Tag Archives: penghubung

Ancol Saatnya Diubah Biar Kekinian



Jakarta

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung merencanakan rebranding Ancol untuk menarik generasi muda. Ancol akan menjadi hub transportasi dan destinasi rekreasi baru. Ia menilai wajah Ancol saat ini sudah saatnya diperbarui agar tidak terkesan ‘tempat orang tua’.

Hal itu disampaikan Pramono saat meresmikan layanan TransJakarta rute 1W Blok M-Ancol di Halte TransJakarta Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (26/7/2025). Peluncuran ini sekaligus menjadi langkah awal menjadikan Ancol sebagai hub baru transportasi dan destinasi rekreasi warga Jakarta.

“Saya akan membuat dan meminta kepada manajemen Ancol untuk me-rebranding wajah Ancol lebih kekinian. Jangan kayak orang tualah,” kata Pramono seperti dilansir detikNews.


Pramono bahkan membagikan cerita pribadinya saat bertanya kepada anak dan menantunya tentang kapan terakhir kali ke Ancol. Hal itu, kata dia, menandakan adanya kesenjangan antara citra Ancol dan minat generasi muda saat ini.

“Karena tadi kebetulan saya pergi dengan anak saya dan menantu saya, saya tanya sama mereka, kapan kamu ke Ancol terakhir kali? Waktu SMA. Jadi kebayang, dan saya akan membuat dan meminta kepada manajemen Ancol untuk me-rebranding wajah Ancol lebih kekinian. Jangan kayak orang tualah,” ungkapnya.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, lanjut Pramono, akan mendukung penuh pembenahan kawasan Ancol. Salah satunya lewat penyambungan jalur transportasi massal dari Ancol ke Jakarta International Stadium (JIS) lewat jembatan penghubung.

“Sebentar lagi Ancol akan kita hubungkan dengan JIS, sehingga pilihan masyarakat Jakarta untuk berlibur, berekreasi, berolahraga itu makin banyak,” ujarnya.

Selain itu, ia juga menyebutkan Ancol akan mendapat dukungan dari kehadiran rute baru bus listrik TransJakarta serta sejumlah konser yang mulai diizinkan digelar di JIS. Ia berharap konektivitas itu bisa menghidupkan kembali kawasan Ancol yang belakangan dinilai makin sepi.

“Kalau JIS bisa dihubungkan dengan Ancol, konser-konser mulai boleh, dan juga Persija akan menjadi homebase sepenuhnya di JIS, saya meyakini wajah Ancol akan semakin berubah,” imbuhnya.

Sebagai informasi, rute 1W Blok M-Ancol memiliki panjang lintasan 48,7 kilometer pulang-pergi dengan waktu tempuh sekitar 120-150 menit. Rute ini dilayani oleh 13 unit bus listrik dan melalui 11 halte, 10 di antaranya halte BRT.

Dengan peluncuran ini, Ancol diharapkan tidak hanya menjadi destinasi wisata keluarga, tetapi juga titik konektivitas baru transportasi publik serta ruang rekreasi anak muda Jakarta.

(bel/ddn)



Sumber : travel.detik.com

Jembatan Pandansimo, Ikon Wisata Baru Jogja Siap Menyambut Traveler



Kulon Progo

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) punya ikon wisata baru, jembatan Pandansimo yang menghubungkan Kulon Progo dengan Bantul. Uji coba jembatan dilangsungkan Senin (29/9/2025). Pembukaan jembatan dilakukan dari sisi barat atau masuk wilayah Kulon Progo.

Sebagai informasi, jembatan Pandansimo jadi akses vital penghubung Kulon Progo-Bantul lewat jalur jalan lintas selatan atau JJLS. Jembatan ini jadi yang terpanjang di DIY dengan total mencapai 1,9 km.

Jembatan ini juga jadi ikon wisata karena dirancang dengan ornamen budaya lokal seperti gunungan pewayangan dan motif batik.


“Ya untuk pembukaan besok dilakukan dari sisi barat atau Kulon Progo, selanjutnya dari sisi timur atau wilayah Bantul,” ucap Kasatlantas Polres Kulon Progo, AKP Priya Tri Handaya, saat dimintai konfirmasi wartawan, Minggu (28/9/2025).

