Tag Archives: perubahan

Waduh! Pengguna Keluhkan Warna iPhone 17 Pro Pudar


Jakarta

Sejumlah pengguna iPhone 17 Pro dan 17 Pro Max melaporkan bodi ponsel mereka mengalami perubahan warna setelah terkena sinar matahari.

Keluhan ini bermunculan dalam berbagai postingan di Reddit. Awalnya, keluhan datang dari pemilik varian Cosmic Orange, tapi laporan serupa juga muncul dari pengguna Deep Blue, demikian dikutip detikINET dari GSM Arena, Senin (20/10/2025).

Yang berubah bukan sekadar pudar halus, tapi warna logamnya benar-benar berubah, dimulai dari area kamera dan merambat ke seluruh sisi aluminium. Bagian kaca matte di tengah justru tetap utuh.


Beberapa pengguna menduga penyebabnya adalah paparan sinar UV. Yang bikin kaget, perubahan warna disebut muncul hanya setelah ponsel dipakai sebentar di luar ruangan saat cuaca terik.

Beberapa keluhan yang muncul itu antara lain adalah:

  • Warna Cosmic Orange bisa berubah menyerupai Rose Gold setelah terjemur singkat.
  • Dekolorasi paling awal terlihat di island kamera, lalu menyebar ke frame.
  • Efek hanya terjadi pada bodi aluminium, bukan kaca belakang.

Tim penguji dari sejumlah media teknologi, termasuk detikINET, mengaku belum mengalami kasus serupa pada unit review mereka.

Hingga saat ini belum jelas seberapa luas masalah terjadi. Namun publik memperkirakan Apple akan mengganti unit yang terdampak, terutama jika perubahan warna dianggap cacat produksi.

Jika tren laporan terus bertambah, bukan tak mungkin Apple akan mengeluarkan pernyataan resmi–apalagi ini menyangkut seri flagship yang baru dirilis dan dijual dengan harga premium.

Sebagai informasi, deretan iPhone 17 series terbaru ini — termasuk iPhone 17 Pro dan 17 Pro Max — sudah mulai dijual di Indonesia sejak pertengahan Oktober lalu. Berikut adalah harga resmi dua seri iPhone tersebut.

Model Varian Penyimpanan Harga (Rp)
iPhone 17 Pro 256GB 23.749.000
Phone 17 Pro 512 GB 28.249.000
Phone 17 Pro 1 TB 32.999.000
iPhone 17 Pro Max 256GB 25.749.000
iPhone 17 Pro Max 512GB 30.249.000
iPhone 17 Pro Max 1TB 34.999.000
iPhone 17 Pro Max 2TB 43.999.000

(asj/fay)



Sumber : inet.detik.com

Jauh Sebelum Trump, Gedung Putih Pernah Direnovasi Gegara Mau Roboh



Jakarta

Presiden Amerika Serikat Donald Trump tengah menjadi sorotan karena menjalankan proyek besar untuk merenovasi Gedung Putih (White House). Proyek ini untuk menambahkan ballroom di sisi timur Gedung Putih.

Rencananya, ballroom tersebut akan memiliki luas sekitar 90.000 kaki persegi atau 8.361 meter persegi. Ruangan itu digadang-gadang dapat menampung hingga 999 orang, 4 kali lebih banyak dibandingkan ukuran aslinya.

Trump melakukan renovasi Gedung Putih karena butuh ruang hiburan yang lebih luas. Ia juga mengeluhkan sisi Sayap Timur Gedung Putih, yang merupakan ruangan terluas di sana, dinilai terlalu kecil karena hanya bisa menampung 200 orang.


Menariknya, ini bukan jadi yang pertama kali Gedung Putih dilakukan renovasi. Sejak dibangun mulai 1792-1800, bangunan bersejarah di AS itu telah direnovasi sampai beberapa kali.

Dilansir situs New York Post, renovasi yang pertama dilakukan pada 1820-an. Kala itu, Gedung Putih sudah hangus terbakar akibat invasi yang dilakukan tentara Inggris pada 1814.

James Hoban yang merupakan arsitek Gedung Putih ditugaskan untuk memantau rekonstruksi bangunan tersebut. Setelah direnovasi total, Hoban menambahkan Portico Selatan pada 1824 dan Portico Utara pada 1829.

