Tag Archives: reptil

Habitat Park SCBD, Taman Hewan di Tengah Gedung Pencakar Langit



Jakarta

Siapa sangka di tengah gedung pencakar langit terdapat kawasan hijau yang menjadi rumah hewan-hewan menggemaskan di jantung Jakarta. Kenalin nih, Habitat Park SCBD.

Habitat Park SCBD berada di Jl. Jendral Sudirman kav 52-53 No.6 LOT6, Senayan, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Ya, betul. Habitat Park itu ada area mbak-mbak kantoran yang mengenakan lanyard Coach yang mudah dikenali dengan memiliki emblem brand di bagian belakangnya dan memakai flatshoes Tory Burch dengan lambang T pada ujung sepatunya.

Tempat dengan ratusan hewan itu beroperasi mulai 14 Juli 2024. Tempat ini sering mendapatkan sebutan mini zoo atau kebun binatang mini.


Habitat Park SCBDSuasana di Habitat Park SCBD (bonauli/detikcom)

Head Sales Marketing Habitat Park, Rizki Maharani, menjelaskan bahwa penggunaan sebutan mini zoo dianggap kurang tepat. Ia lebih suka menyebutnya taman hewan.

Dibangun di tanah seluas 3658 m persegi, tempat itu dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Main Plaza, Botanical Garden, dan Animal Park. Setiap zona memiliki keunggulan masing-masing yang dapat dinikmati oleh berbagai kalangan usia.

Tiket masuknya juga unik, berupa gelang yang dapat di-tap untuk semua transaksi. Pembayarannya akan ditagihkan di pintu keluar.

Main Plaza adalah area utama dan berada di tengah dari taman hewan ini. Posisinya tepat di depan pintu masuk.

Area outdoor itu dilengkapi dengan Restoran Saola di bagian tengah. Pengunjung akan dimanjakan dengan area duduk bean bag yang sangat nyaman.

Habitat Park SCBDPengunjung anak-anak bercengkerama dengan kura-kura di Habitat Park SCBD (bonauli/detikcom)

Di salah satu sudut plaza itu ada sepasang kura-kura. Eh, kebetulan kura-kura itu pas dikeluarkan dari kandang. Ada pula tiga ekor rusa.

Pengunjung beragam, ada anak-anak orang tua, juga remaja dan dewasa. Anak-anak bersorak, orang tuanya sibuk memotret mereka yang kegirangan dengan kehadiran satwa itu.

“Hewan-hewan ini sudah kita habituasi mulai sebelum pembukaan. Mereka kita biasakan ke manusia dan iklim Jakarta,” kata Rizki kepada detiktravel, Selasa (17/6).

Kemudian ada Cat Lounge, sebuah ruangan khusus untuk pecinta kucing. Di dalamnya ada 11 ekor kucing ras yang sangat menggemaskan. Pengunjung diberi waktu 30 menit dalam setiap sesi untuk bermain bersama kucing-kucing.

Taman hewan ini juga menyediakan aktivitas feeding atau pemberian makan dengan biaya tambahan, Rp 35.000 per orang. Semua makanan hewan segar dan bukan makanan sisa.

“Kita selalu perhatikan diet hewan-hewan kita. Kalau memang hari itu porsinya cukup, maka penjualan aktivitas feeding akan kita setop,” kata dia.

Habitat Park SCBDHabitat Park SCBD (bonauli/detikcom)

Di depan area Botanical Garden masih ada dua kandang guinea pig dan satu area reptil. Kandang hamster digemari oleh anak-anak, sementara reptil membuat remaja dan orang dewasa penasaran.

Begitu masuk ke Botanical Garden, suasananya sedikit berbeda. Ada sebuah kolam besar dengan berbagai macam hewan air di sana, mulai dari black swan, angsa, kura-kura, stingray, hingga ikan koi slayer yang berwarna platinum.

Pengunjung dapat berkeliling memberi makan hewan atau sembari mengagumi tanaman-tanaman hias yang dipajang di sana. Untuk membuat area ini semakin menarik, hewan menggemaskan seperti binturong dibiarkan berlarian di rumah pohon.

“Sangat aman, karena dia sudah tahu itu rumahnya. Kalau malam, dia dimasukkan ke kandang di belakang,” ujar Rizki.

