.201-1.500
Skor total: 25.2-30.6

7. Universitas Sebelas Maret
Ranking dunia: 1.201-1.500
Skor total: 25.2-30.6

8. Universitas Diponegoro
Ranking dunia: 1.501+
Skor total: 10.5-25.1

9. Universitas Hasanuddin
Ranking dunia: 1.501+
Skor total: 10.5-25.1

10. Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Ranking dunia: 1.501+
Skor total: 10.5-25.1

11. IPB University
Ranking dunia: 1.501+
Skor total: 10.5-25.1

12. Universitas Islam Indonesia
Ranking dunia: 1.501+
Skor total: 10.5-25.1

13. Universitas Jember
Ranking dunia: 1.501+
Skor total: 10.5-25.1

14. Universitas Negeri Malang
Ranking dunia: 1.501+
Skor total: 10.5-25.1

15. Telkom University

Ranking dunia: 1.501+
Skor total: 10.5-25.1

16. Universitas Ahmad Dahlan
Ranking dunia: 1.501+
Skor total: 10.5-25.1

17. Universitas Andalas
Ranking dunia: 1.501+
Skor total: 10.5-25.1

18. Universitas Muhammadiyah Malang
Ranking dunia: 1.501+
Skor total: 10.5-25.1

19. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Ranking dunia: 1.501+
Skor total: 10.5-25.1

20. Universitas Negeri Padang
Ranking dunia: 1.501+
Skor total: 10.5-25.1

21. Universitas Negeri Semarang
Ranking dunia: 1.501+
Skor total: 10.5-25.1

22. Universitas Negeri Surabaya
Ranking dunia: 1.501+
Skor total: 10.5-25.1

23. Universitas Negeri Yogyakarta
Ranking dunia: 1.501+
Skor total: 10.5-25.1

24. Universitas Padjadjaran
Ranking dunia: 1.501+
Skor total: 10.5-25.1

25. Universitas Pendidikan Indonesia
Ranking dunia: 1.501+
Skor total: 10.5-25.1

Itulah 25 universitas terbaik di Indonesia versi THE WUR 2025. Ada kampus impianmu?

(nir/twu)



Sumber : www.detik.com

Guru yang Kolaborasi Lebih Memungkinkan Capai Tujuan Pembelajaran



Jakarta

OECD Teaching and Learning International Survey (TALIS) 2024 telah dirilis. Laporan ini merupakan survei guru dan kepala sekolah terbesar di dunia.

Pada 2024, 280.000 pendidik dari 55 sistem pendidikan berbagi wawasan tentang kondisi kerja, pengembangan profesional, dan realitas ruang kelas modern. Dalam edisi ini para guru mengungkapkan apakah dan bagaimana mereka menggunakan kecerdasan buatan, mengapa mereka memilih mengajar, dan apakah mereka ingin tetap menekuni profesi tersebut.

Data dari TALIS memungkinkan pemerintah untuk membuat kebijakan yang meningkatkan kondisi pengajaran dan pembelajaran di sekolah mereka. Namun, perlu dicatat, Indonesia tidak terlibat dalam survei edisi kali ini.


Guru yang Berkolaborasi Lebih Mencapai Tujuan Pembelajaran

Berdasarkan laporan ini, guru menghabiskan lebih banyak waktu untuk bekerja sama dibandingkan pada 2018. Guru penuh waktu rata-rata menghabiskan sekitar 3 jam per minggu untuk berpartisipasi dalam kerja tim dan berdialog dengan rekan kerja rata-rata.

Dari sana didapat, guru yang melaporkan lebih banyak berkolaborasi cenderung lebih mungkin mencapai tujuan pembelajaran mereka. Memang ada banyak cara guru berkolaborasi. Namun, hanya ada 9% guru yang mengamati kelas guru lain dan memberikan umpan balik setiap bulannya, atau lebih.

Guru yang lebih sering berkolaborasi cenderung berada di kuartil teratas efikasi diri di negara mereka, khususnya ketika guru terlibat dalam diskusi tentang perkembangan pembelajaran siswa tertentu dan bertukar materi ajar dengan rekan kerja.

Kemudian, guru yang melaporkan hubungan profesional yang baik dengan kepala sekolah, guru lain, orang tua dan wali, dan siswa cenderung melaporkan kesejahteraan dan kepuasan kerja yang lebih tinggi.

Rata-rata di seluruh sistem pendidikan OECD, 86% guru di sekolah mereka “setuju” atau “sangat setuju” bahwa mereka dapat saling mengandalkan.

Pada laporan ini, juga diungkap Singapura dan Uni Emirat Arab menjadi yang teratas dalam penggunaan AI. Sekitar 75% guru di sana memanfaatkan kecerdasan buatan.

(nah/nwk)



Sumber : www.detik.com

Hanya Fokus Ngajar Tak Asuh Murid



Jakarta

Bukan hanya murid, keberadaan kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan adalah hal yang tak terpisahkan dari penyelenggaraan Sekolah Rakyat. Bagaimana status mereka?

Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf mencoba menjelaskannya kepada Pemimpin Redaksi detikcom, Alfito Deannova Ginting dalam acara Jejak Pradana. Menurutnya, dari awal kepala sekolah di Sekolah Rakyat dirancang sebagai aparatur sipil negara (ASN).

“Pegawai negeri yang memang sudah punya pengalaman dan mereka harus ikut seleksi,” katanya ditulis Kamis (9/10/2025).


Para kepala sekolah di Sekolah Rakyat merupakan sosok-sosok terpilih yang diusulkan oleh bupati dan gubernur. Setelah diusulkan, mereka kembali mengikuti seleksi sehingga orang-orang pilihan dan mumpuni lah yang menempati jabatan tersebut

“Jadi mereka memang orang-orang yang terlatih dan ketika mereka daftar, siap ikut seleksi kepala Sekolah Rakyat mereka sudah tahu persis apa yang mereka hadapi ketika jadi kepala sekolah,” jelasnya.

Sedangkan untuk guru, syarat agar bisa mendaftar menjadi pengajar Sekolah Rakyat haruslah memiliki sertifikasi pendidik. Sehingga, mereka diharuskan sudah lulus dari Program Profesi Guru (PPG).

“Ada puluhan ribu itu, dibuka pendaftaran ikut proses seleksi dan seleksinya cukup ketat sekolah. Nah, Alhamdulillah banyak guru-guru yang Saya lihat ini, pada beberapa bulan terakhir ini, bekerja dengan baik, semangat, dan mereka terampil,” sambung Gus Ipul.

Terkait status guru, Gus Ipul menyatakan Sekolah Rakyat menentukan bila mereka termasuk Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Sehingga, mereka tergolong dalam ASN dengan standar gaji yang jelas.

Guru Tidak Asuh Murid

Saat ini, Gus Ipul menyebut Sekolah Rakyat masih bersifat rintisan. Artinya, belum ada gedung permanen dan beroperasi pada balai Kemensos dan lembaga lainnya.

Beberapa di antara Sekolah Rakyat memang sudah ada kamar guru yang memungkinkan pengajar menginap dan mengikuti kegiatan bersama murid secara penuh. Namun, sebagian lainnya belum.

Oleh karena itu, Gus Ipul menyebut ketika Sekolah Rakyat memiliki sekolah permanen nantinya, Kemensos akan menyiapkan asrama khusus guru. Dengan begitu, para guru tidak perlu lagi pulang-pergi lantaran sudah disiapkan tempat.

Meskipun nantinya disiapkan asrama guru, mereka tidak berperan sebagai pengasuh. Seluruh proses pengasuhan murid di luar jam belajar merupakan tugas dari wali asuh.

“Mereka hanya fokus pada proses pengajaran, jadi sudah dibagi dengan baik,” tegasnya.

Setelah lolos dari seleksi sebagai guru Sekolah Rakyat, para pengajar melalui pembekalan dari narasumber yang memiliki kompetensi mumpuni. Selanjutnya, mereka juga akan terus ditingkatkan kemampuan pengajarannya.

“InsyaAllah akan terus (ditingkatkan kemampuan pengajarannya),” pungkas Gus Ipul.

(det/nwk)



Sumber : www.detik.com

20 Universitas Terbaik di Indonesia Versi THE WUR 2026, Referensi Masuk Kuliah


Jakarta

Daftar universitas terbaik di Indonesia terbaru tertuang dalam pemeringkatan Times Higher Education (THE) World University Rankings (WUR) 2026, diriis Kamis (9/10/2025). Sebanyak 35 perguruan tinggi di Indonesia masuk daftar pemeringkatan perguruan tinggi global ini dari total 2.191 perguruan tinggi di 115 negara dan wilayah.

THE WUR 2026 mengukur kinerja perguruan tinggi global yang berdasarkan aspek pengajaran (bobot 29,5%), penelitian (29%), transfer pengetahuan yang berjalan (30%), industri (4%)dan pandangan internasional (7,5%). Total 18 indikator kinerja digunakan pada aspek-aspek ini.


Aspek lingkungan pengajaran meliputi indikator reputasi pengajaran (15%), rasio staf terhadap mahasiswa (4,5%), rasio doktor terhadap sarjana (2%), rasio gelar doktor terhadap staf akademik (5,5%), dan pendapatan institusional (2,5%).

Aspek lingkungan penelitian meliputi reputasi riset (18%), pendapatan riset (5,5%), dan produktivitas riset (5,5%). Sedangkan aspek kualitas riset menyorot dampak sitasi (15%), kekuatan penelitian (5%), keunggulan penelitian (5%), dan pengaruh penelitian (5%).

