Tag Archives: persia

Sejarah Singkat, Letak, dan Peninggalannya


Jakarta

Sriwijaya termasuk kerajaan besar dalam sejarah Nusantara. Kerajaan Sriwijaya dikenal di jalur perdagangan dunia.

Berdasarkan catatan Tiongkok, India, hingga Arab, Sriwijaya disebut sebagai pusat maritim dan agama Buddha yang penting. Namun, seperti apa Sriwijaya pada masa dulu?

Sejarah Singkat: Awal Mula dan Letak Kerajaan Sriwijaya

Menurut buku Kadatuan Sriwijaya: Perjalanan Suci karya I Made Geria nama Sriwijaya pertama kali muncul di Prasasti Kedukan Bukit (682 M) dan Prasasti Kota Kapur (686 M). Awalnya sempat ditafsirkan sebagai nama raja, tetapi kemudian ahli sejarah George Coedès menegaskan bahwa Sriwijaya adalah nama sebuah kerajaan maritim berbentuk kadatuan (federasi para datu).


Pendiri Sriwijaya adalah Dapunta Hyang Sri Jayanasa. Dalam prasasti, ia disebut melakukan Perjalanan Suci (Mangalap Siddhayatra) untuk menaklukkan wilayah dan kemudian mendirikan pusat baru di Palembang. Ia juga dikenal sebagai raja beragama Buddha yang membangun Taman Sriksetra demi kesejahteraan semua makhluk hidup.

Para sejarawan kemudian memperkirakan letak Kerajaan Sriwijaya berada di sekitar teluk Jambi dan ujung jazirah Palembang. Sebagian besar prasasti ditemukan di Palembang, di tepian Sungai Musi. Sungai ini berfungsi vital sebagai jalur perdagangan dari pedalaman ke pesisir.

Sriwijaya tidak meninggalkan keraton batu megah seperti di Jawa, melainkan pemukiman maritim berupa rumah panggung di rawa-rawa.

Pada abad ke-11, Kerajaan Cola (India Selatan) menyerang Sriwijaya, menawan raja Sangramawijayottungawarman, dan mengurangi pengaruhnya di Selat Malaka. Perlahan, Kerajaan Sriwijaya mengalami keruntuhan.

Pemerintahan di Kerajaan Sriwijaya

Sriwijaya tidak berbentuk kerajaan tunggal, melainkan kadatuan. Berdasarkan Prasasti Telaga Batu, pemerintahan dipimpin seorang datu yang membawahi pejabat-pejabat seperti:

Senapati (panglima perang)
Nayaka (bendahara)
Dandanayaka (hakim)
Tuhanwatakwurah (kepala perdagangan/pertukangan)

Struktur ini memperlihatkan betapa terorganisirnya kekuasaan Sriwijaya di masa itu.

Perekonomian Maritim

Kerajaan Sriwijaya kemudian berkembang menjadi sebuah kerajaan besar sejak abad ke-7 hingga abad ke-11 Masehi. Hal ini dilihat dari kedudukan kerajaan yang mencakup wilayah-wilayah strategis untuk menjaga dominasi perdagangan laut.

Kejayaan kerajaan ini memuncak dengan menguasai jalur Selat Malaka. Komoditas perdagangan meliputi lada, pala, cengkeh, kayu gaharu, kapur barus, emas, perak, hingga rempah-rempah.

Selain perdagangan, kerajaan ini juga memperoleh pendapatan dari bea cukai kapal asing yang singgah di pelabuhannya. Catatan sejarah Arab bahkan menyebut pelabuhan Sriwijaya ramai oleh berbagai bangsa, dari Persia hingga Yunani.

Agama dan Pendidikan Buddha

Sriwijaya dikenal sebagai pusat studi Buddha Mahayana di Asia Tenggara. Tokoh seperti I-Tsing (Tiongkok) dan Atisa (Tibet) pernah singgah di sini. Meski begitu, peninggalan arkeologi menunjukkan juga adanya pengaruh Hindu (Siwa, Ganesha) dan Tantrisme, mencerminkan kerukunan antaragama.

Hubungan Internasional

Prasasti Nalanda (India) mencatat Raja Balaputradewa mendirikan asrama untuk biksu Sriwijaya di Nalanda.

Prasasti Ligor (Thailand Selatan) menunjukkan persahabatan antarbangsa lewat pembangunan bangunan suci Buddhis.

Seberapa Besar Kerajaan Sriwijaya?

Dikutip dari artikel jurnal How unique was Srivijaya? karya Claessen, H. J. (1995), kisah kejayaan Sriwijaya sebenarnya banyak ditulis, tetapi sejarawan modern menekankan adanya keterbatasan bukti.

Banyak narasi Sriwijaya berasal dari catatan asing (Tiongkok, Arab, India), bukan sumber lokal. Henri Claessen menyebut Sriwijaya lebih tepat dipahami sebagai maritime polity atau konglomerasi dagang daripada negara terpusat.

Kekuasaan pusat di Palembang kuat, tapi wilayah lain hanya terikat lewat kerja sama sukarela dan kepentingan dagang, bukan dominasi militer. Kerajaan Sriwijaya bisa dikatakan unik, akan tetapi bukan kerajaan maritim satu-satunya di Asia Tenggara.

Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Meski akhirnya meredup, peninggalan Kerajaan Sriwijaya melekat dalam berbagai bentuk, antara lain:

– Diplomasi damai lewat jalur agama dan budaya.
– Kerukunan agama tercermin dari bukti Hindu-Buddha.
– Kepedulian lingkungan lewat Taman Sriksetra.
– Kesadaran kritis bahwa sejarahnya dibentuk oleh tafsir kolonial dan bukti fragmentaris
– Prasasti Kedukan
– Prasasti Telaga Batu
– Prasasti Karang Berahi
– Prasasti Palas Pasemah
– Prasasti Talang Tuo
– Prasasti Muara Takus

Itulah informasi mengenai sejarah singkat Kerajaan Sriwijaya hingga peninggalannya. Semoga bermanfaat ya detikers!

*Penulis adalah peserta magang Program PRIMA Magang PTKI Kementerian Agama

(faz/faz)



Sumber : www.detik.com

Apakah Harimau dan Macan Sama?


Jakarta

Harimau kerap diidentikkan dengan macan karena bentukan fisik dan karakter yang mirip. Keduanya juga berasal dari satu genus yaitu Panthera sp yang artinya harimau dan macan memiliki beberapa kesamaan.

Namun, harimau dan macan kenyataannya berbeda meski keduanya nyaris sama. Dikutip dari Nature Safari India, berikut perbedaan harimau dan macan

Beda Harimau dan Macan

Berikut beberapa perbedaan fisik pada dua hewan pemuncak rantai makanan ini


1. Nama ilmiah

Harimau: Panthera tigris

Macan: Panthera pardus

2. Corak

Harimau: belang kombinasi oranye dan hitam, ada yang putih tapi sangat jarang

Kenapa Harimau Takut sama Kucing? Simak FaktanyaKenapa Harimau Takut sama Kucing? Simak Faktanya (dok. A G/Unsplash)

Macan: tutul-tutul dengan kombinasi keemasan, coklat, dan hitam

Evakuasi macan tutul di Sukasari, Kota Bandung.Evakuasi macan tutul di Sukasari, Kota Bandung (dok. Wisma Putra/detikJabar)

3. Ukuran dan berat tubuh

Harimau: dengan bobot bisa mencapai 300 kg adalah yang terbesar di genus Panthera sp

Macan: bobot maksimal adalah 90 kg adalah yang terkecil di genus Panthera sp namun sangat lincah

4. Jenis

Harimau: tipe hewan ini terdiri dari Harimau Siberia, Bengal, Kaspia, Cina Selatan, Indochina, Malaya, Jawa, Bali dan Sumatra

Macan: tipenya terdiri dari Macan Tutul Afrika, India, Jawa, Arab, Persia, Indochina, dan Sri Lanka

5. Habitat

Harimau: Asia Timur dan Selatan dalam hutan yang lebat

Macan: Sub-Sahara Afrika, semenanjung Arab, Turki barat daya dan timur, kaki bukit Himalaya dan Asia Selatan di hutan, pegunungan, hingga gurun.

Harimau dan tiger sama-sama kerap disebut tiger walaupun keduanya jelas berbeda. Meski begitu, keduanya sama-sama masuk kelompok hewan langka dan dilindungi karena nyaris punah.

(row/fem)



Sumber : travel.detik.com

Daerah Pertama yang Jadi Penyebaran Islam di Indonesia dan Bukti Peninggalannya


Jakarta

Di Indonesia, Islam pertama kali masuk melalui wilayah pesisir seperti Aceh dan Sumatera Utara. Sebagaimana diketahui, penyebaran Islam di RI begitu cepat dan luas.

Lantas, tepatnya di daerah mana Islam mulai menyebar pertama kali di Indonesia?


Pulau Sumatra Jadi Daerah Pertama Masuknya Islam ke Nusantara

Menurut buku Islam dalam Arus Sejarah Indonesia yang disusun Jajat Burhanuddin, daerah pertama yang jadi tempat penyebaran agama Islam di Nusantara adalah pesisir pulau Sumatra. Tempat ini disebut sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia yang jadi pusat penyebaran agama Islam di Nusantara.

Mualnya, Islam berkembang pesat di Indonesia lewat jalur perdagangan dan interaksi antar pedagang yang berasal dari Arab, India serta Persia. Seiring berjalannya waktu, ajaran Islam terus menyebar ke wilayah lain termasuk Jawa dan Sulawesi.

Wilayah pesisir barat pulau Sumatra menjadi daerah pertama penyebaran agama Islam. Wilayah tersebut jadi pusat interaksi antara Nusantara dengan pedagang muslim yang berasal dari Timur Tengah seperti Aceh dan Sumatra Utara.

Pada wilayah ini, khususnya kerajaan Sriwijaya, menjadi pintu masuk utama bagi agama Islam yang dibawa melalui jalur perdagangan laut.

Kala itu, Nusantara dikenal sebagai kawasan perdagangan yang ramai. Banyak pedagang muslim dari Arab dan Persia tak hanya membawa barang dagangan, namun juga menyebarkan ajaran Islam ke penduduk setempat.

Wilayah pesisir Sumatra seperti Lamuri dan Barus jadi titik awal berkembangnya agama Islam di Indonesia. Keberadaan pedagang-pedagang muslim ini yang kemudian jadi pemicu utama proses penyebaran Islam secara lebih luas di wilayah Nusantara.

Kota Barus Jadi Daerah Penyebaran Islam di Nusantara

Kota Barus di pesisir barat Sumatra menjadi salah satu daerah pertama yang merupakan tempat penyebaran agama Islam di Nusantara. Barus sendiri telah lama menjadi pusat perdagangan internasional sejak abad ke-1.

Kota Barus tak hanya memperdagangkan komoditas seperti kapur barus dan rempah-rempah, namun juga sebagai tempat bertemunya para pedagang muslim dari Arab dan Persia yang menjual aneka barang dagangan khas.