Habitat Park SCBDHabitat Park SCBD (bonauli/detikcom)

Sebuah kafe bertema rumah kaca menjadi bagian lain dari Botanical Garden, Kori. Traveler bisa duduk bersantai sambil memandangi gelombang cinta atau jenis tanaman lain yang tak kalah eksotis.

Zona terakhir adalah Animal Park, kawasan yang mirip dengan kebun binatang. Pengunjung dapat mengenal hewan-hewan yang sulit ditemukan di Indonesia, misalnya saja kapibara, burung unta, mirkat, wallabhy, serval, aligator, sampai aneka burung. Ranger yang bertugas akan terus berkeliling untuk memastikan pengunjung mendapat edukasi.

Komitmen Habitat Park terlihat dari banyaknya pengunjung yang datang. Di hari biasa pengunjung yang datang 400-500 orang, akhir pekan membludak sampai 1.500 orang per hari.

“Tipe family sebaiknya datang di hari kerja, karena orang yang habis olahraga di akhir pekan pasti main ke sini,” kata Kiki.

Habitat Park SCBDHabitat Park SCBD (bonauli/detikcom)

Tarif Tiket Masuk Habitat Park SCBD

Weekday:

Main Plaza 35k
Botanical Garden 35k
Animal Park 75k
Cat lounge 75k

Weekend/holiday season:

Main area+botanical garden 70k
Animal park 99k
Cat lounge 99k

(bnl/fem)

Sumber : travel.detik.com

Alhamdulillah اللهم صلّ على رسول الله محمد wisata mobil
image : unsplash.com / Thomas Tucker

Labuan Bajo, Pesona Surga Tersembunyi di Indonesia



Manggarai Barat

Terletak di ujung barat pulau besar Flores di Nusa Tenggara Timur, Labuan Bajo adalah permata tersembunyi yang mendapat banyak puji.

Labuan Bajo berawal dari desa nelayan kecil, alam dan budaya yang indah membuat kawasan ini menjadi pusat wisata NTB yang mulai mendapat banyak perhatian.

Yang membuat desa ini begitu menonjol adalah reptil purba komodo yang tinggal di Pulau Komodo. Sebagai salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO, Pulau Komodo terus bersolek untuk mempertahankan statusnya.


Kamu yang mau liburan ke Labuan Bajo, bisa intip destinasinya berikut ini:

1. Wisata Perahu Pulau Komodo

komodo di Loh Liangkomodo di Loh Liang (Bonauli/detikcom)

Perjalanan ke Pulau Komodo adalah daya tarik utama kawasan ini. Pulau ini merupakan taman nasional yang terletak di sebelah barat Labuan Bajo. Komodo adalah reptil terbesar di dunia dan melihat salah satu makhluk luar biasa ini dari dekat adalah pengalaman yang istimewa dan mengesankan.

Yang paling populer adalah Live on Board Phinisi, wisatawan bisa staycation di kapal sambil berlayaar ke beberapa pulau di sekitar taman nasional.

Turun dari perahu di Loh Liang di Taman Nasional Komodo seperti melakukan perjalanan kembali ke masa lalu, ke zaman ketika kadal purba menguasai planet ini. Pemandu lokal dalam safari berjalan kaki akan mengajak kamu untuk melihat langsung kehidupan rusa, babi hutan, dan banyak spesies burung di alam liar.

Destinasi populer lainnya adalah Pink Beach. Pantai ini memiliki pasir pink dan sangat cantik. Airnya jenih, terumbu karangnya sangat indah. Kamu bisa melakukan beberapa kegiatan seperti snorkeling, berjemur atau banana boat.

2. Gua Pangkat

Gua di Labuan Bajo.Gua di Labuan Bajo. (eko_tarnando/d’Traveler)

Sekitar 10-15 km timur laut Labuan Bajo terdapat Gua Rangko yang menakjubkan. Gua ini terkenal dengan perairan biru kehijauan yang mencolok, diterangi oleh sinar matahari yang menembus langit-langit gua. Di dalam gua bisa menjadi sangat hangat, membuat berenang yang menyegarkan di air yang jernih dan sejuk menjadi lebih menarik.

Saat berada di dalam air, pastikan untuk mengagumi formasi batu kapur yang rumit dan menikmati permainan cahaya dan bayangan yang mempesona. Waktu terbaik untuk berkunjung adalah saat matahari tengah hari ketika efeknya paling kuat.

