Tag Archives: perencanaan keuangan

Pentingnya Dana Darurat Supaya Hidup Nggak Melarat


Jakarta

Ekonomi Indonesia belakangan ini masih dihantui berbagai persoalan, mulai dari pemutusan hubungan kerja (PHK) massal diberbagai lini sektor, penurunan daya beli hingga kelas menengah yang turun.

Oleh karena itu, kondisi ini harus selalu diwaspadai oleh masyarakat Indonesia dengan menyiapkan dana darurat. Hal ini penting dilakukan lantaran kita tidak pernah tahu kapan akan menghadapi situasi tidak terduga, misalnya terkena PHK, sakit ataupun kondisi lainnya yang membutuhkan biaya.

Mengutip unggahan akun Instagram @sikapiuangmu OJK Minggu (2/2), sebaiknya hindari untuk membeli barang hanya karena ingin ikut tren atau takut ketinggalan (FOMO). Fokuskan pengeluaran pada barang yang benar-benar kamu butuhkan, bukan karena dorongan sementara untuk mengikuti tren. Dibandingkan ikutan FOMO, lebih baik dana tersebut ditabung untuk masa depan.


“Hari gini kayaknya udah nggak trend deh buat FOMO dan foya-foya setiap saat. Lebih keren kalau Sobat bisa bijak dalam mengatur keuangan demi masa depan yang sejahtera, salah satunya dengan menyiapkan dana darurat,” tulis keterangan dalam IG @sikapiuangmu dikutip Minggu (2/2/2025).

“Yuk sisihkan pendapatanmu untuk menabung dana darurat. Nggak ada yang pernah tahu situasi apa yang bisa kita hadapi dalam hidup yang penuh gebrakan ini,” tambahnya.

Perlu dipahami, dana darurat sebaiknya tidak boleh digabungkan dengan tabungan, karena sifatnya adalah pendukung keadaan darurat.

Berikut Tips Kumpulkan Dana Darurat:

1. Tentukan Tujuan Utama Memiliki Dana Darurat

– Menetapkan jumlah dana darurat yang dibutuhkan
– Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah dana darurat

2. Rencana Pengeluaran dan Penghematan

– Membuat daftar pengeluaran bulanan
– Mengidentifikasi area penghematan untuk mengalokasikan ke dana darurat

3. Pilih Metode Tabungan yang Tepat

– Memilih rekening tabungan atau investasi yang sesuai
– Keuntungan dan kerugian dari setiap opsi tabungan
– (Hyperlink to Allo Grow’s product & promo page)

4. Automatisasi Proses Menyisihkan Dana Darurat

– Menggunakan fitur otomatisasi dari bank atau aplikasi keuangan
– Atau menyisihkan jumlah yang pasti setiap bulannya

5. Review Secara Berkala

– Mengadaptasi rencana sesuai dengan perubahan kehidupan atau keuangan

Memiliki dana darurat adalah langkah penting dalam memastikan kestabilan keuangan kita dan dana darurat juga memberikan ketenangan pikiran dan keamanan finansial dalam menghadapi ketidakpastian masa depan.

Cobalah untuk perlahan sisihkan uang dana darurat. Idealnya, jumlah dana darurat adalah 1 tahun pendapatan, namun jika masih terasa berat, kamu bisa mulai perlahan dari 3 bulan pendapatan sampai 6 bulan pendapatan.

Jika setiap bulannya kamu sudah berhasil menyisihkan uang untuk dana darurat, dan masih ada uang yang bisa ditabung, pastikan kamu menabung di tempat yang minim risiko namun tinggi keuntungan.

Simak Video: Pentingnya Dana Darurat untuk Orang Tua yang Baru Punya Anak

[Gambas:Video 20detik]

(kil/kil)



Sumber : finance.detik.com

Apakah Financial Freedom Cuma Sekadar Mimpi buat Pekerja?


Jakarta

Untuk mencapai kebebasan secara finansial, bagi sebagian orang dirasa hampir tidak mungkin. Ditambah, jika gajinya tidak berbanding jauh dengan upah minimum regional (UMR). Namun, perencana keuangan justru menyatakan bukan tidak mungkin untuk bisa mencapai kebebasan finansia di masa pensiun, meskipun gaji tak terpaut jauh dari UMR.

Perencana Keuangan Perencana Keuangan dari Tatadana Consulting, Tejasari, bilang bahwa berapapun besaran gaji kita, bisa jadi langkah buat mencapai kebebasan finansial yang kita inginkan. Hal ini lantaran kebebasan finansial atau financial freedom sangat berbeda buat tiap-tiap orang.

