Tag Archives: penghuni laut

Raja Ampat Terancam Rusak, Ini Alternatif Tempat Diving


Jakarta

Indonesia tak pernah kehabisan wisata alam yang memancing jiwa petualangan pengunjung. Termasuk bagi penyuka diving dan snokeling yang mendamba keindahan bawah laut Indonesia, yang kaya keanekaragaman hayati.

Alternatif 12 Tempat Diving

Sebagai alternatif spot diving selain Raja Ampat yang kini sedang dalam polemik, berikut pilihannya

1. Bali dan Lombok

Keindahan Bali tak hanya yang terlihat di permukaan, tapi juga di bawah laut dengan biodiversity hewan dan tumbuhan. Spot menyelam di Bali dan Lombok dikutip dari situs Seacrush terdiri dari:


Padangbai

Spot Padangbai dengan air jernih biru memungkinkan penyelam melihat keindahan Padangbai dengan sangat jelas. Di sini juga ada kebun terumbu kerang dengan view yang sangat indah dan peluang mengasah kemampuan fotografi.

USAT Liberty Wreck

Di wilayah Tulamben, Bali bagian utara ada bekas kapal argo USA Army yang ditembak Jepang tahun 1942. Dengan kedalaman 5-30 meter, spot menyelam ini cocok dinimati pagi dan malam hari serta cocok bagi snorkeler. Buat yang sekadar ingin berenang, tentunya bisa juga menikmati spot ini.

Amed Japanese Wreck

Kapal ini dulunya adalah bagian dari patroli Jepang yang tenggelam tahun 1942. Kedalamanya adalah 2-12 meter yang lebih dangkap dibandung USAT Liberty Wreck. Spot menyelam in cocok bagi diver level 1.

Pulau Menjangan

Pulau ini terletak di pusat wilayah yang dilindungi di Bali bagian barat laut. Menjangan dengan kedalaman 20-30 meter ini menawarkan kekayaan kehidupan makro dibanding spot diving lain. Pulau Menjangan lebih cocok bagi penyelam profesional, dengan jumlah kunjungan lebih sedikit.

Crystal Bay dan Manta Point di Nusa Penida

Di sini, pengunjung bisa melihat ikan mola-mola pada pertengahan Juni hingga Oktober, atau ikan pari mantai di Manta Point. Spot Manta Point cocok bagi snorkeler.

2. Taman Nasional Komodo

Kawasan yang berstatus warisan dunia dan kekayaan biosfere dari UNESCO ini menawarkan pemandangan serta keanekaragaman hayati. Taman Nasional Komodo ini berlokasi di Selat Lintah dengan gelombang kuat, yang membawa banyak kehidupan. Spot menyelan di Taman Nasional Komodo adalah:

Manta Alley

Spot yang menjadi tempat ikan pari membersihkan diri ini adalah spot ikonik di Taman Nasional Komodo. Dengan kedalaman 20 meter dan gelombang kuat, spot ini lebih cocok penyelam berpengalaman yang nyaman dengan ombak.

Castle Rock

Site dengan kedalaman beragam 4, 20, hingga 24 meter ini punya ombak kuat. Namun site ini juga punya banyak keanekaragaman hayati yang sulit dilewatkan.

Cystal rock

Kawasan dengan ombak kuat ini sangat menarik bagi para raksasa penghuni laut. Hiu abu-abu, hiu sirip putih, dan giant trevally adalah beberapa contoh bagian dari ekosistem ini yang juga berkaitan dengan Castle Rock dan Gili Lawa Laut.

Batu Bolong

Dilihat dari atas, kawasan ini memang terlihat bolong tanpa ada yang istimewa. Namun di kedalaman 70 meter ada berbagai jenis ikan misal napoleon wrasse, giant trevallies, tuna, dan hiu sirip putih. Kawasan ini juga punya gelombang yang sangat kuat.

Cauldron aka Shotgun

Kawasan ini hanya untuk penyelam berpengalaman yang biasa dengan gelombang kuat. Penyelam bergerak sepanjang struktur seperti dinding laut yang kaya ikan dan terumbu karang. Selanjutnya, penyelam seperti tertembak air laut ke dalam mangkuk raksasa. Mangkuk dengan dasar pasir laut ini membuat penyelam seperti sedang naik rollercoaster.

