Tag Archives: petaka

Ini Cara Mengunci Profil FB agar Tidak Ada Orang yang Stalking

Jakarta

Beberapa orang ingin mengunci atau lock profile Facebook (FB) pribadinya. Ada beberapa alasan kenapa akun Facebook ingin digembok, salah satunya agar tidak di-stalking orang lain.

Kebiasaan sejumlah orang yang suka stalking akun Facebook orang lain dapat membawa petaka. Sebab, bisa saja mereka menemukan foto-foto lama kamu di FB, kemudian disebarluaskan di media sosial lainnya.

Selain itu, bisa saja kamu mengunggah beberapa foto yang bersifat privasi. Hal itu bisa jadi celah bagi orang yang tak bertanggung jawab untuk melakukan kejahatan.


Jika kamu khawatir dengan para stalker, sudah saatnya akun Facebook harus digembok. Namun, bagaimana cara mengunci profil FB? Simak penjelasannya dalam artikel ini.

Cara Mengunci Profil FB

Ternyata, mengunci profil FB terbilang mudah dan cepat. Jadi, kamu bisa melakukannya dalam hitungan menit saja.

Sebenarnya fitur mengunci profil atau lock profile telah disediakan oleh Meta. Tidak hanya untuk Facebook, tapi juga akun Instagram. Tujuannya adalah untuk menjaga privasi penggunanya agar lebih aman serta memberikan kenyamanan saat menggunakan media sosial.

Mengutip laman Pusat Bantuan Facebook, berikut cara mengunci profil FB:

  • Buka Facebook lewat HP atau situsnya di PC
  • Login menggunakan email dan password
  • Di halaman utama, pilih tiga garis di pojok kanan atas. Jika login melalui situs, klik logo profil di pojok kanan atas
  • Pilih menu ‘Pengaturan dan Privasi’
  • Klik ‘Pemeriksaan Privasi’
  • Kunjungi menu ‘Siapa yang bisa melihat yang Anda bagikan’
  • Lalu klik ‘Lanjutkan’
  • Di tahap ini, detikers bisa mengatur siapa saja yang bisa melihat informasi profil kalian, mulai dari Nomor Telepon, Email, Tanggal Lahir, Kota, Pendidikan, atau melihat daftar teman yang kalian ikuti
  • Jika ingin menyembunyikan seluruh informasi dari publik, maka klik kotak abu-abu dan pilih ‘Hanya Saya’
  • Jika sudah, silahkan klik ‘Selanjutnya’
  • Kemudian atur siapa saja yang bisa melihat Story kalian, termasuk membatasi postingan lama
  • Kalau sudah, ketuk ‘Selanjutnya’
  • Pada bagian ini, jika ada akun Facebook yang ingin detikers blokir, bisa tekan tombol ‘Tambahkan ke Daftar Blokir’
  • Lalu klik ‘Selanjutnya’
  • Kemudian klik ‘Tinjau Topik Lain’
  • Selesai, kini akun Facebook kamu sudah terkunci dan tidak bisa dilihat orang lain.

Ini yang Terjadi Ketika Akun Profil FB Dikunci

Setelah mengunci profil FB, maka orang yang belum berteman dengan kamu tidak bisa melihat foto, postingan, hingga informasi profil. Jadi, mereka hanya bisa melihat nama dan foto profil (jika menggunakannya).

Dengan begitu, hanya teman-teman di FB saja yang bisa melihat profil kamu. Apabila detikers mengunci profil FB, maka teman-teman kamu akan melihat hal berikut:

  • Foto dan postingan di profil kamu.
  • Foto profil atau foto sampul di profil.
  • Facebook Story.
  • Postingan dan foto terbaru.

Selain itu, setiap postingan yang dahulu pernah dibagikan secara ‘Publik’ akan berubah menjadi ‘Hanya Teman’ saja. Lalu, profile review dan tag review akan diaktifkan, serta hanya beberapa tampilan ‘About’ yang bisa dilihat oleh semua orang di profil kamu.

