Tag Archives: permukaan ban

Begini Cara Mencegah Pecah Ban Truk di Jalan Tol



Jakarta

Kendaraan niaga seperti truk acap mengalami pecah ban saat melaju di jalan tol. Kelebihan muatan, ditambah kondisi ban yang sudah tidak prima kerap menjadi penyebabnya. Lalu bagaimana cara mencegah ban truk pecah saat melaju di jalan tol? Ini tipsnya.

Baru-baru ini, sebuah truk bak terbuka bermuatan ratusan ekor ayam mengalami kecelakaan tunggal akibat pecah ban, Sabtu (14/9/2024). Truk itu terguling dan melintang di tol Jombang – Mojokerto, KM 685 +500 A.

Ahmad Juweni, National Sales Manager TBR (Truck & Bus Radial) PT. Hankook Tire Sales Indonesia, menyorot pentingnya langkah-langkah pencegahan untuk meningkatkan keselamatan berkendara. Menurutnya, pecah ban bukan hanya masalah teknis, tapi juga merupakan isu keselamatan yang bisa berdampak luas, karena ketika ban meledak di tengah perjalanan, risiko kecelakaan yang melibatkan kendaraan lain meningkat secara signifikan.


Ini beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan:

1. Sesuaikan beban muatan

Beban muatan yang melebihi kapasitas sering kali menjadi penyebab utama pecah ban di jalan tol. Ahmad menjelaskan bahwa setiap ban memiliki spesifikasi tertentu untuk menopang beban maksimal. Muatan yang melebihi spesifikasi akan meningkatkan risiko kerusakan hingga pecah ban.

Untuk mengetahui kapasitas angkut ban, pengguna dapat memeriksa indeks beban yang tertera pada dinding samping ban. Misalnya, ban Hankook 1100R20 AH30 memiliki indeks beban 150/147, yang artinya ban ini mampu menopang beban 3.350 kg per ban untuk roda depan (steer), dan 3.075 kg per ban jika dipasangkan pada ban ganda, dengan tekanan angin 120 psi.

Jika terpaksa membawa muatan yang melebihi spesifikasi ban, usahakan untuk menyesuaikan tekanan angin dan mengurangi kecepatan guna menjaga kendali kendaraan. Namun, sebaiknya hindari muatan berlebih karena dapat merusak performa ban dan meningkatkan risiko kerusakan.

2. Periksa tekanan angin

Tekanan angin yang tidak sesuai muatan akan menurunkan performa ban dan menyebabkan kerusakan. Kekurangan tekanan angin bisa mengakibatkan defleksi berlebih, yaitu kondisi di mana dinding samping ban menekuk atau melengkung secara berlebihan saat berkendara. Hal ini menghasilkan panas berlebih dan melemahkan lapisan ban, sehingga meningkatkan risiko pecah.

Perbedaan tekanan angin pada ban ganda juga berbahaya. Ban dengan tekanan lebih rendah akan mengalami gesekan berlebih dan cepat aus, sementara ban dengan tekanan lebih tinggi dapat pecah akibat beban yang tidak merata. Oleh karena itu, pengendara disarankan untuk rutin memeriksa tekanan ban sebelum perjalanan, atau setidaknya setiap dua minggu.

3. Lakukan perawatan rutin

Kurangnya perawatan ban dapat meningkatkan risiko pecah ban di jalan. Sebelum perjalanan, pengemudi disarankan buat memeriksa kondisi telapak ban secara rutin. Bersihkan kerikil atau batu kecil yang tersangkut di permukaan ban, karena jika dibiarkan, benda tersebut dapat menembus dan merusak telapak ban, sehingga memperbesar risiko pecah.

Selain itu, penting untuk menjaga kondisi kaki-kaki kendaraan dan ban. Perawatan yang diabaikan akan menyebabkan ketidakstabilan pada kemudi dan keausan ban yang tidak merata, yang akhirnya memperpendek umur pakai ban.

4. Jaga kecepatan berkendara

Kebiasaan mengemudi dengan kecepatan tinggi secara konstan juga meningkatkan risiko potensi menabrak dan melindas objek tajam di jalan tol juga lebih besar, sehingga memicu pecah ban. Untuk kendaraan niaga disarankan menggunakan jalur paling kiri atau jalur lambat, dengan kecepatan sesuai dengan rambu-rambu yang berlaku.

Hankook Tire juga memberikan langkah darurat yang dapat dilakukan jika sewaktu-waktu kendaraan niaga mengalami pecah ban di jalan tol, antara lain:

1. Tetap tenang dan tidak menginjak rem sekaligus

Pertama, usahakan jangan panik dan tetap tenang agar pengendara bisa tetap konsentrasi. “Jangan menginjak rem sekaligus saat kondisi ban pecah, karena beban kendaraan akan bertumpu pada ban yang pecah. Hal ini dapat berakibat fatal karena berkurangnya daya cengkeram dan mengakibatkan kendaraan kehilangan kendali atau tergelincir,” jelas Ahmad.

