Tag Archives: perampokan

Hilangnya Si Penjaga Keselamatan, Ketika Museum Dirusak dan Dijarah



Jakarta

Aksi massa pada Sabtu (30/8/2025) malam tidak hanya terjadi di Jakarta dan sekitarnya. Lokasi aksi ini meluas hingga Kediri, Jawa Timur dengan sejumlah insiden perampokan dan perusakan. Aksi pencurian tidak hanya menyasar barang yang saat ini dinilai berharga.

Barang peninggalan sejarah ikut hilang dalam aksi perusakan yang terjadi di Museum Bhagawanta Bhari, Kediri. Museum di belakang DPRD Kabupaten Kediri ini kehilangan fragmen Arca Ganesha peninggalan kebudayaan Hindu, yang sempat blooming di sejarah Indonesia.

Fragmen arca Ganesha di Museum Bhagawanta BhariFragmen arca Ganesha di Museum Bhagawanta Bhari Foto: Museum Bhagawanta Bhari

Sosok Ganesha dalam kepercayaan Hindu adalah dewa berkepala gajah yang sangat dihormati. Dia adalah putra Dewa Siwa dengan sosok bertangan empat yang memegang berbagai simbol biasanya kapak, jerat, dan mangkuk. Kendati berkepala gajah, sosok Ganesha tidak punya gading yang utuh.


“Ganesha adalah lambang dewa ilmu pengetahuan dan sang penjaga keselamatan dalam kehidupan manusia. Atribut yang dipegangnya antara lain paracu (kapak kerap ditulis parasu), aksamala (tasbih), dan mangkuk,” tulis Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur: Profil kebudayaan Kabupaten kediri, Kantor Parsenibud Kabupaten Kediri tahun 2006.

Sebagai sebuah fragmen, arca Ganesha di Museum Bhagawanta Bhari tidak terlihat utuh. Bagian kepala lebih kecil menyisakan bagian belalai, dengan ornamen di belakang arca seperti ada yang hilang. Fragmen arca Ganesha kemungkinan adalah peninggalan zaman Kerajaan Mataram Kuno di abad ke-11 Masehi.

Meski begitu, arca ini tetap berharga sebagai bagian perkembangan kebudayaan Indonesia. Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana (Mas Dhito) mengimbau masyarakat yang tahu keberadaan artefak ini segera melapor pada pemerintah. Khususnya bagi oknum yang mengambil dan menyimpan sendiri fragmen arca Ganesha.

“Kami benar-benar berharap benda-benda bersejarah ini bisa kembali, karena peninggalan budaya memiliki nilai historis jadi sangat tidak pantas untuk menjadi sasaran,” kata Mas Dhito dalam keterangan tertulis pada Minggu (31/8/2025).

Sejumlah benda bersejarah lain tercatat ikut hilang dalam aksi ini. Benda tersebut adalah arca bodhisatva, miniatur lumbung, plakat HVA Sidomulyo dua buah, bata berinskripsi, dan arca Sumbercangkring. Pemerintah berharap semua benda bersejarah tersebut kembali, supaya bisa jadi bahan belajar seluruh masyarakat.

(row/fem)



Sumber : travel.detik.com

Bikin Konten Bertahan Hidup di Daerah Kumuh India, Youtuber Dihujat!



Mumbai

Seorang Youtuber panen hujatan setelah membuat konten di daerah kumuh India. Netizen tersinggung dengan caranya seolah mempromosikan ‘wisata kumuh’ di India.

Dilansir dari New York Post, Minggu (5/10/2025) Youtuber Australia bernama Pete Ze membagikan konten singkat dalam Instagram yang memperlihatkan dirinya berada di Dharavi di Mumbai. Daerah ini merupakan salah satu daerah kumuh terbesar di dunia, yang ditampilkan secara gamblang dalam film pemenang Oscar tahun 2008 karya Danny Boyle, Slumdog Millionaire.

Video itu memperlihatkan bagaimana Pete dan temannya menjelajahi daerah kumuh dan berinteraksi dengan warga. Dia juga masuk ke salah satu rumah warga dan memperlihatkan bagian dalam rumah tersebut. Pete juga memperlihatkan kamar yang akan dia inapi selama di Dharavi.


