Tag Archives: pusaka

Mesin Ketik dan Keris Usia Ratusan, Ini Harta Karun Pasar Loak Jatinegara


Jakarta

Bagi pecinta barang antik, Pasar Loak Jatinegara adalah surga tersembunyi. Di sini ada berbagai koleksi jadul mulai dari mesin tik tua, uang lama, keramik lawas, hingga keris berusia 200 tahun. Tak hanya itu, ponsel jadul yang pernah hits juga masih dijual dengan harga terjangkau.

Deretan Harta Karun Pasar Loak Jatinegara

Detik travel sempat mengunjungi Pasar Loak Jatinegara pada Jumat (3/10/2025), berikut ‘harta karun’ yang berhasil ditemukan

1. Mesin Ketik Tua

Pasar Loak JatinegaraPasar Loak Jatinegara (dok. Qonita Hamidah/detik travel)

Perangkat yang sangat terkenal di era 1980-an ini masih bisa kita temukan dalam kondisi cukup baik. Harganya mulai dari Rp 350 ribu dan bisa lebih murah atau mahal, bergantung dari kemampuan tawar menawar calon pembeli.


“Mesin ketik ini sudah ada sejak tahun 80-an. Kondisinya masih bagus, tintanya juga masih ada,” kata Fikri, seorang penjual di Pasar Loak Jatinegara.

Ada mesin ketik yang masih lengkap dan terlihat kuat, tetapi ada juga yang beberapa tombol atau hurufnya sudah lepas. Meski begitu, daya tariknya tetap kuat, terutama bagi kolektor atau penggemar barang antik.

2. Uang Kuno

Pasar Loak JatinegaraPasar Loak Jatinegara (dok. Qonita Hamidah/detik travel)

Berbagai jenis uang kertas dan koin zaman dulu tertata rapi di lapak pasar. Harga yang ditawarkan juga cukup murah, mulai dari Rp 5 ribu untuk setiap lembar atau koin. Koleksinya beragam mulai dari pecahan 50 sen, 100 sen, hingga Rp 5.

“Kalau uang kuno seperti ini, biasanya dicari untuk dijadikan koleksi,” kata Bapak Tami, pemilik lapak uang kuno Pasar Loak Jatinegara.

Uang kuno ini ada yang dibuat tahun 1955, 1959, 1973, 1978, hingga 1996. Tidak hanya uang Indonesia ada juga koin dari berbagai negara lain seperti Jepang, Malaysia, Perancis, India, hingga Turki.

3. Keramik Lawas

Pasar Loak JatinegaraPasar Loak Jatinegara (dok. Qonita Hamidah/detik travel)

Pasar Loak ini juga menyediakan aneka produk keramik lawas misal piring, asbak, gelas, dan patung. Deretan produk yang tertata rapi ini menunggu calon pembeli untuk melihat, bertanya, dan membelinya.

“Kalau keramik, biasanya yang paling dicari itu adalah patung. Biasanya orang-orang dijadikan pajangan di rumah atau di ruangan,” jelas Fikri.

Menurut Fikri, patung keramik adalah barang yang paling sering dicari oleh pembeli. Alasannya, patung keramik bisa menjadi hiasan rumah atau ruangan yang bisa menambah kesan antik dan klasik.

4. Keris Antik

Pasar Loak JatinegaraKeris antik di Pasar Loak Jatinegara (dok. Qonita Hamidah/detik travel)

Bagi penyuka benda pusaka, Pasar Loak Jatinegara menyediakan keris berusia ratusan tahun. Menurut Fikri, benda ini diperoleh dari kolektor yang mempercayakan padanya untuk dijual. Keris ini termasuk koleksi paling tua dan langka di Pasar Loak Jatinegara.

“Ini barang tertua yang kami miliki. Sudah ada selama 200 tahun, dan kami mendapatkannya dari seorang kolektor yang meminta toko kami untuk menjualnya,” kata Fikri.

5. Ponsel Lawas

Pasar Loak JatinegaraPasar Loak Jatinegara (dok. Qonita Hamidah/detik travel)

Jika detikers tertarik dengan ponsel lawas, Pasar Loak Jatinegara adalah tempat terbaik. Di sini ada ponsel dengan tombol fisik hingga layar sentuh dengan kondisi yang cukup baik, meski punya berbagai kekurangan.

“Masalahnya adalah karena sudah pernah dipakai, jadi ada beberapa goresan kecil. Tapi masih berfungsi dengan baik,” kata Efendi pemilik lapak ponsel.

