Tag Archives: rasulullah saw

Ini Waktu Terbaik untuk Bersedekah, Amalkan agar Dapat Pahala Berlimpah


Jakarta

Sedekah bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Namun, ada beberapa waktu sedekah yang dikatakan paling utama.

Muslim yang bersedekah pada waktu-waktu tersebut akan mendapat pahala yang luar biasa. Anjuran bersedekah sendiri diterangkan dalam surah Al Baqarah ayat 261,

مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ ٢٦١


Artinya: “Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti (orang-orang yang menabur) sebutir biji (benih) yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.”

Lalu, kapan saja waktu terbaik yang dianjurkan untuk bersedekah itu?

Waktu Terbaik yang Dianjurkan untuk Bersedekah

1. Subuh

Subuh merupakan waktu terbaik untuk bersedekah. Ketika Subuh, para malaikat turun ke bumi untuk berdoa. Rasulullah SAW bersabda,

“Setiap pagi, ada dua malaikat yang turun dan berdoa: ‘Ya Allah, berikanlah pengganti kepada yang gemar berinfak.’ Dan malaikat lain berdoa: ‘Ya Allah, timpakanlah kebangkrutan kepada yang enggan bersedekah.” (HR Bukhari dan Muslim)

2. Ketika Sehat dan Takut Miskin

Menukil dari buku Jangan Lepaskan Islam Walau Sedetik oleh Masyuril Khamis, sedekah ketika sehat dan takut miskin dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Berikut bunyi haditsnya,

“Wahai Rasulullah, sedekah mana yang paling besar pahalanya?” Rasul menjawab, “Bersedekahlah ketika kamu dalam kondisi sehat lagi bakhil, takut miskin, dan sedang berharap kaya. Jangan menunggu sampai nyawa di tenggorokan, baru berkata, ‘Aku sedekahkan ini untuk si fulan,’ padahal itu sudah menjadi bagian ahli warisnya.” (HR Bukhari)

Menukil dari Kitab Terjemahan Fiqhul Islam wa Adillathuhu Juz 10 oleh Wahbah Az Zuhaili terbitan Gema Insani, sehat lagi bakhil (kikir) artinya saat manusia dalam kondisi yang sehat dan kuat. Sebab, dalam keadaan itu biasanya manusia bakhil.

Oleh karenanya, manusia selalu mengharapkan kelanggengan harta dan takut kemiskinan. Jadi, sedekah dalam keadaan demikian pahalanya lebih besar.

3. Saat Bulan Ramadan

Ramadan merupakan momen yang istimewa bagi umat Islam. Pada waktu ini, setiap pahala kebaikan berlipat ganda. Dari Anas bin Malik RA berkata,

“Wahai Rasulullah, sedekah mana yang paling utama?’ Rasul menjawab, ‘Sedekah di bulan Ramadan.” (HR At Tirmidzi)

4. Pada Hari Jumat

Jumat adalah hari yang istimewa bagi muslim. Pahala semua amalan termasuk sedekah juga dilipatgandakan sebagaimana sabda Rasulullah SAW dari Abdillah bin Abi Aufa,

“Perbanyaklah shalawat kepadaku pada hari Jum’at, karena shalawat itu tersampaikan dan aku mendengarnya.’ Nabi juga bersabda, ‘Pada hari Jum’at, pahala sedekah dilipatgandakan.'” (HR Imam Syafi’i)

(aeb/inf)



Sumber : www.detik.com

Menjajal Mobil Golf Menyusuri Pedestrian dari Masjid Nabawi ke Masjid Quba



Madinah

Masjid Nabawi adalah salah satu masjid yang istimewa bagi umat Islam. Ini adalah masjid kedua yang dibangun Rasulullah SAW.

Masjid pertama yang dibangun Nabi Muhammad SAW yakni Masjid Quba, yang didirikan dalam perjalanan hijrah dari Makkah ke Madinah. Sementara Masjid Nabawi sendiri dibangun ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah.

Jarak antara Masjid Nabawi dan Masjid Quba sekitar 3,5 kilometer, membujur dari arah utara (Masjid Nabawi) ke selatan (Masjid Quba). Jika ditempuh dengan jalan kaki, kurang lebih memakan waktu 50-60 menit.


Dua masjid istimewa itu kini terhubung dengan pedestrian (jalur pejalan kaki). Lebar pedestrian sekitar 15 meter, terbagi menjadi tiga jalur. Sisi kiri dan kanan untuk pejalan kaki, sementara bagian tengah untuk jalur mobil golf, sepeda, dan skuter.

detikHikmah mencoba menelurusi jalur ini dari Masjid Nabawi usai salat Isya, Selasa (9/7/2024), sekitar pukul 21.00 WAS. Dari arah Masjid Nabawi, saya menuju arah Masjid Ghamamah, di sana ada taman yang cukup luas dan menjadi titik awal pedestrian.

Tak jauh dan masih di area Masjid Ghamamah, saya melihat sejumlah mobil golf parkir, nampaknya lagi ngetem menunggu penumpang. Penasaran, saya pun bertanya kepada petugas. Benar saja mobil golf menjadi kendaraan dari Masjid Nabawi ke Masjid Quba dengan tarif sekali jalan, penumpang harus merogoh kocek SAR 20.

Sambil menyusuri gemerlap malam di sepanjang pedestrian, saya pun memilih untuk naik mobil golf. Dari taman Masjid Ghamamah, perjalanan dimulai dengan menyusuri halaman depan hotel jemaah haji, lalu ke jalur di bawah fly over menuju bagian Quba Front atau Waajihah Quba.