“Kita akan tinggal di sini selama tiga hari,” seru Pete sambil berjalan menyusuri gang berliku-liku di Dharavi.

“Jadi, ini sebenarnya bagian dalam permukiman kumuh. Lihat betapa sempitnya daerah kita sekarang,” lanjutnya.

FILE - In this Friday, Sept. 25, 2020 file photo, people work in a workshop at Dharavi, one of Asia's largest slums, in Mumbai, India. Up to 150 million people could slip into extreme poverty, living on less than $1.90 a day, by late next year depending on how badly economies shrink during the COVID-19 pandemic, the World Bank said Wednesday, Oct. 7, 2020 in an outlook grimmer than before. (AP Photo/Rajanish Kakade, File)Potret kehidupan di Dharavi, salah satu wilayah kumuh terbesar di dunia yang berada di India (AP Photo/Rajanish Kakade, File)

Dalam versi panjangnya di Youtube, konten ‘menyamar jadi warga miskin’ ini juga memperlihatkan interaksinya dengan germo, dan upaya menghindari beberapa upaya perampokan karena penduduk setempat memperingatkannya bahwa berbahaya bagi orang asing untuk tinggal di sana.

Video itu tidak disukai para netizen, terutama yang berasal dari India. Mereka menganggap eksperimen itu sensasional dan menuduh sang Youtuber memanfaatkan permukiman kumuh itu untuk mendapatkan klik di media sosial.

“Dharavi bukan taman petualanganmu,” kritik salah satu netizen.

“Ini bukan wisata bertahan hidup, ini wisata kemiskinan. Dharavi pantas dihormati, bukan clickbait,’ tulis yang lain.

Ujaran kebencian pun memenuhi kolam komentar postingan Pete Z, baik di instagram maupun Youtube.

Pete bukanlah yang pertama dihujat karena mengekspose kemiskinan di Dharavi, Mumbai. Pada tahun 2024, seorang TikToker panen hujatan setelah mempromosikan ‘tur kumuh’ ke daerah tersebut.

Pada bulan Maret 2024, Tiktoker bernama Tara Katim membagikan videonya dengan judul ‘tur ke daerah kumuh Dharavi’. Dia mengaku senang bisa ikut tur yang tidak biasa ini, walaupun dia sedikit takut.

Namun, videonya ini dikecam netizen. Banyak yang protes karena dia menjadikan penderitaan orang lain (warga Mumbai) sebagai tontonan dan hiburan.

‘Padahal Tara hanya mengikuti program ‘Tur Daerah Kumuh Dharavi’ yang diiklankan di Airbnb sebagai pengalaman dua jam yang dipandu oleh Jitrenda, dengan biayanya £6 (Rp 120 ribu) per orang. Tur ini bertujuan untuk menghilangkan citra negatif daerah kumuh dan sebagian keuntungan dari tur untuk kegiatan sosial.

(sym/wsw)



Sumber : travel.detik.com

2 Turis India Dihukum Penjara dan Cambuk, Terbukti Rampok Perempuan di Singapura



Jakarta

Dua turis asal India dijatuhi hukuman lima tahun satu bulan penjara dan 12 kali cambuk karena menyerang serta merampok dua pekerja seks saat berlibur di Singapura.

Menurut laporan The Straits Times, Selasa (14/10/2025), kedua terdakwa, Arokkiyasami Daison (23) dan Rajendran Mayilarasan (27), mengaku bersalah atas dakwaan melakukan kekerasan dalam perampokan yang terjadi pada 3 Oktober 2025.


Pengadilan menyebut bahwa kedua turis itu tiba di Singapura pada 24 April untuk berlibur. Dua hari kemudian, saat berjalan di kawasan Little India, mereka bertemu seorang pria yang menawarkan untuk menghubungkan dengan pekerja seks. Pria itu juga memberikan kontak dua wanita.

Mereka lantas menghubungi nomor kontak perempuan itu dan mengundang ke hotel. Namun, ternyata undangan itu adalah cara untuk menjebak si perempuan.

