Tag Archives: persneling

Inilah Alasan Saat Mobil Manual Pindah Persneling Gas Dilepas


Jakarta

Mengemudikan mobil manual butuh lebih banyak penguasaan teknik dibandingkan mobil matic. Salah satu yang harus dikuasai dengan baik adalah teknik memindahkan transmisi atau persneling.

Pengemudi mobil harus tahu alasan kenapa saat pindah persneling gas dilepas. Simak juga bagaimana teknik memindahkan transmisi yang benar.

Alasan Pindah Persneling Gas Dilepas

Saat pindah transmisi atau pindah persneling, kopling harus diinjak penuh dan gas harus dilepas. Alasan pindah persneling gas dilepas adalah agar kopling tidak cepat rusak.


Dilansir dari Cartoq terkait kesalahan fatal pengguna mobil manual, disebut bahwa kopling adalah satu-satunya penghubung antara mesin dan transmisi. Ketika pedal gas masih diinjak dan kopling masih diinjak, maka hal ini bisa membuat kopling cepat aus.

Bahkan saat gas masih diinjak, kita tidak diperbolehkan menginjak kopling meski hanya sedikit. Disarankan agar kaki kiri diletakkan di lantai ketika mobil berjalan agar kopling tidak terinjak.

Dikutip dari gearboxspecialistsbournemouth.co.uk, kebiasaan menginjak gas dengan kondisi kopling yang diinjak bisa membuat sistem kopling cepat panas. Panas berlebih dapat menyebabkan cakram kopling aus.

Teknik Pindah Persneling Mobil Manual yang Tepat

Dikutip dari situs Hyundai, berikut ini beberapa teknik pindah persneling yang harus dikuasai pengemudi mobil manual agar prosesnya berlangsung halus dan tidak merusak komponen:

1. Pastikan Kondisi Sekitar Aman

Saat akan menambah maupun mengurangi gigi persneling, pastikan kondisi sekitar Anda terlebih dahulu. Hindari memindah gigi ketika sedang berada dalam kondisi jalanan yang rawan seperti tikungan.

Saat berada di kondisi jalan yang rawan, Anda membutuhkan dua tangan untuk mengemudi dengan aman. Tunggu waktu yang tepat untuk memindahkan gigi.

2. Lepaskan Pedal Gas lalu Injak Pedal Kopling

Sebelum memindahkan persneling, pastikan melepaskan pedal gas terlebih dahulu, kemudian diikuti menginjak pedal kopling. Pedal gas harus dilepaskan perlahan, dan pedal kopling juga diinjak perlahan tanpa menggunakan kekuatan.

Jangan tergesa-gesa dalam melakukan proses ini. Perlu diperhatikan bahwa kedua hal ini dilakukan dalam waktu yang hampir bersamaan dan dalam jarak waktu yang sangat singkat.

3. Pindahkan Persneling dengan Tangan Kiri

Selanjutnya, saat kopling sudah diinjak penuh dan pedal gas dilepaskan, pindahkan gigi sesuai dengan kebutuhan. Saat memindahkan persneling, pandangan tetap mengarah ke depan. Gunakan tangan kiri untuk memindahkan tuas persneling.

4. Lepas Pedal Kopling dan Injak Pedal Gas

Setelah tuas persneling berada pada posisi yang diinginkan, kembali lepaskan pedal kopling sebelum kembali menginjak gas. Seperti proses sebelumnya, proses ini dilakukan dalam waktu yang hampir bersamaan dan dalam waktu yang singkat.

Demikian telah kita ketahui alasan pindah persneling gas dilepas adalah agar kopling tidak cepat aus, lengkap dengan teknik pindah persneling yang benar.

(bai/row)



Sumber : oto.detik.com

Nyetir Mobil Matic di Tanjakan Macet, Ini Tips Amannya



Jakarta

Lagi menyetir mobil matic dan terjebak macet di tanjakan? Begini tips berkendaranya.

Bagi pengguna mobil matic, jalan tanjakan mungkin bukan jadi kendala. Tak perlu ada pedal kopling yang ditahan saat melintas di tanjakan. Meski begitu, bukan berarti mengendarai mobil matic saat melintas di tanjakan bisa bersantai. Potensi mobil mundur secara tiba-tiba pun ada kalau pengendara tidak waspada. Ini tentu akan membahayakan pengendara dan pengguna jalan lainnya.