Itu dia cara mengunci profil FB agar tidak di-stalking orang lain. Semoga dapat membantu detikers!

(ilf/fds)



Sumber : inet.detik.com

Mitos Ikan Raksasa Penguasa Sungai Citarum



Jakarta

Di balik derasnya arus Sungai Citarum, yang terbentang sejak Kabupaten Bandung-Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, tersimpan sebuah kisah yang turun-temurun diceritakan warga sekitar. Konon, di dasar sungai itu hidup seekor ikan raksasa, makhluk gaib yang dipercaya sebagai penguasa Sungai Citarum.

Kisah itu bermula dari Desa Cihea. Di desa itu di bagian Sungai Citarum ada sebuah leuwi atau bagian sungai yang dalam bernama Leuwi Dinding. Karena dalam, air di Leuwi Dinding nyaris selalu dalam keadaan tenang. Airnya juga bersih.

Leuwi itu ada penunggunya. Dia Kiai Layung.


Kiai Layung adalah makhluk air berupa ikan kancra raksasa. Jika umumnya kancra berukuran kecil-sedang, maka Kiai Layung adalah pengecualian. Dia berukuran jumbo, dibilang sebagai ikan raksasa.

Dikutip dari detikjabar, dalam “Asal-usul Hayam Pelung jeung Dongeng-dongeng Cianjur Lianna” tulisan Tatang Setiadi (2011), disebutkan mitos Kiai Layung, kancra raksasa penguasa Sungai Citarum itu.

Siapa Kiai Layung?

Kiai Layung dipercaya sebagai orang sakti yang kena hukuman dari dewata karena orang tersebut berambisi menjadi yang terkuat di bumi dan ingin menguasai surga. Dalam masa hukuman itu, Kiai Layung Harus menjalani ritual berjemur di bawah sinar matahari senja atau dalam bahasa Sunda disebut layung.

Maka, tiap pagi hingga petang, Kiai Layung muncul ke bawah permukaan air dan berjemur di dekat batu pipih di sana. Bertahun-tahun, dia hidup tenang di leuwi itu bersama ikan-ikan kancra.

Diganggu Badak

Hingga kemudian petaka itu muncul. Kiai Layung dan ikan kancra terusik dengan kehadiran badak-badak yang berenang dan berkubang tanpa etika di sekitar Leuwi Dinding. Akibatnya, banyak ikan-ikan kancra mati terinjak, tempat berenang ikan-ikan itu juga menjadi keruh ulah para badak.

Meskipun bekas orang sakti, Kiai Layung yang kini berwujud ikan tidak kuasa untuk mengusir badak-badak bertubuh besar dan memiliki tenaga yang kuat. Dia pun kemudian meminta bantuan kepada manusia. Dengan “Aji Panggentra” yang masih dimiliki, Kiai Layung yang ikan kancra itu memanggil manusia bernama Kiai Padaratan.

Bantuan Orang Sakti

Kiai Padaratan merespons dan bergegas menuju Leuwi Dinding. Setelah berada di Leuwi Dinding, Kiai Padaratan segera menyadari bahwa yang meminta pertolongan kepadanya adalah ikan kancra raksasa yang sedang berjemur di dekat batu. Mereka pun berbincang dan Kiai Padaratan bersedia mengusir badak-badak itu.

Sebelum menjalankan misi itu, mereka membuat kesepakatan. Kiai Layung minta kehidupan yang tenang sebagai ikan kancra sedangkan Kiai Padaratan mendapatkan air dan segala kehidupan yang terkandung di dalam sungai itu untuk kelangsungan hidup manusia.

Kiai Padaratan berhasil mengusir badak-badak itu. Hingga kini, diyakini Kiai Layung bisa berjemur setiap hari dengan damai di Leuwi Dinding di Sungai Citarum itu. Sementara itu, warga sekitar bisa mengambil air dan memanfaatkan isi leuwi di sana.