Selain punya goresan, ponsel lawas ini dalam kondisi retak atau terkelupas. Ponsel lama tersebut dijual dengan harga mulai dari Rp 400 ribu. Untuk mendapatkan harga terbaik, calon pembeli masih dapat mencoba tawar menawar dengan pemilik lapak.

(row/row)



Sumber : travel.detik.com

Fakta Pasar Loak Jatinegara, Harta Karun di Tengah Tumpukan Barang Bekas


Jakarta

Pasar Loak Jatinegara menjadi salah satu destinasi di Jakarta yang tidak pernah ketinggalan zaman. Di tengah gempuran pusat perbelanjaan modern, Pasar Loak Jatinegara tetap eksis menawarkan suasana tradisional pasar yang klasik.

“Biasanya ramai di akhir pekan, Sabtu dan Minggu. Kadang-kadang Sabtu malam sudah penuh,” kata Fikri, salah satu penjual di Pasar Loak kepada detikTravel pada Jumat (3/10/2025).

Berada di Jalan Bekasi Barat III, Jatinegara, Jakarta Timur, Pasar Loak Jatinegara dikenal juga sebagai Pasar Loak Jembatan Hitam. Pasar ini menjual berbagai jenis barang, mulai dari barang antik hingga kebutuhan rumah tangga.


Fakta Pasar Loak Jatinegara

Tak hanya dikenal sebagai pasar legendaris, Pasar Loak Jatinegara memiliki beragam keunikan yang sulit ditemui di tempat lain, apa saja keunikannya? Berikut detikTravel rangkum untuk kalian!

1. Menjual Barang-barang Bekas

Pasar Loak Jatinegara, Jakarta Timur atau Pasar Jembatan ItemPasar Loak Jatinegara, Jakarta Timur atau Pasar Jembatan Item (dok. Qonita Hamidah/detik travel)

Sesuai namanya, Pasar Loak Jatingera dikenal sebagai surga barang-barang bekas. Mulai dari pakaian, tas, sepatu, aksesoris, mainan, barang elektronik, hingga kebutuhan rumah tangga, semua dijual di tempat ini.

Pasar ini menjual barang bekas yang masih memiliki nilai jual alias masih layak untuk dipakai kembali, tak jarang barang yang dijual memiliki nilai tersendiri bagi para kolektor. Barang-barang tersedia dengan harga terjangkau yang bisa diakses dengan uang tunai.

2. Tempat Mencari Harta Karun

Bagi penggemar barang antik, Pasar Loak Jatinegara bisa disebut sebagai ladang harta karun. Di antara banyaknya barang yang dijajakan, terdapat barang-barang antik seperti kamera analog, mesin ketik, uang kuno, keramik lawas, hingga keris.

Pasar Loak JatinegaraPasar Loak Jatinegara Foto: Qonita Hamidah/detik travel

Di antara barang antik di Pasar Loak Jatinegara, mesin ketik tua menjadi salah satu yang paling menarik. Barang ini sudah ada sejak 1980-an dan masih bisa ditemui di pasar ini. Harga mesin ketik tua di sini mulai dari Rp 350 ribu, tergantung tipe yang tersedia. Meski tidak dalam keadaan sempurna, mesin ketik tua ini masih bisa berfungsi dengan baik.

Pasar Loak JatinegaraPasar Loak Jatinegara Foto: Qonita Hamidah/detik travel

Pasar ini juga menjual berbagai jenis uang kertas dan koin zaman dulu. Harga yang ditawarkan cukup terjangkau, mulai dari Rp 5 ribu untuk setiap lembar atau koin. Koleksinya beragam mulai dari pecahan 50 sen, 100 sen, hingga Rp 5.

Pasar Loak JatinegaraPasar Loak Jatinegara Foto: Qonita Hamidah/detik travel

Pengunjung bisa menemukan berbagai jenis keramik lawas. Koleksi keramik di pasar ini sangat banyak mulai dari teko, guci, gelas, hingga patung. Patung keramik menjadi koleksi yang paling banyak diincar oleh para pembeli, biasanya patung keramik ini dijadikan sebagai hiasan atau pajangan agar rumah terlihat lebih estetik.

Pasar Loak JatinegaraPasar Loak Jatinegara Foto: Qonita Hamidah/detik travel

Salah satu koleksi paling bersejarah di sini adalah sebuah keris antik yang usianya diperkirakan mencapai 200 tahun. Benda pusaka tersebut didapat dari seorang kolektor dan menjadi koleksi paling tua dan langka di Pasar Loak Jatinegara.