Para pedagang musim yang singgah di Barus tak hanya berjualan, tetapi juga memperkenalkan ajaran Islam kepada penduduk lokal lewat tradisi sosial dan keagamaan serta adat.

Kota Barus disebut sebagai pintu masuk utama bagi agama Islam di Sumatra yang kemudian menyebar ke wilayah-wilayah lainnya di Nusantara.

Kerajaan Sriwijaya Berperan Penting dalam Proses Islamisasi Nusantara

Kerajaan Nusantara yang terletak di Palembang memiliki peran penting dalam proses Islamisasi di Nusantara. Sebagai pusat perdagangan maritim terbesar di Asia Tenggara masa itu, Sriwijaya juga menjadi pusat interaksi budaya dan agama, termasuk penyebaran Islam.

Pedagang muslim dari Arab dan Persia sering singgah di Sriwijaya membawa ajaran Islam yang diterima masyarakat setempat. Interaksi antara masyarakat dan pedagang itu terjalin dengan kuat sehingga Islam cepat menyebar.

Letak geografis Sriwijaya yang strategis menjadikannya sebagai jembatan penting penyebaran Islam di Nusantara.

Bukti Peninggalan Sejarah Islam di Wilayah Nusantara

Salah satu bukti paling awal terkait keberadaan komunitas muslim adalah catatan dari Dinasti Tang di Cina yang mencatat bahwa kehadiran orang-orang Arab dan Persia di wilayah Sumatra pada abad ke-7.

Selain itu, bukti arkeologis juga menunjukkan adanya peninggalan-peninggalan Islam di Nusantara, seperti makam-makam muslim kuno di wilayah pesisir Sumatra dan Jawa yang jadi penanda Islam telah hadir dan berkembang di kalangan masyarakat lokal sejak dulu.

Bukti lainnya adalah penemuan batu nisan milik Fatimah binti Maimun bin Abdullah di Leran, Jawa Timur yang bertarikh tahun 475 atau 1082 Masehi. Penemuan ini menunjukkan adanya jejak komunitas muslim di Jawa sejak awal abad ke-11.

(aeb/inf)



Sumber : www.detik.com

Cak Imin Akan Pimpin Apel Akbar Hari Santri di Titik Nol Islam Nusantara Barus



Jakarta

Apel akbar Hari Santri Nasional (HSN) 2025 akan digelar di Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara besok. Ketua Umum DPP PKB sekaligus Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin atau Cak Imin) akan memimpin apel tersebut.

Ketua DPP PKB Marwan Dasopang (Mardas) menjelaskan pemilihan Barus sebagai lokasi puncak peringatan HSN 2025 bukan tanpa alasan. Barus diyakini sebagai gerbang awal masuknya Islam ke Nusantara, jauh sebelum menyebar ke wilayah lain.

“Kita ingin mengingatkan bangsa ini, bahwa dari Barus-lah Islam pertama kali bersemi di bumi Nusantara. Dari tempat ini, peradaban Islam yang damai, berakhlak, dan berpadu dengan budaya lokal tumbuh menjadi kekuatan kebangsaan,” ujar Mardas dalam keterangan persnya, Selasa (21/10/2025).


Menurut catatan sejarah, Barus atau yang dulu dikenal Fansur adalah pelabuhan kosmopolitan sejak abad ke-7 Masehi. Di tempat ini, para pedagang dari Arab, Gujarat, dan Persia berinteraksi sekaligus menyebarkan ajaran Islam.

Mardas menambahkan, sebelum apel akbar, seluruh pengurus pusat PKB bersama Cak Imin akan berziarah ke makam Syekh Mahmud. Syekh Mahmud dikenal sebagai salah satu ulama perintis dakwah Islam di Barus.

“Besok sebelum apel akbar, kami bersama Gus Muhaimin dan pengurus pusat PKB akan berziarah ke makam Syekh Mahmud sebagai bentuk penghormatan kepada para ulama yang menjadi perintis dakwah Islam di Nusantara,” jelas Mardas, yang juga Ketua Komisi VIII DPR RI.

Puncak peringatan HSN 2025 ini akan ditandai dengan apel akbar yang diikuti oleh sedikitnya 3.000 santri dan siswa dari Tapanuli Tengah dan sekitarnya pada Rabu (22/10/2025). Cak Imin dijadwalkan akan bertindak langsung sebagai inspektur.

Selain apel, DPP PKB juga menggelar rangkaian kegiatan seperti Seminar Hari Santri Nasional di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Barus. Para akademisi, ulama, dan santri muda akan menjadi pematerinya.

Mardas menegaskan, Hari Santri bukan sekadar seremonial. Ini adalah momentum bagi PKB untuk menegaskan kembali komitmen perjuangan mereka terhadap nasib santri dan pesantren di seluruh Indonesia.

“Hari Santri adalah buah dari perjuangan panjang PKB hingga akhirnya diakui secara resmi oleh negara. Ini adalah bentuk penghormatan atas jasa besar para ulama dan santri yang telah berjuang mempertahankan kemerdekaan dan menjaga moralitas bangsa,” ungkapnya.

Ia menutup dengan komitmen PKB untuk terus menjadi rumah besar bagi pesantren dan memperjuangkan kebijakan yang berpihak pada pendidikan keagamaan, kemandirian ekonomi pesantren, dan kesejahteraan santri.

“Kami akan terus menjaga amanah ini. Santri bukan hanya benteng moral bangsa, tetapi juga pilar masa depan Indonesia,” pungkas Mardas.

(hnh/kri)



Sumber : www.detik.com

Warna Bendera Merah Putih, Benarkah Disebutkan dalam Hadits Nabi SAW?