Mereka mengikat tangan dan kaki korban dengan pakaian, menamparnya, lalu merampok perhiasan dan uang tunai SGD 2.000 (sekitar Rp 25 juta), paspor, dan beberapa kartu bank.

Tidak hanya satu korban, mereka mengincar korban lanjutan hanya berjeda beberapa jam.

Sekitar pukul 23.00, mereka bertemu korban kedua di hotel lain. Korban diseret, mulutnya ditutup agar tidak berteriak, lalu dirampok uang tunai SGD 800 (sekitar Rp 10 juta), dua ponsel, dan paspor. Mereka juga mengancam korban agar tidak meninggalkan kamar sampai mereka kembali.

Kejahatan itu terbongkar keesokan harinya setelah korban kedua melapor ke polisi. Selama persidangan, kedua pelaku memohon keringanan hukuman.

Namun, hakim tetap menjatuhkan hukuman sesuai ketentuan hukum Singapura, yang mewajibkan hukuman cambuk untuk kejahatan kekerasan seperti perampokan dan dikenal memiliki sistem hukum yang sangat ketat terhadap tindak kekerasan fisik.

(fem/row)



Sumber : travel.detik.com

Kronologi Pencurian 7 Menit di Museum Louvre



Jakarta

Museum Louvre di Paris menjadi sasaran pencurian nekat pada Minggu (19/10/2025). Dalam waktu kurang dari tujuh menit, sekelompok pencuri berhasil membobol ruang pameran bersejarah dan membawa kabur delapan perhiasan.

Pencurian terjadi sekitar pukul 09.30 waktu setempat, hanya 30 menit setelah museum dibuka untuk umum. Empat orang pelaku datang menggunakan skuter dan membawa perlengkapan khusus, termasuk tangga hoist dan gerinda listrik.

Mereka menggunakan hoist untuk naik ke jendela Galerie d’Apollon, tempat penyimpanan perhiasan kerajaan, lalu memecahkan kaca dan masuk ke dalam ruangan.


Dengan cepat, mereka membobol dua etalase berpengaman tinggi di Museum Louvre itu dan mengambil delapan benda berharga, termasuk kalung zamrud dan berlian pemberian Napoleon kepada Permaisuri Marie Louise, diadem milik Permaisuri Eugénie, serta anting-anting dan perhiasan lain milik keluarga kerajaan.

Saksi mata bernama Samir, yang sedang bersepeda di sekitar lokasi, melihat dua orang naik ke hoist, memecahkan jendela, dan masuk dalam waktu sekitar 30 detik. Ia juga melihat keempat pelaku melarikan diri dengan skuter tak lama kemudian. Dia pun segera melaporkan peristiwa itu ke polisi.

Saat kabur, para pencuri menjatuhkan mahkota milik Permaisuri Eugénie, yang kemudian ditemukan dalam kondisi rusak di dekat museum. Yang bikin geger lagi, aksi itu berlangsung hanya 800 meter dari markas besar kepolisian Paris.

Museum langsung ditutup untuk proses penyelidikan. Polisi menyatakan telah menurunkan 60 penyelidik untuk mengusut kasus itu.

Sementara itu, Presiden Emmanuel Macron menyampaikan pernyataan tegas di media sosial bahwa segala upaya sedang dilakukan untuk menangkap pelaku dan mengembalikan perhiasan yang dicuri.

Kementerian Kebudayaan Prancis menyebut perhiasan yang hilang sebagai benda warisan budaya yang tak ternilai dan sangat sulit dijual kembali karena identitasnya yang kuat dan mudah dikenali.

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Laurent Nunez menyebut perampokan itu mencerminkan adanya kerentanan besar dalam sistem keamanan museum di Prancis.

(fem/fem)



Sumber : travel.detik.com

Pavel Durov, Bos Telegram Mau Beli Perhiasan yang Dicuri dari Louvre



Paris

Perampokan yang terjadi di Museum Louvre membuat dunia gempar. Sistem keamanan dikritik, investigasi dilakukan, dan museum ditutup. Namun salah satu pendiri Telegram punya ‘solusi’ lain.

Pavel Durov, salah satu pendiri Telegram punya sebuah gagasan nyeleneh tapi menarik. Dikutip dari Big New Network pada Selasa (21/10),

Durov berkata bahwa dirinya ingin membeli perhiasan yang dicuri dari Museum Louvre.