Gua Rangko dapat diakses dengan naik perahu singkat menuju pantai di depan gua. Titik keberangkatan kapal ditandai di Google Maps sebagai “Mulai Kapal ke Gua Rangko” (pada koordinat: -8.455861, 119.951083). Biaya perahunya adalah Rp 100.000 per orang dan ada biaya masuk sebesar Rp 50k (sekitar $3,25) per orang untuk gua.

Untuk opsi bebas repot, kamu juga dapat memesan kombinasi Perjalanan Gua Rangko dan Snorkeling dengan penjemputan dan pengantaran ke hotel.

3. Batu Cermin Cave – Mirror Stone Cave

Gua di Labuan BajoGua di Labuan Bajo (Johanes Randy)

Sebuah keajaiban geologis, Gua Batu Cermin (atau Batu Cermin) mendapatkan namanya dari kilauan dinding kalsit di bawah sinar matahari pagi. Pertunjukan cahaya menawan ini memberikan ilusi cermin besar yang memantulkan sinarnya.

Gua ini ditutupi pola rumit yang terbentuk dari fosilisasi karang dan makhluk laut lainnya. Tiket masuknya seharga Rp 50 ribu per orang dan tur berpemandu dikenakan biaya tambahan Rp 50 ribu per grup, yang sangat kami rekomendasikan. Sebagai permulaan, informasi tambahan meningkatkan pengalaman gua, dan kedua, banyak hal menarik yang mudah terlewatkan oleh mata yang tidak terlatih.

(bnl/fem)



Sumber : travel.detik.com

Berapa Menit Gigitan King Cobra Bisa Membunuh Manusia?



Jakarta

Seorang warga Sukabumi ditemukan meninggal dunia dengan bekas gigitan ular di bagian kakinya. Tak jauh dari tempat korban tergeletak, seekor ular king cobra ditemukan dalam kondisi mati dengan kepala tertancap kayu. Sebenarnya, berapa lama gigitan ular king cobra bisa membunuh manusia?

Untuk diketahui, king cobra (Ophiophagus hannah) merupakan hewan berbisa yang tersebar di Afrika, Asia Selatan, hingga Asia Tenggara. Menurut pakar, ular cobra memiliki hingga 30 spesies.

Salah satu negara yang dikenal memiliki banyak spesies ular cobra yaitu India. Termasuk spesies yang terkenal yakni king cobra India.


Berapa Menit Gigitan King Cobra Bisa Membunuh Manusia?

Mengutip laman University of California San Diego (UCSD), gigitan king cobra yang memiliki racun bisa berakibat fatal dalam waktu 30 menit. Dalam beberapa kasus, dampak fatalnya bisa mengakibatkan manusia dewasa kehilangan nyawa dalam 15 menit.

Secara umum, ular kobra mengeluarkan neurotoksin, sebuah racun yang mengganggu impuls saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan jantung dan paru-paru. Untuk king cobra, rata-rata bisa mengeluarkan bisa berkisar 400-500 mg dalam satu gigitan.

Bisa atau racun king cobra bisa menyebabkan kelumpuhan cepat. Tak lama setelah digigit, fungsi otot manusia bisa berhenti sehingga bisa menghentikan pernapasan dan jantung. Ini yang membuat manusia yang digigit king cobra, tidak bisa bertahan lama.

Gigitan king cobra dan ular berbisa lainnya telah menjadi masalah serius di wilayah tropis seperti Indonesia. Di Amerika Serikat, sekitar lima orang meninggal setiap tahunnya karena gigitan ular berbisa.

Sementara Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, memperkirakan sekitar 81.000 hingga 138.000 orang meninggal setiap tahun di seluruh dunia akibat gigitan ular. Sementara sekitar tiga kali lipat jumlah orang tersebut hidup dengan cacat permanen.

Ular Kobra Cenderung Pemalu

Pakar ular keturunan India-Amerika, Rom Whitaker, mengatakan bahwa spesies ular cobra bukan termasuk yang agresif. Mereka hanya menunjukkan perilaku menyerang ketika terancam dan dalam posisi waspada.

“Kobra adalah ular pemalu, dan meskipun mereka menunjukkan perilaku dramatis ketika terpojok dan waspada, berdiri tegak, membuka tudungnya, dan mendesis keras, ini adalah ketakutan yang nyata, bukan agresi,” jelas Whitaker, dikutip dari CNN.

Secara alami, ular cobra tipe yang ingin dibiarkan sendiri tanpa gangguan. Ular ini juga cenderung menghindari manusia.