Jakarta

Warna bendera Indonesia adalah merah dan putih yang mana melambangkan keberanian dan kesucian. Siapa sangka, ternyata pemilihan warna merah putih pada bendera Indonesia didasarkan dari hadits Nabi Muhammad SAW.

Hal ini disampaikan oleh KH Abdullah Habib Faqih dalam acara Langitan Bersholawat 2021 lalu. Ia mengatakan bahwa warna merah putih bendera Indonesia diilhami dari hadits Nabi SAW yang bersumber dari kisah Al Habib Husain bin Abu Bakar Al-Idrus Luar Batang.

Mengutip laman resmi Pondok Pesantren Langitan, KH Abdullah Habib Faqih adalah putra dari Syaikhina KH Abdullah Faqih yang merupakan pemimpin Ponpes Langitan terdahulu. Ponpes ini merupakan salah satu lembaga pendidikan yang basisnya dalam ormas Nahdlatul Ulama (NU).


Sementara itu, Al Habib Husain bin Abu Bakar Al-Idrus Luar Batang adalah pendatang dari Hadramaut, Jazirah Arab yang merupakan pendiri Masjid Luar Batang pada 1736 silam yang berlokasi di Jakarta Utara. Ia adalah pendakwah sekaligus ulama asal Hadramaut, Yaman.

Habib Husein terkenal sebagai sosok ulama zuhud yang disegani tentara kolonial Belanda dahulu kala.

Hadits Rasulullah SAW yang Menyebut Warna Merah dan Putih

Mengutip dari kitab Sunan At-Tirmidzi oleh Imam At-Tirmidzi yang diterbitkan Tim Gema Insani, berikut bunyi hadits Nabi SAW dari Tsauban,

“Sesungguhnya Allah mendekatkan jarak bumi untukku, lalu aku dapat melihat bumi dari ujung timur sampai ke ujung barat. Sesungguhnya kekuasaan umatku akan meliputi bagian bumi yang telah diperlihatkan kepadaku. Aku juga dikaruniai dua macam harta simpanan, yaitu yang berwarna merah dan yang berwarna putih ….” (Sunan Ibnu Majah, Muttafaq ‘alaih).

Meski demikian, dalam beberapa tafsir dikatakan bahwa warna merah dan putih ini tidak diartikan secara gamblang melainkan ada makna tersirat. Imam Nawawi dalam buku Kumpulan Hadits Qudsi Pilihan oleh Syaikh Fathi Ghanim yang diterjemahkan Yasir Maqosid menafsirkan bahwa para ulama mengatakan warna merah dan putih itu merujuk pada emas dan perak.

“Sedangkan yang dimaksud dalam hadits adalah harta simpanan Raja Kisra dan Raja Qaisar yang merupakan raja Iraq dan Syam,” bunyi keterangan dalam buku tersebut.

Wisnu Sasongko melalui karyanya yang bertajuk Armageddon 2: Antara Petaka dan Rahmat menjelaskan dalam catatan kakinya bahwa hadits di atas diucapkan Rasulullah SAW di Jazirah Arab pada abad 6-7 Masehi. Kala itu, Jazirah sebagai titik acuan arah, maka yang dimaksud sang rasul dengan ujung timur bumi adalah belahan bumi yang paling timur dari Arab, yaitu kepulauan Indonesia.

Sementara, yang dimaksud ujung barat bumi adalah belahan bumi paling barat dari Arab yang mana merupakan benua Amerika. Dikatakan pula bahwa kekuasaan umat nabi akan mencapai salah satu ujungnya. Bila ujung timur dan ujung barat dibandingkan dari segi jumlah umat Islamnya, maka ujung timurlah yang terbanyak. Berdasarkan fakta saat ini, salah satu komunitas Islam terbesar berada di ujung timur bumi, yaitu Indonesia.

Jumlah umat Islam yang banyak ini kemungkinan nantinya akan menjadi salah satu kebanggaan Rasulullah di antara umat nabi-nabi lain pada Hari Pengadilan. Saat ini, Indonesia menjadi penyumbang jumlah terbesar sebagai umatnya.

Walau begitu, beberapa ulama juga mengartikan bahwa merah dan putih dimaknai sebagai bangsa Persia dan Romawi. Wallahu a’lam.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

91 Tanda Kiamat yang Sudah Terjadi Menurut Hadits Rasulullah


Jakarta

Ada banyak tanda kiamat yang disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW. Beberapa di antaranya sudah terjadi dan menjadi peringatan bagi umat manusia akan dekatnya hari akhir.

Rasulullah SAW telah mengingatkan bahwa kemunculan tanda-tanda ini harus dijadikan pelajaran bagi setiap muslim untuk selalu berbenah diri dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Dalam ajaran Islam, tanda-tanda kiamat terbagi menjadi dua, yaitu tanda kecil dan tanda besar.


Tanda-tanda Kiamat

Dikutip dari Nihayatul ‘Alam karya Muhammad al-‘Areifi yang diterjemahkan Zulfi Askar, berikut jenis hari kiamat dan tanda-tandanya.

1. Tanda-tanda Kecil (Shughra)

Tanda-tanda ini terjadi jauh sebelum hari kiamat dan sebagian besar sudah terjadi. Tanda-tanda kecil ini meliputi peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah umat Islam, seperti diutusnya Nabi Muhammad SAW, terbelahnya bulan, hingga munculnya api yang besar di Madinah. Ada juga tanda-tanda kecil yang sedang berlangsung saat ini, seperti banyaknya gedung pencakar langit dan manusia berlomba-lomba dalam kemewahan.