Priya mengatakan proses uji coba tersebut berlangsung hingga Sabtu (4/10/2025). Waktu uji coba pada Senin mulai pukul 09.00-18.00 WIB. Adapun waktu uji coba pada Selasa sampai Sabtu yaitu pukul 06.00-18.00 WIB.

Jembatan Pandansimo Bantul. Foto diunggah Selasa (2/9/2025).Jembatan Pandansimo Bantul. Foto diunggah Selasa (2/9/2025). Foto: dok. Pemkab Bantul

“Selama proses uji coba akan dilakukan patroli oleh petugas di lapangan. Hasil uji coba ini juga jadi bahan evaluasi sebelum akhirnya jembatan bisa difungsikan penuh,” ujarnya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kulon Progo, Didik Wijanarto mengatakan uji coba berlaku untuk dua jalur jembatan Pandansimo. Dalam uji coba tersebut juga dilakukan pemasangan banner larangan berjualan demi keselamatan bersama.

“Ya nanti juga ada pemasangan banner di Plaza jembatan, yang intinya melarang aktivitas berjualan di sekitar situ,” ucapnya.

Artikel ini sudah tayang di detikJogja, baca selengkapnya di sini.

(ddn/ddn)



Sumber : travel.detik.com

Stasiun Mrawan, Stasiun Tertinggi di Daop 9 Jember, Sudah Ada Sejak 1902



Jakarta

Stasiun Mrawan bukan sembarang stasiun kereta api. Stasiun itu stasiun tua yang sudah ada sejak 1902 dan unik dari aspek lokasi.

Stasiun itu tercatat sebagai stasiun tertinggi di wilayah Daop 9 Jember. Lokasinya berada di ketinggian 524 meter di atas permukaan laut. Nama Mrawan berasal dari nama sebuah sungai yang mengalir di dekat kompleks stasiun mrawan maupun terowongan itu.

Perannya juga nggak main-main, Stasiun Mrawan menjadi penggerak roda perekonomian wilayah Jember dan Banyuwangi. Sejak awal, stasiun itu menjadi jalur utama pengangkutan hasil perkebunan seperti kopi, gula, dan beras ke berbagai daerah di Indonesia.


Kini, fungsinya berkembang menjadi simpul perjalanan yang menyatukan nilai sejarah, ekonomi, dan pariwisata. Ya, stasiun itu berada di bentang Gunung Gumitir yang memiliki pemandangan menawan. Jalur di sekitar Mrawan melewati hamparan perkebunan kopi, kakao, dan karet milik PTPN XII.

Dekat dari stasiun tersebut, berdiri Terowongan Mrawan sepanjang 690 meter yang dibangun pada 1901 dan selesai pada 1910 oleh Staatsspoorwegen, perusahaan kereta api milik pemerintah kolonial Belanda. Pembangunan dimulai dengan mendirikan tembok di kedua sisi terowongan pada periode 1901-1902, kemudian dilanjutkan dengan konstruksi lengkung penutup yang memakan waktu delapan tahun.

Terowongan itu menembus Gunung Gumitir yang membatasi Kabupaten Jember dengan Kabupaten Banyuwangi, menjadi salah satu jalur penghubung vital di kawasan lintas selatan Pulau Jawa.

Terowongan itu berada di antara Stasiun Mrawan dan Stasiun Kalibaru. Tepatnya di KM 30+777. Sampai saat ini, Terowongan Mrawan merupakan terowongan aktif terpanjang kedua di Indonesia, cuma kalah dari terowongan Sasaksaat, bagian dari jalur kereta api yang menghubungkan Padalarang – Purwakarta – Cikampek, yang memiliki panjang 949 km.

Terowongan itu pun menjadi simbol keandalan teknologi perkeretaapian masa lalu yang tetap berfungsi hingga kini, memperkuat nilai sejarah kawasan Gumitir.

Menurut Vice President Public Relations KAI Anne Purba, Stasiun Mrawan menjadi potret peran transportasi publik dalam mendukung masyarakat, negara, dan ekonomi.

“Stasiun Mrawan memperlihatkan bagaimana perkeretaapian hadir sebagai penggerak ekonomi daerah, penghubung mobilitas masyarakat, sekaligus penjaga warisan sejarah bangsa. Kawasan ini memberi pengalaman perjalanan yang bernilai, sekaligus manfaat ekonomi bagi warga di sekitarnya,” ujar Anne.