Untuk itu, ada dua hal penting yang harus diperhatikan untuk mencegah hal yang tak diinginkan terjadi. Berikut ini cara mengendarai mobil di tanjakan saat macet agar tetap aman dikutip laman Daihatsu Indonesia.


1. Sesuaikan Posisi Gigi dengan Permukaan Jalan

Hal pertama yang perlu diketahui adalah medan jalan. Setidaknya kamu harus tahu akan kecenderungan jalan miring dan menanjak. Dengan begitu, kamu bisa dengan mudah mempersiapkan diri dan mengganti persneling sebelum mencapai tanjakan. Hal ini sangat penting karena persneling harus sudah ke arah D2 atau diturunkan ke Low terlebih dulu.

Hal ini sangat penting karena persneling harus sudah ke arah D2 atau diturunkan ke Low terlebih dulu. Pada intinya, pastikan mobil ada di posisi gigi rendah agar mudah melibas tanjakan.

2. Hindari Penggunaan Rem dan Memindahkan Tuas Transmisi Secara Bersamaan

Hal penting lainnya adalah untuk tidak menginjak rem dan memindahkan transmisi secara bersamaan. Pertama injak pedal rem dulu, barulah memindahkan gigi ke posisi yang lebih rendah.

Terpenting untuk diingat, sebelum melakukan perjalanan, kamu sudah mengetahui rutenya. Dengan begitu, kamu bisa memperkirakan perjalanan yang bakal ditempuh. Kalau sekiranya jalur yang dilalui akan menyulitkan, maka bisa mencari alternatif jalan lain. Atau kalau sudah memahami medan jalan, kamu akan lebih bisa menyiapkan diri.

(dry/din)



Sumber : oto.detik.com

Awas Blong di Turunan! Begini Cara Ngerem Motor Matic yang Benar


Jakarta

Motor matic banyak digunakan dalam kegiatan sehari-hari karena cara mengendarai yang mudah. Pengguna motor matic bisa langsung tancap gas tanpa perlu memikirkan kopling maupun persneling.

Tapi saat berjalan di turunan, ada risiko besar bagi pengguna matic. Motor bisa blong karena pengereman tidak dilakukan dengan benar. Selain itu, rem bisa cepat aus karena proses pengereman yang terlalu berat.

Untuk menghindari risiko blong dan kerusakan rem, simak artikel ini. Kita akan ulas cara ngerem motor matic yang benar saat berada di turunan. Ketahui juga kesalahan ngerem serta tips merawat rem agar awet.


Cara Ngerem Motor Matic yang Benar di Turunan

Berikut ini cara ngerem motor matic yang benar saat di turunan, berdasarkan situs Suzuki dan Rifat Drive Labs:

1. Sejak Awal, Pastikan Kondisi Rem

Sebelum melakukan perjalanan, terutama perjalanan jauh, pastikan selalu mengecek kondisi kendaraan. Salah satu bagian penting adalah rem. Jika kurang paham, bawalah motor matic kamu ke bengkel servis. Gantilah dengan yang baru jika komponen rem sudah aus atau rusak.

2. Jaga Jarak dan Kecepatan

Saat di jalan, selalu menjaga jarak dan kecepatan. Ketika di turunan, kendaraan akan semakin cepat. Pastikan kecepatan tidak melebihi batas maksimal. Hal ini untuk mengantisipasi jika kendaraan di depanmu berhenti mendadak.

3. Jangan Benar-benar Lepas Gas

Motor matic tidak memiliki engine brake seoptimal motor transmisi manual, sehingga berisiko blong saat berada di turunan. Namun ada cara untuk menghindari risiko tersebut.

Pada motor transmisi manual, pengendara cukup memposisikan persneling ke gigi rendah, sehingga kecepatan motor terbatas. Pada motor matic, pengendara tidak boleh melepaskan gas secara penuh agar transmisi kendaraan tetap aktif.