2. Tanda-tanda Besar (Kubra)

Tanda-tanda besar akan terjadi sesaat sebelum kiamat tiba. Hadits menyebutkan bahwa belum akan datang hari kiamat sebelum sepuluh tanda besar muncul, di antaranya adalah keluarnya Dajjal, terbitnya matahari dari barat, turunnya Nabi Isa AS, dan keluarnya api yang menggiring manusia ke Padang Mahsyar.

Diriwayatkan Abu Syarihah Hudzaifah bin Usaid RA, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

لا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَرَوُا عَشْرَ آيات طلوع الشمس من مغربها وَيَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ وَالدَّابَّةَ وَثَلَاثَةَ حُسُوفٍ حَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ وَحَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ وَعَسْفٌ بِجَزِيرَةِ الْعَرْبِ وَنَارٌ تَخْرُجُ مِنْ قَعْرِ عَدَدَ تَسُوق النَّاسَ أَو تَحْشُرُ النَّاسَ قَيتُ مَعَهُمْ حَيْثُ بَاتُوا وَتَقِيلُ مَعَهُمْ حَيْثُ قَالُوا

Artinya: “Kiamat takkan terjadi sebelum kamu melihat sepuluh tanda: terbitnya matahari dari barat, asap, binatang melata, keluarnya Ya’juj Ma’juj, turunnya Nabi Isa bin Maryam, Dajjal, tiga kali gempa, sekali di barat, sekali di timur dan sekali lagi di Jazirah Arab, keluarnya api dari suatu jurang di Aden yang menggiring manusia–atau mengumpulkan manusia. Api itu menginap bersama mereka di malam hari, dan tetap menyala menunggui tidur mereka di siang hari.”

Hadits tersebut disebutkan Ibnu Katsir dalam kitab An Nihayah yang diterjemahkan Anshori Umar Sitanggal dan Imron Hasan.

Tanda Kiamat yang Sudah Terjadi

Ada beberapa tanda-tanda kiamat yang sudah terjadi. Berbagai peristiwa yang disebutkan dalam hadits-hadits Rasulullah SAW ini menunjukkan bahwa proses menuju akhir zaman sudah dimulai sejak lama. Beberapa tanda bahkan barangkali sudah umat Islam saksikan sendiri dalam kehidupan sehari-hari.

Berikut tanda-tanda kiamat yang sudah terjadi seperti dirangkum dari dua sumber sebelumnya.