Suasa pedestrian Quba di Madinah, Selasa (9/7/2024).Suasa pedestrian Quba di Madinah, Selasa (9/7/2024). Foto: Nugroho Tri Laksono/detikcom

Tampak banyak jemaah yang memilih jalan kaki dari Masjid Nabawi menuju arah yang sama, Masjid Quba. Sesekali berpapasan dengan mobil golf yang membawa penumpang dari arah sebaliknya.

Di sini, banyak pertokoan yang menjual minyak wangi hingga kafe dengan sajian kopi dan makanan kekinian ala burger dan sejenisnya. Sesuai namanya, sepanjang jalur ini juga banyak yang menjual makanan hingga oleh-oleh seperti sajadah dan baju.

Suasa pedestrian Quba di Madinah, Selasa (9/7/2024).Suasa pedestrian Quba di Madinah, Selasa (9/7/2024). Foto: Nugroho Tri Laksono/detikcom

Gemerlap malam dibalut lampu-lampu di sepanjang pertokoan di kanan-kiri pedestrian menambah kesan eksotis suasana malam di Madinah. Semerbak wangi bahur yang dibakar menyeruak semakin menambah nuansa keakraban Kota Madinah.

Deretan pepohonan ini ditanam berjajar dengan jarak sekitar 8 meter berada di sepanjang jalan menuju Masjid Quba. Pada ujung jalur ini, terdapat taman bermain yang cukup luas dengan view Masjid Quba.

Tak terasa sekitar 10 menit perjalanan, mobil golf yang saya tumpangi sampai di Masjid Quba. Saya menyempatkan diri untuk salat sunnah di Masjid Quba.

Untuk kita ketahui, Masjid Quba termasuk salah satu masjid yang di sebutkan dalam ayat suci Al-Qur’an. Dalam Al Qur’an disebutkan bahwa Masjid Quba adalah masjid yang dibangun dengan dasar ketaatan dan ketakwaan Rasulullah SAW kepada Allah SWT.

“Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa (Masjid Quba) sejak hari pertama adalah lebih patut kamu salat di dalamnya. Di dalam masjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih.” (QS At-Taubah 108).

Hingga hari ini, pesona keindahan Masjid Quba mampu memikat ribuan pengunjung setiap harinya. Selain memiliki nilai sejarah, Masjid Quba juga memiliki keistimewaan dan keutamaan yang bisa dijadikan amalan untuk menambah keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT.

Bagi jemaah haji Indonesia atau pelancong lainnya yang berkunjung ke sana, biasanya akan melaksanakan salat dua rakaat. Hal ini dikarenakan masjid ini memiliki keutamaan bagi orang yang salat di dalamnya. Di antaranya salat di dalamnya bernilai seperti pahala umrah, Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa yang keluar dari rumahnya kemudian mendatangi masjid ini, yakni Masjid Quba kemudian salat di dalamnya, maka pahalanya seperti ia menjalankan umrah.” (HR Ibnu Majah)

(nla/kri)



Sumber : www.detik.com

Dear Jemaah, Saat di Madinah Utamakan Ziarah Raudhah Ya


Madinah

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi kembali mengingatkan kepada para jemaah haji yang saat ini masih berada di Madinah. Jemaah haji diingatkan agar lebih mengutamakan ziarah Raudhah sebelum melakukan ziarah ke lokasi ziarah lainnya yang di Kota Madinah.

“Jemaah haji agar lebih mengutamakan ziarah Raudhah sebelum melakukan ziarah ke lokasi ziarah lainnya yang di Kota Madinah,” kata Anggota Media Center Kemenag, Widi Dwinanda dalam keterangannya, Rabu (10/7/2024).

Widi melanjutkan, pihak Kerajaan Arab Saudi telah menerbitkan sebanyak 191.582 tasreh jemaah haji RI. Tasreh tersebut digunakan jemaah untuk masuk ke dalam Raudhah atau area ziarah di Masjid Nabawi.


“Dilaporkan secara keseluruhan, pihak Saudi telah menerbitkan 191.582 tasreh masuk Raudhah bagi jemaah haji Indonesia,” sambungnya.

Dia mengatakan, untuk menghadirkan rasa aman dan bagian dari perlindungan jemaah, PPIH secara reguler melakukan monitoring, pengawasan, dan pengamanan keberangkatan jemaah haji Gelombang II dari Makkah ke Madinah, visitasi ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dan Rumah Sakit Arab Saudi untuk melihat kondisi jemaah yang masih dalam perawatan.

“Serta melakukan patroli keliling di sektor-sektor Daker Makkah serta mendata dan mengumumkan barang tercecer/tertinggal milik jemaah haji,” kata Widi.

Istimewanya Raudhah di Masjid Nabawi

Potret Raudhah di Masjid NabawiPotret Raudhah di Masjid Nabawi. (Foto: Nugroho Tri Laksono/detikcom)

Raudhah adalah salah satu tempat mustajab untuk berdoa. Tempat ini juga dikenal dengan taman surga yang ada di Masjid Nabawi.

Dinukil dari buku Keajaiban Masjid Nabawi karya M. Irawan, di tempat itulah Rasulullah SAW beribadah, memimpin salat, dan menerima wahyu. Tempat tersebut juga digunakan oleh para sahabat untuk beribadah.

Raudah ditandai dengan tiang-tiang putih dan karpet putih. Luasnya sekitar 330 meter persegi yang memanjang dari arah timur sampai barat sepanjang 22 meter dan dari arah utara sampai selatan sepanjang 15 meter.

