Tag Archives: pisau

Tips Foto Kurban Pakai Smartphone Biar Estetik dan Aman


Jakarta

Penyembelihan hewan kurban saat Idul Adha menjadi momen menarik untuk dijepret. Darah kental yang berwarna merah dan rasa pasrah hewan kurban, pisau jagal yang super tajam dan tetesan keringat petugas saat membekap hewan pada detik-detik eksekusi.

Semuanya menjadi momen yang sangat menarik, penuh drama dan menggugah emosi. Setidaknya secara visual, semuanya bisa dieksplorasi menjadi foto yang teatrikal. Akan tetapi, sebagai fotografer tentu terikat asas kepatutan.

Beberapa foto yang pernah dihasilkan sampai memperlihatkan lelehan darah merah segar dan menyulut kontroversi. Juga wajah iba dan memelas hewan korban yang di-capture begitu close up sehingga menimbulkan tafsiran berbeda-beda.


Apalagi kalau foto tersebut diunggah ke media sosial dan menjadi konsumsi publik, maka persoalan kepatutan tersebut perlu diperhatikan. Yakni bagaimana memotret proses ritual tersebut dengan wajar dan tidak dilebih-lebihkan.

Pertama, juru potret bisa mengesampingkan emosi pembantaian dan kekerasan dalam foto-foto yang dihasilkan. Meski pada praktiknya tidak ada sama sekali praktik sadisme bahkan hewan tersebut disembelih di bawah kalimat takbir, namun bahasa foto mempunyai keterbatasan dan multitafsir.

Sehingga, tanpa menghilangkan fakta, ada baiknya memotret hewan kurban tanpa perlu mengeksploitasi secara berlebihan. Buatlah foto-foto yang soft. Tidak secara vulgar memotret eksekusi dengan menampilkan tetesan darah yang mempunyai kesan berbeda bagi tiap-tiap individu.

Kedua, kalaupun itu perlu ditampilkan, ada baiknya membuatnya menjadi format Hitam-Putih. Sehingga darah merah menjadi tidak begitu mencolok.

Ketiga, pergunakan bahasa simbol yang relevan. Misalkan dengan foreground pisau jagal yang masih bersih dengan foreground hewan korban yang masih berdiri tegak. Atau bisa dengan memotret tanduknya saja setelah semua prosesi selesai.

Keempat, hindari ekpresi foto yang sadistik. Misalkan wajah memelas hewan korban dengan anak-anak kecil yang bersorak-sorai. Beberapa foto di social media bahkan bisa bernilai sadis yakni menenteng kepala hewan. Kalaupun perlu dipotret, simpanlah untuk konsumsi pribadi saja.

Kelima, jangan lupa pasca penyembelihan itu penting. Yakni proses kebersamaan saat memotong-motong daging, membagi dan memasaknya. Kalau perlu, kebersamaan kuliner yang ditonjolkan. Banyak sekali variasi kuliner dari daging sapi, kerbau atau kambing yang diwariskan dari nenek moyang. Tidak melulu sate dan sate.

Dampak positifnya bisa membuat kesan bahwa Idul Adha merupakan proses berbagi dan bersyukur sebagai umat manusia. Selamat Hari Raya Idul Adha.

(fyk/fyk)



Sumber : inet.detik.com

Tradisi Potong Jari, Bukti Cinta dan Kesetiaan Mama-mama Suku Dani



Wamena

Rasanya, tak ada yang bisa mengalahkan perempuan Suku Dani dalam urusan cinta dan kesetiaan. Mereka membuktikan luka di hati dengan tradisi potong jari.

Suku Dani di Lembah Baliem, Provinsi Papua Pegunungan mempunyai satu cara dalam mengungkapkan duka yang mendalam. Mereka rela memotong jari saat pasangan atau keluarga meninggal dunia. Selain itu, tradisi itu dilakukan saat mereka kecewa karena cinta. Semakin banyak jari yang dipotong, pertanda jumlah saudara yang meninggal atau dalamnya duka.


Biasanya tradisi itu dilakukan oleh perempuan atau mama-mama Suku Dani. Dalam arsip detikcom tradisi potong jari dilakukan ketika salah satu anggota keluarga mereka, yaitu ayah, ibu, anak, atau adik yang meninggal dunia.