Jadi, cukup sesekali mengegas untuk mendapatkan engine brake. Jika gas dilepaskan penuh, maka yang terjadi adalah freewheel, yaitu motor akan meluncur seperti ketika menarik kopling pada motor manual.

Pada saat menurun, utamakan menggunakan rem depan daripada belakang. Rem depan dapat menahan daya dorong motor ke depan. Rem depan pada motor matic posisinya sama dengan motor lain, yakni di tangan kanan.

5. Kombinasikan Rem

Meski mengutamakan rem depan saat di turunan, detikers juga tetap harus mengkombinasikan dengan rem belakang di tangan kiri. Rem belakang bisa dipakai sebagai penyeimbang.

Penggunaan dua rem menghindari ban selip. Selain itu, beban rem juga menjadi lebih ringan, sehingga tidak cepat aus pada salah satu rem.

6. Hindari Ngerem Mendadak

Hindari mengerem secara mendadak, terutama setelah memacu dengan kecepatan tinggi. Pengereman mendadak bisa membuat roda terkunci dan motor kehilangan daya cengkram.

Pengendara juga disarankan mengerem secara bertahap, yakni dengan menekan rem, melepasnya, lalu menekannya lagi hingga beberapa kali.

7. Pastikan Pakai Safety Gear

Terakhir, selalu ingat untuk mengenakan safety gear atau perlengkapan keamanan, misalnya helm ber-SNI, jaket berkendara, sarung tangan, sepatu, dan sebagainya. Hal ini akan meminimalkan risiko cedera jika terjadi kecelakaan.

Kesalahan Ngerem yang Sering Terjadi

Ada beberapa kebiasaan mengerem yang salah tetapi sering dilakukan, yakni sebagai berikut:

  • Beberapa pengendara berpikir untuk menghindari penggunaan rem depan, karena hal itu membuat roda depan terkunci. Padahal rem depan lebih berpengaruh besar untuk memperlambat laju motor.
  • Pengendara sering kali mengerem hanya menggunakan satu rem. Seharusnya rem harus dikombinasikan antara depan dan belakang. Selain membuat laju kendaraan sulit terkendali, rem juga bisa cepat aus.
  • Banyak pengendara terbiasa mengerem secara mendadak. Hal ini biasa terjadi karena tidak menjaga jarak aman. Padahal rem mendadak bisa membuat roda terkunci.
  • Kondisi rem juga sering kali diabaikan. Ketika rem sudah terasa tidak pakem atau tidak nyaman, sebaiknya tanyakan ke bengkel. Pastikan kondisi rem selalu baik.

Tips Merawat Rem Agar Awet

Dikutip dari situs Astra Otoshop, berikut ini sejumlah tips merawat rem agar tetap awet:

  • Selalu bersihkan komponen secara rutin, terutama setelah kehujanan, terkena lumpur, atau melewati jalan berdebu.
  • Manfaatkan engine brake, sehingga tidak memerlukan banyak pengereman. Pada motor manual, cukup gunakan transmisi rendah untuk mendapatkan engine brake. Pada motor matic, jangan menutup gas secara penuh.
  • Gunakan rem depan dan belakang secara kombinasi atau bergantian.
  • Pastikan bearing atau laher selalu terlumasi dengan baik dengan minyak rem.
  • Pastikan jarak yang pas antara kampas rem dan piringan cakram agar kinerja rem optimal.
  • Pastikan kondisi permukaan cakram rem tidak aus atau berkarat. Gantilah jika sudah aus atau berkarat.
  • Jika rem sudah macet, pertimbangkan untuk mengganti seal master rem, kampas rem, dan sebagainya.
  • Lakukan servis berkala agar dicek oleh mekanik. Beberapa komponen yang dicek adalah master rem, kaliper, kampas rem, as bracket kaliper, tromol, piringan cakram, dan minyak rem.

Sekarang detikers sudah tahu kan cara ngerem motor matic yang benar saat di turunan? Perhatikan betul cara mengerem ini agar tidak membahayakan diri sendiri dan pengendara lain.

(bai/row)



Sumber : oto.detik.com

Sering Jadi Perdebatan, saat Tunggu Lampu Merah Gigi Mobil Matic ‘N’ atau ‘D’?