Dia mengatakan bahwa lintasan Mrawan memperkuat konektivitas antara sektor transportasi, pertanian, dan pariwisata. Setiap perjalanan di jalur ini membuka peluang baru bagi pertumbuhan ekonomi serta mempertegas kontribusi KAI terhadap pengembangan wilayah.

Dengan nilai sejarah yang kuat, lanskap alam yang memukau, dan potensi peran strategis dalam pergerakan ekonomi, Stasiun Mrawan berdiri sebagai simbol harmoni antara transportasi modern, potensi lokal, dan kebanggaan nasional.

(fem/fem)



Sumber : travel.detik.com

Kutablang, Stasiun Paling Barat Indonesia, dan Relasi Erat dengan KA Cut Meutia



Jakarta

Stasiun Kutablang hidup lagi. Stasiun kereta api yang berada di ujung barat Indonesia itu, berdenyut setelah layanan Kereta Api (KA) Perintis Cut Meutia beroperasi kembali.

KA Cut Meutia melayani lintas Krueng Geukueh – Kutablang di Provinsi Aceh. Jalur itu menjadi simbol keterhubungan masyarakat sekaligus bagian penting dari sistem pertahanan nasional berbasis rel.

Sepanjang Januari-September 2025, KA Cut Meutia melayani 31.412 pelanggan. Angka ini mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap transportasi publik yang aman, efisien, dan berkelanjutan.


“KA Cut Meutia menjadi alat transportasi dan lambang semangat Aceh untuk kembali bangkit melalui infrastruktur yang memperkuat konektivitas dan pertahanan wilayah barat Indonesia,” ujar Vice President Public Relations KAI Anne Purba dalam rilis kepada detikTravel, Jumat (24/10/2025).

Stasiun KA Kutablang AcehStasiun KA Kutablang Aceh (dok. PT KAI)

Terletak di Gle Putoh, Kabupaten Bireuen, Stasiun Kutablang kini menjadi stasiun aktif paling barat di Indonesia. Dari sinilah perjalanan KA Cut Meutia berakhir setelah melintasi jalur sepanjang 21,45 kilometer dari Stasiun Krueng Geukueh. Kutablang menjadi penanda batas geografis perkeretaapian nasional dan simbol kedaulatan transportasi di wilayah Aceh.

“Kutabalang mewakili semangat menjaga wilayah terluar bangsa. Saat ini, selain untuk pertahanan juga menjadi fasilitas yang menghubungkan masyarakat, pendidikan, serta wisata,” kata Anne.

Dari Rel Perang ke Jalur Pertahanan dan Harapan

Sejarah perkeretaapian Aceh dimulai tahun 1876, ketika jalur pertama dari Ulee Lheue ke Kutaraja (Banda Aceh) sepanjang 5 kilometer dibangun untuk kepentingan militer. Rel ini digunakan sebagai jalur logistik dan mobilisasi pasukan dalam Perang Aceh. Dalam dua dekade berikutnya, jalur terus diperluas hingga mencapai 502 kilometer, menghubungkan Banda Aceh – Sigli – Lhokseumawe – Langsa – Pangkalan Susu (Sumatera Utara).

Sejak awal, rel di Aceh berperan strategis bagi keamanan dan pertahanan. Jalur ini memungkinkan pasokan logistik dan pergerakan personel secara cepat di kawasan perbatasan barat. Setelah Indonesia merdeka, peran itu berlanjut sebagai infrastruktur dasar untuk membangun konektivitas nasional.

Stasiun KA Kutablang AcehKA Cut Meutia hidupkan Stasiun KA Kutablang Aceh (dok. PT KAI)

Meski operasional kereta api di Aceh sempat berhenti pada 1982 akibat kerusakan jembatan dan penurunan aktivitas ekonomi, semangat untuk menghidupkannya tidak pernah padam. Kini, melalui jalur Krueng Geukueh – Kutablang, rel yang dahulu dibangun untuk kepentingan militer kembali berfungsi sebagai jalur penguatan konektivitas dan pertahanan bangsa.

Selain sebagai infrastruktur pertahanan dan transportasi publik, lintas KA Cut Meutia juga berkembang menjadi jalur wisata edukatif. Penumpang dapat menikmati panorama sawah, perdesaan, dan pantai yang membentang di sepanjang jalur.