Aspek industri terdiri dari pendapatan industri dan paten, masing-masing berbobot 2%. Adapun aspek pandangan internasional meliputi indikator mahasiswa internasional, staf internasional, dan penulisan bersama tingkat internasional, masing-masing berbobot 2,5%.

20 Universitas Terbaik di Indonesia Versi THE WUR 2026

Berdasarkan indikator di atas, University of Oxford meraih predikat universitas terbaik di dunia saat ini. Oxford memperoleh skor keseluruhan 98.2 dari semua aspek pemeringkatan.

Sementara itu, berikut Top 20 perguruan tinggi terbaik di Indonesia versi THE World University Rankings 2026.

1. Universitas Indonesia (UI)

  • Peringkat dunia: 801-1.000
  • Skor keseluruhan: 35.5-38.9

2. Universitas Sebelas Maret (UNS)

Peringkat dunia: 1.001-1.200
Skor keseluruhan: 32.1-35.4

3. Binus University

  • Peringkat dunia: 1.201-1.500
  • Skor keseluruhan: 27.3-32.0

4. Institut Teknologi Bandung (ITB)

  • Peringkat dunia: 1.201-1.500
  • Skor keseluruhan: 27.3-32.0

5. Universitas Airlangga (Unair)

  • Peringkat dunia: 1.201-1.500
  • Skor keseluruhan: 27.3-32.0

6. Universitas Gadjah Mada (UGM)

  • Peringkat dunia: 1.201-1.500
  • Skor keseluruhan: 27.3-32.0

7. Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS)

  • Peringkat dunia: 1.201-1.500
  • Skor keseluuhan: 27.3-32.0

8. Universitas Padjadjaran (Unpad)

  • Peringkat dunia: 1.201-1.500
  • Skor keseluruhan: 27.3-32.0

9. Universitas Kristen (Unika) Indonesia Atma Jaya

  • Peringkat dunia: 1.501+
  • Skor keseluruhan: 10.3-27.2

10. Universitas Diponegoro

  • Peringkat dunia: 1.501+
  • Skor keseluruhan: 10.3-27.2

11. Universitas Halu Oleo (UHO)

  • Peringkat dunia: 1.501+
  • Skor keseluruhan: 10.3-27.2

12. Universitas Hasanuddin (Unhas)

  • Peringkat dunia: 1.501+
  • Skor keseluruhan: 10.3-27.2

13. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

  • Peringkat dunia: 1.501+
  • Skor keseluruhan: 10.3-27.2

14. IPB University

  • Peringkat dunia: 1.501+
  • Skor keseluruhan: 10.3-27.2

15. Universitas Islam Indonesia (UII)

  • Peringkat dunia: 1.501+
  • Skor keseluruhan: 10.3-27.2

16. Universitas Jember (Unej)

  • Peringkat dunia: 1.501+
  • Skor keseluruhan: 10.3-27.2

17. Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung

  • Peringkat dunia: 1.501+
  • Skor keseluruhan: 10.3-27.2

18. Universitas Negeri Malang (UM)

  • Peringkat dunia: 1.501+
  • Skor keseluruhan: 10.3-27.2

19. Telkom University (Tel-U)

  • Peringkat dunia: 1.501+
  • Skor keseluruhan: 10.3-27.2

20. Universitas Ahmad Dahlan (UAD)

  • Peringkat dunia: 1.501+
  • Skor keseluruhan: 10.3-27.2

Sebagai catatan, THE WUR juga mengungkapkan daftar perguruan tinggi yang berstatus sebagai reporter. Dikutip dari laman resmi THE, status ini menunjukkan universitas bersangkutan merupakan peserta aktif dalam proses pemeringkatan, tetapi belum diperingkat tahun ini.

Bagaimana detikers, ada calon kampus tujuanmu? Semangat menyiapkan diri untuk pendaftaran!

(twu/pal)



Sumber : www.detik.com

8 Kampus Swasta Terbaik di Indonesia Versi THE WUR 2026, Binus Teratas


Jakarta

Times Higher Education (THE) World University Rankings (WUR) 2026 telah dirilis pada Kamis (9/10/2025). Terdapat 35 perguruan tinggi di Indonesia yang masuk dalam pemeringkatan ini dari total 2.191 kampus di 115 negara dan wilayah.

Pemeringkatan WUR edisi kali ini mengukur kinerja perguruan tinggi global berdasarkan transfer pengetahuan yang berjalan (bobot 30%), aspek pengajaran (bobot 29,5%), penelitian (29%), outlook internasional (bobot 7,5%), industri (4%). Terdapat 18 indikator kinerja pada aspek-aspek penilaian tersebut.

Dalam THE WUR 2026 ini, sejumlah universitas swasta di Indonesia juga masuk dalam ranking. Siapa saja perguruan tinggi swasta (PTS) atau kampus swasta teratas di Indonesia?