Jakarta

Posisi transmisi mobil matic saat lampu merah sering diperdebatkan. Benarkah harus di ‘N’ atau tetap di ‘D’ tak masalah? Begini penjelasannya.

Mengendarai mobil matic memang lebih mudah. Pergantian gigi berjalan secara otomatis, tak perlu lagi menginjak pedal kopling. Apalagi kalau di jalanan macet, pengemudi tak perlu lagi pindah-pindah gigi.

Tunggu Lampu Merah, Perlu Pindah ke N?


Tapi bagaimana kalau lagi menunggu lampu merah? Ada yang menyebut saat menunggu lampu merah, sebaiknya tuas persneling dipindahkan ke ‘N’. Namun ada juga yang menyebut tak perlu dipindahkan, tetap di ‘D’ pun aman.

Kepala Bengkel Auto2000 Jatiasih, Wahono, mengungkap ada baiknya memindahkan tuas transmisi ke posisi ‘N’. Satu alasan pentingnya adalah faktor keamanan, di samping menjaga keawetan transmisi.

“Ini jadi perdebatan sih kalau di lampu merah nggak dinetralin atau di D. Yang benar apa? Netral, karena kalau nggak netral itu berbahaya. Kalau kita nggak konsen nginjek rem agak lengang, mobil jalan nabrak,” jelas Wahono saat ditemui di kantornya belum lama ini.

“Terus kan ada komponen yang bekerja walaupun waktu ditahan transmisi nggak terlalu keras, tetap bekerja,” lanjut Wahono.

Tak cuma saat menunggu lampu merah, tuas transmisi juga bisa dipindah ke N saat posisinya sedang macet dan berhenti lama.

“Sebaiknya kalau emang berhenti (pindah ke N), nyamannya kita seperti apa. Kecuali macetnya jalan, kan tanpa gas bisa jalan sendiri. Kalau panjang ya sebaiknya itu, terutama untuk safety ya. Kalau komponen tidak terlalu, jauh lah efeknya panjang gitu lah, lebih ke safety,” terang Wahono.

Sebagai informasi tambahan, di mobil matic pada bagian transmisi terdapat huruf dan angka yang memiliki fungsi berbeda. Kamu bisa cek arti huruf dan angka pada tuas mobil transmisi otomatis beserta fungsinya pada uraian di bawah ini.

Macam-macam Kode Tuas Mobil Matic dan Artinya

Berikut sejumlah huruf dan angka yang ada pada tuas mobil transmisi otomatis:

  • Huruf P artinya Parking atau parkir
  • Huruf R artinya Reverse atau jalan mundur
  • Huruf N artinya Neutral atau netral
  • Huruf D artinya Drive atau jalan maju
  • Huruf D1 atau L artinya Low (rendah)
  • Angka 2 atau S (Second) untuk jalan menanjak
  • Angka 3 atau D3 untuk maju dengan posisi gigi tertinggi dibatasi sampai gigi 3.

Penting untuk diketahui bahwa kode yang ada dan artinya mungkin akan berbeda pada beberapa jenis mobil matic tertentu.

(dry/din)



Sumber : oto.detik.com

7 Tips Aman Ngerem Pakai Motor Matic di Jalan Menurun


Jakarta

Berkendara menggunakan motor matic cenderung mudah, karena cukup menarik gas dan rem. Pengendara tak perlu menambah atau mengurangi gigi persneling, maupun menarik kopling.

Tapi di balik itu, ada ancaman yang cukup serius ketika motor matic digunakan di jalan menurun seperti pegunungan. Jika pengereman tidak benar, bisa-bisa motor blong dan terjadi kecelakaan.

Untuk bisa ngerem pakai motor matic dengan benar saat melintasi jalan turunan, simak caranya dalam artikel ini. Simak juga beberapa kesalahan ngerem yang biasa dilakukan dan beberapa tips agar awet rem tetap awet.


Tips Aman Ngerem Motor Matic di Turunan

Dilansir dari situs Suzuki dan Rifat Drive Labs, berikut ini 7 tips aman mengerem motor matic di turunan:

1. Pastikan Kondisi Rem Sebelum Bepergian

Selalu pastikan untuk mengecek kondisi kendaraan sebelum melakukan perjalanan, terutama saat menempuh perjalanan jauh. Salah satu bagian terpenting adalah rem. Pastikan rem tidak aus atau rusak.