“Financial freedom sangat berbeda untuk setiap orang, baik dalam jumlah Rupiah maupun kebebasan finansial yang mereka inginkan. Kalau kita menilainya secara finansial atau secara uang, maka tidak akan pernah ada batasan limit di langit ‘kan, ya,” ucapnya kepada detikcom.


Menurut Tejasari, bagi setiap orang, kebebasan finansial sebenarnya bahkan bisa sangat sederhana. Tejasari bilang, berapapun gajinya, kebebasan finansial bisa digapai asalkan punya perencanaan dan komitmen yang baik.

“Bagi setiap orang, sebenarnya kebebasan finansial bisa sangat sederhana sekali. Jadi, berapapun gajinya, asal kita bertekad membuat rencana dan mengejarnya, pasti akan bisa,” tambah Tejasari.

Tejasari menyampaikan beberapa tips yang bisa diterapkan buat songsong masa pensiun dengan tenang. Salah satunya, dengan menyisihkan 20% dari nominal gaji untuk diinvestasikan yang sesuai dengan profil risiko kita.

“Sisihkan di awal gajian 20% dari penghasilan kita, dan tempatkan di produk investasi yang sesuai dengan profil risiko kita. Kalau Rp 1 juta (20% dari gaji UMR Jakarta yang di kisaran Rp 5 juta), 30 tahun, target return 6% per tahun, maka future value-nya sekitar Rp 1 miliar,” terangnya.

Tejasari mengelaborasi lebih lanjut, jika kita bisa meningkatkan profil risiko investasi kita, maka nominal Rp 1 juta untuk jangka waktu investasi 30 tahun dengan target return 10% per tahun, maka future value-nya menjadi Rp 2,2 miliar.

“Lakukan secara konsisten setiap bulan pastinya, langsung saat kita menerima gaji dan ditempatkan di produk investasi yang legalitasnya jelas dan aman. Berikutnya, tentukan aset aktif apa yang kita ingin capai dalam financial freedom kita,” beber Tejasari.

Aset aktif yang dimaksud Tejasari bisa berupa aset properti, surat berharga, atau pun bisnis. Tejasari bilang, dari aset aktif yang dipilih juga akan memberikan penghasilan secara rutin di masa pensiun.

“Berikutnya, buat juga dana darurat dan bijak dalam mengambil utang. Pilih hanya utang produktif, jangan gunakan utang konsumtif. Karena, financial freedom dapat kita capai apabila kita memiliki dana darurat yang cukup, dan tentunya tanpa utang,” tandasnya.

Sebagai informasi, beberapa waktu lalu HSBC Indonesia mengungkapkan riset soal nasabah tajir di Indonesia menganggap dana sebesar US$ 340.000 atau Rp 5,5 miliar (1 US$ = Rp 16.231) menjadi jumlah ideal untuk memasuki masa pensiun. Dana ini hanya cukup untuk keperluan sehari-hari.

(hns/hns)



Sumber : finance.detik.com

THR Nggak Bikin Kantong Aman Saat Lebaran? Awas ‘Penyakit’ Turunan Ini


Jakarta

Merasakan keuangan tetap goyang saat Lebaran meski tunjangan hari raya (THR) sudah didapatkan? Bisa jadi kamu punya ‘penyakit turunan’ ini.

Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho mengatakan, ‘penyakit’ tersebut adalah sandwich generation. Generasi ini biasanya menghadapi beberapa masalah keuangan. Bahkan sekalipun dibantu adanya THR, ia harus pintar-pintar membaginya ke orang tua hingga memenuhi keperluan Lebaran.

Sandwich generation sendiri merupakan istilah yang disematkan buat mereka yang memiliki peran memenuhi kebutuhan diri, orang tua dan anak-anaknya sekaligus. Dalam peranannya, mereka kerap dipusingkan himpitan kebutuhan finansial apalagi di masa Lebaran seperti ini.


“Ketika menerima THR, dalam pikirannya langsung akan dibagi tiga yaitu untuk THR orang tua, kebutuhan berlebaran keluarganya sendiri dan kebutuhan untuk disimpan,” kata Andy kepada detikcom, Selasa (9/4) lalu.

Belum lagi jika banyak keluarga yang harus diberikan angpau Lebaran. Di sisi lain berusaha untuk tetap bisa menabung dari THR yang didapat.

“Merasa nggak enakan kalau memberi angpau THR kepada sanak saudara hanya sekedarnya. Di sisi lain berusaha untuk tetap bisa menabung dari THR yang didapat,” ucapnya.