Kurator herpetologi dan iktiologi di San Diego Zoo Wildlife Alliance, Kim Gray, bahkan menyebutkan ular cobra tidak suka menggigit manusia. Alasannya karena bisa atau racun mereka sangat berharga.

“Bisa ular sangat berharga, digunakan untuk melumpuhkan mangsa dan memulai proses pencernaan, yang dibutuhkan ular karena ia memakan makanan utuh dan tidak memiliki anggota tubuh untuk membantunya dalam proses ini,” kata Gray.

“Jadi, ular tidak ingin menyia-nyiakan bisanya dengan menggigit dan meracuni semua manusia yang ditemuinya secara sembarangan. Menggigit adalah pilihan terakhir jika tanda-tanda peringatan untuk mundur tidak mempan,” imbuhnya.

Bagaimana Cara Menghadapi Ular Cobra

Untuk menghindari spesies cobra, termasuk king cobra, bersihkan tempat yang berpotensi menarik bagi mereka. Jika itu di alam, maka perhatikan langkah dengan baik terutama ketika di semak-semak dan tanah berdaun.

Sangat penting untuk memperhatikan jalan di tempat yang bisa dihuni ular berbisa. Menurut Gray, pindahlah berjalan ke area yang bebas semak-semak.

“Pindahlah ke area terbuka yang bebas dari semak dan bongkahan batu jika memungkinkan jika Anda berada di luar ruangan,” ujarnya.

Jika sudah telanjur berhadapan dengan ular cobra, maka jangan sekali-kali melawannya. Sebab, mereka akan menganggap manusia sebagai predator yang mengancam.

“Jangan mencoba menahannya, menangkapnya, atau membunuhnya dengan sapu atau sekop atau apa pun,” tegas Gray.

Selama ini, kata Whitaker, kebanyakan kasus gigitan cobra terjadi karena tidak sengaja terinjak atau tersentuh. Karena respons manusia lebih lambat dan cobra sangat cepat, maka yang terjadi akhirnya cobra menggigit manusia.

“Reaksi manusia sangat lambat dibandingkan dengan serangannya, jadi mungkin tak banyak yang bisa kau lakukan – tapi biasanya lintasan gigitan kobra mengarah ke depan dan ke bawah, dan mereka tak bisa mengubah arah di tengah serangan, jadi mungkin gerakan cepat ke samping menjauh dari ular bisa bermanfaat,” paparnya.

Sementara jika sudah tergigit, faktor kesehatan dan kecepatan penanganan menjadi hal yang sangat penting. Termasuk tidak membuat pergerakan tiba-tiba yang bisa membuat aliran darah cepat mengalir.

Menurut Gray, seberusaha mungkin harus tetap tenang dan mencoba tidak menggerakkan anggota tubuh yang digigit. Selain itu, jangan mengikat torniket atau mencoba metode lama ‘potong dan sedot’.

Jika gigitannya berasal dari ular kobra dengan bisa yang benar-benar neurotoksik, biasanya akan dibungkus krep, yang dapat membantu mengurangi penyebaran bisa dari anggota tubuh ke seluruh tubuh melalui kompresi.

“Masalahnya adalah kebanyakan orang tidak tahu jenis ular apa yang menggigit mereka. Dan jika racunnya memiliki sifat hemotoksik, perban dapat menyebabkan lebih banyak kerugian daripada manfaatnya, merusak jaringan di sekitar area gigitan,” kata pakar.

(faz/nwk)



Sumber : www.detik.com

Mengenal Satwa dari Hutan Hujan Hingga Penghuni Laut Dalam di Marine Safari Bali



Jakarta

Taman Safari Bali meluncurkan Marine Safari Bali, wahana edukasi baru dengan enam area menarik. Pengunjung belajar tentang ekosistem laut dan interaksi satwa.

Di area tersebut, pengunjung akan menyelami bagaimana ekosistem yang hidup di area tersebut. Marine Safari Bali ini punya enam titik: The River, The Rain Forest, The River Monster, The Estuary, The Coast, dan The Ocean.

Jumat (10/10/225) lalu detikTravel diberikan kesempatan untuk menikmati sekaligus belajar terkait hal-hal yang ada di area tersebut. Sebagai penanda masuk ke area Marine Safari Bali, pengunjung dibawa ke sebuah lorong yang menyerupai perut paus. Di sana terlihat seperti rangka tulang dan ikan-ikan tuna yang menjadi ornamennya.