Universitas Swasta Terbaik di Indonesia THE WUR 2026

1. Binus University

  • Peringkat dunia: 1.201-1.500
  • Skor keseluruhan: 27.3-32.0

2. Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS)

  • Peringkat dunia: 1.201-1.500
  • Skor keseluruhan: 27.3-32.0

3. Universitas Kristen (Unika) Indonesia Atma Jaya

  • Peringkat dunia: 1.501+
  • Skor keseluruhan: 10.3-27.2

4. Universitas Islam Indonesia (UII)

  • Peringkat dunia: 1.501+
  • Skor keseluruhan: 10.3-27.2

5. Telkom University (Tel-U)

  • Peringkat dunia: 1.501+
  • Skor keseluruhan: 10.3-27.2

6. Universitas Ahmad Dahlan (UAD)

  • Peringkat dunia: 1.501+
  • Skor keseluruhan: 10.3-27.2

7. Universitas Muhammadiyah Malang

  • Peringkat dunia: 1.501+
  • Skor keseluruhan: 10.3-27.2

8. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

  • Peringkat dunia: 1.501+
  • Skor keseluruhan: 10.3-27.2.

Indikator THE WUR 2026

Inilah indikator-indikator yang digunakan pada penilaian THE WUR 2026:

1. Kualitas Penelitian (Bobot 30%)

  • Dampak sitasi (15%)
  • Kekuatan penelitian (5%)
  • Keunggulan penelitian (5%)
  • Pengaruh penelitian (5%)

2. Pengajaran (Bobot 29,5%)

  • Reputasi pengajaran (15%)
  • Rasio doktor dan staf akademik (5,5%)
  • Rasio staf dan mahasiswa (4,5%)
  • Rasio doktor dan sarjana (2%)
  • Pendapatan institusional (2,5%)

3. Lingkungan Penelitian (Bobot 29%)

  • Reputasi riset (18%)
  • Pendapatan riset (5,5%)
  • Produktivitas riset (5,5%)

4. Outlook Internasional (Bobot 7,5%)

  • Mahasiswa internasional (2,5%)
  • Staf internasional (2,5%)
  • Penulisan bersama tingkat internasional (2,5%)

5. Industri (Bobot 4%)

  • Pendapatan industri (2%)
  • Paten (2%).

Itulah beberapa universitas swasta di Indonesia yang masuk dalam peringkat teratas versi THE WUR 2026. Ada kampus yang jadi tujuan kalian, detikers?

(nah/pal)



Sumber : www.detik.com

Daftar Fakultas Hukum Terbaik di Indonesia Versi THE WUR dan QS WUR, Ada Impianmu?


Jakarta

Fakultas hukum merupakan salah satu tujuan studi yang digemari siswa untuk lanjut ke pendidikan tinggi. Sebagai referensi, detikers bisa cek daftar fakultas hukum terbaik di Indonesia di sini.

Minat siswa pada bidang hukum tentu bukan tanpa alasan. Bidang hukum seringkali dianggap sebagai jurusan dengan prospek karier yang menjanjikan, mulai dari menjadi seorang pengacara, notaris, hingga jaksa.


Belajar di kampus terbaik bisa membantu dalam mendalami ilmu hukum. Berdasarkan peringkat Times Higher Education World University Rankings (THE WUR) by Subject 2025 dan Quacquarelli Symonds World University Rankings (QS WUR) by Subject 2025, ada beberapa fakultas hukum terbaik di Indonesia yang bisa menjadi pilihan untuk menekuni ilmu hukum. Berikut daftarnya.

Fakultas Hukum Terbaik di Indonesia Versi THE WUR by Subject 2025

Pemeringkatan THE WUR by Subject 2025 diketahui menggunakan indikator utama pengajaran, lingkungan penelitian, kualitas penelitian, industri, dan pandangan internasional. Dalam bidang hukum, penilaian dirancang untuk mencerminkan kualitas khas dalam disiplin akademis hukum di seluruh dunia.

Adapun perguruan tinggi dengan fakultas hukum terbaik di Indonesia berdasarkan THE WUR by Subject 2025 yakni sebagai berikut:

1. Universitas Sebelas Maret (UNS)

2. Universitas Gadjah Mada (UGM)

3. Universitas Indonesia (UI)

4. Universitas Diponegoro (Undip)

5. Universitas Airlangga (Unair)

6. Universitas Padjadjaran (Unpad)

7. Universitas Brawijaya (UB)

Fakultas Hukum Terbaik di Indonesia Versi QS WUR by Subject 2025

QS World University Rankings by Subject 2025 menilai setiap bidang studi melalui poin indikator reputasi akademis, ulasan, dari perusahaan, sitasi penelitian per makalah, indeks H, dan jaringan penelitian internasional.