Raudhah juga disebut memiliki syafaat sehingga orang yang datang dengan membawa dosa akan banyak mengharapkan syafaat Rasulullah SAW. Rasulullah SAW bersabda:

مَا بَيْنَ بَيْتِى وَمِنْبَرِى رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ

Artinya: “Antara rumahku dan mimbarku terdapat taman di antara taman surga.” (HR Bukhari dan Muslim)

Jemaah dianjurkan memperbanyak ibadah di Raudhah seperti salat wajib, salat sunnah, zikir dan iktikaf. Rasulullah SAW dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim bersabda:

صَلاَةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ صَلاَةٍ فِيمَا سِوَاهُ، إِلَّا المَسْجِدَ الحَرَام

Artinya: “Satu salat di masjid saya (Masjid Nabawi) ini lebih baik daripada seribu shalat ditempat lain, kecuali Masjidil Haram.”

Cara Ziarah Haji di Raudhah

Jemaah haji perlu mengantongi izin khusus untuk berziarah ke Raudhah berupa tasreh. Tasreh adalah surat izin yang dikeluarkan oleh Arab Saudi yang memungkinkan jemaah haji untuk mengunjungi Raudhah.

Untuk jemaah haji Indonesia, proses masuk ke Raudhah sudah difasilitasi oleh pemerintah melalui tasreh tanpa perlu mengisi dan mendaftar di aplikasi.

Tasreh hanya dikeluarkan satu kali untuk setiap kloter atau rombongan. Jika jemaah terlewat jadwal yang telah ditetapkan, jemaah tidak dapat meminta tasreh pengganti.

Melalui tasreh diatur jadwal untuk masuk ke Raudhah bersama jemaah lain. Informasi ini dapat diakses melalui aplikasi e-Hajj. Pengaturan jadwal ini bertujuan untuk mengatur kedatangan jemaah secara bertahap, sehingga setiap orang dapat berdoa dengan lebih tenang dan teratur.

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Ruang Terbatas, Jemaah yang Salat di Masjid Nabawi Dilarang Bawa Ini



Jakarta

Ada peraturan baru yang dikeluarkan oleh Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi mengeluarkan peraturan baru terkait dengan kunjungan jemaah ke Masjid Nabawi.

Dilansir Arabian Business pada Kamis (4/9/2023) peraturan ini pertama kali diunggah melalui pihak kementerian melalui media sosial pada akhir Agustus 2024. Disebutkan, jemaah tidak boleh membawa barang bawaan besar seperti koper ke area dalam masjid dan tidak diperkenankan membawa bawaan kecil ke tempat salat.

Pihak Masjid Nabawi menyediakan loker untuk jemaah yang bisa digunakan untuk menaruh bawaan berukuran kecil.


“Agar kunjungan jemaah aman dan terorganisir saat ke Masjid Nabawi, kami meminta agar jemaah mematuhi peraturan terkait penyimpanan bagasi,” tulis Kementerian dalam sebuah pernyataan.

Disebutkan, untuk bagasi dan koper kecil, dilarang keras dibawa ke tempat salat. Jemaah dapat menggunakan loker yang ada di luar masjid untuk menyimpan barang dengan aman. Hal ini dikarenakan keterbatasan ruang di masjid Nabawi.

Masjid Nabawi juga membuka Raudhah bagi jemaah yang sudah mengantongi izin masuk. Melansir buku Misteri Mukjizat Makkah & Madinah: 21 Kedahsyatan Yang Terjadi Di Kota Al-Mukaramah yang ditulis Namin Asimah, dijelaskan Raudhah adalah suatu tempat di Masjid Nabawi yang terletak di antara mimbar Rasulullah SAW dan kamar (rumah) Rasulullah SAW.

Raudhah juga dikenal dengan sebutan Taman Surga. Para ulama berpendapat sebutan memiliki dua makna, hakiki maupun majazi.

Makna hakiki bahwa tempat tersebut kelak di hari kiamat akan diangkat ke surga. Sementara itu, makna majazi bahwa yang dimaksud adalah amalan yang dilaksanakan di Raudhah akan mengantarkan pelakunya masuk ke taman-taman surga.

Melansir Gulf News, April lalu, Kerajaan Arab Saudi telah memasang pembatas berupa kuningan berlapis emas yang mengelilingi ruang suci di Masjid Nabawi. Sebelumnya, ruangan ini dipagari dengan kayu. Pejabat setempat mengatakan, hal ini bertujuan untuk menjaga identitas visual dan pola arsitektur masjid.

Desain pembatas ini terinspirasi dari bagian depan kamar nabi, Raudhah, dan kabin tempat menyimpan mushaf Al-Qur’an. Ruang suci ini dikelilingi oleh pembatas sepanjang 87 meter yang terbuat dari kuningan murni.

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Tentang Rukun Yamani dan Keistimewaannya bagi Jemaah Umrah


Jakarta

Sebagai tempat ibadah umat Islam yang mulia, Ka’bah memiliki sejarah panjang dalam pembangunannya. Dari zaman ke zaman, Ka’bah melewati beberapa perbaikan hingga terbangun dengan pondasi yang sangat kokoh hingga saat ini. Salah satu pondasi utama yang menjadi bagian Ka’bah adalah setiap sudut (rukun) nya.

Ka’bah dibangun atas empat rukun, yaitu Rukun Hajar Aswad, Rukun Syami, Rukun Iraqi, dan Rukun Yamani. Salah satu dari rukun Ka’bah, yaitu Rukun Yamani, memiliki keistimewaan tersendiri terutama bagi jemaah yang melakukan thawaf.

Apa Itu Rukun Yamani?

