Tag Archives: peradangan tubuh

5 Makanan Antiinflamasi Terbaik untuk Cegah Peradangan Tubuh


Jakarta

Tubuh yang terkena peradangan akan mengalami kembung, lesu, dan nyeri sendi. Kondisi ini dapat diatasi dengan mengonsumsi makanan yang punya sifat antiinlamasi.

Tubuh yang mengalami peradangan sering kali diabadikan. Padahal efeknya dapat menyebabkan masalah kesehatan, termasuk pada sistem pencernaan dan ketidakseimbangan hormon.

Tubuh yang mudah terkena peradangan merupakan tubuh yang kurang akan asupan antioksidan. Solusinya adalah mengonsumsi makanan yang mengandung senyawa penting.


Senyawa penting tersebut yang akan melawan radikal bebas karena sifat antinflamasi dan antiradang yang dimiliki, lapor Eat This, not That! (05/04/25).

Berikut ini 5 makanan yang punya sifat antiinflamasi.

1. Kunyit

kunyitKunyit mengandung senyawa kurkumin. Foto: Getty Images/iStockphoto/SilviaJansen

Kunyi dijuluki sebagai ‘superfood’ berkat kandungan kurkumin. Kurkumin merupakan senyawa aktif yang memberikan efek antiinflamasi dan antioksidan yang kuat.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kurkumin dapat secara signifikan mengurangi peradangan. Kurkumin bekerja mengatur jalur peradangan dan menghambat produksi inflamasi.

Dengan begitu tubuh akan terjaga dari terjadinya pembengkakan dan rasa sakit. Selain itu, mengonsumsi kunyit juga bisa meningkatkan kesehatan otak dan detoks hati.

2. Jahe

Jahe telah terbukti secara klinis dapat meredakan peradangan karena sifat antiinflamasinya. Dengan begitu, jahe mampu mendukung sistem kekebalan tubuh.

Selain itu, juga dapat menenangkan stres internal dalam tubuh. Rempah jenis rimpang ini mengandung senyawa penting yang disebut gingerol dan shogaol.

Senyawa tersebut berperan untuk menghambat produksi prostaglandin dan leukotrien, dua senyawa yang berperan dalam proses peradangan. Mengonsumsi jahe bagus untuk meredakan nyeri sendi, otot, dan alergi.

Makanan yang punya sifat antiinflamasi ada di halaman selanjutnya.

3. Biji Chia

Kopi dicampur biji chiaBiji chia mengandung senyawa yang disebut fenolik Foto: iStock

Biji chia kaya akan protein yang bermanfaat untuk mengurangi peradangan dalam tubuh. Protein tersebut bekerja dengan menenangkan respons peradangan sistem imun.

Selain itu, biji juga dapat melindungi sel dari stres oksidatif. Ini berkat senyawa fenolik yang terkandung pada biji chia, seperti flavonoid dan asam fenolat (myricetin, quercetin, kaempferol, asam kafeat.

Tak hanya itu, biji chia kaya akan serat dan asam lemak omega-3 yang mendukung pencernaan, menyeimbangkan gula darah, dan mengurangi peradangan secara keseluruhan.

4. Ubi Jalar

Ubi jalar mengandung senyawa penting yang disebut polifenol. Senyawa tersebut terbukti memiliki efek antioksidan dan antiradang yang akan melindungi tubuh dari radikal bebas.

Ubi jalar atau yang juga dikenal sebagai ketela rambat ini juga merupakan sumber serat dan karbohidrat kompleks yang baik untuk mendukung keseimbangan hormon.

Mengonsumsi ubi jalar juga bisa menstabilkan gula darah yang sangat penting bagi wanita khususnya selama fase luteal pada siklus menstruasi saat kebutuhan energi meningkat.

5. Teh Hijau

shincha, teh hijau Jepang saat musim semiTeh hijau dikemas dengan polifenol dan katekin. Foto: Getty Images/iStockphoto

Sama seperti ubi jalar, teh hijau juga dikemas dengan senyawa polifenol. Itu merupakan senyawa alami yang memiliki sifat antiinflamasi dan membantu melawan peradangan.

Selain itu, teh hijau juga mengandung katekin yang berperan sebagai antioksidan kuat untuk melawan radikal bebas, mengurangi stres pada sel tubuh, dan mendukung sistem detoksifikasi alami tubuh.

(raf/odi)



Sumber : food.detik.com

Batasi Konsumsinya! 5 Makanan Enak Ini Bisa Memicu Peradangan Tubuh


Jakarta

Inflamasi atau kondisi peradangan tubuh yang kronis memicu penyakit berbahaya seperti kanker, diabetes, hingga penyakit jantung. Cegah inflamasi dengan membatasi konsumsi makanan favorit sehari-hari ini.

Kondisi peradangan sejatinya respon alami sistem kekebalan tubuh ketika sedang melawan penyakit akibat infeksi virus/bakteri, cedera, atau saat terpapar racun. Kondisi ini bisa menyebabkan rasa sakit, kemerahan pada kulit, hingga memar.

