Tag Archives: permata

Hidden Gems di Sukabumi: Bukit Durian Sagara



Sukabumi

Ada lagi nih hidden gems di Sukabumi, Jawa Barat yang bisa menjadi destinasi akhir pekan traveler. Bukit Durian Sagara.

Dari jalan utama Cikakak, papan kecil penunjuk arah mengantar pengunjung berbelok ke jalur yang menanjak perlahan. Sesuai namanya, banyak pohon durian di jalur ini.

Begitu sampai di puncak, hamparan Teluk Palabuhanratu terlihat seperti lukisan yang disimpan lama, lalu dibuka kembali di depan mata. Garis pantai yang melengkung, laut biru yang berkilau, dan deretan perbukitan hijau di belakangnya, seolah menyapa siapa saja yang datang.


“Nggak nyangka view-nya sebagus ini. Saya pikir cuma kebun durian biasa, ternyata tempatnya bikin betah,” kata Fadli, wisatawan asal Bandung, Minggu (10/8/2025), dilansir dari detikjabar.

Di tengah lanskap itu, sebuah jembatan kayu berwarna kuning menjadi jalur ikonik yang menghubungkan area parkir, gazebo, dan kafe. Bougenville ungu dan merah muda tumbuh subur di sisi jalur, memberi warna pada hijau pepohonan.

Bukit Durian Sagara, Sukabumi memiliki view menawan, langsung ke Teluk Pelabuhanratu.Bukit Durian Sagara, Sukabumi memiliki view menawan, langsung ke Teluk Pelabuhanratu. (Syahdan Alamsyah/detikcom)

Di salah satu sudut berdiri Selsalse Coffee, kafe kayu berkonsep terbuka. Dari terasnya, laut selatan terbentang luas, sementara di bawahnya pohon-pohon durian tumbuh berjajar rapi.

“Awalnya ke sini mau makan durian saja. Tapi katanya setok duriannya habis saat libur panjang beberapa waktu lalu. Meskipun begitu, terobati karena ternyata suasananya luar biasa. Kalau sore, anginnya adem, rasanya nggak mau pulang,” ujar Rizal, pengunjung asal Bogor yang sore itu duduk dengan secangkir kopi.

Kendati bernama Bukit Durian Sagara, daya tarik destinasi ini tidak memudar meskipun musim panen durian belum tiba. Di luar musim duren, udara sejuk dan panorama alam tetap jadi alasan untuk datang. Dari titik tertinggi, garis ombak di kejauhan terlihat seperti benang putih yang memecah biru laut.

Sementara di sisi lain, perbukitan bergelombang seperti karpet hijau raksasa, memberi kontras yang menenangkan mata.

Akses menuju Bukit Durian Sagara kini sudah jauh lebih baik. Dari pusat Kota Sukabumi, perjalanan sekitar dua jam bisa ditempuh dengan mobil atau motor. Jalan utama sudah diaspal halus, hanya beberapa ratus meter terakhir yang menanjak dan berkelok. Area parkir cukup luas, dilengkapi mushola dan jalur setapak yang rapi.

Selain durian lokal, saat musimnya tiba pengunjung bisa menikmati varietas premium seperti Musang King dan Duri Hitam langsung dari pohonnya. Namun bagi banyak orang, daya tariknya justru terletak pada suasana, duduk di bangku kayu, memandang laut, sambil membiarkan angin sore mengibaskan rambut.

Menjelang senja, langit perlahan berubah menjadi kanvas berwarna oranye dan ungu. Bukit Durian Sagara pun berubah menjadi tempat yang tak hanya memanjakan mata, tapi juga meninggalkan kesan sebuah permata tersembunyi yang membuat pengunjung ingin kembali.

***

Selengkapnya klik di sini.