Dikutip dari buku Manasik Umrah Nabi Muhammad yang ditulis oleh Brilly El-Rasheed, Rukun Yamani adalah sudut Ka’bah yang terletak di bagian barat daya, tepatnya sebelum rukun Hajar Aswad, jika dilihat dari arah perjalanan thawaf. Dinamakan Rukun Yamani karena posisinya yang menghadap ke arah negara Yaman, yaitu wilayah selatan Makkah.


Sudut Rukun Yamani adalah sudut yang tersisa dari sudut-sudut Ka’bah yang dibangun asli oleh Nabi Ibrahim AS. Berbeda dengan dua sudut lainnya, yaitu sudut sebelah utara, keduanya dirobohkan oleh kaum Quraisy saat perbaikan Ka’bah karena kekurangan biaya halal dalam pembangunannya.

Anjuran Menyentuh Rukun Yamani saat Thawaf

Sayyid Sabiq menyebutkan dalam kitab Fiqh as-Sunnah 3 terjemahan Abdurrahim dan Masrukhin, orang yang thawaf disunnahkan menyentuh Rukun Yamani karena keutamaannya yang tidak dimiliki oleh rukun-rukun lain. Ibnu Umar RA berkata, “Aku tidak mengetahui Nabi SAW menyentuh rukun (pokok Ka’bah) kecuali dua Rukun Yamani.”

Ibnu Umar RA berkata, “Aku tidak meninggalkan menyentuh dua rukun ini (Yamani dan Hajar Aswad) sejak aku melihat Rasulullah SAW menyentuhnya. Aku tidak meninggalkannya, baik ketika senang maupun ketika susah.”

Ulama Islam sepakat bahwa menyentuh Rukun Yamani adalah sunnah, sedangkan menyentuh rukun lain tidak disunnahkan. Ibnu Hibban meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda,

الْيَمَانِيُّ يَحُطُ الْخَطَايَا حَطَّا. الْحَجَرُ والركن

Artinya: “Sungguh Hajar Aswad dan Rukun Yamani dapat menghapus dosa-dosa.”

Disebutkan pula dalam Fadhlu Hajar Aswad wa Maqam Ibrahim karya Prof Said Muhammad Bakdasy yang diterjemahkan Gumilar Irfanullah, selain menyentuhnya, Rasulullah SAW juga menganjurkan untuk mencium Rukun Yamani. Dari Ibnu Abbas RA, ia mengatakan, “Sesungguhnya Rasulullah SAW mencium Rukun Yamani dan meletakkan pipinya di atasnya.”

Dalam riwayat lain, dari Ali RA, “Rasulullah SAW pernah menempelkan kedua pipinya di atas Rukun Yamani, beliau meminta surga kepada Allah dan meminta perlindungan dari api neraka.”

Imam Ja’far Al-Shadiq dalam buku Etika Islam yang ditulis oleh Faidh Kasyani, mengibaratkan Rukun Yamani dengan pintu surga, karena menyentuhnya adalah sebagai perantara masuk ke dalam surga dan sungai untuk membersihkan dosa-dosa. Beliau berkata, “Rukun Yamani adalah salah satu pintu surga yang belum Allah tutup sejak membukanya.”

Beliau juga berkata, “Rukun Yamani adalah pintu kami di mana kami memasuki surga darinya. Di dalamnya terdapat sungai dari surga yang dilemparkan padanya perbuatan-perbuatan para hamba-Nya.” Beliau menyamakan Rukun Yamani dengan pintu surga karena menyentuhnya sebagai perantara masuk ke dalam surga dan sungai untuk membersihkan dosa-dosa.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Perkiraan Lebaran Haji 2025, Ini Versi Pemerintah dan Muhammadiyah


Jakarta

Lebaran Haji 2025 yang juga dikenal sebagai Hari Raya Idul Adha adalah salah satu momen yang paling dinantikan umat Islam di seluruh dunia. Momen istimewa ini tidak hanya perayaan, tetapi juga sarat dengan nilai-nilai pengabdian kepada Allah SWT melalui ibadah haji dan pengorbanan.

Berdasarkan kalender hijriah, Lebaran Haji diperingati setiap tanggal 10 Dzulhijjah, beriringan dengan pelaksanaan wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijjah. Dalam Al-Qur’an, perintah untuk melaksanakan ibadah haji telah termaktub dalam Surah Al-Hajj ayat 27, di mana Allah SWT berfirman:

وَأَذِّن فِى ٱلنَّاسِ بِٱلْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِن كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ


Artinya: “(Wahai Ibrahim, serulah manusia untuk (mengerjakan) haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh.”

Perkiraan Lebaran Haji 2025

Lebaran Haji 2025 diperkirakan akan jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah 1446 Hijriah, yang bertepatan dengan tanggal 6 Juni 2025. Perkiraan ini berdasarkan sistem penanggalan Hijriah yang digunakan oleh Ummul Qura Arab Saudi. Namun, tanggal pasti perayaan ini masih menunggu keputusan sidang isbat Kemenag RI yang akan menentukan awal bulan Dzulhijjah. Sidang isbat tersebut dijadwalkan berlangsung pada beberapa hari sebelum bulan Dzulhijjah dimulai.

Menurut kalender yang digunakan oleh PP Muhammadiyah, perhitungan ini sejalan dengan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT). Kalender tersebut telah Hari Raya Idul Adha tahun 2025, atau yang sering disebut sebagai Lebaran Haji 2025, jatuh pada hari Jumat, 6 Juni 2025. Informasi ini dapat menjadi acuan awal bagi umat Islam dalam mempersiapkan diri menyambut perayaan besar ini.