Puluhan tahun kemudian, Gedung Putih kembali direnovasi. Presiden AS kala itu Theodore Roosevelt menunjuk arsitek Charles F. McKim untuk melakukan renovasi Gedung Putih pada 1902.

Roosevelt menginginkan Gedung Putih tampak lebih besar dan megah karena Washington DC sudah mulai banyak dikunjungi pejabat tinggi dari seluruh dunia. Di sisi lain, White House juga sudah menjadi landmark di AS.

Renovasi Gedung Putih kala itu menghasilkan Sayap Barat yang kini dikenal sebagai Ruang Oval. Bangunan tersebut baru selesai pada 1909 dan Presiden AS William Howard Taft jadi presiden pertama yang menghuninya.

Selain itu, McKim dan tim arsiteknya juga membangun ruangan khusus untuk area gala di Gedung Putih. Ruangan tersebut sangat besar di zamannya dan dapat menampung hingga lebih dari 100 tamu.

Selama renovasi Gedung Putih di era Roosevelt, semua rancangan interior harus mendapat persetujuan dari Ibu Negara Edith Roosevelt. Bahkan, kain dan furniture yang ditempatkan di White House juga harus melalui persetujuan darinya.

Renovasi Gedung Putih saat jabatan Presiden Roosevelt ditaksir mencapai US$ 65.000. Jika menggunakan kurs saat ini, total biayanya mencapai US$ 2,2 juta.

Memasuki era Perang Dunia II, Presiden Franklin D. Roosevelt kembali merenovasi Gedung Putih dengan menambahkan bangunan di Sayap Timur untuk ruang kantor tambahan bagi para staf. Namun, pembangunan Sayap Timur Gedung Putih jadi kontroversi karena saat itu sedang terjadi perang.

Meski begitu, pembangunan Sayap Timur Gedung Putih bukan tanpa alasan. Ternyata ada bunker bawah tanah yang digunakan oleh presiden dan pejabat tinggi untuk berlindung. Kini, area tersebut dikenal sebagai Pusat Operasi Darurat Kepresidenan (Presidential Emergency Operations Center).

Gedung Putih Sempat Diprediksi Bakal Roboh

Jika era sebelumnya hanya merenovasi desain interior dan menambah bangunan di Sayap Barat dan Timur, memasuki era 1948-1952 dilakukan renovasi besar-besaran. Sebab, para insinyur menemukan bahwa Gedung Putih berada dalam bahaya roboh karena balok kayu sudah mulai lapuk.

Rekonstruksi total dilakukan pada bagian interior Gedung Putih. Bagian dalam ruangan dibangun kembali dengan material beton dan baja yang jauh lebih kokoh dan modern, sedangkan dinding luar bangunan tetap dipertahankan keasliannya.

Biaya rekonstruksi Gedung Putih kala itu menelan biaya US$ 5,7 juta atau US$ 77,91 juta pada saat ini. Besarnya biaya untuk perbaikan Gedung Putih mendapat kritik dari masyarakat karena AS masih dalam pemulihan ekonomi pasca Perang Dunia II.

Meski mendapat kritik tajam dari publik, tapi hingga kini Gedung Putih tetap berdiri kokoh dan menjadi simbol penting bagi AS. Renovasi tersebut jadi yang paling besar dalam sejarah White House.

Sejak saat itu, hanya dilakukan renovasi kecil-kecilan pada interior Gedung Putih. Pada awal 1960-an, saat era Presiden John F Kennedy diperbolehkan merokok di Ruang Negara. Ada juga Taman Mawar yang terkenal dan menjadi salah satu daya tarik White House.

Saat kepemimpinan Presiden Bill Clinton, dilakukan sedikit perubahan pada layout Gedung Putih. Dapur pelayan diubah menjadi dapur untuk makan keluarga. Lalu, Ruang Oval mendapat ubahan dengan tirai dan karpet baru berwarna emas yang dipadukan dengan kelir biru tua sebagai lambang kepresidenan.

Pada 2009, Presiden Barack Obama merenovasi lapangan tenis untuk digunakan sebagai lapangan basket dan kegiatan lainnya. Terbaru, Donald Trump akan membangun ballroom yang sangat luas dan bisa menampung ratusan tamu.