2. Jaga Jarak dan Kecepatan

Menjaga jarak dan kecepatan merupakan cara agar pengereman bisa optimal. Terutama ketika di turunan, maka kendaraan akan meluncur lebih cepat. Jangan sampai kecepatan melebihi batas maksimal untuk mengantisipasi kendaraan di depanmu berhenti mendadak.

3. Gas Jangan Benar-benar Dilepas

Berbeda dengan motor manual, motor matic bisa blong ketika gas benar-benar dilepas saat di turunan. Sebab motor manual memiliki engine brake yang bisa menahan kecepatan, sementara motor matic tidak.

Pengendara motor matic sesekali tetap harus menarik gas agar transmisi kendaraan tetap aktif. Jika gas dilepaskan penuh, maka akan terjadi freewheel, yaitu motor bisa meluncur seperti ketika menarik kopling pada motor manual.

Di turunan, utamakan untuk menggunakan rem depan daripada belakang. Rem depan akan lebih optimal menahan daya dorong motor ke depan. Rem depan pada motor matic berada di tangan kanan, sama seperti motor umumnya.

5. Kombinasikan Rem

Memang rem depan lebih optimal digunakan saat menurun. Tetapi detikers tetap harus mengkombinasikan dengan rem belakang di tangan kiri sebagai penyeimbang. Selain menghindari ban selip, cara ini juga mengurangi beban rem sehingga tidak cepat aus pada salah satu rem.

6. Hindari Ngerem Mendadak

Hindari mengerem secara mendadak, terutama setelah memacu dengan kecepatan tinggi. Pengereman mendadak bisa membuat roda terkunci dan motor kehilangan daya cengkram.

Pengendara juga disarankan mengerem secara bertahap, yakni dengan menekan rem, melepasnya, lalu menekannya lagi hingga beberapa kali.

7. Pastikan Pakai Safety Gear

Selalu ingat untuk memakai perlengkapan keselamatan, seperti helm ber-SNI, jaket berkendara, sarung tangan, dan sepatu untuk meminimalkan risiko cedera apabila terjadi kecelakaan.

Kesalahan yang Sering Terjadi Saat Ngerem

Banyak pengendara yang masih sering melakukan kesalahan dalam mengerem. Berikut beberapa di antaranya:

  • Banyak pengendara terbiasa mengerem mendadak, sehingga membuat roda terkunci. Hal ini sering terjadi ketika tidak menjaga jarak aman.
  • Banyak pengendara menghindari penggunaan rem depan karena takut roda depan terkunci. Padahal rem depan lebih efektif untuk memperlambat laju motor.
  • Pengendara masih sering memanfaatkan satu rem, padahal sebaiknya mengkombinasikan rem depan dan belakang. Jika menggunakan satu rem, maka laju kendaraan sulit terkendali dan rem bisa cepat aus.
  • Pengendara masih sering mengabaikan kondisi rem. Saat rem terasa tidak pakem, muncul suara, atau tidak nyaman, sebaiknya tanyakan ke bengkel.

Tips Merawat Rem Agar Awet

Berdasarkan situs Astra Otoshop, ada sejumlah tips merawat rem agar tetap awet yang bisa diterapkan, yaitu:

  • Secara rutin bersihkan komponen dari kotoran, terutama setelah kehujanan, terkena lumpur, atau melewati jalan berdebu.
  • Lakukan kombinasi rem depan dan belakang.
  • Manfaatkan engine brake untuk mengurangi kecepatan, sehingga meminimalkan penggunaan rem.
  • Cek kampas rem dan piringan cakram untuk memastikan jarak yang normal.
  • Secara berkala berikan minyak rem pada bearing atau laher.
  • Kondisi permukaan cakram rem tidak boleh aus atau berkarat. Jika kondisinya demikian, maka pertimbangkan untuk diganti.
  • Jika rem sudah macet, sebaiknya ganti seal master rem, kampas rem, dan sebagainya.
  • Selalu menyervis motor secara agar seluruh komponennya dicek.