Penduduk Suku Dani percaya memotong salah satu jari tangan adalah sebagai simbol dari rasa sakit ketika ditinggal selamanya oleh anggota keluarga yang mereka cintai. Selain untuk mengungkapkan kesedihan dan persaudaraan yang erat, cara itu dilakukan sebagai doa agar hal yang sama tidak terulang kembali.

Tradisi itu lebih banyak dilakukan oleh perempuan. Para lelaki menunjukkan kesedihan dengan memotong kulit telinga untuk menunjukkan kesedihan mereka ketika kehilangan salah satu anggota keluarga mereka.

Yang memilukan lagi, alat yang digunakan untuk menjalankan tradisi tersebut. Bagi yang mau potong jari, digunakan alat tradisional yang disebut kapak batu. Berbeda dengan pisau dapur yang tipis dan tajam, kapak batu lebih tumpul keras.

Sementara itu, untuk menjalankan tradisi potong daun telinga digunakan semacam bambu runcing yang digunakan untuk mengiris bagian kuping yang ingin dipotong.

Tradisi potong jari Suku Dani itu sudah diwariskan turun temurun dan hingga saat ini masih dilakukan. Kendati pemerintah Papua dan Jayawijaya telah melarang untuk melakukan tradisi itu, namun penduduk Suku Dani tetap melakukannya hingga saat ini.

(bnl/fem)



Sumber : travel.detik.com

Mengapa Kita Suka Menangis saat Mengiris Bawang Bombai? Ternyata karena Ini



Jakarta

Mengiris bawang bombai seringkali membuat kita berderai air mata. Bukan karena sedih, ini karena kandungan yang ada pada bawang.

Baik ditumis, dipanggang, atau mentah, bawang bombai adalah bahan pokok dalam banyak resep makanan. Namun, rasa bawang bombai ini harus dibayar dengan harga yang mahal: air mata. Tetapi, mengapa mengiris bawang bombai membuat kita menangis?


Penyebabnya disebut faktor lakrimasi, suatu zat kimia yang mengiritasi saraf di kornea. Ketika bawang bombai utuh, sekelompok senyawa yang disebut sistein sulfoksida dipisahkan dari enzim yang disebut alliinase.

Tapi, ketika kamu mengiris atau menghancurkan bawang bombai, penghalang yang memisahkan senyawa dan enzim tersebut rusak. Keduanya bergabung dan memicu reaksi, menyebabkan sistein sulfoksida menjadi asam sulfenat.

Pada bawang bombai, terdapat dua kemungkinan keberadaan asam sulfenat. Pertama, ia dapat mengembun secara spontan dan menjadi senyawa organosulfur. Senyawa organosulfur inilah yang memberi bawang bombai aroma dan rasa yang kuat. Reaksi serupa terjadi pada bawang putih, itulah sebabnya ia juga memiliki rasa yang begitu tajam.

Namun, kemungkinan kedua untuk asam sulfenat hanya terdapat pada bawang bombai dan beberapa jenisallium lainnya. Enzim lain, yang disebut sintase faktor lakrimasi, yang tersembunyi di dalam sel, berperan dan mengubah asamsulfenat menjadi faktorlakrimasi, yang dikenal oleh para ahli kimia sebagai propanethial S-oksida.

Faktor lakrimasi adalah cairan yang mudah menguap, artinya ia berubah menjadi uap dengan sangat cepat. Begitulah cara zat tersebut mencapai mata dan mengiritasi saraf sensorik.

“Mata Anda mulai berair untuk menghilangkan zat yang mengiritasi itu,” kata Josie Silvaroli, seorang peneliti di bidang pendidikan dan inovasi farmasi di Ohio State University dan penulis pertama studi tahun 2017 tentang faktor lakrimasi dalam Live Science, Senin (20/10/2025).

Kemungkinan besar senyawa organosulfur yang memberi bawang bombai rasa yang kuat dan faktor lakrimasi yang memicu air mata berevolusi sebagai mekanisme pertahanan. Senyawa-senyawa tersebut dimaksudkan untuk mencegah serangga, hewan, atau parasit yang dapat merusak tanaman bawang bombai.