(ilf/das)



Sumber : www.detik.com

iOS 26.1 Tambahkan Opsi untuk Bikin Liquid Glass Jadi Gelap


Jakarta

Apple menambah satu lagi fitur personalisasi di pembaruan iOS 26.1 beta, memungkinkan pengguna mengubah tingkat kejernihan efek Liquid Glass yang menjadi ciri khas tampilan baru iOS 26. Opsi ini hadir setelah banyak pengguna menilai efek kaca tembus pandang di sistem operasi terbaru itu membuat elemen antarmuka sulit dibaca.

Fitur Liquid Glass pertama kali diperkenalkan di ajang WWDC 2025, membawa tampilan antarmuka yang lebih modern dengan lapisan transparan dan pantulan cahaya yang dinamis. Namun sejak versi awal dirilis ke pengembang, Apple terus melakukan penyesuaian karena muncul keluhan bahwa tampilan terlalu transparan dan mengorbankan kemudahan membaca dan melihat ikon serta teks.

Melalui iOS 26.1 developer beta yang dirilis awal pekan ini, Apple menghadirkan pengaturan baru yang memungkinkan pengguna memilih tampilan “Clear” atau “Tinted” yang akan menggelapkan tampilan Liquid Glass.


Pengaturan ini bisa diakses melalui menu Settings > Display & Brightness > Liquid Glass. Versi Clear menampilkan efek kaca bening seperti semula, sedangkan Tinted membuat permukaan kaca tampak lebih buram dan berwarna lembut — mirip efek frosted glass yang banyak disukai di versi iOS sebelumnya.

Opsi serupa juga tersedia di iPadOS 26.1 dan macOS 26.1 beta, sehingga pengalaman visual yang lebih konsisten bisa dirasakan di seluruh ekosistem perangkat Apple. Berdasarkan laporan MacRumors, perubahan antara dua mode tersebut cukup halus, namun banyak penguji beta menilai versi Tinted terlihat lebih nyaman di mata.

Selain pengaturan Liquid Glass, Apple juga menambahkan opsi keamanan baru: pengguna kini bisa menonaktifkan fungsi swipe to camera di layar kunci. Fitur itu sebelumnya memungkinkan siapa pun mengambil foto tanpa membuka kunci perangkat, dan kini bisa dimatikan melalui menu Settings > Camera > Lock Screen Swipe to Open Camera.

Pembaruan iOS 26.1 ini masih dalam tahap pengujian developer, namun kemungkinan besar akan dirilis ke publik dalam beberapa minggu mendatang, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Selasa (21/10/2025).

(asj/asj)



Sumber : inet.detik.com

Satelit Deteksi Gravitasi Aneh, Berdampak Perubahan Bumi


Jakarta

Satelit mendeteksi sinyal gravitasi aneh di lepas pantai Afrika hampir 20 tahun lalu, yang menunjukkan sesuatu yang tidak biasa telah terjadi jauh di dalam planet yang menyebabkan distorsi medan gravitasinya, menurut sebuah studi terkini.

Anomali gravitasi besar ini berlangsung selama sekitar dua tahun di Samudra Atlantik bagian timur. Puncaknya terjadi pada Januari 2007. Para peneliti baru-baru ini menemukan sinyal tersebut saat menganalisis data yang dikumpulkan oleh satelit Gravity Recovery and Climate Experiment (GRACE) antara tahun 2003 hingga 2015.


Anomali gravitasi tersebut terjadi sekitar waktu yang sama dengan ‘sentakan’ geomagnetik, yakni perubahan mendadak dalam variasi medan magnet Bumi.

Para peneliti menduga anomali aneh dan sentakan tersebut disebabkan oleh proses geologi yang sebelumnya tidak diketahui. Temuan mereka, yang dipublikasikan pada 28 Agustus di jurnal Geophysical Research Letters, menunjukkan bahwa pergeseran mineral mungkin telah menyebabkan redistribusi massa yang cepat di mantel dalam, dekat inti, yang mengubah medan magnet Bumi.

Rekan penulis studi Mioara Mandea, seorang ahli geofisika di National Centre for Space Studies (CNES) di Prancis dan peneliti utama untuk proyek Gravimetry, Magnetism, Rotation and Core Flow Dewan Riset Eropa. Pada awalnya, ia mempertanyakan validitas sinyal tersebut.