Nah, mulai sekarang detikers bisa menerapkan tips aman mengerem pakai motor matic tersebut. Kebiasaan baik ini bisa mencegah diri kita dan orang lain dari bahaya kecelakaan.

(bai/row)



Sumber : oto.detik.com

Selain Oli Mesin, Ini 4 Jenis Oli pada Mobil Matic yang Harus Rutin Diganti


Jakarta

Bagi pemilik mobil bertransmisi otomatis atau matic, wajib hukumnya untuk mengganti oli secara rutin. Selain oli mesin, ada beberapa jenis oli lainnya pada mobil matic yang juga perlu diganti.

Mengganti oli mobil matic dengan yang baru bisa disesuaikan dengan jarak tempuh per kilometer atau hitungan per bulan. Setiap jenis oli juga memiliki waktu penggantian yang berbeda-beda.

Namun, penggantian oli bisa dilakukan lebih cepat dari waktu yang ditentukan. Hal ini berlaku jika mobil digunakan hampir setiap hari atau telah menempuh jarak yang jauh.


Lantas, apa saja oli pada mobil matic yang harus diganti secara rutin? Simak pembahasannya dalam artikel ini.

Oli pada Mobil Matic yang Perlu Diganti

Dilansir situs Daihatsu Indonesia, ternyata ada beberapa jenis oli pada mobil matic yang harus diganti selain oli mesin. Berikut rinciannya:

1. Oli Transmisi

Oli transmisi berfungsi sebagai pelumas persneling mobil. Jika dilakukan penggantian oli secara rutin, maka transmisi mobil matic dapat berjalan dengan baik.

Umumnya, penggantian oli transmisi mobil matic dilakukan setelah mencapai jarak 40.000 km. Namun, beberapa pabrikan mungkin mengeluarkan kebijakan yang berbeda-beda, sehingga ada yang menyarankan mengganti oli transmisi ketika jarak tempuh mencapai 80.000 km.

2. Oli Rem

Pelumas yang satu ini juga tak kalah penting untuk diganti secara rutin. Mengganti oli rem wajib dilakukan agar rem dapat berfungsi secara optimal.

Volume oli rem harus dicek secara konsisten agar kadar oli tidak berada di bawah garis minimal. Idealnya, oli rem mobil bisa diganti setiap 40.000 km atau dua tahun sekali.

Selain mengetahui waktu penggantian oli rem, kamu juga harus memperhatikan perubahan warna pada oli. Apabila sudah berubah warna menjadi cokelat atau kehitaman, segera ganti dengan oli yang baru meskipun mobil belum menempuh jarak 40.000 km.

3. Oli Power Steering

Jenis oli berikutnya adalah oli power steering pada mobil yang masih menggunakan sistem power steering hidrolik. Pelumas yang satu ini berfungsi sebagai pompa hidrolik agar pengemudi lebih mudah mengendalikan setir. Selain itu, oli power steering juga berperan dalam menjaga ritme kerja komponen sistem kemudi mobil.

Oli power steering harus dilakukan penggantian secara berkala jika sudah berubah warna menjadi cokelat atau hitam. Biasanya, oli power steering diganti setiap empat tahun sekali atau ketika mobil sudah menempuh jarak 80.000 km.

4. Oli Gardan

Pemilik mobil matic juga perlu mengganti oli gardan secara rutin. Sedikit informasi, gardan adalah gear yang terletak di as roda mobil. Oli gardan mirip dengan oli transmisi, tetapi hanya dapat digunakan untuk penggerak roda belakang.

Fungsi oli gardan yakni untuk menyambungkan transmisi dan gardan agar kemampuan kerja mesin tetap lancar. Pada umumnya, oli gardan diganti saat mobil sudah menempuh jarak tempuh 20.000 km atau dua tahun sekali.

Lakukan pengecekan oli gardan secara rutin. Jika oli sudah berubah warna menjadi cokelat atau hitam, itu tandanya harus diganti dengan pelumas yang baru.

Demikian empat jenis oli pada mobil matic yang wajib diganti secara rutin. Semoga bermanfaat!

(ilf/fds)



Sumber : oto.detik.com