Berikut daftar perguruan tinggi dengan fakultas hukum terbaik di Indonesia versi QS WUR by Subject 2025:

1. Universitas Indonesia

2. Universitas Airlangga

3. Universitas Gadjah Mada

4. Universitas Diponegoro

5. Universitas Padjadjaran

6. Universitas Brawijaya

3 Persiapan Menjadi Mahasiswa Fakultas Hukum

Selain mengetahui kampus tujuan, detikers juga perlu menyiapkan tiga hal berikut sebelum menjadi mahasiswa fakultas hukum. Yuk, simak di bawah ini:

1. Rajin Membaca

Latihlah kebiasaan membaca. Mengapa hal ini penting? Akan ada banyak teori-teori ilmu hukum dan aturan perundang-undangan yang harus detikers pahami.

2. Update Isu-isu tentang Ilmu Hukum

Isu-isu hukum sebenarnya bisa kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Bacalah koran, majalah, atau situs berita. Dengan begitu, kamu akan mudah menemukan berita atau artikel tentang peristiwa yang mengandung aspek hukum.

3. Asah Kemampuan Berpikir Kritis

Dikutip dari laman Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera, kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan untuk bisa mengkaji suatu permasalahan dari berbagai sudut pandang. Mahasiswa fakultas hukum akan sering diminta untuk menganalisis kasus atau masalah. Kemampuan untuk memetakan masalah menjadi hal yang krusial dan berkaitan dengan berpikir kritis.

Demikian daftar fakultas hukum terbaik versi THE WUR by Subject dan QS WUR by Subject 2025. Siap menjadi mahasiswa hukum?

(nir/twu)



Sumber : www.detik.com

6 Universitas Keagamaan Terbaik di Indonesia Versi THE WUR 2026, Nomor Satu Siapa?


Jakarta

Times Higher Education World University Rankings (THE WUR) 2026 telah dirilis belum lama ini. Pemeringkatan ini menilai pengajaran, penelitian, transfer pengetahuan, dan wawasan secara internasional.

THE menggunakan 18 indikator kinerja yang dikalibrasi untuk memberikan perbandingan. Dari sana didapat peringkat universitas-universitas di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia.

Berdasarkan THE WUR 2026 khususnya di Indonesia, sejumlah perguruan tinggi keagamaan juga masuk dalam pemeringkatan. Kampus-kampus ini bisa untuk referensi anak madrasah kelas 12.


Daftar Kampus Keagamaan Terbaik di Indonesia Versi THE WUR 2026

1. Universitas Muhammadiyah Surakarta

  • Peringkat dunia:1201-1500
  • Skor keseluruhan: 27.3-32.0

2. Universitas Islam Indonesia

  • Peringkat dunia: 1501+
  • Skor keseluruhan: 10.3-27.2

3. UIN Sunan Gunung Djati Bandung

  • Peringkat dunia: 1501+
  • Skor keseluruhan: 10.3-27.2

4. Universitas Ahmad Dahlan

  • Peringkat dunia: 1501+
  • Skor keseluruhan: 10.3-27.2

5. Universitas Muhammadiyah Malang

  • Peringkat dunia: 1501+
  • Skor keseluruhan: 10.3-27.2

6. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

  • Peringkat dunia: 1501+
  • Skor keseluruhan: 10.3-27.2.

Pada laman resminya THE turut memperlihatkan daftar perguruan tinggi reporter. Status reporter disematkan pada kampus-kampus yang menjadi peserta aktif dalam proses pemeringkatan, tetapi belum diperingkat pada tahun ini.

Indikator Pemeringkatan THE WUR 2026

Reputasi pengajaran (15%)
Rasio gelar doktor terhadap staf akademik (5,5%)
Rasio staf terhadap mahasiswa (4,5%)
Pendapatan institusional (2,5%)
Rasio doktor terhadap sarjana (2%)

  • Lingkungan Penelitian (Bobot 29%)

Reputasi riset (18%)
Produktivitas riset (5,5%)
Pendapatan riset (5,5%)

Dampak sitasi (15%)
Kekuatan penelitian (5%)
Pengaruh penelitian (5%)
Keunggulan penelitian (5%)

Pendapatan industri (2%)
Paten (2%)

  • Wawasan Internasional (Bobot 7,5%)

Mahasiswa internasional (2,5%)
Penulisan bersama tingkat internasional (2,5%)
Staf internasional (2,5%).

(nah/faz)



Sumber : www.detik.com

10 Pekerjaan Paling Tidak Aman karena AI, Penulis Salah Satunya?


Jakarta

Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) telah mengubah dunia industri kerja. Perlahan, posisi yang tadinya dilakukan oleh manusia digantikan oleh mesin berkemampuan AI. Apa saja pekerjaan paling tidak aman?

Laporan terbaru dari Microsoft menemukan puluhan pekerjaan berpotensi terancam karena keberadaan AI. Ancaman ini terjadi karena AI bisa menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan manusia.

Laporan menganalisis 200.000 percakapan anonim dan pengguna chatbot di Amerika Serikat, yang dikumpulkan antara Januari hingga September 2025. Setiap pekerjaan kemudian diberi skor keseluruhan berdasarkan metrik tertentu. Skor yang lebih tinggi menunjukkan paparan AI yang lebih tinggi (skor paling tinggi 0,50).