2. Kendalikan setir dan nyalakan lampu hazard

Kedua, pegang kendali setir dengan posisi tangan di arah jarum jam 3 dan 9. Kemudian, secara perlahan arahkan kendaraan ke bahu jalan. “Segera nyalakan lampu hazard untuk memberikan tanda bagi pengemudi lain bahwa kendaraan anda mengalami gangguan, sehingga mereka akan menjaga jarak aman,” tambah Ahmad.

3. Hindari manuver berlawanan arah

Terakhir, jangan membelokkan kemudi ke arah yang berlawanan dari posisi ban yang pecah, karena dapat menyebabkan kendaraan terguling. Saat ban belakang pecah, biasanya lebih mudah dikendalikan dibandingkan dengan pecah ban depan, karena ban depan yang masih berfungsi tetap menjadi tumpuan arah kemudi.

(lua/riar)



Sumber : oto.detik.com

6 Tips Merawat Ban Motor agar Tetap Awet dan Tidak Cepat Botak


Jakarta

Ban merupakan salah satu komponen penting dalam sebuah kendaraan. Apabila ban mengalami kerusakan, seperti bocor atau sudah botak, maka bisa mengganggu kenyamanan berkendara.

Jika ban motor detikers sudah botak, itu tandanya sudah harus diganti dengan yang baru. Jangan sampai telat menggantinya karena sangat berbahaya dan berisiko menyebabkan kecelakaan.

Setelah menggantinya dengan ban yang baru, detikers harus rutin merawatnya agar ban tidak cepat botak. Sebab, harga ban motor sendiri juga tidak murah.


Lantas, bagaimana cara merawat ban motor agar tetap awet dan tidak cepat botak? Simak tipsnya dalam artikel ini.

Tips Merawat Ban Motor Tetap Awet dan Tidak Cepat Botak

Ada sejumlah cara dalam merawat ban motor agar tetap awet dan tidak cepat botak. Dilansir situs Astra Oto Shop, berikut beberapa tipsnya:

1. Cek Tekanan Angin Ban

Tips yang pertama adalah dengan rutin mengecek tekanan angin ban sesuai rekomendasi pabrikan. Sebab, tekanan angin yang tepat dapat membantu menjaga performa ban motor sekaligus mencegah ban cepat botak.

Kalau tekanan angin ban kurang dapat menyebabkan aus pada sisi kanan dan kiri ban. Sementara itu, tekanan angin yang terlalu tinggi mengakibatkan aus di bagian tengah ban.

2. Pilih Ban yang Sesuai dengan Kendaraan

Saat membeli ban, pastikan kamu memilih ukuran yang sesuai dengan tipe sepeda motor. Usahakan untuk tidak menaikkan ukuran (upsize) ban karena dapat mempengaruhi daya cengkeram, kenyamanan, dan kestabilan saat berkendara.

3. Cek Kondisi Ban Secara Rutin

Selain mengecek tekanan angin ban, detikers juga wajib memeriksa kondisi ban. Perhatikan apakah ban dalam kondisi baik atau ditemukan ada kebocoran kecil.

Selain itu, perhatikan juga indikator keausan pada ban. Jika sudah terlihat keausan yang cukup signifikan, maka sebaiknya segera ganti dengan ban yang baru.

4. Membersihkan Ban

Mencuci motor tak hanya sekadar bagian bodinya saja yang kinclong, tapi bagian ban juga harus dibersihkan secara berkala. Bersihkan ban motor dari batu atau kerikil yang terselip di sela-sela alur ban, serta debu dan kotoran yang menempel.

Saat mencuci ban, hindari menggunakan bahan kimia yang keras karena berisiko dapat merusak permukaan ban. Jadi, cukup gunakan sabun dan air bersih untuk membersihkannya.

5. Jangan Membawa Muatan yang Berlebihan

Tips selanjutnya adalah memperhatikan beban yang dibawa saat mengendarai sepeda motor. Pastikan tidak melebihi batas beban maksimal karena bisa membuat ban cepat botak, muncul retakan halus, bahkan mengalami pecah.

Untuk mengantisipasi adanya kerusakan, detikers bisa melakukan pengecekan terhadap ban motor setiap 10.000 km atau membawanya ke bengkel resmi terdekat.

6. Perhatikan Siklus Pergantian Ban

Perlu diingat bahwa ban juga memiliki usia pakai. Pada umumnya, siklus pergantian ban motor sekitar 12-15 bulan untuk ban depan, sementara bagian ban belakang sekitar 10-12 bulan. Namun, usia pakai bisa lebih cepat jika kamu mengendarai motor setiap hari atau sering melalui jalanan yang rusak.

Itu dia enam tips merawat ban motor agar tetap awet dan tidak cepat botak. Semoga membantu detikers!

(ilf/fds)



Sumber : oto.detik.com