“Seperti yang sering terjadi dalam penelitian ilmiah, respons awal saya adalah pertanyaan: apakah sinyal itu asli, bagaimana cara memvalidasinya, dan bagaimana seharusnya ditafsirkan?,” ujar Mandea seperti dikutip dari Live Science.

“Meskipun hasil dan publikasinya tentu saja memuaskan, pikiran utamanya adalah mempertimbangkan langkah selanjutnya dan kemungkinan implikasinya,” ujarnya.

Satelit GRACE adalah sepasang wahana antariksa identik yang dioperasikan sebagai bagian dari misi gabungan antara NASA dan Pusat Antariksa Jerman (DLR). Para ilmuwan menggunakan satelit-satelit ini, yang aktif sejak 2002 hingga kehabisan bahan bakar pada 2017, untuk mengukur variasi gravitasi Bumi. Satelit-satelit tersebut bergerak beriringan mengelilingi Bumi, dan para peneliti mengukur jarak antara kedua objek tersebut untuk mencari perubahan yang terjadi akibat variasi gaya gravitasi Bumi.

Variasi gravitasi semacam itu sering kali disebabkan oleh variasi konsentrasi massa. Semakin banyak massa, semakin besar gravitasinya. Misalnya, arus air menggeser massa di lautan, yang dapat menyebabkan variasi lokal pada medan gravitasi Bumi.

Dalam studi baru ini, para peneliti meneliti data GRACE untuk mencari sinyal gravitasi anomali yang berpotensi berasal dari dalam Bumi, alih-alih dari pergeseran air di permukaan atau di dekat permukaan.

Sinyal tersebut merupakan anomali gravitasi yang berorientasi utara-selatan, membentang sekitar 7.000 kilometer, mendekati panjang seluruh benua Afrika, dari tahun 2006 hingga 2008.

Para peneliti masih mempelajari mantel dalam Bumi dan batas antara lapisan batuan dan inti luar cair planet kita, tetapi bagian bawah mantel sebagian besar terdiri dari magnesium silikat (MgSiO3). Para penulis studi berpendapat bahwa redistribusi massa yang mereka kaitkan dengan sinyal tersebut terjadi sebagai akibat dari transformasi fase perovskit menjadi pasca-perovskit di bagian mantel bawah ini, yang mengakibatkan struktur magnesium silikat berubah di bawah tekanan, menggeser massa jauh di dalam Bumi.

Mandea mencatat bahwa pesan utama penelitian tersebut adalah bahwa Bumi itu kompleks dan diperlukan kumpulan data dan metode yang berbeda untuk memahami proses internalnya.

“Bumi adalah sistem kompleks yang harus dipelajari menggunakan beragam data dan metode analisis yang saling melengkapi. Sinergi ini memberi kita kesempatan untuk mengungkap dan lebih memahami proses tersembunyi di kedalaman Bumi,” ujar Mandea.

(rns/rns)



Sumber : inet.detik.com

4 Imbauan dan Warning BMKG di Tengah Cuaca yang Lagi Panas-panasnya


Jakarta

Cuaca yang terasa lebih panas dari biasanya ternyata ada benarnya. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasi suhu saat ini berada di atas rata-rata, terutama di wilayah selatan khatulistiwa seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan fenomena panas ekstrem merupakan dampak dari pergeseran semu matahari ke selatan, yang meningkatkan intensitas radiasi matahari di wilayah Indonesia bagian selatan. Kondisi ini diperparah oleh minimnya tutupan awan, sehingga sinar matahari langsung menyentuh permukaan bumi tanpa banyak hambatan.

“Situasi ini umum terjadi saat masa pancaroba, yaitu peralihan dari musim kemarau menuju musim hujan. Namun, suhu udara kali ini memang terasa lebih terik karena kelembapan udara rendah dan langit relatif cerah hampir sepanjang hari,” jelasnya, saat dihubungi detikcom Selasa (14/10/2025).


Menurut BMKG, suhu udara maksimum di sejumlah wilayah tercatat mencapai 34 hingga 36 derajat Celsius, bahkan terasa lebih tinggi akibat efek panas permukaan. Daerah seperti DKI Jakarta, Surabaya, Semarang, hingga Bali dan Nusa Tenggara termasuk yang paling terdampak.