“Ini barang tertua yang kami miliki. Sudah ada selama 200 tahun, dan kami mendapatkannya dari seorang kolektor yang meminta toko kami untuk menjualnya,” kata Fikri.

Pasar Loak JatinegaraPasar Loak Jatinegara Foto: Qonita Hamidah/detik travel

Pasar Loak Jatinegara juga menjual berbagai jenis ponsel lawas, bagi kolektor yang tertarik untuk mengoleksi barang-barang vintage, pasar ini menjadi tempat paling pas. Meski kondisi fisiknya tidak selalu sempurna, ponsel-ponsel ini tetap berfungsi dengan baik. Harganya cukup bervariasi, mulai dari Rp 400 ribu tergantung pada kondisi dan tipe yang tersedia.

Tentunya masih banyak lagi barang-barang antik yang diperjualbelikan di Pasar Loak Jatinegara, menurut pertanyaan penjual kepada detikcom, beberapa barang antik tersebut didapat dari pemulung barang bekas yang kemudian dijual ke pasar loak.

3. Buka Selama 24 Jam

Keunikan lain dari Pasar Loak Jatinegara adalah jam operasionalnya. Pasar ini buka selama 24 jam setiap hari. Hal ini membuat Pasar Loak Jatinegara tidak pernah tidur dan tetap hidup setiap saat.

Menurut salah satu penjual, Epen, Pasar Loak dikelola setiap hari secara bergantian. Jadi ada beberapa toko yang buka saat pagi, siang, sore, dan malam. Sehingga pasar ini siap melayani pembeli setiap saat.

Bagi yang tertarik berburu harta karun dan melihat keunikan Pasar Loak Jatinegara, ayo berkunjung dan rasakan keseruannya secara langsung.

(row/row)



Sumber : travel.detik.com

Keris Naga Siluman Itu Bakal Pulang Kampung dari Belanda ke Indonesia



Jogja

Keris Naga Siluman milik Pangeran Diponegoro kabarnya bakal segera pulang kampung dari Belanda ke Indonesia.

Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menyebut keris pusaka tersebut bersama dengan ribuan artefak lainnya bakal dipulangkan ke Indonesia dari negeri Kincir Angin.

“Kita dengan menerima artefak-artefak penting, fosil, dan kita juga terus melakukan repatriasi benda-benda bersejarah kita, termasuk keris-keris dari tokoh-tokoh pahlawan nasional kita, ada keris Teuku Umar nanti yang rencananya akan kembali, keris dari Diponegoro yang Naga Siluman masih ada di sana,” ujar Fadli Zon kepada wartawan di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Rabu (1/10/2025), dikutip dari detikNews.


“Kemudian, keris Sultan… keris Sultan Madura, dan banyak lagi keris-keris bersejarah, dan juga perangkat yang waktu itu disita oleh Belanda di dalam sejumlah peperangan, itu akan kita minta kembali sudah ada daftarnya yang sudah dibicarakan memang ada provenance research,” imbuhnya.

Fadli Zon menjelaskan, pemulangan sejumlah benda bersejarah tersebut akan dilakukan secara bertahap.

“Jadi ada research yang sedang berlangsung, nanti secara bertahap ini akan kembali juga ke Indonesia,” katanya.

Usai dipulangkan, Fadli Zon menyebut benda-benda tersebut bakal dipajang di Museum Nasional Indonesia.

“Rencananya akan kita ekshibit di Museum Nasional,” kata Fadli Zon kepada wartawan di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Rabu (1/10/2025).

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto melawat ke Belanda dan terjadi kesepakatan terkait 30 ribu fosil hingga artefak Jawa akan dikembalikan ke Indonesia. Fosil tersebut di antaranya merupakan fosil Manusia Jawa yang dibawa Belanda saat masa penjajahan.

Saat melawat ke Negara Kincir Angin itu, Prabowo bertemu dengan Raja Belanda Willem-Alexander di Istana Huis ten Bosch, Den Haag, Belanda. Usai pertemuan tersebut, Kerajaan Belanda pun bakal mengembalikan sejumlah benda bersejarah itu ke Indonesia.

“Presiden Prabowo bersama Raja Willem-Alexander dan Ratu Máxima berdiskusi mengenai berbagai isu penting, termasuk penguatan hubungan bilateral kedua negara di berbagai bidang strategis,” ujar Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya dalam akun Instagram Sekretariat Kabinet, Jumat (26/9).