Hasilnya, bidang kepenulisan, dinilai berisiko dengan kedatangan AI karena AI bisa membantu mereka untuk menulis.

“Kami menemukan bahwa aktivitas kerja paling umum yang membutuhkan bantuan AI adalah pengumpulan informasi dan penulisan, sementara aktivitas paling umum yang dilakukan AI sendiri adalah penyediaan informasi dan bantuan, penulisan, pengajaran, dan pemberian nasihat,” tulis para peneliti dalam laporan tersebut, dilansir CNBC.

Pekerjaan Tidak Berarti Diganti AI, tapi Lebih Kompetitif

Menurut laporan, analisis ini tidak ingin menunjukkan bagaimana AI akan mengganti pekerjaan manusia. Namun, ingin memberi petunjuk bahwa industri kerja hari ini menjadi lebih kompetitif.

Ini artinya, pekerja harus relevan dengan perkembangan teknologi masa kini. Di sisi lain, harus bisa mengembangkan diri, termasuk dengan pengetahuan AI agar bisa memanfaatkan teknologi.

“Anda harus mempelajari semua yang Anda bisa tentang perangkat AI dan bagaimana Anda dapat memanfaatkannya untuk menguntungkan perusahaan Anda,” kata Jensen Huang, salah satu pendiri dan CEO Nvidia.

“Semua pekerjaan akan terdampak, dan langsung. Hal ini tidak dapat dipungkiri,” imbuhnya.

Jadi, alih-alih takut dengan adanya AI, ini merupakan momen di mana ada peluang untuk pekerja semakin berkembang.

“Revolusi AI itu nyata, dan alih-alih takut, kita seharusnya melihatnya sebagai peluang untuk berevolusi dan berkembang,” ujar dosen bisnis Stanford, Robert E. Siegel.

Berikut ini sederet pekerjaan yang paling tidak aman atau berisiko karena keberadaan AI, dikutip dari CNBC dan Visual Capitalist.

Daftar 10 Pekerjaan Paling Tidak Aman atau Berisiko karena AI

1. Penerjemah dan Juru Bahasa

Skor: 0,49

2. Sejarawan

Skor: 0,48

3. Petugas Penumpang

Skor: 0,47

4. Perwakilan Penjualan Layanan

Skor: 0,46

5. Penulis dan Pengarang

Skor: 0,45

6. Pemrogram Alat Pengontrol Numerik Komputer (CNC)

Skor: 0,44

7. Perwakilan Layanan Pelanggan

Skor: 0,44

8. Operator Telepon

Skor: 0,42

9. Pendidik Manajemen Pertanian dan Rumah

Skor: 0,41

10. Penyiar Siaran dan DJ Radio

Skor: 0,41.

(faz/nah)



Sumber : www.detik.com

Kampus Kecil di Tengah Arus Besar Pendidikan Tinggi



Jakarta

Pendidikan tinggi di Indonesia, dalam idealitasnya, didesain untuk menjadi lokomotif perubahan sosial. Ia adalah kawah candradimuka tempat anak bangsa dididik dan dipersiapkan menjadi pemimpin, inovator, dan pejuang kemanusiaan.

Dalam visi besar nasional, perguruan tinggi ditempatkan sebagai garda depan untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Namun, di balik narasi gemerlap pendidikan tinggi, terdapat potret lain yang jarang terangkat, yakni pergumulan perguruan tinggi kecil yang tersebar di pelbagai daerah, jauh dari hiruk pikuk universitas besar yang terus mengukir prestasi global.

Ketika universitas besar berlomba memperluas jejaring internasional dan meraih akreditasi unggul, perguruan tinggi kecil justru sibuk memastikan roda akademik tetap berputar. Situasi ini menimbulkan paradoks: tuntutan nasional dan global semakin tinggi, tetapi daya dukung kelembagaan justru semakin rapuh.


Persoalan Mendasar

Salah satu problem krusial di perguruan tinggi kecil adalah aspek kemahasiswaan. Jumlah mahasiswa yang relatif kecil serta latar belakang sosial-ekonomi yang homogen membuat dinamika akademik berjalan datar. Banyak lulusan sekolah menengah di daerah memilih langsung bekerja untuk menopang ekonomi keluarga. Pendidikan tinggi belum sepenuhnya dipandang sebagai investasi jangka panjang, melainkan sebagai beban tambahan yang sulit ditanggung.

Padahal, John Dewey dalam Democracy and Education (1916), pernah menegaskan bahwa pendidikan adalah sarana utama untuk memastikan demokrasi tetap hidup. Melalui pendidikan, individu dipersiapkan untuk berpartisipasi aktif dalam kehidupan sosial. Pandangan ini memberi pesan penting bahwa ketika akses pendidikan tinggi masih dianggap barang mewah, maka partisipasi sosial pun terancam pincang. Paradoks inilah yang setiap tahun dihadapi perguruan tinggi kecil.