BMKG memperkirakan kondisi ini masih akan berlangsung hingga akhir Oktober atau awal November 2025, sebelum berangsur mereda dengan datangnya musim hujan dan meningkatnya tutupan awan.

Imbauan dan Warning BMKG

Guswanto mengingatkan masyarakat agar tidak menyepelekan risiko paparan panas ekstrem yang bisa berdampak pada kesehatan, mulai dari dehidrasi, kelelahan akibat panas (heat exhaustion), hingga heat stroke yang berpotensi fatal.

Untuk itu, BMKG mengimbau masyarakat melakukan langkah-langkah pencegahan berikut:

  1. Hindari paparan langsung sinar matahari antara pukul 10.00-16.00 WIB, saat intensitas radiasi matahari berada pada titik tertinggi.
  2. Gunakan pelindung diri seperti topi, kacamata hitam, payung, dan tabir surya (sunscreen) saat harus beraktivitas di luar ruangan.
  3. Perbanyak minum air putih untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi dan menurunkan suhu tubuh.
  4. Kurangi aktivitas fisik berat di luar ruangan, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penderita penyakit kronis.

Pantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG, termasuk aplikasi InfoBMKG dan akun media sosial resminya.

BMKG menegaskan fenomena ini masih tergolong normal untuk periode pancaroba, meski dampaknya kini terasa lebih ekstrem karena perubahan iklim global dan urbanisasi yang memperparah efek panas permukaan.

“Yang penting masyarakat tetap tenang, tetapi waspada. Pastikan kondisi tubuh terjaga, kurangi aktivitas di bawah matahari langsung, dan ikuti perkembangan cuaca dari sumber resmi,” tutup Guswanto.

(naf/naf)



Sumber : health.detik.com

Apakah IQ Seseorang Bisa Ditingkatkan? Begini Penjelasan Psikolog


Jakarta

IQ atau Intelligence Quotient adalah ukuran kemampuan seseorang dalam berpikir logis, memecahkan masalah, memahami konsep abstrak, serta menyesuaikan diri dengan situasi baru.

Nilai IQ biasanya diperoleh melalui serangkaian tes psikologis yang menilai berbagai aspek kognitif seperti daya ingat, penalaran, hingga kecepatan berpikir. Tak sedikit orang yang kemudian penasaran apakah IQ masih bisa ditingkatkan?

Psikolog klinis Anastasia Sari Dewi, mengatakan kecerdasan atau intelegensi pada dasarnya merupakan potensi bawaan seseorang. Menurutnya, kemungkinan peningkatan nilai IQ masih dapat terjadi selama individu berada pada masa tumbuh kembang.


Pada fase ini, otak masih sangat aktif dirangsang melalui proses berpikir, analisis logika, serta kegiatan belajar di sekolah yang membantu memantau perkembangan kemampuan kognitif.

“Tapi kalau dia sudah di usia tertentu, usia dewasa gitu ya, 20-an katakanlah, dan dia sudah berada pada level IQ tertentu, dan dia tidak aktif mempelajari sesuatu, mengembangkan proses berpikirnya, tidak aktif menggunakan otaknya untuk melakukan hal yang baru, mencoba hal yang baru, atau belajar hal yang baru, itu biasanya sulit untuk ada peningkatan secara IQ,” ucapnya saat dihubungi detikcom, Kamis (1610/2025).

“Meskipun dia minum suplemen ini itu otak,” lanjutnya lagi.

Lebih lanjut, Sari mengatakan perubahan signifikan pada IQ umumnya hanya terjadi pada masa anak-anak hingga remaja. Sementara pada usia lanjut, justru dapat terjadi penurunan kemampuan kognitif akibat faktor penuaan.

Penurunan ini disebabkan oleh kerusakan sel-sel otak dan melemahnya jaringan saraf, yang berdampak pada menurunnya daya ingat, kecepatan berpikir, serta kemampuan emosional atau Emotional Quotient (EQ).

“Biasanya ya beberapa orang mungkin juga sudah mulai ada, tidak hanya secara IQ melainkan juga EQ. Kalau sudah usianya tua sekali, pelan-pelan ada penurunan ke arah sana,” lanjutnya.