(fem/fem)



Sumber : travel.detik.com

Fantastis! Perhiasan yang Digondol dari Louvre Nilainya Rp 1,6 T



Paris

Dunia digegerkan dengan aksi perampokan di Museum Louvre pada Minggu (19/10). Satu demi satu fakta terungkap, termasuk nilai fantastis dari perhiasan yang dicuri.

Seorang kurator museum mengatakan bahwa perhiasan yang dicuri dari Museum Louvre memiliki nilai 88 juta euro atau mencapai Rp 1,6 triliun. Jaksa penuntut umum Prancis Laura Beccuau mengatakan bahwa jumlah tersebut adalah angka yang fantastis, seperti dikutip dari BBC pada Rabu (22/10).

Namun angka itu tidak lebih besar dari kerugian yang mengatasnamakan warisan sejarah Prancis. Permata mahkota dan perhiasan yang dihadiahkan oleh dua Napoleon kepada istri mereka masuk dalam daftar si pencuri.


Dalam aksinya, perampok menggunakan perkakas listrik dan memakan waktu kurang dari delapan menit untuk membawa kabur barang jarahan. Sudah dua hari berlalu, Beccuau khawatir perhiasan tersebut sudah dilebur dan kehilangan wujudnya.

“Saya berharap pengumuman perkiraan nilai perhiasan tersebut akan membuat para perampok berpikir dua kali dan tidak menghancurkannya,” ucap dia.

Lebih lanjut, ia juga mengatakan bahwa si pencuri tidak akan mengantongi seluruh uang yang mereka dapatkan jika mereka memutuskan untuk melebur perhiasan-perhiasan itu.

Sebelumnya, barang-barang yang dicuri hanya disebut sebagai artefak yang tak ternilai harganya. Delapan barang yang hilang, termasuk kaling berlian dan zamrud pemberian Kaisar Napoleon kepada istrinya, tiara yang dikenakan oleh Permaisuri Eugenie, istri Napoleon III, dan beberapa barang yang sebelumnya dimiliki oleh Ratu Marie-Amelie.

Salah satu artefak yang dicuri terjatuh, yaitu mahkota milik Permaisuri Eugenie. Saat ini, mahkota itu rusak dan pihak museum sedang mengusahakan perbaikannya.

Lewat CCTV diketahui empat pencuri bertopeng menggunakan truk yang dilengkapi lift mekanis untuk masuk ke Galerie d’Apollon (Galeri Apollo) melalui balkon yang mengarah ke Sungai Seine.

Dua dari mereka memotong jendela kaca di lantai pertama menggunakan pemotong cakram bertenaga baterai dan memasuki museum. Mereka kemudian mengancam para penjaga di dalam, yang kemudian mengevakuasi gedung.

Para pencuri mencoba membakar kendaraan mereka di luar, tetapi dicegah oleh seorang staf museum. Mereka terlihat kabur dengan motor.

Langkah-langkah keamanan telah diperketat di sekitar lembaga-lembaga budaya di negara itu, setelah laporan awal menemukan satu dari tiga ruangan di Museum Louvre tidak memiliki CCTV dan sistem alarm di area luas tidak berfungsi.

Menteri Kehakiman Gérald Darmanin mengatakan protokol keamanan telah gagal, dan menyesalkan bahwa pencuri yang dapat membawa truk modifikasi ke museum telah meninggalkan Prancis dengan citra yang buruk.

Pihak berwenang yakin mereka sedang mengejar tim pencuri yang profesional, mengingat betapa cepat dan terorganisirnya mereka.

Para ahli dalam pemulihan karya seni sebelumnya mengatakan kepada BBC bahwa para penyelidik hanya memiliki satu atau dua hari untuk melacak barang-barang tersebut, sebelum dapat dianggap hilang untuk selamanya.

Kemungkinan besar barang-barang tersebut telah dipecah menjadi logam mulia dan permata, diselundupkan ke luar negeri dan dijual dengan harga yang jauh lebih rendah, kata para ahli.

(bnl/wsw)



Sumber : travel.detik.com