1. Diutusnya Nabi Muhammad SAW, Nabi Muhammad SAW diutus sebagai Rasul terakhir sebelum Hari Kiamat

2. Wafatnya Nabi Muhammad SAW

3. Bulan yang terbelah

4. Kematian para sahabat Nabi Muhammad SAW adalah tanda bahwa zaman keemasan umat Islam semakin mendekati akhir

5. Mesir akan ditaklukan umat Islam

6. Kekaisaran Persia dan Romawi akan hancur dan takkan kembali lagi

7. Khalifah Umar bin Khattab RA akan mati terbunuh

8. Khalifah Utsman bin Affan RA akan mendapatkan cobaan yang sangat berat

9. Kekhalifahan setelah Rasulullah SAW wafat hanya sepanjang 30 tahun setelah itu berubah menjadi dinasti kerajaan

10. Perdamaian dua kelompok kaum Muslim yang sedang bertikai oleh Hasan bin Ali RA

11. Kekuasaan umat Islam sampai ke dataran India atau Sungai Indus

12. Kaum Muslim akan berperang dengan bangsa Turki

13. Munculnya api di Madinah tepatnya di Kota Hijaz

14. Penaklukan Kota Suci Baitul Maqdis

15. Penyebaran penyakit karena suatu wabah

16. Munculnya berbagai fitnah di tengah masyarakat

17. Teknologi modern seperti satelit juga dianggap sebagai salah satu tanda kiamat kecil

18. Terjadinya perang, seperti Perang Shiffin, menjadi pertanda yang telah terjadi

19. Kemunculan kelompok Khawarij

20. Banyak individu yang mengaku sebagai nabi setelah Rasulullah SAW wafat

21. Masyarakat merasakan keamanan dan kemakmuran yang besar

22. Ada bocah kecil yang akan memerintah kaum Muslimin

23. Pecahnya perang dengan bangsa Turki

24. Pemimpin-pemimpin zalim yang menindas rakyat

25. Pembunuhan yang merajalela (Al-Haraj)

26. Kejujuran dan amanah semakin hilang dari kehidupan manusia.

27. Kembali mengikuti tradisi bangsa-bangsa terdahulu

28. Budak yang melahirkan majikannya

29. Wanita berpakaian namun terlihat telanjang

30. Orang-orang yang sebelumnya miskin dan tidak beralas kaki berlomba-lomba membangun gedung tinggi

31. Salam sebagai bentuk penghormatan dan doa hanya disampaikan kepada orang-orang yang dikenal

32. Perdagangan menjadi sangat berkembang

33. Istri ikut campur dalam urusan suami di perdagangan

34. Pasar dikendalikan oleh sekelompok kecil orang yang memonopoli harga dan barang

35. Kebohongan menjadi kebiasaan yang umum di tengah masyarakat

36. Kesaksian palsu semakin banyak

37. Manusia semakin enggan untuk berbagi rezeki dengan sesame karena sifat kikir mereka

38. Tali silaturahmi terputus

39. Merebaknya perbuatan nista dan kotor

40. Orang yang berkata benar malah dianggap tidak dapat dipercaya dan sebaliknya

41. Orang terhormat digantikan oleh orang yang hina

42. Halal dan haram dalam harta kekayaan tidak dipedulikan lagi

43. Harta rampasan perang dikuasai orang kaya

44. Barang titipan dianggap sebagai hak milik sendiri oleh yang dititipi

45. Orang merasa berat membayar zakat

46. Ilmu dipelajari untuk tujuan duniawi, bukan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT

47. Peran suami dalam keluarga menjadi lemah karena takut kepada istrinya namun durhaka dengan ibu kandungnya

48. Banyak orang lebih mementingkan teman-temannya dibandingkan orang tuanya sendiri

49. Masjid yang seharusnya menjadi tempat tenang dan penuh khidmat, malah diwarnai dengan suara keras dan keributan

50. Orang-orang fasik berkuasa

51. Kepemimpinan diberikan kepada orang yang tidak memiliki integritas dan martabat

52. Orang dihormati bukan karena kebajikannya, melainkan untuk menghindari tindakan jahat atau kezaliman yang mungkin dilakukannya

53. Tindakan zina, yang merupakan dosa besar, mulai dianggap sebagai sesuatu yang biasa dan tidak memalukan lagi

54. Sutra yang seharusnya haram bagi laki-laki justru menjadi bagian dari pakaian yang dipakai

55. Alkohol dan minuman keras dikonsumsi secara bebas tanpa rasa takut akan dosa

56. Musik dan alat musik yang dulunya dianggap haram mulai dianggap halal dan diterima secara luas

57. Manusia banyak yang mengharapkan kematian

58. Tibanya suatu masa ketika seseorang beriman pada pagi hari, dan menjadi kafir pada sore hari

59. Masjid-masjid dibangun dengan sangat mewah dan megah

60. Rumah-rumah dibangun dengan indah dan megah

61. Banyaknya terjadi halilintar

62. Tersebar luasnya karya-karya tulisan

63. Orang-orang lebih mengandalkan kelicikan dan pandai bicara untuk mendapatkan rezeki daripada bekerja dengan jujur

64. Munculnya buku-buku selain Al-Qur’an yang lebih banyak

65. Pelantun Al-Qur’an semakin banyak, sementara ulama semakin berkurang

66. Orang-orang mulai mengambil pelajaran dari mereka yang belum mumpuni atau matang dalam ilmu sehingga dapat menyebabkan banyak kesalahan pemahaman

67. Kematian mendadak tanpa sebab yang jelas menjadi semakin umum di masyarakat

68. Pemimpin yang dipilih adalah mereka yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup atau bodoh

69. Waktu terasa berlalu begitu cepat, banyak perubahan yang terjadi dalam waktu singkat

70. Orang yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup justru dipercaya untuk berbicara atas nama umat

71. Orang yang paling bahagia di dunia ini adalah Luka’ Ibn Luka’

72. Masjid tidak lagi dihormati sebagai tempat ibadah, melainkan hanya tempat lalu lalang

73. Mahar dalam pernikahan awalnya dibuat sangat mahal, namun kemudian direndahkan nilainya

74. Hal-hal yang sebelumnya dianggap bernilai tinggi, seperti kuda, menjadi murah dan kehilangan nilai pentingnya

75. Pasar-pasar semakin banyak dan berdekatan

76. Umat Islam menghadapi tekanan dan serangan dari berbagai bangsa di dunia yang bersatu untuk melawan mereka

77. Orang-orang saling mendorong untuk menjadi imam salat

78. Mimpi orang-orang yang beriman akan menjadi kenyataan

79. Kebohongan dan penipuan menjadi hal yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari

80. Perselisihan dan konflik antar individu maupun kelompok semakin sering terjadi, bahkan karena hal-hal yang sepele

81. Gempa bumi yang terjadi di berbagai belahan dunia menjadi semakin sering dan menakutkan, menjadi salah satu tanda kiamat

82. Jumlah wanita di dunia akan meningkat drastis, melebihi jumlah laki-laki

83. Laki-laki akan semakin berkurang jumlahnya

84. Perbuatan yang dilarang oleh agama seperti zina dan kejahatan lainnya dilakukan secara terbuka tanpa rasa malu dan takut

85. Orang mulai mencari keuntungan duniawi dengan menggunakan Al-Qur’an, seperti mengambil bayaran untuk membaca ayat-ayat suci ini

86. Makanan berlimpah dan gaya hidup yang tidak sehat menyebabkan banyak orang menjadi gemuk

87. Orang-orang memberikan kesaksian tentang suatu peristiwa atau kebenaran, namun mereka tidak dipercaya karena kejujuran dan kredibilitas mereka dipertanyakan

88. Banyak orang yang berjanji untuk melakukan sesuatu kepada Allah SWT, namun mereka tidak menepati nazarnya dan mengabaikannya

89. Orang yang kuat, baik dari segi fisik maupun kekuasaan, menindas dan memanfaatkan yang lemah untuk kepentingan mereka sendiri

90. Syariat dan hukum Allah SWT tidak lagi diindahkan dan ditinggalkan

91. Bangsa Romawi (Eropa) semakin banyak, sedangkan bangsa Arab semakin sedikit

Wallahu a’lam.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Sosok Panglima Perang Islam yang Berhasil Taklukan Andalusia



Jakarta

Thariq bin Ziyad adalah salah satu panglima perang Islam yang paling tersohor pada masanya. Bahkan, namanya diabadikan sebagai nama selat yang memisahkan Maroko dan Spanyol (Selat Gibraltar dalam bahasa Spanyol).

Mengutip buku Para Panglima Perang Islam susunan Rizem Aizid, Thariq termasuk panglima terkuat Islam. Ia berasal dari Kerajaan Umawiyah atau Bani Umayyah dan dikenal sebagai penakluk Andalusia.