3. Taman Nasional Komodo dan Lembeh di Sulawei

Wilayah yang berlokasi di Manado bagian utara Sulawesi ini menawarkan pengalaman wall dives dan peluang mengambil foto bawah laut yang lias biasa cantik. Taman laut ini terdiri atas Pulau Bunaken, Siladen, Mantehage, Nain, dan Manado Tua dengan kedalaman mencapai 600 meter.

Lekuan 2

Site di luar Bunaken ini punya dinding vertikal dengan banyak terumbu karang lembut dan keras, serta visibilitas luar biasa baik. Site ini juga terkenal dengan fotografi wide angle.

Ron’s Point

Berlokasi di ujung selatan Pulau Bunaken, site ini punya lembah dengan plateau besar dan kedalaman 35 meter. Di sini ada penghuni laut besar misal hiu, tuna besar, dan pari raksasa.

Alternatif spot menyelam ini bisa jadi opsi dive dan snorkeling selain Raja Ampat.

(row/fem)

Sumber : travel.detik.com

Alhamdulillah اللهم صلّ على رسول الله محمد wisata mobil
image : unsplash.com / Thomas Tucker

Wow! Ada Hiu Kecil yang Bercahaya di Laut Dalam


Jakarta

Tahukah detikers, ada hiu yang bisa bersinar seperti lampu? Hewan dengan kemampuan unik ini merupakan penghuni laut dalam.

Ikan ini disebut hiu lentera atau lanternshark. Baru-baru ini, peneliti melaporkan spesies baru hiu bercahaya tersebut dari penemuan di lepas pantai Australia Barat.

Sebagai pengingat atas lokasi penemuannya, hiu ini diberi nama ilmiah Etmopterus westraliensis.


Hiu Lentera Baru

Tim peneliti semula menemukan spesies hiu lentera baru itu dalam ekspedisi survei keanekaragaman hayati laut pada 2022. Dari spesimen yang dikumpulkan, hiu baru yang terbesar hanya berukuran 40,7 cm.

“Hiu lentera adalah kelompok hiu yang menakjubkan, dan spesies baru ini ditemukan di kedalaman hingga 610 meter selama survei keanekaragaman hayati untuk Parks Australia di kawasan Taman Laut Gascoyne di lepas pantai Australia Barat,” kata ahli ikan Dr Will White, dikutip dari laman Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization (CSIRO).

White merupakan peneliti dari CSIRO Australian Natonal Fish Collection. Dalam studi ini, ia di antaranya terlibat dalam pendeskripsian spesies hiu baru tersebut.

Ia menjelaskan, hiu mini dan ramping ini punya sirip punggung berduri tajam. Sementara itu, bagian perut dan sisi tubuhnya bisa mengeluarkan cahaya sendiri.

Mengapa Hiu Lentera Bercahaya?

Sifat mengeluarkan cahaya sendiri dari reaksi kimia disebut bioluminesensi. Hewan dengan sifat ini biasanya memiliki fotofor, yaitu organ khusus pada hewan yang bisa mengeluarkan cahaya, baik yang dihasilkan sendiri atau pun dengan bantuan bakteri.

“Hiu lentera bersifat bioluminesensi, dengan cahaya yang dihasilkan oleh fotofor yang terletak di perut dan sisi tubuhnya, yang menjadi asal nama umum mereka,” kata White.

Ada sekitar 20 spesies baru yang berhasil dideskripsikan secara ilmiah dari pelayaran kapal survei RV Investigator 2022. Namun peneliti memperkirakan masih ada sekitar 600 spesies baru lainnya yang menunggu untuk ditemukan dan diidentifikasi.

Hasil studi Shing Lai Ng dan rekan-rekan ini dipublikasi dalam Journal of Fish Biology dengan judul ‘Etmopterus westraliensis, a new species of lanternshark (Squaliformes: Etmopteridae) from Western Australia, with redescription of Etmopterus brachyurus’, 18 September 2025.

(twu/faz)



Sumber : www.detik.com