30 Ribu Artefak Bersejarah Dipulangkan ke RI

“Salah satu agenda penting yang dibahas adalah komitmen Pemerintah Belanda untuk melakukan proses pengembalian 30 ribu benda dan artefak Jawa bersejarah milik Indonesia,” lanjut Teddy.

Dilansir DW, Sabtu (27/9), Belanda membuat pengumuman pada Jumat (26/9) terkait pengembalian koleksi ribuan fosil ke Indonesia.

Terdapat 28 ribu lebih fosil yang terdiri dari sejumlah tulang Manusia Jawa. Manusia Jawa merupakan Homo Erectus yang merupakan pendahulu dari Homo Sapiens.

“Atas permintaan Indonesia, Belanda akan mengembalikan lebih dari 28 ribu fosil dari koleksi Dubois,” kata pemerintah Belanda.

Fosil dari Koleksi Dubois itu merupakan penamaan dari antropolog Belanda Eugene Dubois. Fosil-fosil tersebut diekstraksi oleh Dubois dari Indonesia pada 1891 kala masih dijajah Belanda.

Manusia Jawa yang merupakan Koleksi Dubois itu dianggap sebagai fosil pertama yang menguak hubungan kera dan manusia. Penamaan Manusia Jawa itu lantaran ditemukan di Pulau Jawa.

“Koleksi ini merupakan sumber daya penting dalam penelitian evolusi manusia,” kata pemerintah Belanda.

Keris Pangeran Diponegoro Pernah Diragukan Keasliannya

Pada 2020 silam, pemerintah Belanda juga pernah mengembalikan sebilah keris yang diyakini sebagai keris Kiai Naga Siluman milik Pangeran Diponegoro. Namun ternyata keris tersebut memiliki dhapur atau rancang bangun nagasasra, bukan naga siluman. Polemik soal keaslian pun muncul.

Soal keaslian keris Pangeran Diponegoro itu dipersoalkan oleh keturunannya.

“Kalau kita bicara dhapur, keris yang dikembalikan oleh Belanda itu bukan ber-dhapur naga siluman. Itu dhapur-nya adalah nagasasra kamarogan (keris dhapur nagasasra yang dilapisi hiasan emas),” papar keturunan ketujuh Pangeran Diponegoro, Roni Sodewo, kepada detikcom, dalam wawancara 2020 lalu.

Namun, Roni tidak memastikan bahwa keris yang dikembalikan tersebut bukan keris milik Diponegoro. Sebab bisa jadi, nama keris naga siluman sebagai milik Diponegoro selama ini tidak merujuk pada dhapur, tapi sebutan.

Dalam tradisi Jawa, memang ada kebiasaan menamai benda-benda khusus dengan nama dan bahkan gelar sesuai kemauan pemiliknya.

——-

Artikel ini telah naik di detikJogja.

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com

Keris Naga Siluman Pulang Kampung



Jakarta

Keris Naga Siluman milik Pangeran Diponegoro kabarnya bakal segera pulang kampung dari Belanda ke Indonesia.

Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menyebut keris pusaka tersebut bersama dengan ribuan artefak lainnya bakal dipulangkan ke Indonesia dari negeri Kincir Angin.

“Kita dengan menerima artefak-artefak penting, fosil, dan kita juga terus melakukan repatriasi benda-benda bersejarah kita, termasuk keris-keris dari tokoh-tokoh pahlawan nasional kita, ada keris Teuku Umar nanti yang rencananya akan kembali, keris dari Diponegoro yang Naga Siluman masih ada di sana,” ujar Fadli Zon kepada wartawan di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Rabu (1/10/2025), dikutip dari detikNews.


“Kemudian, keris Sultan… keris Sultan Madura, dan banyak lagi keris-keris bersejarah, dan juga perangkat yang waktu itu disita oleh Belanda di dalam sejumlah peperangan, itu akan kita minta kembali sudah ada daftarnya yang sudah dibicarakan memang ada provenance research,” imbuhnya.

Artikel mengenai repatriasi artefak itu menjadi artikel terpopuler detikTravel, Jumat (3/10/2025).

Berikut artikel terpopuler lainnya:

(ddn/ddn)



Sumber : travel.detik.com

Mesin Ketik dan Keris Usia Ratusan, Ini Harta Karun Pasar Loak Jatinegara


Jakarta

Bagi pecinta barang antik, Pasar Loak Jatinegara adalah surga tersembunyi. Di sini ada berbagai koleksi jadul mulai dari mesin tik tua, uang lama, keramik lawas, hingga keris berusia 200 tahun. Tak hanya itu, ponsel jadul yang pernah hits juga masih dijual dengan harga terjangkau.