(suc/suc)



Sumber : health.detik.com

Jepang Bakal Ubah Sistem Kuliah, Gabungkan S1 dan S2 Jadi Satu Jalur!


Jakarta

Pemerintah Jepang berencana mengubah sistem Pendidikan tinggi secara massal. Perubahan yang dilakukan adalah dengan menerapkan program terpadu sarjana-magister (S1-S2) selama lima tahun guna meningkatkan jumlah mahasiswa pascasarjana dan juga melahirkan tenaga profesional unggul di tengah krisis tenaga kerja.

Rencana ini disampaikan oleh Kementerian Pendidikan Jepang dalam sidang sub komisi Dewan Pendidikan Pusat pada Rabu (9/10/2025). Implementasinya ditargetkan mulai tahun ajaran 2026.

Kuliah S1 dan S2 Hanya 5 Tahun

Dalam sistem pendidikan Jepang saat ini, mahasiswa menempuh 4 tahun kuliah sarjana (S1) dan 2 tahun magister (S2).


Namun, lewat reformasi baru di bidang pendidikan, total Waktu belajar bisa dipangkas menjadi 5 tahun. Mahasiswa mulai diizinkan mengambil mata kuliah tingkat magister saat masih berstatus sebagai mahasiswa S1, sehingga waktu studi lebih efisien.

Program semacam ini sebenarnya sudah diuji coba di beberapa kampus ternama Jepang seperti Keio University dengan program S1-S2 4 tahun, Hitotsubashi University dengan program 5 tahun, dan University of Tokyo, yang berencana meluncurkan program “4+1” di College of Design pada 2027.

Langkah ini diambil karena jumlah mahasiswa berusia 18 tahun di Jepang terus menurun, seiring populasi yang menua. Pemerintah menginginkan universitas dapat mencetak lebih banyak spesialis daripada generalis, agar tenaga kerja di masa depan memiliki keahlian dengan kualitas tinggi dan sesuai kebutuhan industri dan riset.

Selain itu, pemerintah berharap sistem baru ini menarik lebih banyak mahasiswa internasional sehingga meningkatkan daya saing global Jepang, terutama di bidang teknologi dan inovasi.

Kementerian Pendidikan Jepang mencatat, hanya 12,6% mahasiswa S1 yang melanjutkan ke jenjang S2 pada tahun ajaran 2024, jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara Barat.

Tingkat lanjut studi juga bervariasi antar bidang:

  • Sains dan teknik: 40% mahasiswa S1 lanjut ke S2.
  • Humaniora: hanya 4,5%.
  • Ilmu sosial: sekitar 2,8% (data 2023).

Angka ini menunjukkan masih minimnya minat studi lanjut di bidang nonsains.

Khawatir Kurangi Kualitas Riset Tugas Akhir

Walaupun dianggap solutif dan inovatif, para ahli mengingatkan supaya percepatan masa studi tidak serta merta menurunkan mutu akademik.

Ada kekhawatiran jika nantinya mahasiswa kesulitan menyelesaikan dua penelitian (skripsi dan tesis) dalam waktu yang lebih singkat, sehingga menyebabkan menurunya kualitas riset.

Selain itu, reformasi ini harus didukung perubahan pola rekrutmen kerja. Jika perusahaan tidak memberi nilai tambah bagi lulusan S2, mahasiswa akan tetap enggan menempuh studi lanjutan meskipun durasinya lebih singkat.

Rencana penerapan program S1-S2 terpadu lima tahun di Jepang menandai langkah besar dalam modernisasi sistem pendidikan tinggi.

Namun, kesuksesannya akan bergantung pada sinergi antara pemerintah, universitas, dan dunia industri, agar percepatan pendidikan tidak mengorbankan kualitas, serta benar-benar mampu melahirkan tenaga ahli unggul untuk masa depan Jepang.

Penulis adalah peserta program PRIMA Magang PTKI Kementerian Agama di detikcom.

(nah/nah)



Sumber : www.detik.com

BMKG Imbau Warga Hindari Paparan Matahari Langsung Jam 10-16 WIB, Ini Alasannya


Jakarta

Kondisi cuaca pada saat peralihan musim dari awal hingga pertengahan Oktober, diwarnai dengan cuaca panas dan terik yang terjadi di banyak wilayah di Indonesia. Hal ini didukung oleh kombinasi gerak semu matahari, yang pada bulan Oktober sudah berada sedikit di selatan ekuator, sehingga wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan menerima pemanasan yang intens.