Perlu diketahui, sebelum tibanya Lebaran Haji, jemaah haji yang berada di Tanah Suci akan melaksanakan wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijjah 1446 H, yang diperkirakan jatuh pada tanggal 5 Juni 2025. Setelahnya, hari tasyrik akan berlangsung pada tanggal 7, 8, dan 9 Juni 2025. Hari tasyrik adalah momen istimewa untuk menyempurnakan ibadah kurban dan berdzikir sebagai bagian dari ibadah Idul Adha.

Walau demikian, perlu dicatat bahwa penetapan tanggal tersebut bisa berubah menyesuaikan hasil sidang isbat yang mengacu pada rukyat hilal. Oleh karena itu, umat Islam disarankan untuk terus memantau informasi resmi dari Kementerian Agama RI terkait untuk memastikan waktu yang tepat.

Sejarah Lebaran Haji

Lebaran Haji atau Idul Adha dikenal sebagai salah satu hari besar dalam Islam yang erat kaitannya dengan ibadah haji. Sejarah ibadah haji sendiri memiliki akar yang sangat mendalam, bahkan sudah ada sejak zaman Nabi Adam AS.

Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Shaykh Saalih al-Munajjid dalam buku Al-Bait: Misteri Sejarah Ka’bah dan Hilangnya Di Akhir Zaman karangan Brilly El-Rasheed, Allah SWT telah mensyariatkan ibadah haji tidak hanya kepada Nabi Ibrahim AS dan Nabi Muhammad SAW, tetapi juga kepada nabi-nabi sebelumnya, termasuk Nabi Adam AS sebagai manusia pertama. Namun, bentuk pelaksanaannya mungkin berbeda di setiap zaman.

Berdasarkan mayoritas ulama, kewajiban haji dalam syariat Islam baru ditegaskan pada tahun ke-9 Hijriah. Hal ini didasarkan pada turunnya ayat Al-Qur’an dalam surah Ali Imran ayat 97, yang secara tegas menjadikan haji sebagai syariat Islam.

Namun, meskipun kewajiban tersebut sudah ditetapkan, Rasulullah SAW dan para sahabat belum dapat menunaikan ibadah haji pada saat itu. Hal ini disebabkan kondisi Makkah yang masih berada di bawah kekuasaan kaum musyrik. Baru setelah Makkah berhasil dibebaskan pada tahun ke-8 Hijriah, kesempatan untuk melaksanakan ibadah haji dibuka.

Rasulullah SAW akhirnya dapat menunaikan ibadah haji pada tahun ke-10 Hijriah, kurang dari tiga bulan sebelum beliau wafat. Haji ini dikenal sebagai haji wada’ atau haji perpisahan, karena menjadi ibadah haji pertama sekaligus terakhir yang beliau lakukan.

Amalan Sunnah Untuk Lebaran Haji 2025

Dalam rangka menyambut hari besar Lebaran Haji 2025, terdapat berbagai amalan yang dianjurkan untuk menambah keberkahan. Berikut adalah amalan sunnah yang bisa dilakukan menjelang dan selama Lebaran Haji 2025 seperti yang dikutip dari buku Kalender Ibadah Sepanjang Tahun yang disusun oleh Ustadz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid.

1. Berpuasa selama 9 hari pertama Dzulhijjah

Salah satu amalan yang sangat dianjurkan adalah berpuasa selama sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah, mulai dari tanggal 1 hingga 9.

2. Memperbanyak takbir dan dzikir

Pada bulan Dzulhijjah, dianjurkan untuk memperbanyak takbir, tahlil, tahmid, tasbih, istighfar, dan doa.

3. Berqurban pada hari raya Idul Adha

Melaksanakan qurban pada tanggal 10 Dzulhijjah adalah salah satu bentuk ibadah yang disyariatkan sebagai bagian dari ajaran Nabi Ibrahim AS.

4. Bertobat dari segala kesalahan

Momentum bulan Dzulhijjah adalah waktu yang tepat untuk bertobat dan memohon ampun atas segala dosa.

5. Puasa arafah (9 Dzulhijjah)

Puasa Arafah dianjurkan bagi umat Islam yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji. Puasa ini memiliki keutamaan besar, termasuk pengampunan dosa yang telah dilakukan sebelumnya.

6. Melaksanakan shalat Idul Adha

Pada tanggal 10 Dzulhijjah, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan shalat Idul Adha.

Keutamaan Lebaran Haji

Lebaran Haji 2025 memiliki keutamaan yang sangat istimewa bagi umat Islam. Keutamaan ini terletak pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah yang disebut dalam Al-Qur’an dan hadits sebagai hari terbaik dalam setahun seperti yang dikutip dari buku Yang Sering Ditanya Seputar Kurban karya Ahmad Anshori.

Dalam surah Al-Hajj ayat 28 Allah SWT berfirman,

لِّيَشْهَدُوْا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ فِيْٓ اَيَّامٍ مَّعْلُوْمٰتٍ عَلٰى مَا رَزَقَهُمْ مِّنْۢ بَهِيْمَةِ الْاَنْعَامِۚ فَكُلُوْا مِنْهَا وَاَطْعِمُوا الْبَاۤىِٕسَ الْفَقِيْرَ ۖ ٢٨

Artinya: “(Mereka berdatangan) supaya menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka dan menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan atas rezeki yang telah dianugerahkan-Nya kepada mereka berupa binatang ternak. Makanlah sebagian darinya dan (sebagian lainnya) berilah makan orang yang sengsara lagi fakir.”

Rasulullah SAW juga menekankan keutamaan sepuluh hari ini dalam haditsnya. Beliau menyatakan bahwa tidak ada hari yang amal shalih lebih dicintai oleh Allah SWT selain sepuluh hari awal Dzulhijjah, bahkan lebih utama dibanding jihad kecuali seseorang yang berjihad dengan seluruh hartanya dan tidak kembali.

Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada hari yang amal shalih lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari yang sepuluh ini (10 awal Dzulhijjah pen).”

“Apakah juga lebih baik daripada jihad fii sabiilillaah Ya Rasulullah?” tanya para sahabat.

Beliau shallallahu’alaihi menjawab, “lya. Bahkan lebih baik daripada jihad fii sabiilillaah. Kecuali seorang yang berangkat berjihad dengan harta dan jiwa raganya, lalu dia tidak pernah kembali lagi (mati syahid).” (HR. Bukhori)

Para ulama menambahkan bahwa sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah adalah waktu terbaik sepanjang tahun. Dibandingkan sepuluh hari terakhir Ramadan, sepuluh hari Dzulhijjah memiliki keunggulan tersendiri karena mencakup ibadah haji, dan ibadah sunnah lainnya yang disebutkan diatas. Dalam momen ini, ibadah seperti puasa, salat, dan sedekah sangat dianjurkan sekali untuk diamalkan.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Arab Saudi Buka Pendaftaran Umrah Ramadan 2025, Ini Ketentuannya


Jakarta

Ramadan menjadi puncak musim umrah tahunan di Tanah Suci. Pemerintah Arab Saudi telah membuka pendaftaran umrah untuk paruh pertama Ramadan 2025.

Dilansir dari Gulf News, Jumat (21/2/2025), pendaftaran umrah Ramadan bisa dilakukan lewat aplikasi Nusuk. Aplikasi ini nantinya akan mengeluarkan izin umrah yang wajib dimiliki setiap jemaah.

Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi mencatat indikator kepadatan di halaman pemesanan untuk hari pertama Ramadan, yang diprediksi mulai 1 Maret 2025, menunjukkan sedang. Namun, pihaknya tidak melaporkan angka spesifik pemesanan itu.


Terjadi peningkatan pemesanan pada dua hari Jumat pertama bulan tersebut, sedangkan pemesanan pada hari-hari lainnya masih rendah.

Umrah bulan Ramadan selalu ramai. Laporan detikHikmah dari Tanah Suci pada Ramadan tahun lalu, area pelataran Ka’bah dipadati jemaah menjelang buka puasa dan salat berjamaah. Saat Ramadan, memasuki pelataran Ka’bah juga bukan perkara mudah karena banyaknya jemaah umrah.

Otoritas Arab Saudi mencatat lebih dari 30 juta umat Islam menunaikan umrah selama Ramadan 2024. Seorang pejabat otoritas yang bertanggung jawab atas Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, Walid Basamad, dalam wawancaranya dengan TV Saudi Al Ekhbariya mengatakan direktorat terkait telah bekerja untuk memastikan layanan berkualitas tinggi untuk jemaah yang memadati Masjidil Haram.

Keutamaan Umrah Ramadan

Umrah bulan Ramadan menjadi incaran umat Islam karena keutamaan yang terkandung di dalamnya. Menurut sebuah hadits yang terdapat dalam Shahih Muslim, Rasulullah SAW pernah menyebut pahala umrah di bulan Ramadan setara dengan haji.

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِامْرَأَةِ مِنْ الْأَنْصَارِ يُقَالُ لَهَا أُمُّ سِنَانٍ مَا مَنَعَكِ أَنْ تَكُونِي حَجَجْتِ مَعَنَا قَالَتْ نَاضِحَانِ كَانَا لِأَبِي فُلَانٍ زَوْجِهَا حَجَّ هُوَ وَابْنُهُ عَلَى أَحَدِهِمَا وَكَانَ الْآخَرُ يَسْقِي عَلَيْهِ غُلَامُنَا قَالَ فَعُمْرَةً فِي رَمَضَانَ تَقْضِي حَجَّةً أَوْ حَجَّةً مَعِي

Artinya: “Dari Ibnu Abbas RA, bahwasanya Nabi SAW bertanya kepada seorang perempuan dari kaum Anshar yang bernama Ummu Sinan, “Apa yang menghalangimu sehingga kamu tidak turut berhaji bersama kami?” Perempuan itu menjawab, “Ada dua saluran air milik ayah anakku (yakni milik suaminya). Ketika suamiku berhaji, putranya yang mengurus salah satu dari dua saluran air tersebut, sedangkan yang satu lagi diurus oleh pembantu kami untuk mengairi kebun kurma milik kami.” Rasulullah SAW bersabda, “Jika kamu berumrah di bulan Ramadan, maka pahalanya seperti haji (atau berpahala seperti haji bersamaku).” (HR Muslim)

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Sosok Sahabat Nabi yang Paling Kuat, Dulunya Preman Quraisy



Jakarta

Sosok sahabat Nabi SAW paling kuat adalah Umar bin Khattab. Ia adalah khalifah kedua yang menggantikan Abu Bakar Ash-Shiddiq.

Melansir buku Biografi 10 Sahabat Nabi yang Dijamin Masuk Surga karya Sujai Fadil, Umar bin Khattab dijuluki Al-Faruq oleh Rasulullah SAW karena bisa memisahkan antara kebenaran dan kebatilan.

Biografi Singkat Umar bin Khattab

Umar bin Khattab lahir di Makkah, Jazirah Arab pada 583 M. Ia wafat pada 25 Zulhijah atau 23 Hijriyah, tepatnya pada 3 November 644 M.


Letak makam Umar bin Khattab tepat di sebelah kiri makam Nabi Muhammad SAW di Masjid Nabawi, Madinah. Umar bin Khattab memiliki gelar selain Al-Faruq yaitu Amirul Mukminin yang artinya pemimpin orang-orang yang beriman.