Peradangan yang terjadi dalam periode singkat disebut peradangan akut, tapi ada juga yang berlangsung lama dan serius hingga menjadi peradangan kronis. Kondisi ini berkaitan dengan banyak penyakit berbahaya.


Peradangan kronis salah satunya dipicu oleh pola makan tidak sehat. Pakar kesehatan mengungkap sejumlah makanan favorit sehari-hari ternyata bersifat memicu peradangan sehingga konsumsinya perlu dibatasi.

Ini 5 makanan pemicu peradangan tubuh:

1. Roti tawar putih

Roti tawar putih yang banyak dijumpai di pasaran dan dikonsumsi adalah produk olahan minim serat. Konsumsinya bisa memicu lonjakan gula darah. Efeknya sama seperti ketika makan nasi putih atau pasta.

Ahli gizi Dr Federica Amati mengatakan, “Karbohidrat olahan tinggi cepat diserap ke dalam hati dan menimbulkan respons insulin cepat dari pankreas. Penelitian kami menunjukkan bahwa makanan mengandung indeks glikemik tinggi menghasilkan respon peradangan pasca-makan yang lebih jelas.”

Untuk mengurangi efek peradangan dari konsumsi karbohidrat olahan seperti roti putih, kamu bisa memadukannya dengan makanan yang lebih sehat seperti selai kacang alami, buah, atau sayuran. Lebih bagus lagi kalau roti putih diganti dengan roti bijian utuh, nasi putih diganti nasi cokelat, dan pasta tepung terigu diganti pasta tepung gandum.

2. Sosis

Resep Sosis Panggang Bumbu RempahFoto: iStock

Di balik rasa nikmat dan kepraktisan mengolahnya, sosis adalah makanan pemicu peradangan tubuh. Sama seperti produk daging olahan lain seperti nugget, bacon, dan ham.

Mengonsumsinya dalam jumlah banyak dikaitkan dengan kanker usus. “Daging olahan memicu peradangan pada usus dan meningkatkan risiko kanker,” kata Dr Amati. Termasuk juga untuk daging merah seperti steak yang pada beberapa orang konsumsinya turut memicu peradangan karena kandungan lemak jenuh yang tinggi.

Sebagai pilihan yang lebih baik, batasi konsumsi daging olahan dan daging merah. Coba beralih ke daging ayam minim lemak dan ikan.

3. Kentang goreng

Proses digoreng dengan banyak minyak dan cukup lama membuat konsumsi kentang goreng juga bersifat memicu peradangan tubuh. Dalam proses tersebut dihasilkan senyawa berbahaya yang mendorong peradangan.

Selain itu, kentang goreng atau keripik kentang, juga tinggi kandungan lemak jenuh yang semakin membuatnya kurang menyehatkan. Dr Sammie Gill yang merupakan ahli gizi spesialis gastroenterologi mengungkap lemak jenuh meningkatkan jumlah kolesterol jahat dalam tubuh yang pada akhirnya menstimulasi inflamasi jaringan lemak dan dihasilkannya senyawa penyebab inflamasi.

Ia menyarankan mengolah kentang dengan metode masak minim risiko peradangan, seperti kukus, tumis, dan rebus. Kalaupun tetap mau, bikin sendiri kentang goreng dengan bahan dan cara yang menyehatkan.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

4. Diet soda

Ini 5 Penyebab Diet Soda Dapat Memicu Kenaikan BBFoto: Getty Images/iStockphoto/choochart choochaikupt

Diet soda dipasarkan sebagai minuman soda yang minim gula dan kalori, tapi konsumsinya tetap saja kurang bagus. Sebab diet soda mengandung pemanis buatan yang menurut beberapa peneliti terkait peradangan tubuh.

Tinjauan Badan Kesehatan Dunia (WHO) terhadap lebih dari 280 studi mengaitkan asupan pemanis dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan beberapa jenis kanker. Meski masih butuh penelitian lebih lanjut untuk hal ini.

Jika ingin minuman menyegarkan, coba beralih ke sparkling water atau infused water dengan tambahan irisan buah dan daun mint. Jika suka asam dan minuman fermentasi, bisa coba kombucha.

5. Bir

Bagi yang tidak bisa lepas dari minuman alkohol seperti bir, patut waspadai efek peradangan kronis pada tubuh. Sebab penelitian terbaru mengungkap adanya kaitan antara meningkatnya risiko kanker di kalangan dewasa muda dan konsumsi minuman alkohol.

Hindari konsumsi minuman alkohol berlebihan. Kalau pun tetap mau, bisa pilih yang rendah gula seperti vodka atau beralih ke red wine yang setidaknya mengandung polifenol bersifat antioksidan. Dengan begitu efek berbahaya dari konsumsi alkohol bisa berkurang.

(adr/odi)



Sumber : food.detik.com