Cara Memotong Bawang Bombai Tanpa Menangis

Silvaroli memberi beberapa tips agar kamu tidak perlu menitihkan air mata saat memotong bawang bombai. Berikut langkah-langkahnya:

1. Menggunakan kacamata pelindung

2. Memotong dengan pisau tajam

3. Jangan dinginkan bawang bombai

(nir/faz)



Sumber : www.detik.com

Doa Menyembelih Ayam, Tata Cara, dan Adabnya dalam Islam


Jakarta

Doa menyembelih ayam merupakan bagian penting dalam proses penyembelihan yang sesuai dengan syariat Islam. Dalam Islam, penyembelihan hewan, termasuk ayam, harus dilakukan dengan cara yang benar agar dagingnya menjadi halal untuk dikonsumsi.

Tidak hanya mengucapkan doa, ada tata cara dan adab yang harus diperhatikan, seperti penggunaan alat yang tajam dan memastikan hewan tidak mengalami penderitaan yang berlebihan.

Bagi umat Islam, menyembelih hewan dengan benar bukan hanya tradisi, tetapi juga bagian dari ibadah yang bernilai pahala.


Doa dan tata cara yang sesuai sunnah memastikan bahwa proses penyembelihan ini tidak hanya memenuhi syarat halal, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai kasih sayang terhadap makhluk Allah SWT.

Ingin tahu bagaimana doa menyembelih ayam yang sesuai dengan tuntunan Islam, serta adab dan tata caranya? Simak selengkapnya dalam artikel ini untuk memastikan setiap langkah dilakukan dengan tepat.

Bacaan Doa Menyembelih Ayam

Saat menyembelih ayam sesuai syariat Islam, membaca doa adalah langkah yang tidak boleh dilewatkan. Dengan mengucapkan doa ini, penyembelihan menjadi sah dan dagingnya halal untuk dikonsumsi.

Berikut adalah Bacaan Doa Menyembelih Ayam yang bisa Anda panjatkan sebelum memulai proses penyembelihan.

Membaca Niat Menyembelih Ayam

Sebelum melakukan penyembelihan ayam, bacalah niat menyembelih hewan dua kaki dahulu. Berikut adalah niat menyembelih ayam yang dikutip dari buku 71 Doa Harian Disertai Doa-doa Ibadah Lengkap yang disusun oleh Yusuf Chudlori.

نَوَيْتُ أَنْ أَذْبَحَ مِنَ الوَدَجَيْنِ أَنْ تَقْطَعَا حَقَّ الْحُلْقُوْمِ وَالْمَرِيْنِي فَرْضًا لِلَّهِ تَعَالَى

Latinnya: Nawaitu an adzbaha minal-wadajaini an taqthaʻâ haqqal-hulqûmi wal-marî’i fardhan lillâhi taʻâlâ.

Artinya: “Saya berniat memotong dua otot hingga terputus keduanya, fardhu karena Allah Ta’ala.”

Membaca Doa Menyembelih Ayam

Setelah membaca niat menyembelih ayam, setelah itu dapat membaca doa menyembelih ayam yang terdiri dari Basmalah, Takbir, dan doa yang dinukil dari buku Misteri Kedua Belah Tangan Dalam Shalat, Zikir, Dan Doa karya Badruddin Hasyim Subky.

1. Bacaan Basmalah

بِسْمِ الله

Latinnya: Bismillahi

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah”

2. Bacaan Takbir

اللهُ أَكْبَرُ

Latinnya: Allahu Akbar

Artinya: “Allah Maha Besar”

3. Bacaan Doa Menyembelih Ayam

هَذَا مِنْكَ وَإِلَيْكَ ، اَللّٰهُمَّ هَذِهِ نِعْمَةٌ وَعَطِيَّةٌ مِنْكَ فَتَقَبَّلْ مِنِّي

Latinnya: Haadzaa minka wa ilaika, Allahumma hadzihi ni’matun wa ‘athiyyatun minka wa ilaika, fa taqabbal minni.

Artinya: “Ya Allah ini hewan berasal dari Engkau dan kembali kepada Engkau. Ya Allah, hewan yang aku sembelih ini adalah nikmat dan pemberian dari- Mu, maka terimalah penyembelihan hewan kurban ini dariku.”