“Senang bisa membeli perhiasan curian dan menyumbangkannya kembali ke Louvre. Maksud saya Louvre Abu Dhabi, tentu saja; tidak ada yang mencuri dari Louvre Abu Dhabi,” tulis pengusaha teknologi kelahiran Rusia yang tinggal di Dubai lewat platform X (Twitter).

Louvre Abu Dhabi dibuka pada tahun 2017, tepatnya di Pulau Saadiyat, yang merupakan proyek bersama antara Prancis dan UEA.

Durov mengatakan bahwa ia sama sekali tidak terkejut dengan pencurian di Paris.

“Ini adalah tanda menyedihkan lainnya dari kemunduran negara yang dulunya hebat, di mana pemerintah telah menyempurnakan seni mengalihkan perhatian orang dengan ancaman palsu, alih-alih menghadapi ancaman nyata,” tulisnya.

Durov sempat ditahan di bandara Paris atas tuduhan gagal menghapus konten ilegal dari platformnya dan dibebaskan dengan jaminan. Entah sarkas atau betulan mau beli perhiasan yang dicuri, namun pernyataannya membuat solusi yang tak terpikirkan oleh siapa pun.

Perampokan terjadi sekitar pukul 09.30 waktu setempat, ketika para wisatawan sudah berkeliling di lorong-lorong museum. Parampok tersebut sudah mengincar Galeri Apollo, sebuah aula berlapis emas dan dicat mewah yang dibangun atas perintah Raja Louis XIV dan menyimpan permata mahkota Prancis.

Menteri Dalam Negeri Laurent Nunez menyebut insiden itu sebagai perampokan besar. Ia mengatakan pelaku menggunakan lift barang untuk mencapai jendela museum, memasuki galeri, dan melarikan diri dengan sepeda motor sambil membawa perhiasan yang tak ternilai.

(bnl/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Fantastis! Perhiasan yang Digondol dari Louvre Nilainya Rp 1,6 T



Paris

Dunia digegerkan dengan aksi perampokan di Museum Louvre pada Minggu (19/10). Satu demi satu fakta terungkap, termasuk nilai fantastis dari perhiasan yang dicuri.

Seorang kurator museum mengatakan bahwa perhiasan yang dicuri dari Museum Louvre memiliki nilai 88 juta euro atau mencapai Rp 1,6 triliun. Jaksa penuntut umum Prancis Laura Beccuau mengatakan bahwa jumlah tersebut adalah angka yang fantastis, seperti dikutip dari BBC pada Rabu (22/10).

Namun angka itu tidak lebih besar dari kerugian yang mengatasnamakan warisan sejarah Prancis. Permata mahkota dan perhiasan yang dihadiahkan oleh dua Napoleon kepada istri mereka masuk dalam daftar si pencuri.


Dalam aksinya, perampok menggunakan perkakas listrik dan memakan waktu kurang dari delapan menit untuk membawa kabur barang jarahan. Sudah dua hari berlalu, Beccuau khawatir perhiasan tersebut sudah dilebur dan kehilangan wujudnya.

“Saya berharap pengumuman perkiraan nilai perhiasan tersebut akan membuat para perampok berpikir dua kali dan tidak menghancurkannya,” ucap dia.

Lebih lanjut, ia juga mengatakan bahwa si pencuri tidak akan mengantongi seluruh uang yang mereka dapatkan jika mereka memutuskan untuk melebur perhiasan-perhiasan itu.

Sebelumnya, barang-barang yang dicuri hanya disebut sebagai artefak yang tak ternilai harganya. Delapan barang yang hilang, termasuk kaling berlian dan zamrud pemberian Kaisar Napoleon kepada istrinya, tiara yang dikenakan oleh Permaisuri Eugenie, istri Napoleon III, dan beberapa barang yang sebelumnya dimiliki oleh Ratu Marie-Amelie.

Salah satu artefak yang dicuri terjatuh, yaitu mahkota milik Permaisuri Eugenie. Saat ini, mahkota itu rusak dan pihak museum sedang mengusahakan perbaikannya.