Masalah lain yang kerap muncul adalah aspek manajemen pengelolaan. Tidak jarang konflik internal terjadi antara pimpinan yayasan, rektorat, dan unit-unit kerja di bawahnya. Perselisihan ini sering berakar pada perbedaan kepentingan, transparansi keuangan, atau perebutan posisi strategis. Alih-alih menjadi motor penggerak kemajuan, konflik manajerial justru menyita energi kelembagaan. Akibatnya, pengambilan keputusan berjalan lambat, program akademik terhambat, dan suasana organisasi menjadi tidak kondusif bagi tumbuhnya iklim akademik yang sehat.

Selain mahasiswa dan tata kelola, persoalan mendasar lainnya adalah sumber daya manusia. Dosen sebagai jantung kehidupan kampus sering kali tidak mudah direkrut dan dipertahankan. Honorarium yang terbatas membuat banyak dosen muda terbaik menjadikan kampus daerah sebagai batu loncatan sebelum pindah ke perguruan tinggi besar yang menawarkan kesejahteraan lebih baik. Situasi ini menciptakan kerentanan berlapis, karena tanpa dosen yang stabil dan berkualitas, sulit menciptakan proses akademik yang sehat dan berkesinambungan.

Problem lain yang tak kalah serius adalah ihwal pembinaan karier dosen. Jalur kenaikan pangkat dan pengembangan jabatan akademik di perguruan tinggi kecil kerap terhambat oleh pelbagai keterbatasan. Minimnya dukungan riset, sulitnya menghasilkan publikasi di berkala ilmiah bereputasi, serta akses yang sempit terhadap jejaring akademik membuat proses karier berjalan jauh lebih lambat dibandingkan rekan sejawat mereka di perguruan tinggi besar. Tidak mengherankan bila dosen dengan jabatan lektor kepala, apalagi guru besar, masih menjadi sesuatu yang langka sekaligus mahal di lingkungan perguruan tinggi kecil.

Tak berhenti di situ, keterbatasan infrastruktur semakin memperberat keadaan. Minimnya laboratorium, gedung belajar yang serba terbatas, hingga fasilitas teknologi yang tertinggal membuat pembelajaran lebih banyak berhenti pada transfer pengetahuan. Mahasiswa tidak mendapat ruang yang cukup untuk mengalami proses riset dan eksplorasi ilmiah. Padahal, di era digital yang berkembang cepat, kemampuan bereksperimen dan menghasilkan inovasi justru semakin dibutuhkan.

Keterbatasan yang berlapis ini akhirnya membuat perguruan tinggi kecil rawan terjebak pada fungsi formalitas, yakni sekadar menyelenggarakan kuliah rutin tanpa benar-benar menjadi pusat penciptaan ilmu. Alih-alih menjadi motor perubahan sosial, kampus justru dipaksa sibuk bertahan hidup dari tahun ke tahun.

Tri Dharma yang Tereduksi

Perguruan tinggi lahir dengan mandat besar yakni mengajar, meneliti, dan mengabdi kepada masyarakat. Namun, di banyak perguruan tinggi kecil, mandat ini kerap menyusut. Sekali lagi, orientasi lebih banyak berhenti pada aspek pengajaran semata. Paradigma yang terbentuk adalah learning oriented, bukan research oriented atau community oriented. Situasi ini bukan semata-mata pilihan sadar, melainkan keterpaksaan akibat keterbatasan anggaran dan dukungan kelembagaan.

Padahal, penelitian dan publikasi ilmiah merupakan roh perguruan tinggi. Dari situlah ilmu diperbarui, pengetahuan dikembangkan, dan masyarakat memperoleh manfaat nyata. Seperti diingatkan Ernest Boyer dalam Scholarship Reconsidered: Priorities of the Professoriate (1990), persoalan akademik tidak boleh dipersempit hanya pada pengajaran. Ia mencakup empat dimensi penting: penemuan, integrasi, penerapan, dan pengajaran. Penekanan Boyer ini relevan, bahwa penelitian tidak hanya untuk memenuhi tuntutan birokratis, melainkan untuk memperkaya kehidupan sosial dan memberi makna lebih luas bagi keberadaan perguruan tinggi.

Namun, fakta di lapangan justru menunjukkan sebaliknya. Banyak kampus yang sulit mengalokasikan dana riset, apalagi publikasi bereputasi. Keterbatasan keuangan membuat penelitian hanya sekadar formalitas, atau bahkan dikesampingkan. Akibatnya, Tri Dharma yang seharusnya berjalan seimbang, tereduksi hanya menjadi satu: mengajar.