Beberapa sekolah dan komunitas di Aceh menjadikan perjalanan ini sebagai sarana belajar sejarah, mengenalkan generasi muda pada kisah perjuangan dan teknologi rel bangsa.

Perintis untuk Pemerataan dan Ketahanan Wilayah

KA Cut Meutia merupakan satu dari sembilan kereta api perintis di Indonesia. Bersama KA Datuk Belambangan di Sumatera Utara, KA Lembah Anai di Sumatera Barat, dan KA Makassar-Parepare di Sulawesi Selatan, layanan ini memperluas pemerataan transportasi sekaligus memperkuat fondasi pertahanan wilayah dari barat hingga timur Nusantara.

“Kereta api adalah infrastruktur strategis. Di Aceh, KA Cut Meutia menjadi penghubung masyarakat sekaligus bagian dari kesiapan bangsa menjaga dan membangun wilayah Indonesia,” kata Anne.

(fem/row)



Sumber : travel.detik.com

Stasiun Mrawan, Stasiun Tertinggi di Daop 9 Jember, Sudah Ada Sejak 1902



Jakarta

Stasiun Mrawan bukan sembarang stasiun kereta api. Stasiun itu stasiun tua yang sudah ada sejak 1902 dan unik dari aspek lokasi.

Stasiun itu tercatat sebagai stasiun tertinggi di wilayah Daop 9 Jember. Lokasinya berada di ketinggian 524 meter di atas permukaan laut. Nama Mrawan berasal dari nama sebuah sungai yang mengalir di dekat kompleks stasiun mrawan maupun terowongan itu.

Perannya juga nggak main-main, Stasiun Mrawan menjadi penggerak roda perekonomian wilayah Jember dan Banyuwangi. Sejak awal, stasiun itu menjadi jalur utama pengangkutan hasil perkebunan seperti kopi, gula, dan beras ke berbagai daerah di Indonesia.


Kini, fungsinya berkembang menjadi simpul perjalanan yang menyatukan nilai sejarah, ekonomi, dan pariwisata. Ya, stasiun itu berada di bentang Gunung Gumitir yang memiliki pemandangan menawan. Jalur di sekitar Mrawan melewati hamparan perkebunan kopi, kakao, dan karet milik PTPN XII.

Dekat dari stasiun tersebut, berdiri Terowongan Mrawan sepanjang 690 meter yang dibangun pada 1901 dan selesai pada 1910 oleh Staatsspoorwegen, perusahaan kereta api milik pemerintah kolonial Belanda. Pembangunan dimulai dengan mendirikan tembok di kedua sisi terowongan pada periode 1901-1902, kemudian dilanjutkan dengan konstruksi lengkung penutup yang memakan waktu delapan tahun.

Terowongan itu menembus Gunung Gumitir yang membatasi Kabupaten Jember dengan Kabupaten Banyuwangi, menjadi salah satu jalur penghubung vital di kawasan lintas selatan Pulau Jawa.

Terowongan itu berada di antara Stasiun Mrawan dan Stasiun Kalibaru. Tepatnya di KM 30+777. Sampai saat ini, Terowongan Mrawan merupakan terowongan aktif terpanjang kedua di Indonesia, cuma kalah dari terowongan Sasaksaat, bagian dari jalur kereta api yang menghubungkan Padalarang – Purwakarta – Cikampek, yang memiliki panjang 949 km.

Terowongan itu pun menjadi simbol keandalan teknologi perkeretaapian masa lalu yang tetap berfungsi hingga kini, memperkuat nilai sejarah kawasan Gumitir.

Menurut Vice President Public Relations KAI Anne Purba, Stasiun Mrawan menjadi potret peran transportasi publik dalam mendukung masyarakat, negara, dan ekonomi.

“Stasiun Mrawan memperlihatkan bagaimana perkeretaapian hadir sebagai penggerak ekonomi daerah, penghubung mobilitas masyarakat, sekaligus penjaga warisan sejarah bangsa. Kawasan ini memberi pengalaman perjalanan yang bernilai, sekaligus manfaat ekonomi bagi warga di sekitarnya,” ujar Anne.