(fem/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Kartu Merah Terbaru Antony: Salto Hantam Wajah Lawan


Jakarta

Antony kena kartu merah saat laga Real Betis kontra Girona. Itu jadi kartu merah keempat dalam kariernya.

Real Betis vs Girona di lanjutan Liga Spanyol, Minggu (23/22) tuntas sama kuat 1-1. Vanat bawa tuan rumah unggul duluan, disamakan Valentin Gomez.


Petaka buat Antony di injury time. Sang winger Real Betis berniat melakukan tendangan salto tapi berujung kena wajah lawan, Joel Roca!

Ketika bola melayang di udara, Roca lebih dulu menanduknya. Kaki Antony telat, jadinya menghantam Roca.

Wasit sempat memberi kartu kuning ke Antony. Namun setelah mengecek VAR dan dinilai sebagai pelanggaran serius, maka berubah jadi kartu merah langsung!

Antony jarang-jarang dihukum kartu merah. Itu menjadi kartu merah keempat sepanjang kariernya, sebelumnya pernah dihukum di Sao paulo, Ajax, dan Real Betis.

Antony masih jadi jagoan Betis di awal musim ini. Pemain asal Brasil itu sudah kemas enam gol dan dua assist dari 12 laga.

(aff/rin)



Sumber : sport.detik.com

Turis Nyasar 2 Hari, Semua Barang Hilang Cuma Tersisa Kunci Hotel



Pattaya

Seorang turis Italia tersesat di Pantai Pattaya. Tanpa identitas, dia hanya memegang kunci hotel sebagai petunjuk.

Adalah Marco De Vivo turis yang tersesat di Pattaya itu. Dia tampak linglung di Kantor Polisi Pattaya.

Dikutip dari the taiger, Jumat (17/10/2025), pada awal pekan ini, dia mengaku menikmati liburannya di sebuah bar lokal Pattaya dua hari lalu.


Saat diinterogasi, ia mengaku mabuk berat malam itu. Petaka pun dimulai setelah dia mabuk itu. Semua barangnya hilang, yang tertinggal hanya kunci kamar hotel. Ia bahkan lupa nama hotel tempatnya menginap.

Dibantu oleh petugas penghubung internasional, ia memberikan kunci hotel yang menjadi satu-satunya benda berharga yang diharapkan bbisa menuntunnya pulang.

Namun, kunci itu polos, tidak ada logo hotel atau penanda khusus lain yang jadi mewakili hotel. Di kunci itu cuma ada gantungan dengan menunjukkan bahwa dia menginap di kamar nomor dua.

Polisi pun bingung, di hotel mana dia menginap.

Berbekal foto kunci hotel, petugas mencari bantuan lewat dunia maya. Upaya itu menuai respons positif.

Banyak netizen yang mengidentifikasikan beberapa akomodasi. Bahkan, banyak yang meminta polisi untuk memeriksa sistem seperti Kartu Kedatangan Digital Thailand (TDAC) atau basis data TM30, yang melacak pendaftaran hotel untuk pengunjung asing.

Pattaya Mail menyatakan polisi Thailand memastikan bahwa semua hotel dan penginapan di Thailand wajib melaporkan tamu asing ke imigrasi dalam waktu 24 jam setelah check-in. Aturan itu membantu petugas melacak keberadaan wisatawan jika terjadi sesuatu, karena data mereka tercatat secara resmi.

Dalam prosesnya, polisi bersama warga berhasil menemukan tempat menginap De Vivo. Kini, De Vivo berada di bawah pengawasan aparat internasional dan diperkirakan akan segera kembali ke hotelnya dalam keadaan selamat.

Insiden itu menjadi pelajaran penting bagi wisatawan untuk membawa informasi penting seperti kartu hotel, nomor kamar, atau kontak darurat. Selain itu, sebaiknya tidak mabuk, ya!