Selain itu, pengaruh Monsun Australia turut berkontribusi terhadap peningkatan suhu udara di beberapa wilayah di Indonesia.

Berdasarkan hasil pengamatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam beberapa hari terakhir, suhu maksimum udara tercatat mencapai 38 derajat celcius di beberapa lokasi. Daerah yang mengalami suhu panas antara lain Karanganyar, Jawa Tengah (38,2 derajat celcius) Majalengka, Jawa Barat (37,6 derajat celcius), Boven Digoel, Papua (37,3 derajat celcius), dan Surabaya, Jawa Timur (37,0 derajat celcius).


Imbas hal tersebut, BMKG mengimbau untuk menghindari paparan langsung sinar matahari antara pukul 10.00 hingga 16.00 WIB. Menurut Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto hal ini dikarenakan pukul tersebut intensitas radiasi matahari berada pada titik tertinggi.

Selain itu, ia juga menyarankan untuk menggunakan pelindung diri seperti topi, kacamata hitam, payung, dan tabir surya (sunscreen) saat harus beraktivitas di luar ruangan.

“Perbanyak minum air putih untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi dan menurunkan suhu tubuh,” ucapnya kepada detikcom saat dihubungi Selasa, (14/10/2025).

“Kurangi aktivitas fisik berat di luar ruangan, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penderita penyakit kronis. Pantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG, termasuk aplikasi InfoBMKG dan akun media sosial resminya,” lanjutnya.

BMKG menegaskan fenomena ini masih tergolong normal untuk periode pancaroba, meski dampaknya kini terasa lebih ekstrem karena perubahan iklim global dan urbanisasi yang memperparah efek panas permukaan.

“Yang penting masyarakat tetap tenang, tetapi waspada. Pastikan kondisi tubuh terjaga, kurangi aktivitas di bawah matahari langsung, dan ikuti perkembangan cuaca dari sumber resmi,” tutup Guswanto.

Di sisi lain, hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat pada sore hingga malam hari akibat adanya aktivitas konvektif lokal terjadi di beberapa wilayah, seperti Belawan, Sumatera Utara (117,6 mm/hari), Deli Serdang, Sumatera Utara (110,4 mm/hari), dan Kapuas Hulu, Kalimantan Barat (88,4 mm/hari).

Kondisi ini menunjukkan, meskipun cuaca panas dan terik masih mendominasi pada pagi hingga siang hari di sejumlah wilayah Indonesia, potensi pembentukan awan konvektif dengan intensitas hujan tinggi pada sore hingga malam hari masih tetap signifikan, sejalan dengan karakteristik periode transisi musim dari kemarau menuju musim hujan di wilayah tropis.

Cuaca di sebagian besar wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan masih didominasi oleh cuaca cerah hingga berawan. Kondisi ini berpeluang terjadi hingga akhir Oktober atau awal November 2025. Meskipun demikian, potensi hujan yang bersifat lokal masih dapat terjadi pada sore hingga/atau malam hari di beberapa wilayah, seperti Sumatera, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.

(suc/suc)



Sumber : health.detik.com

Suhu Majalengka & Boven Digoel Sempat Jadi yang Terpanas, Capai 37,6 Derajat Celsius!



Jakarta

Direktur Meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Andri Ramdhani membeberkan dua daerah yang sempat capai suhu terpanas dalam beberapa waktu terakhir. Daerah mana saja?

Andri menyebut, suhu panas di berbagai wilayah Indonesia mencapai di atas 35 derajat Celcius. Hal ini terjadi secara luas, termasuk di wilayah Nusa Tenggara, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

Pada 14 Oktober 2025 lalu, puncak suhu di RI tercatat antara 34-37 derajat Celicus. Beberapa wilayah bahkan mencapai suhu di atas 37 derajat Celcius.


“Seperti Majalengka (Jawa Barat) dan Boven Digoel (Papua Selatan) mencapai 37,6 derajat,” tuturnya dikutip dari postingan Instagram resmi BMKG, Kamis (16/10/2025).