Dia mengatakan bahwa lintasan Mrawan memperkuat konektivitas antara sektor transportasi, pertanian, dan pariwisata. Setiap perjalanan di jalur ini membuka peluang baru bagi pertumbuhan ekonomi serta mempertegas kontribusi KAI terhadap pengembangan wilayah.

Dengan nilai sejarah yang kuat, lanskap alam yang memukau, dan potensi peran strategis dalam pergerakan ekonomi, Stasiun Mrawan berdiri sebagai simbol harmoni antara transportasi modern, potensi lokal, dan kebanggaan nasional.

(fem/fem)



Sumber : travel.detik.com

Turis Nyasar 2 Hari, Semua Barang Hilang Cuma Tersisa Kunci Hotel



Pattaya

Seorang turis Italia tersesat di Pantai Pattaya. Tanpa identitas, dia hanya memegang kunci hotel sebagai petunjuk.

Adalah Marco De Vivo turis yang tersesat di Pattaya itu. Dia tampak linglung di Kantor Polisi Pattaya.

Dikutip dari the taiger, Jumat (17/10/2025), pada awal pekan ini, dia mengaku menikmati liburannya di sebuah bar lokal Pattaya dua hari lalu.


Saat diinterogasi, ia mengaku mabuk berat malam itu. Petaka pun dimulai setelah dia mabuk itu. Semua barangnya hilang, yang tertinggal hanya kunci kamar hotel. Ia bahkan lupa nama hotel tempatnya menginap.

Dibantu oleh petugas penghubung internasional, ia memberikan kunci hotel yang menjadi satu-satunya benda berharga yang diharapkan bbisa menuntunnya pulang.

Namun, kunci itu polos, tidak ada logo hotel atau penanda khusus lain yang jadi mewakili hotel. Di kunci itu cuma ada gantungan dengan menunjukkan bahwa dia menginap di kamar nomor dua.

Polisi pun bingung, di hotel mana dia menginap.

Berbekal foto kunci hotel, petugas mencari bantuan lewat dunia maya. Upaya itu menuai respons positif.

Banyak netizen yang mengidentifikasikan beberapa akomodasi. Bahkan, banyak yang meminta polisi untuk memeriksa sistem seperti Kartu Kedatangan Digital Thailand (TDAC) atau basis data TM30, yang melacak pendaftaran hotel untuk pengunjung asing.

Pattaya Mail menyatakan polisi Thailand memastikan bahwa semua hotel dan penginapan di Thailand wajib melaporkan tamu asing ke imigrasi dalam waktu 24 jam setelah check-in. Aturan itu membantu petugas melacak keberadaan wisatawan jika terjadi sesuatu, karena data mereka tercatat secara resmi.

Dalam prosesnya, polisi bersama warga berhasil menemukan tempat menginap De Vivo. Kini, De Vivo berada di bawah pengawasan aparat internasional dan diperkirakan akan segera kembali ke hotelnya dalam keadaan selamat.

Insiden itu menjadi pelajaran penting bagi wisatawan untuk membawa informasi penting seperti kartu hotel, nomor kamar, atau kontak darurat. Selain itu, sebaiknya tidak mabuk, ya!

(bnl/fem)



Sumber : travel.detik.com

Berkat Wings Air, Bandara Sultan Bantilan di Tolitoli Makin Terkoneksi



Tolitoli

Berkat rute baru dari maskapai Wings Air, Bandara Sultan Bantilan di Tolitoli (TLI) kini makin terkoneksi dengan Bandara Mutiara SIS Al Jufrie di Palu (PLW).

Dari pesisir barat Sulawesi Tengah, kabar baik datang bagi masyarakat Kabupaten Tolitoli dan sekitarnya. Kini perjalanan udara semakin mudah, cepat, dan nyaman usai maskapai Wings Air resmi mengudara kembali dari Tolitoli ke Palu.

Menurut Corporate Communications Strategic of Wings Air, Danang Mandala Prihantoro, rute baru ini akan membuka kembali jalur penting untuk konektivitas intra Sulawesi Tengah dan keterhubungan dengan berbagai kota besar di Indonesia.


“Melalui Palu sebagai penghubung utama, masyarakat kini dapat melanjutkan penerbangan menuju Luwuk, Morowali, Balikpapan, Makassar, Surabaya, dan Jakarta di hari yang sama atau pada jadwal berikutnya, sesuai kebutuhan perjalanan,” jelas Danang dalam keterangannya, Jumat (17/10/2025).

