Tag Archives: risiko kecelakaan

Tips Aman Berkendara Mobil Listrik, Jangan Abai Kondisi Baterai



Jakarta

Mobil listrik mulai menjadi pilihan masyarakat Indonesia untuk aktivitas sehari-hari, baik untuk perjalanan dalam kota maupun antar kota. Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan pengendara mobil listrik agar perjalanan lebih nyaman tanpa hambatan.

1. Cek Baterai, Pastikan Terisi Penuh

Saat melakukan perjalanan, kita tentunya akan dihadapkan berbagai kondisi jalanan, juga cuaca. Bisa jadi kita akan dihadapkan pada situasi hujan dan terjadi kemacetan panjang. Maka dari itu, pastikan untuk memeriksa baterai sebelum berangkat, dan akan lebih baik untuk mengisi dayanya hingga penuh atau minimal 80% untuk mengurangi terjadinya kehabisan daya, saat cuaca atau kondisi jalanan tidak sesuai yang diinginkan.


2. Periksa Kondisi Ban

Cuaca dan kondisi jalanan yang kurang bagus berpotensi meningkatkan risiko kecelakaan, terutama jika kondisi ban tidak optimal. Periksa tekanan udara dalam ban secara rutin, dan pastikan juga ban memiliki daya cengkeram yang baik. Saat musim hujan, pastikan permukaan ban masih ideal untuk mencegah tergelincir di jalan yang licin.

3. Gunakan Mode Berkendara yang Sesuai

Saat cuaca buruk seperti hujan atau kabut tebal, disarankan menggunakan mode berkendara yang lebih aman, seperti mode eco atau comfort. Mode ini akan mengurangi
kecepatan akselerasi dan meningkatkan stabilitas kendaraan, sehingga Anda dapat berkendara dengan lebih tenang dan aman.

4. Bersiap saat Cuaca Hujan

Cuaca yang tidak menentu saat ini dapat mempengaruhi kenyamanan dan keamanan saat berkendara. Pastikan mobil listrik yang Anda kendarai dilengkapi dengan fitur-fitur yang dapat memaksimalkan keselamatan di jalan. Contohnya Neta X yang menawarkan sistem Smart Driving dengan 9 fungsi Advanced Driver Assistance Systems (ADAS), yang terdiri dari Forward Collision Warning (FCW), Automatic Emergency Braking (AEB), Front Vehicle Start Alert (FSA), Full-Speed Adaptive Cruise (ACC), Traffic Jam Assist (TJA), Integrated Cruise Assist (ICA), Lane Departure Warning (LDW), Emergency Lane Keeping System (ELKS), dan High Beam Assist (HBA). Fitur-fitur ini dirancang untuk membantu pengemudi berkendara dengan lebih aman di berbagai kondisi jalan dan cuaca.

(lua/rgr)



Sumber : oto.detik.com

Bukan Hanya Kondisi Ban, Ingat Aturan 3 Detik Agar Menyetir Lebih Aman Saat Hujan



Jakarta

Sebagian wilayah di Indonesia sudah memasuki puncak musim hujan. Kondisi ini membuat kita perlu ekstra waspada saat berkendara, sebab tak jarang permukaan jalan basah atau licin akibat genangan air.

Ada beragam cara agar menyetir di saat hujan atau di atas permukaan jalan yang licin bisa lebih aman. Salah satunya adalah dengan memastikan kondisi ban mobil sesuai dengan standar pabrikan.

Bridgestone Indonesia mengatakan bahwa perawatan ban sangat penting, terutama di musim hujan. Sebab ban menjadi satu-satunya bagian kendaraan yang bersentuhan langsung dengan jalan, sehingga perannya sangat vital.


“Ban merupakan satu-satunya bagian kendaraan yang bersentuhan langsung dengan jalan. Dengan permukaan kontak yang setara dengan telapak tangan, ban harus mampu menahan beban kendaraan, mendukung akselerasi, manuver, dan pengereman. Karena itu, perawatan ban menjadi sangat penting, terutama saat berkendara di musim hujan,” tulis Deputy Head of Original Equipment (OE) Sales Bridgestone Indonesia, Fisa Rizqiano lewat siaran pers yang diterima detikOto.

Menurut Bridgestone, kondisi jalan yang tergenang air dapat meningkatkan risiko hidroplaning. Selain itu, jalan yang licin akibat hujan juga dapat mengurangi cengkraman ban dan membuat jarak pengereman jadi lebih panjang.