Nama lengkapnya adalah Thariq bin Abdullah bin Wanamu Az-Zanati. Ada juga yang menyebut namanya Thariq bin Ziyad bin Abdullah bin Wwalghu bin Warfajum bin Nabarghasan bin Walhas bin Yatufat bin Nafzaw.


Thariq bin Ziyad lahir pada 50 H atau 670 M di Khenchela, Aljazair dari kabilah Nafzah. Pendapat lain mengatakan Thariq berasal dari kabilah Barbar yang tinggal di Maroko. Ada juga yang menyebut Thariq keturunan Bani Hamdan di Persia hingga bangsa Vandals.

Meski demikian, Thariq bin Ziyad bukan berasal dari Arab Saudi. Namanya dikenal sebagai panglima perang Islam pada masa Kekhalifahan Umayyah.

Thariq bin Ziyad memimpin perang ekspansi ke Andalusia, Spanyol. Pada ekspansi itu, Thariq tampil sebagai pahlawan Islam yang sukses menaklukan Andalusia.

Turut diceritakan dalam buku Peradaban Islam di Eropa dari Penaklukan Andalusia hingga Runtuhnya Kekhalifahan Umayyah oleh Ari Ghorir Atiq, penaklukan Andalus telah lama direncanakan dalam pemerintahan Islam. Musa bin Nushair lalu memerintahkan Thariq untuk berangkat ke Andalus.

Pada 711 M, Thariq menjadi pemimpin dalam penaklukan atas wilayah Al-Andalus. Ia beserta pasukannya mendarat di gunung yang disebut Jabal Thariq.

Sebelum peperangan bermula, Thariq memerintahkan pasukannya membakar kapal setelah pendaratan. Tujuannya agar tidak ada pilihan baginya dan pasukannya untuk mundur.

Setelahnya, Thariq berpidato di depan bala tentaranya. Pidato itu membuat pasukannya semakin semangat dan menggebu-gebu untuk menaklukan Andalusia.

Akhirnya, ia membagi para tentara menjadi beberapa kelompok dan menuju ke tempat yang telah ditentukan. Walau jumlah pasukannya kalah besar dengan musuh yang dihadapi, mereka yakin kemenangan berpihak pada mereka.

Strategi yang ia gunakan untuk penaklukan Andalusia cukup menarik. Thariq membagi pasukannya menjadi empat kelompok yaitu pasukan pemanah yang berada di garda depan, pasukan berkuda yang bertugas menggempur musuh dari sayap kiri, pasukan pejalan kaki yang menyebrang dari sayap kanan dan pasukan yang dipimpin oleh Thariq.

Benar saja, peperangan itu dimenangkan oleh pasukan Thariq dan Andalus berhasil ditaklukan. Thariq bin Ziyad menorehkan sejarah monumental yang belum pernah terjadi di tanah Andalus maupun negeri-negeri Maghribi atau lima negara di Afrika Utara.

(aeb/rah)



Sumber : www.detik.com

Kisah Bangsa Rum yang Mengkhianati Islam saat Akhir Zaman


Jakarta

Bangsa Rum atau yang dikenal sebagai Romawi dalam sejarah, disebutkan dalam Al-Qur’an sebagai salah satu bangsa besar yang akan berperan penting dalam peristiwa akhir zaman.

Keberadaan dan peran mereka dalam perjalanan sejarah umat Islam juga telah menjadi bagian dari tafsir dan hadits. Khususnya dalam peristiwa-peristiwa yang dikaitkan dengan akhir zaman.

Asal-usul Bangsa Rum

Seperti dijelaskan oleh Musa Cerantonio dalam bukunya Which Nation Does Rum in The Ahadith of the Last Days Refer To? merujuk pada Kekaisaran Bizantium atau Kekaisaran Romawi Timur.


Nama ini diambil dari ibu kota mereka, Byzantion yang kemudian lebih dikenal sebagai Konstantinopel.

Kekaisaran Bizantium merupakan kelanjutan dari Kekaisaran Romawi yang sejak berdirinya di Roma, meluas ke sebagian besar wilayah Eropa, Timur Tengah, dan Afrika Utara. Wilayah kekaisaran yang luas ini akhirnya dibagi menjadi dua bagian administratif, yaitu Kekaisaran Romawi Barat yang berpusat di Roma dan Kekaisaran Romawi Timur di Konstantinopel.

Setelah Kekaisaran Romawi Barat runtuh pada tahun 476 M akibat serangan bangsa Jermanik, Kekaisaran Romawi hanya tersisa sebagai Romawi Timur, yang berpusat di Konstantinopel.

Bangsa inilah yang dimaksud dalam surat Ar-Rum ayat 2, di mana tafsir Kementerian Agama (Kemenag) menyatakan bahwa bangsa Rum adalah Romawi Timur yang saat itu beragama Nasrani.

Pada masa itu, bangsa Rum dipimpin oleh Flavius Heraclius Augustus, atau Heraklius, yang memerintah dari tahun 610 hingga 641 M.

Menurut tafsir Ibnu Katsir, volume 6, Dr. Abdullah mengemukakan bahwa bangsa Rum merupakan keturunan al-‘Ish bin Ishaq bin Ibrahim, lebih spesifiknya dari Bani Ashfar yang notabene adalah salah satu cabang Bani Israil.

Pengkhianatan Bangsa Rum

Peristiwa yang dialami bangsa Rum dijelaskan secara rinci oleh Allah SWT dalam pembukaan Surat Ar-Rum, tepatnya pada ayat 1 hingga 6.