(bnl/fem)



Sumber : travel.detik.com

Mitos yang Menyelamatkan Warga Kampung Gepolo dari Bencana Alam Dahsyat



Sleman

Bencana alam dahsyat melanda sebuah perkampungan di sisi selatan Candi Prambanan, 70 tahun silam. Namun warga di sana selamat berkat mitos. Apa mitosnya?

Bencana tanah longsor menelan Kampung Gepolo yang luasnya sekitar 1,5 hektar di Sleman, DIY. Ajaibnya, 20 keluarga yang tinggal di kampung tersebut semuanya selamat dari petaka.

Konon, mitos yang diceritakan secara turun temurun oleh para leluhur itu menjadi kunci, sehingga warga berhasil menyelamatkan diri dari bencana dahsyat.


Kampung Gepolo diduga merupakan permukiman kuno. Sekitar abad ke-9 kampung itu menjadi bengkel arca untuk pembangunan candi di sekitar Prambanan.

Hal itu membuat sejumlah arca raksasa banyak ditemukan di kampung itu saat masih dihuni warga. Bahkan, hingga kini, masih ada beberapa arca yang tersisa di bekas permukiman tersebut.

“Namanya Gepolo, dulu kampungnya dari sana, dekat bukit yang dibelah untuk jalan itu. Di sini (sekitar situs arca gupolo) dulu juga ada beberapa rumah,” kata Carik Kalurahan Sambirejo, Mujimin saat berbincang, Rabu (17/9) lalu.

Mujimin yang juga merupakan salah satu tokoh masyarakat di Kalurahan Sambirejo menceritakan, Kampung Gepolo secara administratif merupakan bagian dari Padukuhan Gunungsari. Dulu Gepolo masuk wilayah RT 2 Gunungsari.

Kampung ini berada di area perbukitan. Dekat dengan Tebing Breksi, di bawah Candi Ijo serta di atas Situs Tinjon. Dengan ujung menghadap bibir jurang.

Haryanta, salah satu tokoh masyarakat Padukuhan Gunungsari menceritakan cuaca buruk menimpa Kampung Gepolo di 1955. Hujan lebat melanda berhari-hari.

“Itu hujan selama tiga hari. Ini tanahnya ikut bergerak menuju ke tebing ini,” kata Haryanta.

Arca Ganesha Itu Jatuh ke Tebing

Pada awalnya, penduduk Kampung Gepolo yang terdiri dari 20 keluarga masih mencoba bertahan. Hingga akhirnya sebuah arca berbentuk Ganesha yang ada di kampung tersebut terseret jatuh ke tebing.

Peristiwa itu menjadi perhatian oleh seisi kampung. Sebuah mitos turun temurun menyebut jika arca Ganesha itu runtuh maka kampung itu akan dilanda bencana. Jatuhnya arca itu ke tebing membuat warga berbondong-bondong mengungsi.

“Ada cerita yang melegenda dari orang tua ke anak keturunannya. Itu ceritanya bahwa suatu saat apabila nanti Ganesha itu jatuh ke jurang itu kampung akan ikut,” kata Haryanta.

Benar saja. Tak lama setelah warga mengungsi, permukiman itu akhirnya terbawa longsor.

“Jadi menurut Mbah Jaimin (tetua kampung) itu ada hujan selama tiga hari itu terus ternyata betul, Ganesha yang gede itu jatuh. Selang beberapa hari ini (menunjuk bekas Kampung Gepolo) ikut jalan, tanahnya bergerak,” ujar dia.

Bencana yang melanda di 1955 itu memang melenyapkan Kampung Gepolo. Namun semua penghuninya selamat.

Kini, warga Kampung Gepolo yang waktu itu terdampak telah berpindah dan menetap di tempat lain. Haryanta bilang selain di Glundeng, mereka bergeser ke RT lain di Padukuhan Gunungsari.