“Rute ini bukan sekadar layanan udara, melainkan penghubung kehidupan dan peluang di pusat pertumbuhan ekonomi baru bagi masyarakat Tolitoli dan wilayah sekitarnya,” imbuh Danang.

Traveler dapat menikmati kemudahan dengan memesan tiket dan check-in online rute ini melalui aplikasi BookCabin. Traveler juga bisa memesan akomodasi (hotel/penginapan) secara praktis dalam satu platform, serta menjadi anggota CabinClub untuk memperoleh penawaran spesial dan reward menarik lainnya.

“Beberapa manfaat langsung yang dapat dirasakan dari rute baru ini antara lain, mempermudah akses wisatawan dan pelaku usaha yang ingin berkunjung atau berinvestasi di Tolitoli hingga Distribusi barang, hasil pertanian, dan perikanan menjadi lebih cepat ke berbagai kota besar,” kata Danang.

Wings Air Terbangi Rute Tolitoli PaluWings Air Terbangi Rute Tolitoli Palu Foto: (dok. Wings Air)

Untuk penerbangan Tolitoli-Palu, Wings Air akan menggunakan pesawat ATR 72 berkapasitas 72 kursi kelas ekonomi yang dirancang ideal untuk rute jarak pendek dan sesuai dengan infrastruktur Bandara Sultan Bantilan.

“Wings Air menyampaikan terima kasih atas dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Tolitoli, pengelola bandara, pengatur lalu lintas udara, stakeholders penerbangan, serta seluruh mitra kerja dan masyarakat yang terus berperan aktif dalam memajukan konektivitas udara di Sulawesi Tengah,” tutup dia.

Berikut Jadwal Penerbangan Wings Air Tolitoli-Palu:

1. Palu (PLW) – Toli Toli (TLI) IW-1154: Terbang 10.35 WITA, Tiba 11.30 WITA

2. Toli Toli (TLI) – Palu (PLW) IW-1155: Terbang 12.05 WITA, Tiba 13.00 WITA

(wsw/ddn)



Sumber : travel.detik.com

Kutablang, Stasiun Paling Barat Indonesia, dan Relasi Erat dengan KA Cut Meutia



Jakarta

Stasiun Kutablang hidup lagi. Stasiun kereta api yang berada di ujung barat Indonesia itu, berdenyut setelah layanan Kereta Api (KA) Perintis Cut Meutia beroperasi kembali.

KA Cut Meutia melayani lintas Krueng Geukueh – Kutablang di Provinsi Aceh. Jalur itu menjadi simbol keterhubungan masyarakat sekaligus bagian penting dari sistem pertahanan nasional berbasis rel.

Sepanjang Januari-September 2025, KA Cut Meutia melayani 31.412 pelanggan. Angka ini mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap transportasi publik yang aman, efisien, dan berkelanjutan.


“KA Cut Meutia menjadi alat transportasi dan lambang semangat Aceh untuk kembali bangkit melalui infrastruktur yang memperkuat konektivitas dan pertahanan wilayah barat Indonesia,” ujar Vice President Public Relations KAI Anne Purba dalam rilis kepada detikTravel, Jumat (24/10/2025).

Stasiun KA Kutablang AcehStasiun KA Kutablang Aceh (dok. PT KAI)

Terletak di Gle Putoh, Kabupaten Bireuen, Stasiun Kutablang kini menjadi stasiun aktif paling barat di Indonesia. Dari sinilah perjalanan KA Cut Meutia berakhir setelah melintasi jalur sepanjang 21,45 kilometer dari Stasiun Krueng Geukueh. Kutablang menjadi penanda batas geografis perkeretaapian nasional dan simbol kedaulatan transportasi di wilayah Aceh.

“Kutabalang mewakili semangat menjaga wilayah terluar bangsa. Saat ini, selain untuk pertahanan juga menjadi fasilitas yang menghubungkan masyarakat, pendidikan, serta wisata,” kata Anne.