Deretan Harta Karun Pasar Loak Jatinegara

Detik travel sempat mengunjungi Pasar Loak Jatinegara pada Jumat (3/10/2025), berikut ‘harta karun’ yang berhasil ditemukan

1. Mesin Ketik Tua

Pasar Loak JatinegaraPasar Loak Jatinegara (dok. Qonita Hamidah/detik travel)

Perangkat yang sangat terkenal di era 1980-an ini masih bisa kita temukan dalam kondisi cukup baik. Harganya mulai dari Rp 350 ribu dan bisa lebih murah atau mahal, bergantung dari kemampuan tawar menawar calon pembeli.


“Mesin ketik ini sudah ada sejak tahun 80-an. Kondisinya masih bagus, tintanya juga masih ada,” kata Fikri, seorang penjual di Pasar Loak Jatinegara.

Ada mesin ketik yang masih lengkap dan terlihat kuat, tetapi ada juga yang beberapa tombol atau hurufnya sudah lepas. Meski begitu, daya tariknya tetap kuat, terutama bagi kolektor atau penggemar barang antik.

2. Uang Kuno

Pasar Loak JatinegaraPasar Loak Jatinegara (dok. Qonita Hamidah/detik travel)

Berbagai jenis uang kertas dan koin zaman dulu tertata rapi di lapak pasar. Harga yang ditawarkan juga cukup murah, mulai dari Rp 5 ribu untuk setiap lembar atau koin. Koleksinya beragam mulai dari pecahan 50 sen, 100 sen, hingga Rp 5.

“Kalau uang kuno seperti ini, biasanya dicari untuk dijadikan koleksi,” kata Bapak Tami, pemilik lapak uang kuno Pasar Loak Jatinegara.

Uang kuno ini ada yang dibuat tahun 1955, 1959, 1973, 1978, hingga 1996. Tidak hanya uang Indonesia ada juga koin dari berbagai negara lain seperti Jepang, Malaysia, Perancis, India, hingga Turki.

3. Keramik Lawas

Pasar Loak JatinegaraPasar Loak Jatinegara (dok. Qonita Hamidah/detik travel)

Pasar Loak ini juga menyediakan aneka produk keramik lawas misal piring, asbak, gelas, dan patung. Deretan produk yang tertata rapi ini menunggu calon pembeli untuk melihat, bertanya, dan membelinya.

“Kalau keramik, biasanya yang paling dicari itu adalah patung. Biasanya orang-orang dijadikan pajangan di rumah atau di ruangan,” jelas Fikri.

Menurut Fikri, patung keramik adalah barang yang paling sering dicari oleh pembeli. Alasannya, patung keramik bisa menjadi hiasan rumah atau ruangan yang bisa menambah kesan antik dan klasik.

4. Keris Antik

Pasar Loak JatinegaraKeris antik di Pasar Loak Jatinegara (dok. Qonita Hamidah/detik travel)

Bagi penyuka benda pusaka, Pasar Loak Jatinegara menyediakan keris berusia ratusan tahun. Menurut Fikri, benda ini diperoleh dari kolektor yang mempercayakan padanya untuk dijual. Keris ini termasuk koleksi paling tua dan langka di Pasar Loak Jatinegara.

“Ini barang tertua yang kami miliki. Sudah ada selama 200 tahun, dan kami mendapatkannya dari seorang kolektor yang meminta toko kami untuk menjualnya,” kata Fikri.

5. Ponsel Lawas

Pasar Loak JatinegaraPasar Loak Jatinegara (dok. Qonita Hamidah/detik travel)

Jika detikers tertarik dengan ponsel lawas, Pasar Loak Jatinegara adalah tempat terbaik. Di sini ada ponsel dengan tombol fisik hingga layar sentuh dengan kondisi yang cukup baik, meski punya berbagai kekurangan.

“Masalahnya adalah karena sudah pernah dipakai, jadi ada beberapa goresan kecil. Tapi masih berfungsi dengan baik,” kata Efendi pemilik lapak ponsel.

Selain punya goresan, ponsel lawas ini dalam kondisi retak atau terkelupas. Ponsel lama tersebut dijual dengan harga mulai dari Rp 400 ribu. Untuk mendapatkan harga terbaik, calon pembeli masih dapat mencoba tawar menawar dengan pemilik lapak.

(row/row)



Sumber : travel.detik.com