“Ada juga yang ke Sumatera,” tandas dia.

——–

Artikel ini telah naik di detikJogja.

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Gapapa Jatuh daripada Finis Terakhir



Jakarta

Francesco Bagnaia mengambil risiko lebih besar saat balapan utama MotoGP Australia. Bagnaia ingin memperbaiki hasil dari sprint race MotoGP Australia, namun ambisinya justru berujung petaka.

Bagnaia punya tekad untuk tidak mengulangi hasil buruk saat balapan sprint MotoGP Australia. Dia finis posisi dua paling belakang.


Dalam balapan utama, Bagnaia menggeber motornya hingga melewati batas kemampuan motor dan grip ban. Upayanya itu justru berujung petaka, dia terjatuh saat berada di posisi ke-12 dalam balapan utama MotoGP Australia 2025.

Bagnaia menegaskan lebih memilih terjatuh saat berjuang, daripada hanya mengikuti balapan tanpa perlawanan di posisi buncit.

“Saya jauh lebih memilih jatuh saat bertarung–bukan demi hasil bagus, tapi demi beberapa poin–daripada jatuh dari posisi terakhir,” tegas Bagnaia dikutip dari Crash.

Motor Desmosedici GP miliknya mengalami getaran hebat pada sesi pemanasan. Setelan agresif yang dicoba tim justru memperparah osilasi dan membuat motor nyaris tak bisa dikendalikan.

Menyadari risiko besar tersebut, Ducati kemudian mengubah arah setelan secara drastis. Hasilnya, Bagnaia akhirnya mendapatkan motor yang lebih stabil untuk balapan jarak penuh.

“Sejujurnya, motornya lebih baik dibanding kemarin. Untungnya, pagi ini kami mencoba sesuatu yang ternyata sama sekali tidak bekerja, jadi kami berbalik arah dan motornya jadi jauh lebih stabil,” ujar Bagnaia.

Meski stabil, konsekuensi dari perubahan tersebut adalah motor menjadi lebih kaku dan berat.

“Lebih sulit dikendarai karena terasa lebih berat, tapi setidaknya sedikit lebih baik. Saya bisa memaksanya lebih jauh, saya bisa menjaga ritme yang bahkan lebih cepat dari para pembalap di depan, jadi saya mulai mengejar,” lanjutnya.

Namun Bagnaia juga menegaskan bahwa ia membutuhkan waktu adaptasi di awal balapan.

“Saya butuh waktu dua atau tiga lap pertama untuk memahaminya… Ya, jauh lebih sulit dikendarai, tapi memang sedikit lebih baik,” tutupnya.

Meski sempat terseok di awal, Bagnaia perlahan menunjukkan progress. Ia merangkak naik hingga posisi ke-12. Bagnaia sempat mencatatkan waktu hanya terpaut 0,4 detik dari catatan terbaik. Namun ambisinya berakhir tragis dengan empat lap tersisa, ketika ia terjatuh dan gagal menyentuh garis finis.

“Saya menerima jatuh itu, karena saya berkata pada diri sendiri, saya tidak akan finis terakhir lagi,” ungkap Bagnaia tanpa penyesalan.

“Hari ini saya benar-benar memaksa. Saya sadar bisa saja jatuh, dan ya… saya jatuh,” kata Bagnaia.

Bagnaia yakin finis 10 besar sangat mungkin diraih andai ia tak kehilangan keseimbangan akibat selip ban belakang.

“Top 10 itu mungkin. Sayangnya, saya terjatuh karena saya terlalu memaksa, dan begitu ban belakang kembali dari slide, saya kehilangannya,” jelas dia.

Saat Bagnaia berjuang keras dan berakhir di kerikil, tim VR46 justru meraih sorotan. Fabio Di Giannantonio yang juga membawa Desmosedici GP25 ke posisi kedua, finis di belakang Raul Fernandez (Aprilia).

(riar/rgr)



Sumber : oto.detik.com