Dari Rel Perang ke Jalur Pertahanan dan Harapan

Sejarah perkeretaapian Aceh dimulai tahun 1876, ketika jalur pertama dari Ulee Lheue ke Kutaraja (Banda Aceh) sepanjang 5 kilometer dibangun untuk kepentingan militer. Rel ini digunakan sebagai jalur logistik dan mobilisasi pasukan dalam Perang Aceh. Dalam dua dekade berikutnya, jalur terus diperluas hingga mencapai 502 kilometer, menghubungkan Banda Aceh – Sigli – Lhokseumawe – Langsa – Pangkalan Susu (Sumatera Utara).

Sejak awal, rel di Aceh berperan strategis bagi keamanan dan pertahanan. Jalur ini memungkinkan pasokan logistik dan pergerakan personel secara cepat di kawasan perbatasan barat. Setelah Indonesia merdeka, peran itu berlanjut sebagai infrastruktur dasar untuk membangun konektivitas nasional.

Stasiun KA Kutablang AcehKA Cut Meutia hidupkan Stasiun KA Kutablang Aceh (dok. PT KAI)

Meski operasional kereta api di Aceh sempat berhenti pada 1982 akibat kerusakan jembatan dan penurunan aktivitas ekonomi, semangat untuk menghidupkannya tidak pernah padam. Kini, melalui jalur Krueng Geukueh – Kutablang, rel yang dahulu dibangun untuk kepentingan militer kembali berfungsi sebagai jalur penguatan konektivitas dan pertahanan bangsa.

Selain sebagai infrastruktur pertahanan dan transportasi publik, lintas KA Cut Meutia juga berkembang menjadi jalur wisata edukatif. Penumpang dapat menikmati panorama sawah, perdesaan, dan pantai yang membentang di sepanjang jalur.

Beberapa sekolah dan komunitas di Aceh menjadikan perjalanan ini sebagai sarana belajar sejarah, mengenalkan generasi muda pada kisah perjuangan dan teknologi rel bangsa.

Perintis untuk Pemerataan dan Ketahanan Wilayah

KA Cut Meutia merupakan satu dari sembilan kereta api perintis di Indonesia. Bersama KA Datuk Belambangan di Sumatera Utara, KA Lembah Anai di Sumatera Barat, dan KA Makassar-Parepare di Sulawesi Selatan, layanan ini memperluas pemerataan transportasi sekaligus memperkuat fondasi pertahanan wilayah dari barat hingga timur Nusantara.

“Kereta api adalah infrastruktur strategis. Di Aceh, KA Cut Meutia menjadi penghubung masyarakat sekaligus bagian dari kesiapan bangsa menjaga dan membangun wilayah Indonesia,” kata Anne.

(fem/row)



Sumber : travel.detik.com

Warga Pondok Hijau Protes Jalanannya Dipakai Balboa Meski Sudah Jadi Fasum



Jakarta

Terjadi perselisihan antara warga Perumahan Pondok Hijau dengan pengembang perumahan Balboa Estate. Masalah ini dipicu karena pihak pengembang membuat akses masuk ke dalam kompleks melalui jalan di Pondok Hijau.

Warga memprotes sikap Balboa Estate yang tidak berkoordinasi terlebih dahulu dengan mereka. Bahkan, pihak Balboa sebenarnya tidak mendapat ‘lampu hijau’ dari masyarakat untuk menggunakan jalan di Perumahan Pondok Hijau sebagai akses masuk ke dalam kompleks.

Salah satu warga Pondok Hijau, Moch Aminullah mengatakan permasalahan ini telah berlangsung sejak 2023. Semua berawal ketika pihak Balboa tidak mendapat izin untuk menggunakan akses masuk dari Jalan Masjid Arriyadh yang langsung terhubung dengan Jalan Dewi Sartika, Ciputat.


“Dia (Balboa Estate) nggak punya jalan ke sana yang memenuhi syarat 3 meter. Jadi diarahkan ke Pondok Hijau untuk akses masuk mereka, sedangkan jalan di sini lebih lebar,” kata Aminullah atau kerap disapa JQ saat diwawancara detikcom, Kamis (16/10/2025).

JQ sudah mengetahui rencana penggunaan akses masuk kompleks Balboa Estate melalui Jalan Duta Darma, yang mana jalan tersebut masuk dalam kawasan Perumahan Pondok Hijau. Namun, kala itu pihak pengembang hanya menyerahkan surat keterangan untuk penggunaan Jalan Duta Darma.