Masih dalam buku yang sama, juga menjelaskan mengenai profil dari Umar bin Khattab. Ia berasal dari bani Adi yang masih satu rumpun dari suku Quraisy dengan nama lengkap Umar bin al-Khattab bin Abdul Uzza.

Keluarga Umar bin Khattab termasuk dalam keluarga kelas menengah. Ia bisa membaca dan menulis yang pada masa itu merupakan sesuatu yang sangat jarang sekali terjadi. Bukan hanya itu saja, Umar bin Khattab juga dikenal memiliki fisik yang kuat bahkan ia juga menjadi juara gulat di Makkah.

Umar bin Khattab tumbuh menjadi pemuda yang sangat disegani dan ditakuti pada masa itu. Ia memiliki watak yang keras hingga dijuluki sebagai “Singa Padang Pasir”. Ia termasuk pemuda yang amat keras dalam membela agama tradisional Arab yang saat itu masih menyembah berhala serta menjaga adat istiadat mereka.

Kebiasaan Umar bin Khattab sebelum Masuk Islam

Merangkum buku Akidah Akhlak karya Harjan Syuhada dan buku Biografi 10 Sahabat Nabi yang Dijamin Masuk Surga karya Sujai Fadil dikisahkan bahwa sebelum memeluk Islam, Umar bin Khattab dikenal sangat gigih dalam membela agama nenek moyangnya.

Bahkan, ia dikenal sebagai peminum berat namun setelah menjadi muslim ia tidak lagi menyentuh alkohol (khamr) sama sekali, meskipun saat itu belum diturunkan larangan meminum khamr secara tegas. Umar bin Khattab dulu juga tidak membiarkan siapapun mengusik agama nenek moyangnya. Itulah mengapa ketika Rasulullah SAW mulai mendakwahkan Islam Umar bin Khattab menjadi salah satu yang sangat memusuhi Rasulullah SAW.

Dalam buku Umar bin Khathab RA karya Abdul Syukur al-Azizi turut dikatakan bahwa Umar bin Khattab dikenal sebagai jawara kota Makkah alias preman di kota itu. Pada masa mudanya, ia senang berkelahi dan menantang siapa pun yang berbeda pendapat dengannya.

Ia memiliki sifat temperamen, keras, arogan, dan mudah emosi. Ia juga dikenal sebagai pegulat yang biasa bertanding pada pekan tahunan Ukaz dan menyabet predikat jawara.

Kisah Umar bin Khattab Memeluk Islam

Pada waktu awal dakwah Islam di Makkah, bersama dengan Abdul Hakam bin Hisyam (Abu Jahal), Umar bin Khattab merupakan tokoh Quraisy yang sangat ditakuti oleh kaum Muslimin. Hingga pada puncak kebenciannya terhadap Rasulullah SAW ia mencoba untuk membuhun Nabi Muhammad SAW.

Namun, sebelum melaksanakan niatnya, dalam perjalanan ia bertemu dengan Nu’aim bin Abdullah dan memberikan kabar bahwa saudara perempuan Umar bin Khattab telah memeluk Islam.

Karena kabar tersebut, Umar bin Khattab menjadi terkejut dan kembali ke rumah. Dalam riwayatnya, Umar bin Khattab menjumpai saudarinya yang kebetulan sedang membaca Al-Qur’an surah At-Thaha ayat 1-8. Hal ini membuatnya semakin marah dan memukul saudarinya.

Hingga ia merasa iba saat melihat saudarinya berdarah, ia kemudian meminta agar ia melihat bacaan tersebut. Hingga ia menjadi sangat terguncang saat melihat isi Al-Qur’an dan beberapa waktu setelah kejadian itu Umar bin Khattab akhirnya menyatakan masuk Islam dan membuat semua orang terkejut.

Hingga pada akhirnya, Umar bin Khattab masuk Islam setelah Nabi Muhammad SAW menjadi rasul selama enam tahun. Ia pun menjadi Khalifah setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Selama di bawah pemerintahan Umar bin Khattab kekuasaan Islam tumbuh sangat pesat.

Islam mengambil alih Mesopotamia dan Persia dari tangan Dinasti Sassanid, serta mengambil alih Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara dan Armenia dari Kekaisaran Romawi (Byzantium). Saat itu ada dua negara adidaya, yaitu Persia dan Romawi, namun keduanya telah ditaklukkan oleh kekhalifahan Islam di bawah pimpinan Umar bin Khattab.

Umar bin Khattab juga melakukan banyak reformasi secara administratif dan mengontrol dari dekat mengenai kebijakan publik termasuk membangun sistem administrasi untuk daerah yang baru ditaklukkan.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Saat Nabi Adam Beri 40 Tahun Usianya kepada Nabi Daud, Ini Kisahnya



Jakarta

Nabi Daud AS termasuk nabi yang mendapat keberuntungan dalam hal umur. Menurut sebuah riwayat, ia mendapatkan tambahan umur dari Nabi Adam AS.

Dalam buku Al-Aabaa wal Abnaa fil Qur’anil Karim karya Adil Musthafa Abdul Halim dan diterjemahkan oleh Abdul Hayyie al-Katani dan Fithriah Wardie mengungkap bahwa Nabi Daud AS masih keturunan Nabi Ibrahim AS dari anaknya, Nabi Ishaq AS.

Kepada Daud AS, Allah SWT mengistimewakannya dengan kenabian serta kerajaan. Dia mewahyukan Nabi Daud dengan kitab Zabur, yang diturunkan sebagai petunjuk bagi bani Israil dan penyempurna kitab sebelumnya, yakni Taurat kepada Nabi Musa AS.