Dampaknya jelas. Perguruan tinggi kehilangan energi pembaruan pengetahuan. Dosen tidak terdorong menghasilkan riset bermutu. Mahasiswa pun hanya dijejali materi tanpa kesempatan cukup untuk mengalami proses penciptaan ilmu. Perguruan tinggi yang mestinya menjadi pusat inovasi, berubah sekadar ruang penyampaian pengetahuan.

Jika dirunut lebih jauh, problem ini membentuk lingkaran yang saling mengikat. Jumlah mahasiswa yang sedikit membuat pemasukan terbatas. Dana yang minim berdampak pada kesejahteraan dosen dan sarana prasarana yang tertinggal. Kualitas akademik pun merosot, reputasi kampus menurun, hingga pada akhirnya makin tidak diminati oleh calon mahasiswa. Lingkaran ini berputar terus-menerus, sulit diputus tanpa adanya intervensi kebijakan yang nyata.

Padahal, pendidikan yang sehat seharusnya mampu menumbuhkan imajinasi, empati, dan daya kritis. Perguruan tinggi idealnya menjadi ruang subur bagi tumbuhnya kualitas-kualitas tersebut. Namun, realitas menunjukkan bahwa perguruan tinggi kecil kerap terjebak dalam pola bertahan hidup, sehingga energi yang seharusnya dipakai untuk pengembangan akademik lebih banyak tersita untuk sekadar menjaga keberlangsungan lembaga.

Keberpihakan dan Kolaborasi

Apakah berarti kampus kecil ditakdirkan untuk selamanya berada di pinggiran? Tidak. Keterbatasan tidak selalu identik dengan kebuntuan. Ada sejumlah langkah strategis yang bisa ditempuh.

Pertama, keberpihakan negara dalam pembinaan perguruan tinggi kecil perlu terus diperkuat. Program hibah dan bantuan pemerintah harus benar-benar menyentuh kebutuhan kampus kecil, tidak hanya berfokus pada kampus besar. Wujud keberpihakan itu dapat berupa langkah afirmatif maupun kebijakan klasterisasi perguruan tinggi swasta, sehingga setiap institusi memperoleh dukungan yang proporsional sesuai kapasitas dan tantangannya. Pada akhirnya, pendidikan tinggi harus dipahami sebagai urusan kebangsaan yang menuntut kolaborasi dan pemerataan, bukan semata kompetisi antar lembaga.

Kedua, kampus kecil harus membangun kolaborasi. Di era digital, jarak bukan lagi penghalang. Jejaring riset lintas kampus, baik nasional maupun internasional, bisa membuka akses publikasi dan inovasi. Kerja sama ini bukan sekadar formalitas, melainkan upaya membangun ‘ekosistem belajar’ yang saling menopang.

Ketiga, transformasi pembelajaran. Perguruan tinggi kecil harus berani meninggalkan metode tradisional yang hanya mengandalkan ceramah. Mereka perlu mengadopsi blended learning, problem-based learning, atau pendekatan partisipatif lain yang memberi ruang kreativitas mahasiswa. Dengan demikian, keterbatasan fisik bisa diimbangi oleh inovasi pedagogi.

Namun, setiap langkah strategis harus disertai analisis risiko. Bidang kemahasiswaan berisiko kehilangan calon mahasiswa jika tidak ada diversifikasi strategi penerimaan. SDM berisiko stagnan jika insentif tidak diperbaiki. Infrastruktur pembelajaran berisiko tertinggal jika kebijakan anggaran tidak berpihak. Riset dan publikasi berisiko macet jika jejaring tidak dibangun. Pendidikan berisiko melahirkan lulusan tidak kompetitif jika metode pembelajaran tidak berubah.

Dengan risk mapping yang jelas, perguruan tinggi kecil bisa menyiapkan mitigasi yang realistis, misalnya: beasiswa daerah, insentif kinerja, shared facilities, konsorsium riset, dan digitalisasi pembelajaran. Langkah-langkah ini bukan sekadar teknis, tetapi strategi bertahan hidup sekaligus melangkah maju.

Kampus kecil di daerah ibarat lilin kecil di tengah gelapnya malam. Cahayanya mungkin redup, tetapi ia tetap memberikan arah bagi anak-anak bangsa yang haus ilmu. Lilin itu bisa padam jika dibiarkan berjuang sendiri, tetapi bisa pula semakin terang bila ditiup angin keberpihakan dan dilindungi kaca kolaborasi.

Menyulam asa kampus kecil adalah bagian dari menyulam masa depan bangsa. Indonesia tidak akan maju hanya dengan menonjolkan kampus besar di kota-kota utama. Kekuatan bangsa justru akan lahir jika kampus di pelosok pun mendapat ruang tumbuh yang sama. Di situlah sejatinya keadilan pendidikan, yakni menghadirkan cahaya pengetahuan di setiap sudut negeri.

*) Ahmad Tholabi Kharlie
Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Anggota Dewan Pendidikan Tinggi Kemdiktisaintek RI

*) Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com

(nwk/nwk)



Sumber : www.detik.com