Tata Cara Menyembelih Ayam

Menyembelih ayam sesuai ajaran Islam harus mengikuti tata cara yang benar agar prosesnya sah dan dagingnya halal.

Berikut adalah Tata Cara Menyembelih Ayam yang sesuai dengan tuntunan Islam yang dikutip dari buku Panduan Muslim Kaffah Sehari-hari dari Kandungan hingga Kematian, oleh Muh. Hambali.

  1. Menghadap kiblat
  2. Membaca doa menyembelih ayam
  3. Penempatan pisau yang tepat
  4. Mengiringi penyembelihan dengan takbir
  5. Pemotongan yang cepat dan tepat
  6. Jangan mengangkat pisau sebelum selesai menyembelih ayam
  7. Jangan mematahkan leher sebelum ayam mati

Adab dan Sunnah Menyembelih Ayam

Dalam Islam, menyembelih hewan, termasuk ayam, tidak hanya tentang tata cara yang benar, tetapi juga mengikuti adab dan sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Berikut adalah Adab dan Sunnah Menyembelih Ayam yang penting untuk diikuti yang dikutip dari buku Panduan Lengkap Fiqh Kurban yang diterbitkan oleh Lembaga Bahtsul Masa’il Jawa Tengah.

  1. Penyembelihan dilakukan oleh pemilik ayam (mudlahhi) jika mampu
  2. Jika pemilik ayam tidak mampu maka dapat diwakilkan kepada laki-laki yang ahli
  3. Penyembelihan ayam di tempat yang layak atau tempat tinggal pemilik
  4. Menajamkan pisau sebelum menyembelih dan tidak di hadapan ayam yang akan disembelih
  5. Memberi ayam minum sebelum penyembelihan
  6. Menggiring ayam dengan lembut
  7. Memposisikan ayam dengan benar dan lembut
  8. Memperlakukan ayam dengan hati-hati
  9. Membaca doa saat menyembelih

Syarat Penyembelih Hewan

Syarat penyembelih hewan dalam Islam diatur dengan ketat untuk memastikan kehalalan daging yang dikonsumsi. Proses penyembelihan tidak hanya melibatkan teknik yang tepat, tetapi juga memperhatikan siapa yang melakukan penyembelihan.

Berikut ini beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh penyembelih hewan:

1. Penyembelih Harus Seorang Muslim atau Ahli Kitab

Syarat utama dalam menyembelih hewan adalah penyembelih harus beragama Islam atau termasuk ahli kitab.

2. Dilakukan dengan Niat untuk Menyembelih

Penyembelihan harus dilakukan dengan niat dan tujuan yang jelas, yaitu untuk menyembelih hewan secara sah menurut syariat.

3. Memutus Hulqum dan Mari’

Dalam proses penyembelihan, syarat teknis yang harus dipenuhi adalah memotong hulqum (tenggorokan) dan mari’ (saluran makanan dan minuman) hewan dalam satu penyembelihan.

4. Hewan dalam Kondisi Hayat Mustaqirrah

Jika hewan yang disembelih dalam keadaan hayat mustaqirrah, yaitu masih memiliki tanda-tanda kehidupan, seperti darah yang masih mengalir atau anggota tubuh yang bergerak. Hewan dalan kondisi ini bisa disembelih lebih dari satu kali penyembelihan.

5. Menggunakan Alat Tajam selain Kuku, Gigi, atau Tulang

Alat yang digunakan untuk menyembelih harus tajam dan bukan berasal dari tulang, kuku, atau gigi. Menggunakan alat tumpul atau yang memberikan tekanan besar dianggap haram.

6. Cara Penyembelihan untuk Hewan yang Sulit Dikendalikan

Jika hewan tidak bisa disembelih secara normal karena terlalu liar atau tidak terkendali, penyembelihan bisa dilakukan dengan cara ‘aqr, yaitu melukai hewan menggunakan alat tajam dari jarak jauh, seperti melemparnya.

Namun, hewan tersebut harus masih dalam kondisi hayat mustaqirrah saat terluka. Kemudian, disembelih sesuai tata cara yang dijelaskan di atas agar dagingnya tetap halal untuk dimakan.

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com