Penyebab Suhu Panas Menyerang RI

Masih mengutip sumber yang sama, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan penyebab utama cuaca panas menyerang RI. Dalam penjelasannya, gerak semu Matahari menjadi penyebab utamanya.

Di bulan Oktober, gerak semu matahari berada pada bagian selatan ekuator Bumi. Selain itu, ada faktor tambahan lain yang menyebabkan Indonesia semakin seperti terpanggang.

“Selain itu, pengaruh monsun Australia membawa massa udara kering dan hangat yang membuat pembentukan awan minim dan radiasi matahari lebih kuat mencapai permukaan bumi,” paparnya.

Setidaknya ada empat wilayah yang menerima penyinaran matahari lebih intens sehingga panas terasa lebih menyengat dibanding biasanya. Keempatnya adalah wilayah Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua.

Hujan Lokal Masih Bisa Terjadi Sore-Malam

Andri Ramdhani menambahkan konsistensi suhu tinggi yang terjadi di wilayah RI menunjukkan cuaca panas yang persisten (terus-menerus). Ditambah massa udara kering dan minimnya tutupan awan di atmosfer membuat panas akan terus terasa.

Kendati demikian, BMKG memprakirakan potensi hujan lokal akibat aktivitas konvektif masih dapat terjadi. Terutama pada sore hingga malam hari di sejumlah wilayah RI.

BMKG juga mengimbau masyarakat untuk menjaga kesehatan, cukup minum air, dan menghindari paparan sinar matahari langsung terlalu lama, khususnya pada siang hari.

“Tetap pantau informasi cuaca terkini dan peringatan dini BMKG melalui situs resmi, media sosial, atau aplikasi Info BMKG agar lebih siap menghadapi perubahan cuaca mendadak,” tandas BMKG.

(det/nwk)



Sumber : www.detik.com

Ngeri! Bukan Cuma di Air Hujan, Mikroplastik Juga ‘Bersarang’ di Otak Manusia


Jakarta

Setelah sempat ramai dengan temuan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bahwa air hujan di Jakarta mengandung mikroplastik, kini muncul temuan yang jauh lebih mengkhawatirkan dari ranah kesehatan global.

Partikel plastik berukuran mikro dan nano ternyata tidak hanya mencemari atmosfer dan air, tetapi juga telah menembus dan menumpuk di otak manusia dalam jumlah yang “sangat mengkhawatirkan”.

Penemuan ini memperkuat fakta bahwa tidak ada satu pun bagian tubuh manusia mulai dari paru-paru, plasenta, hingga organ reproduksi, yang aman dari kontaminasi partikel plastik.


Penelitian yang dilakukan oleh tim dari University of New Mexico menganalisis 51 sampel jaringan otak dari individu yang meninggal pada tahun 2016 dan 2024. Hasilnya dibandingkan dengan sampel hati dan ginjal dari autopsi yang sama.

Sampel otak, yang diambil dari korteks frontal, menunjukkan konsentrasi yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan sampel hati atau ginjal. Temuannya juga menemukan bahwa beberapa sampel dari tahun 2024 mengandung hampir 0,5 persen mikroplastik berdasarkan berat jaringan.

“Ini cukup mengkhawatirkan,” ujar penulis pertama Dr. Matthew Campen kepada The New Lede.

“Ada jauh lebih banyak plastik di otak kita daripada yang pernah saya bayangkan atau rasakan.”

Plastik Menembus Sawar Otak dalam Dua Jam

Penelitian sebelumnya telah membuktikan bahwa partikel plastik berukuran kecil (nanometer hingga mikrometer) dapat memasuki tubuh melalui saluran pencernaan dan mampu menembus sawar darah otak (blood-brain barrier), lapisan pelindung otak hanya dalam waktu dua jam.

Para peneliti mengamati partikel yang dicurigai sebagai mikroplastik termasuk PVC, polistirena, dan polietilen-dan menemukan peningkatan yang konsisten dari waktu ke waktu.

Meskipun ini masih berupa studi preprint yang belum ditinjau sejawat (peer-review), para ahli mengkhawatirkan potensi dampaknya. Penelitian pada hewan sebelumnya mengisyaratkan bahwa akumulasi mikroplastik di otak dapat menyebabkan perubahan perilaku dan peradangan.

(kna/kna)



Sumber : health.detik.com