Lewat CCTV diketahui empat pencuri bertopeng menggunakan truk yang dilengkapi lift mekanis untuk masuk ke Galerie d’Apollon (Galeri Apollo) melalui balkon yang mengarah ke Sungai Seine.

Dua dari mereka memotong jendela kaca di lantai pertama menggunakan pemotong cakram bertenaga baterai dan memasuki museum. Mereka kemudian mengancam para penjaga di dalam, yang kemudian mengevakuasi gedung.

Para pencuri mencoba membakar kendaraan mereka di luar, tetapi dicegah oleh seorang staf museum. Mereka terlihat kabur dengan motor.

Langkah-langkah keamanan telah diperketat di sekitar lembaga-lembaga budaya di negara itu, setelah laporan awal menemukan satu dari tiga ruangan di Museum Louvre tidak memiliki CCTV dan sistem alarm di area luas tidak berfungsi.

Menteri Kehakiman Gérald Darmanin mengatakan protokol keamanan telah gagal, dan menyesalkan bahwa pencuri yang dapat membawa truk modifikasi ke museum telah meninggalkan Prancis dengan citra yang buruk.

Pihak berwenang yakin mereka sedang mengejar tim pencuri yang profesional, mengingat betapa cepat dan terorganisirnya mereka.

Para ahli dalam pemulihan karya seni sebelumnya mengatakan kepada BBC bahwa para penyelidik hanya memiliki satu atau dua hari untuk melacak barang-barang tersebut, sebelum dapat dianggap hilang untuk selamanya.

Kemungkinan besar barang-barang tersebut telah dipecah menjadi logam mulia dan permata, diselundupkan ke luar negeri dan dijual dengan harga yang jauh lebih rendah, kata para ahli.

(bnl/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Museum Louvre Dibuka Lagi usai Perhiasan Rp 1,7 Triliun Dicuri



Paris

Setelah pencurian siang bolong yang terjadi pada tanggal 19 Oktober 2025, Museum Louvre pun ditutup untuk publik. Di tengah investigasi, museum kembali membuka pintunya untuk turis.

Seperti yang diberitakan Lemonde, Rabu (22/10/2025) Louvre kembali dibuka untuk pengunjung mulai hari ini, Rabu pada pukul 09.00 waktu setempat setelah tutup 3 hari karena pencurian akbar. Para pengunjung mulai berdatangan ke museum yang menjadi rumahnya lukisan Mona Lisa ini.

Pihak museum mengatakan, walau Louvre sudah menyambut pengunjung namun untuk area Galeri Apollo, tempat pencurian terjadi pada hari Minggu, masih ditutup.


Di hari yang sama, Direktur Louvre, Laurence des Cars, akan menghadapi pemeriksaan oleh komite budaya di Senat Prancis. Salah satu pertanyaan yang akan dia jawab adalah mengenai sistem keamanan di museum.

Des Cars, yang telah mengelola Louvre sejak 2021, belum memberikan pernyataan publik apa pun sejak pencuri membawa kabur perhiasan kerajaan dalam perampokan siang hari Minggu dalam waktu hanya 7 menit saja. Pencurian tersebut memicu kembali perdebatan mengenai kurangnya keamanan di museum-museum Prancis, setelah dua institusi lain dirampok bulan lalu.

“Kurator Louvre memperkirakan kerugiannya mencapai $102 juta (lebih dari Rp 1,69 triliun),” kata Jaksa Paris Laure Beccuau.

Puluhan penyidik sedang mencari pelaku sejak hari Minggu, dengan teori bahwa mereka adalah kelompok kejahatan terorganisir yang memanjat tangga truk untuk membobol museum, lalu menjatuhkan mahkota bertabur berlian saat mereka melarikan diri. Beccuau mengonfirmasi bahwa empat orang terlibat dalam perampokan dan pihak berwenang sedang menganalisis sidik jari yang ditemukan di tempat kejadian perkara.

Para detektif sedang memeriksa rekaman kamera video dari sekitar museum serta jalan raya utama di luar Paris untuk mencari jejak para perampok, yang melarikan diri dengan skuter.

(sym/sym)



Sumber : travel.detik.com