“Jadi saya sudah minta surat permohonan kepada mereka, lalu baru dikasih keterangan. Surat keterangan itu kemungkinan bisa, tapi kan intinya kalau sudah diizinkan dari warga. Lalu diserahkan juga surat rekomendasi, tapi tidak pernah ada izin dan tidak pernah ada niat Balboa untuk melakukan permintaan izin kepada Pondok Hijau,” ujarnya.

JQ mengaku jika jalanan yang berada di Pondok Hijau dulunya merupakan milik kompleks. Namun sejak enam tahun lalu, jalanan ini diubah statusnya menjadi jalan umum dan telah diserahkan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan.

Walau statusnya sudah berubah menjadi jalan umum, JQ berujar tetap harus ada izin kepada warga Pondok Hijau jika ingin melakukan kegiatan. Sebab, warga setempat yang akan dirugikan akibat penggunaan jalan tanpa izin terlebih dahulu.

“Baru 6 tahun yang lalu jalan ini diubah menjadi fasum (fasilitas umum). Fasum ini sudah diserahkan ke Pemkot Tangsel, tapi itu dengan syarat izin ke warga kalau mau digunakan. Misalnya ada pelebaran jalan, maka izin dulu ke warga nggak boleh semena-mena. Karena ini milik kita dan sudah 35 tahun kita swadaya membangun jalan ini,” ungkap JQ.

Untuk menangani permasalahan ini, telah dilakukan mediasi oleh Lurah Pisangan dan Lurah Cipayung bersama Polsek Ciputat dan Satpol PP. Sayangnya, mediasi yang telah dilakukan sebanyak sembilan kali itu masih belum menemui jalan keluar.

JQ mengatakan warga Pondok Hijau pernah ditawari kompensasi dari pihak Balboa terkait penggunaan akses masuk dari Jalan Duta Darma. Namun karena Balboa tidak melakukan izin kepada warga terlebih dahulu, akhirnya kompensasi tersebut ditolak.

“Dulu kita pernah bahas masalah kompensasi, benar-benar soal kompensasi, tapi sekarang nggak ada. Warga sudah nggak mau karena kelakuan Balboa sendiri. Dulu kita nggak tahu kalau ada izin, oke kalau ada izin kita terima kompensasi nggak apa-apa, tapi ini kan nggak ada izinnya,” pungkas JQ.

Ditemui secara terpisah, Manager Operasional Balboa Estate mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Tangerang Selatan soal pemilihan jalan untuk akses masuk. Pada awalnya akses masuk ke perumahan melalui Jalan Masjid Arriyadh yang langsung terhubung dengan Jalan Dewi Sartika, Ciputat.

Namun jalan tersebut dianggap terlalu sempit karena lebarnya kuran dari 3 meter. Jalan Masjid Arriyadh tidak bisa dilalui oleh dua mobil sekaligus, sehingga salah satunya harus mengalah. Kemudian dipilih akses masuk melalui Jalan Duta Darma yang masuk ke dalam kawasan Perumahan Pondok Hijau.

“Dari Dishub aturannya satu, jalannya harus lebar di mana di situ (Jalan Duta Darma) jalannya lebih lebar dan besar. Kedua, Dishub itu harus mengurangi beban ke jalan utama. Ini kan jalan nasional nih (Jalan Dewi Sartika), makanya dibuang ke situ,” kata Yohanes saat ditemui di Perumahan Balboa Estate Ciputat, Jumat (17/10/2025).

Selain mendapat usulan dari Dishub, Yohanes mengatakan pihaknya juga memilih Jalan Duta Darma sebagai akses masuk ke Balboa Estate. Sebab, jalan ini dinilai lebih layak karena lebar dan bisa dilalui dua mobil sekaligus.

Namun, tidak ada jalan penghubung antara Perumahan Pondok Hijau dengan Balboa Estate. Akhirnya pihak Balboa membeli satu unit rumah yang berada di ujung Jalan Duta Darma. Rumah tersebut dirobohkan dan diubah menjadi pintu masuk.

Tim detikcom telah mencoba menghubungi Dishub Tangerang Selatan mengenai ketentuan penggunaan jalan dan akses masuk ke Balboa Estate. Namun sampai berita ini diturunkan masih belum ada jawaban.

(ilf/ilf)



Sumber : www.detik.com