The River menjadi wahana yang berada paling dekat dengan pintu masuk lorong itu. Education Manager of MSB, Muhammad Khoiri Habibullah, menjelaskan The River menjadi awal tur edukasi di Marine Safari Bali. Ia menunjukkan salah satu ikan endemik Indonesia yakni Indonesia Tigerfish.

“Total kita ada empat aquarium di sini,” ujarnya seraya membawa rombongan mengenali ikan-ikan koleksi di The River.

Kemudian, masuk ke area The Rain Forest. Dengan beberapa koleksi reptil dan amfibi seperti katak, iguana hingga ular.

“Kita menghadirkan sepuluh exhibition yang kecil-kecil di sini, di mana kita bisa melihat reptil dan ampibi, seperti yang disebutkan tadi kita ada infografik mengenai masing-masing dari animal yang tadi. Jadi selain pengunjung melihat secara langsung juga menambah wawasan dan informasi bagi anak-anak,” kata dia.

Melanjutkan tur di MSB, untuk area The River Monster, pengunjung akan diperlihatkan ikan-ikan besar yang hidup di beberapa sungai dunia. Salah satunya ikan arapaima yang terkenal dengan ukurannya yang begitu besar. Lalu di The Estuary, pengunjung akan diajak untuk berinteraksi dengan ikan pari yang lucu nan menggemaskan.

Koleksi satwa-satwa yang ada di beberapa area Marine Safari BaliIkan toman yang jadi salah satu koleksi MSB di area The River. (Muhammad Lugas Pribady/detikcom)

Nantinya pengunjung akan masuk ke dalam kolam ikan, di sini pengunjung bisa langsung memberi makan sekaligus memegang secara langsung ikan-ikan tersebut.

Beranjak dari The Estuary, ini jadi salah satu area favorit saat kunjungan. Di The Coast pengunjung akan bertemu dengan singa laut dan pinguin. Ya, pinguin di sini bukanlah pinguin yang hidup di cuaca dingin tapi pinguin yang berasal dari Amerika Selatan seperti Chile dan Peru.

“(Pinguin Humboldt) salah satu jenis pinguin yang tidak membutuhkan es ataupun salju ketika mereka hidup. Karena mereka aslinya dari Amerika Selatan, tepatnya dari Chile dan Peru,” ujar Khoiri.

Koleksi satwa-satwa yang ada di beberapa area Marine Safari BaliFeeding experience ikan pari di MSB. (Muhammad Lugas Pribady/detikcom)

Kemudian beranjak ke area pamungkas dari tur tersebut adalah area The Ocean. Saat masuk ke area ini pengunjung akan diberikan sedikit pengingat tentang kapal USAT Liberty Amerika Serikat yang diserang oleh kapal selam milik Jepang hingga kapal tersebut tak bisa digunakan lagi hingga karam dan kini menjadi spot diving dan ekosistem hewan bawah air yang cantik.

“Akhirnya sama tentara Amerika ditaruh di pesisir Pantai Tulamben namun pada tahun 1963 saat Gunung Agung meletus dan menghasilkan getaran yang sangat kencang kapal sebesar ini sampai karam ke dalam laut. Sampai saat ini masih ada bangkainya di sana menjadi salah satu diving spot yang ada di Bali dan menjadi rumah bagi terumbu karang,” kata Khoiri.

Dari mulai daratan hingga laut dalam pengunjung akan diberikan informasi tentang ekosistem yang hidup di setiap areanya. Di The Ocean ini sebelum mencapai lautan yang lebih dalam, pengunjung akan diperlihatkan dengan habitat lumba-lumba.

Taman Safari Indonesia bukan sekadar tempat rekreasi tapi juga jadi tempat edukasi sekaligus tempat konservasiPengunjung di area The Ocean. (Muhammad Lugas Pribady/detikcom)

Semakin dalam di The Ocean ini, MSB punya koleksi hiu terganas di dunia yaitu bull shark.

“Jadi bull shark ini nomor ketiga hiu paling ganas di dunia. Di sini juga kita hadirkan experience untuk bisa berenang di dalam cage bareng bersama aquaris untuk para pengunjung,” kata dia.

Selain bull shark di The Ocean juga masih banyak jenis-jenis hiu dan ikan lainnya yang bisa disaksikan oleh pengunjung saat menikmati MSB.

(upd/fem)



Sumber : travel.detik.com