Jika punya kampung halaman sebenarnya ada rasa keinginan untuk mudik. Hanya saja permasalahannya harus memikirkan biaya perjalanan.

“Ingin mudik pulang kampung namun uangnya diperkirakan tidak cukup untuk meng-cover biaya perjalanannya plus kebutuhan pasca berlebaran,” tutur Andy.

Untuk keluar dari himpitan keuangan, diperlukan kebiasaan baru dan mulai mencatat pengeluaran-pengeluaran sekecil apa pun. Dengan mencatat pengeluaran, kamu bisa langsung mengidentifikasi kategori pengeluaran yang perlu diperhatikan.

Setelah itu, buat budgeting dan pastikan setiap bulannya tidak jauh melebihi angka yang sudah ditentukan. Jika pengeluaran kamu sudah stick to the bujet, pasti akan lebih mudah untuk menyisihkan uang untuk ditabung.

(eds/eds)



Sumber : finance.detik.com

Anti-Boros, Ini 3 Cara Hemat Pengeluaran Selama Bulan Ramadan


Jakarta

Ramadan menjadi bulan yang banyak ditunggu masyarakat, terutama umat muslim. Bukan hanya menahan rasa lapar, tapi juga menahan nafsu boros untuk membeli keinginan yang tidak perlu.

Selama Ramadan, umat muslim diharuskan menjalani puasa dengan menahan lapar, minum, hingga kebiasaan berlebihan yang selama ini dilakukan. Sayangnya, bulan Ramadan justru sering menjadi ajang untuk membeli banyak makanan atau berbelanja.

Banyak mal hingga minimarket dipadati pengunjung yang memborong segala keperluan seperti parcel Ramadan dan Lebaran. Akibatnya, pengeluaran jadi makin membludak, bahkan tak jarang membuat kantong jebol.


Agar hal ini tak terjadi, kamu bisa lakukan tips ini agar pengeluaran selama Ramadan tidak boros dan tetap terjaga.

1. Belanja Secukupnya

Agar lebih selektif melakukan pembelian, maka perlu dilakukan pilah-pilih daftar kebutuhan yang utama dan mendesak. Jangan sampai tergiur dengan barang murah, tapi tidak bermanfaat. Momen Lebaran yang biasanya dibanjiri dengan beli baju baru baru pun harus diwaspadai agar dompet tidak jebol.

“Kondisi ini tentu akan memicu kita untuk berburu kebutuhan tambahan. Jika hal demikian terjadi maka kita perlu selektif memilih penawaran tersebut, mana yang tentu menjadi prioritas kebutuhan dan mana yang dapat ditunda untuk dipenuhi di kemudian,” ujar Dosen Ekonomi UM Surabaya Fatkur Huda, dikutip dari detikedu, Jumat (15/3/2024).

2. Tentukan Bujet

Tidak kalah penting adalah menentukan bujet saat ingin membeli atau melakukan sesuatu. Sebabg dengan menentukan budget dan membatasi pembelian dalam satu waktu, maka dapat dengan mudah mengerem pengeluaran saat Ramadan.

Hal lainnya yang kerap kali terjadi di Bulan Ramadan adalah buka bersama yang terlalu sering. Sebaiknya perlu meminimalisir kegiatan tersebut dengan memprioritaskan untuk berbuka puasa di rumah agar lebih hemat.

3. Manfaatkan Promo & Diskon

Agar tidak banyak mengeluarkan uang, membandingkan harga satu barang dengan lainnya juga akan membantu lebih hemat saat belanja keperluan selama Ramadan. Memburu dan memanfaatkan promo serta diskon menjadi salah satu cara ampuh agar lebih berhemat dan untung banyak. Salah satunya dengan promo yang dihadirkan Bank Mega.

Bank MegaFoto: Dok. Bank Mega

Sebab dalam rangka menyambut bulan Ramadan, Bank Mega menghadirkan Semarak Ramadan dengan berbagai promo dan diskon menarik. Berlangsung mulai 1 Maret -30 April 2024, promo ini menghadirkan diskon hingga 50% dari berbagai merchant Bank Mega. Dapatkan promo untuk buka bersama, membeli kebutuhan puasa, belanja baju Lebaran, bahkan pesan tiket pesawat dengan menggunakan Kartu Kredit dan Kartu Debit Bank Mega.

Belum punya Kartu Kredit Bank Mega? Yuk apply kartu kredit sekarang juga!

(anl/ega)



Sumber : finance.detik.com