الۤمّۤۚ ۝١
alif lâm mîm
Alif Lām Mīm.

غُلِبَتِ الرُّوْمُۙ ۝٢
ghulibatir-rûm
Bangsa Romawi telah dikalahkan,

فِيْٓ اَدْنَى الْاَرْضِ وَهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ غَلَبِهِمْ سَيَغْلِبُوْنَۙ ۝٣
fî adnal-ardli wa hum mim ba’di ghalabihim sayaghlibûn
di negeri yang terdekat dan mereka setelah kekalahannya itu akan menang

فِيْ بِضْعِ سِنِيْنَ ەۗ لِلّٰهِ الْاَمْرُ مِنْ قَبْلُ وَمِنْۢ بَعْدُۗ وَيَوْمَىِٕذٍ يَّفْرَحُ الْمُؤْمِنُوْنَۙ ۝٤
fî bidl’i sinîn, lillâhil-amru ming qablu wa mim ba’d, wa yauma’idziy yafraḫul-mu’minûn
dalam beberapa tahun (lagi). Milik Allahlah urusan sebelum dan setelah (mereka menang). Pada hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang mukmin

بِنَصْرِ اللّٰهِۗ يَنْصُرُ مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الرَّحِيْمُ ۝٥
binashrillâh, yanshuru may yasyâ’, wa huwal-‘azîzur-raḫîm
karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang Dia kehendaki. Dia Mahaperkasa lagi Maha Penyayang.

وَعْدَ اللّٰهِۗ لَا يُخْلِفُ اللّٰهُ وَعْدَهٗ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ ۝٦
wa’dallâh, lâ yukhlifullâhu wa’dahû wa lâkinna aktsaran-nâsi lâ ya’lamûn
(Itulah) janji Allah. Allah tidak akan menyalahi janji-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.

Mansur Abdul Hakim dalam bukunya, Ghulibat Ar-Rum Dzat Al-Qurun, memaparkan bahwa peristiwa perang besar antara Persia dan Romawi menjadi latar belakang utama turunnya Surat Ar-Rum.

Konflik antara Persia dan Romawi ini memicu polarisasi dukungan di kalangan masyarakat Arab. Kaum musyrik cenderung berpihak pada Persia, sedangkan umat Islam berharap kemenangan berpihak pada Romawi, yang notabene adalah pemeluk agama samawi.

Pada akhirnya, bangsa Persia memenangkan pertempuran, yang membuat kaum musyrik bersuka cita, sedangkan umat Islam merasa sedih. Berdasarkan tafsir Ibnu Katsir, kemenangan telak yang diraih oleh Raja Persia Sabur atas pasukan Romawi mengakibatkan penguasaan wilayah Syam dan sebagian besar teritori Romawi. Akibatnya, Kaisar Heraklius terpaksa mundur dan mencari tempat perlindungan.

Sementara itu, Menurut Muslih Abdul Karim dalam bukunya Isa dan al-Mahdi di Akhir Zaman, kemunculan al-Mahdi akan diawali dengan pertempuran antara umat Islam dan Bani Ashfar atau bangsa Rum.

Pada awalnya, umat Islam dan Bangsa Rum bersekutu untuk menghadapi musuh bersama. Namun, di tengah perjalanan, Bani Ashfar melanggar perjanjian damai dan berbalik melawan umat Islam.

Dalam beberapa haditsnya, Rasulullah SAW merujuk pada bangsa Rum (Romawi) dalam konteks peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di akhir zaman. Beliau bersabda,

“Kalian akan menyerang Jazirah Arab hingga Allah SWT menaklukkannya, kemudian Persia hingga Allah berkenan menaklukkannya, kemudian kalian menyerang Romawi hingga Allah berkenan menaklukkannya, dan setelah itu kalian menyerang Dajjal hingga Allah berkenan menaklukkannya.” (HR Ahmad dan Muslim)

Dalam kitab kumpulan hadits Misykah Al-Mashabih, terdapat sebuah riwayat yang menyebutkan bahwa di masa depan, bangsa Romawi akan melakukan pengkhianatan terhadap umat Islam. Rasulullah SAW bersabda,

“Kalian akan mengadakan perjanjian damai dengan bangsa Romawi selama beberapa lama. Lalu kalian akan menyerang ketika mereka menjadi musuh di belakang kalian. Kemudian kalian akan dimenangkan, mendapat ghanimah, dan kalian selamat. Setelah itu, kalain turun di padang rumput bernama Dzi Tulul. Kemudian seorang lelaki dari Romawi ke sana untuk mengibarkan bendera salib seraya berkata, ‘Ingatlah, salib telah menang”.

Mengetahui seruan kaum salib tersebut membuat muslim yang murka mendekati dan memukulnya (membunuhnya). Saat itulah bangsa Romawi berkhianat dan bersiap untuk memobilisasi pasukannya sebagai persiapan pertempuran dahsyat.

Lalu umat Islam mengobarkan perang melawan mereka hingga terjadi pertempuran dan Allah memuliakan golongan tersebut dengan kesyahidan.

Tempat tinggal umat Islam dalam pertempuran di akhir zaman ini terletak di Al-Ghauthah. Hal ini disebutkan dalam riwayat Abu Darda RA.

Rasulullah SAW bersabda, “Pada saatnya nanti umat Islam akan terkepung di Madinah Al-Munawwarah hingga mereka berada jauh dari benteng-benteng mereka di Silah.” (Shahih Al-Jami. Silah dalam riwayat ini adalah sebuah tempat dekat Khaibar)

(hnh/lus)



Sumber : www.detik.com