Nabi Daud AS juga merupakan sosok hamba yang bertakwa, taat, dan rajin beribadah. Sehingga ia adalah panutan bagi bani Israil.

Sebagai seorang penguasa, Dia memberikan Daud AS kerajaan yang besar, bala tentara yang kuat, kebijaksanaan dan keadilan dalam memutuskan perkara berdasarkan hukum Allah SWT, serta kebaikan dan kepedulian kepada kaumnya.

Nabi Adam AS Berikan 40 Tahun Umurnya kepada Nabi Daud AS

Selain kenabian dan kerajaan, Allah SWT menganugerahkan pula Nabi Daud AS dengan umurnya yang 100 tahun. Perihal umur Nabi Daud AS ini berkaitan dengan riwayat penciptaan Nabi Adam AS yang dinukil dari Kitab Qashash Al-Anbiyaa’ karya Ibnu Katsir yang diterjemahkan oleh Saefullah MS.

Hadits ini diriwayatkan dari Ibnu Abbas. Diceritakan, ketika Allah SWT mengeluarkan anak-anak keturunan Adam AS dari punggungnya, lalu ia melihat di antara mereka ada yang menjadi para nabi. Ia melihat di antara anak-anak keturunannya seorang laki-laki yang bagus bercahaya.

Kemudian Adam AS bertanya, “Wahai Tuhanku, siapakah dia?” Allah SWT menjawab, “Ia adalah anak keturunanmu yang bernama Daud.”

Adam AS kembali bertanya, “Wahai Tuhanku, berapa umurnya?” Allah SWT menjawab, “60 tahun.”

Adam AS berkata, “Wahai Tuhanku, tambahkanlah umurnya.” Allah SWT menjawab, “Tidak, Aku tidak akan menambah umurnya, kecuali Aku tambah umurnya dengan mengambil dari umurmu.”

Allah SWT menetapkan usia Adam AS mencapai 1000 tahun. Dari umurnya, Nabi Adam memohon agar diambil 40 tahun untuk ditambahkan kepada keturunannya itu, yakni Daud AS.

Saat tiba ajal Adam AS, malaikat maut datang kepadanya. Adam AS keheranan seraya bertanya, “Bukankah umurku masih tersisa empat puluh tahun lagi?”

Kala itu Nabi Adam AS lupa bila umurnya telah dikurangi karena untuk menambah umur salah satu keturunannya, Daud AS. Akan tetapi, kemudian Allah SWT menyempurnakan kembali umur Adam AS menjadi 1000 tahun, begitu pula dengan usia Daud AS yang 100 tahun.” (HR Ahmad)

Imam At-Tirmidzi turut meriwayatkan hadits tersebut dari Abu Hurairah dengan redaksi yang serupa. Ia mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih.

Sementara itu, dalam riwayat yang dikeluarkan oleh Abu Hatib bin Hibban dalam Kitab Shahih-nya dari Abu Hurairah RA, jumlah umur yang ditetapkan untuk Nabi Daud AS adalah 40 tahun dan Nabi Adam AS memberikan 60 tahun jatah umurnya kepada Nabi Daud AS.

Malaikat Maut Datangi Rumah Nabi Daud AS

Ketika usia Nabi Daud AS telah mencapai batasnya, Rasulullah SAW juga menceritakan sebuah kisah mengenainya. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda,

“Daud AS adalah seorang nabi yang memiliki kecemburuan sangat besar. Apabila beliau keluar rumah, beliau selalu mengunci pintu-pintu rumahnya, sehingga tidak seorang pun yang dapat masuk menemui keluarga (istrinya), hingga beliau kembali pulang.

Pada suatu hari, beliau keluar rumah dan beliau segera menutup pintu rumahnya. Istrinya melihat-lihat di dalam rumahnya. Kemudian ia mendapati seorang lelaki berada di dalamnya.

Lalu ia keheranan dan bertanya-tanya dalam hatinya), ‘Siapa yang ada di dalam rumah? Dari mana pria itu bisa masuk ke dalam rumah, padahal semua pintu sudah terkunci rapat? Sungguh, aku aku melaporkannya kepada (suamiku) Daud.’

Datanglah Nabi Daud AS di rumahnya, dan lelaki tadi berada di tengah rumahnya. Kemudian Daud AS bertanya kepadanya, ‘Siapa engkau?’

Ia menjawab, ‘Aku adalah makhluk yang tidak takut sedikit pun kepada raja dan tidak ada suatu dinding pun yang dapat menghalangiku.’

Daud AS berkata, ‘Kalau begitu, engkau adalah malaikat maut. Selamat datang dengan perintah Allah yang engkau bawa.’ Tak lama kemudian, malaikat maut mencabut nyawa Daud AS.

Ketika Nabi Daud AS dimandikan dan dikafani, suasana berubah dengan munculnya matahari yang menyinarinya. Lalu, Sulaiman AS berkata kepada burung: ‘Naungilah (jenazah) Daud AS.’

Burung pun segera menaunginya, sehingga keadaan bumi menjadi terlihat gelap. Setelah itu, Sulaiman AS berkata kepada burung: ‘Lepaskan naungan kedua sayapmu,’

Abu Hurairah berujar, ‘Pada jenazah Rasulullah SAW juga diperlakukan hal yang sama oleh para burung. Ketika Rasulullah SAW wafat, saat itu tempat penguburan jenazah beliau dinaungi oleh seekor burung yang panjang sayapnya.” (HR Ahmad dalam Musnad-nya)

Wallahu a’lam.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com