Tag Archives: periode haid

Sudah Mandi Wajib tapi Keluar Flek Coklat, Apakah Boleh Puasa?

Jakarta

Puasa menjadi salah satu ibadah yang memiliki ketentuan khusus dalam hal kebersihan dan kesucian. Salah satu kondisi yang kerap menimbulkan pertanyaan adalah munculnya flek coklat setelah mandi wajib bagi perempuan, apakah boleh puasa?

Masa haid sering kali menjadi perhatian, karena menentukan sah atau tidaknya ibadah yang dilakukan, termasuk puasa. Saat perempuan sedang menstruasi, ia tidak bisa berpuasa.


Setelah periode haid selesai, maka diwajibkan kembali berpuasa Ramadan. Tapi, ada berbagai kondisi yang mungkin terjadi setelah haid, seperti munculnya flek coklat padahal sudah mandi wajib.

Situasi ini sering kali membingungkan, terutama bagi mereka yang ingin memastikan ibadah puasanya sah sesuai dengan syariat Islam. Tidak sedikit yang ragu, apakah flek tersebut masih termasuk dalam masa haid atau hanya sisa yang tidak memengaruhi ibadah.

Apakah Boleh Puasa Saat Sudah Mandi Wajib, tapi Keluar Flek Coklat?

Jika flek coklat keluar setelah mandi wajib dan merupakan sisa haid, maka puasamu tetap sah. Dalam Islam, yang menjadi patokan adalah ketika darah haid benar-benar berhenti. Jika setelah mandi wajib masih keluar flek coklat yang sifatnya tidak mengalir seperti darah haid, itu dianggap sebagai bekas atau sisa haid, bukan darah haid yang masih berlangsung.

Dalilnya, dalam Mazhab Syafi’i dan Hanbali, flek coklat setelah suci (berhenti haid) tidak dianggap haid, sehingga ibadah seperti puasa dan salat tetap sah. Namun, jika flek coklat tersebut keluar sebelum yakin benar-benar suci, maka itu masih dianggap haid, dan puasa belum sah.

Seperti dikutip BBC, dalam Fataawa al-Siyaam, Syekh Ibnu Utsaimin Rahimahullah ditanya terkait flek coklat yang muncul setelah seorang wanita mandi wajib dan melakukan ibadah puasa. Dia pun menjawab pertanyaan tersebut :

“Keputihan kecoklatan ini bukan bagian dari periode. Keputihan kecoklatan yang didapat wanita setelah akhir periode bukanlah hal penting. Ummu ‘Atiyyah RA berkata: Kami dulu tidak menganggap cairan kekuningan atau kecoklatan setelah mandi wajib sebagai sesuatu yang penting.”

Jadi, jika kamu sudah mandi wajib karena merasa haid telah selesai, lalu keluar flek coklat yang hanya berupa sisa, puasamu tetap sah dan kamu boleh melanjutkannya. Namun, jika ragu, bisa menunggu sampai benar-benar yakin bahwa haid sudah berhenti.

(eny/eny)

Sumber : wolipop.detik.com

Alhamdulillah muslimah sholihah hijab اللهم صل على رسول الله محمد
ilustrasi gambar : unsplash.com / Satria SP

7 Amalan Wanita Haid di Bulan Ramadan

Jakarta

Wanita haid tidak bisa salat dan berpuasa di bulan Ramadhan. Lalu amalan apa saja yang bisa dilakukan wanita haid saat Ramadhan? Mari bahas di sini yuk.

Setiap perempuan mengalami masa haid sebagai bagian alami dari siklus tubuhnya. Dalam Islam, kondisi ini telah disebut sebagai adza, yaitu sesuatu yang menimbulkan rasa sakit namun bukan penyakit.


Selama periode haid atau biasa disebut menstruasi, perempuan diberikan keringanan dari kewajiban salat dan puasa. Bahkan tak diperbolehkan menyentuh mushaf Al-Qur’an secara fisik.

Meski demikian, bulan Ramadhan tetap menjadi momen istimewa bagi setiap Muslim, termasuk wanita haid. Apa ya amalan wanita haid dibulan Ramadhan?

Tenang saja, kamu masih memiliki banyak kesempatan untuk meraih pahala dan mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan berbagai amalan lain yang diperbolehkan. Mengutip buku berjudul Ibadah Penuh Berkah Ketika Haid dan Nifas serta buku Do’a dan Amalan Istimewa Ketika Datang Bulan karya Himatu Mardiah Rosana, berikut deretan amalan yang bisa dilakukan oleh wanita haid selama bulan suci Ramadhan.

Amalan Wanita Haid di Bulan Ramadhan:

1. Bersedekah

Ilustrasi sedekahIlustrasi sedekah Foto: Getty Images/Rani Nurlaela Desandi

Sedekah merupakan salah satu bentuk ibadah yang memiliki nilai pahala besar, terutama dibulan Ramadhan. Wanita haid tetap bisa mengamalkan kebaikan ini dengan berbagi kepada sesama, baik dalam bentuk uang, makanan, maupun bantuan tenaga.

Rasulullah SAW bahkan menganjurkan umatnya untuk memperbanyak sedekah karena dapat menjadi penebus dosa serta sarana mendapatkan keberkahan dalam hidup. Dari Abdullah bin Umar, Rasulullah SAW bersabda;

“Wahai kaum wanita! Bersedakahlah kamu dan perbanyaklah istighfar. Karena aku melihat kaum wanitalah yang paling banyak menjadi penghuni neraka.” (HR. Muslim)

2. Berbuat Kebaikan Menjauhi Maksiat

Hari Hijab Sedunia 2023 jatuh pada 1 Februari. Hari Hijab Sedunia diperingati sebagai bentuk penghormatan dan kampanye solidaritas kepada wanita Muslim.Ilustrasi wanita muslimah. Foto: Getty Images/iStockphoto/coffeekai

Meskipun tidak bisa menjalankan ibadah salat atau puasa, amalan wanita haid lainnya di bulan Ramadhan bisa dengan berbuat kebaikan dan menjauhi maksiat. Kamu bisa mengajak orang lain untuk melakukan kebaikan serta mengingatkan mereka agar menjauhi kemungkaran.

Hal itu termasuk bentuk ibadah yang dianjurkan dalam Islam. Kamu juga bisa melakukannya dengan mengingatkan keluarga untuk menunaikan salat, membangunkan sahur, atau mendorong orang sekitar memperbanyak sedekah.

3. Berzikir dan Berdoa

Beautiful Asian young Muslim woman sit on the floor in her house and praying for a holy god - Allah in Islam believe.Ilustrasi wanita berdoa. Foto: Getty Images/golfcphoto

Meskipun tidak diperbolehkan melaksanakan salat, wanita haid tetap bisa mengisi waktunya dengan memperbanyak zikir dan doa. Rasulullah SAW mengajarkan berbagai macam zikir yang bisa diamalkan kapan saja. Salah satu contoh dzikir yang dimaksud, antara lain;

“Subhanallah wa bihamdihi, Subhanallahil azhim.”

Selain itu, memperbanyak istighfar juga dianjurkan sebagai bentuk permohonan ampun kepada Allah SWT. Salah satu amalan wanita haid dibulan Ramadhan ini bisa dimanfaatkan pada waktu-waktu mustajab, seperti menjelang berbuka puasa atau sepertiga malam, untuk berdoa memohon kebaikan dunia dan akhirat.

4. Memberikan Makanan kepada Orang yang Berbuka Puasa

Salah satu amalan wanita haid yang sangat dianjurkan adalah memberikan makanan kepada orang yang sedang berpuasa. Hal tersebut tertuang dalam hadits yang diriwayatkan dari Zaid bin Khalid Al-Juhani, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda;

“Barang siapa yang memberi makan orang yang berbuka, dia mendapatkan seperti pahala orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikit pun.” (HR At-Tirmidzi)

Makanan yang diberikan tidak harus berupa hidangan mewah. Bahkan sebutir kurma atau segelas air putih sudah cukup untuk mendapatkan pahala ini.



Sumber : wolipop.detik.com