“Cek ketinggian kembangan ban dan pastikan masih pada batas yang aman. Ban yang sudah aus dapat meningkatkan risiko hidroplaning, mengurangi traksi serta memperbesar jarak pengereman,” saran Bridgestone Indonesia.

Menariknya, Bridgestone Indonesia juga memberi saran agar kita memahami dan mengikuti aturan 3 detik. Aturan ini adalah tentang jarak pengereman. Di mana, kita harus bisa memastikan bahwa masih ada waktu sekitar 3 detik antara jarak kendaraan dengan kendaraan di depan untuk kita mengerem dengan aman.

Sejatinya aturan ini tak hanya berlaku saat hujan. Namun, seperti yang diketahui, umumnya kondisi hujan membuat jalan menjadi licin dan juga jarak pandang kerap kali terbatas. Lantas mengikuti aturan 3 detik ini membuat risiko kecelakaan berkurang.

“Perlu diperhatikan juga bahwa rem berfungsi untuk memperlambat perputaran roda kendaraan. Berhenti tidaknya laju kendaraan ditentukan oleh traksi atau daya cengkram ban pada permukaan jalan. Meskipun rem dalam kondisi prima, jika ban tidak mampu mencengkram permukaan jalan, kendaraan tidak akan berhenti secara optimal,” tutup Fisa.

(mhg/lth)



Sumber : oto.detik.com

Kiat Aman Touring Akhir Tahun Pakai Motor



Jakarta

Musim liburan sering menjadi momen yang dinanti buat berkumpul dengan keluarga atau menjelajahi tempat-tempat baru. Namun dengan meningkatnya volume kendaraan di jalan, pengendara motor harus lebih waspada dalam menjaga keselamatan berkendara.

“Keselamatan berkendara adalah prioritas utama, terutama di musim liburan ketika lalu lintas jalan cenderung lebih padat. Pemotor harus bijak, juga disiplin dalam berkendara demi melindungi diri sendiri dan pengguna jalan lainnya,” ujar Head of Safety Riding Promotion PT Wahana Makmur Sejati, Agus Sani.

Berikut adalah hal yang perlu diperhatikan saat berkendara di musim liburan:

1. Sepeda motor dan kelengkapan surat


Sebelum melakukan perjalanan, pastikan kondisi motor dalam keadaan prima. Periksa tekanan angin ban, rem, oli, lampu, serta komponen lain yang mendukung keselamatan. Jangan lupa membawa surat-surat kendaraan seperti SIM dan STNK yang masih berlaku, dan kartu identitas lainnya.

2. Perlengkapan berkendara

Gunakan perlengkapan berkendara yang lengkap seperti helm SNI, jaket tebal, sarung tangan, celana panjang, dan sepatu. Hindari menggunakan pakaian yang terlalu longgar atau aksesori yang bisa mengganggu konsentrasi.

3. Patuhi rambu lalu lintas

Perhatikan rambu lalu lintas dan kondisi sekitar. Jangan memaksakan diri untuk melaju kencang, terutama di jalanan yang kurang familiar. Pastikan tetap menjaga jarak aman agar memiliki ruang untuk bermanuver jika diperlukan.

Selain pengendara harus memperhatikan hal tadi, tidak lupa juga agar tetap selalu terjaga perjalanannya dan bisa dengan selamat sampai ke tujuan, harus menghindari hal-hal seperti berikut ini:

1. Penggunaan ponsel

Jika Anda perlu menggunakan ponsel untuk membalas pesan ataupun mengangkat panggilan masuk, berhentilah di tempat yang aman.

2. Beban berlebihan

Hindari membawa beban berlebihan yang dapat mempengaruhi keseimbangan sepeda motor. Beban yang terlalu berat tidak hanya membahayakan Anda tetapi juga pengguna jalan lainnya.

3. Jumlah Penumpang

Perhatikan jumlah penumpang atau pembonceng, standarnya berkendara dengan sepeda motor terdiri dari pengemudi dan pembonceng alias hanya dua orang saja, lebih dari itu sangat tidak dianjurkan.

Musim liburan sering kali diwarnai dengan cuaca yang tidak menentu. Pastikan Anda juga siap menghadapi kondisi seperti hujan atau kabut tebal dengan membawa jas hujan dan memilih rute yang tepat. Berkendara dalam kondisi basah membutuhkan kehati-hatian ekstra, terutama saat melakukan pengereman atau melewati jalan licin.

“Keselamatan adalah investasi jangka panjang yang tidak bisa ditawar. Harus selalu memperhatikan diri sendiri dan orang lain sesama pengguna jalan, lewat kampanye safety riding #Cari_aman, kami ingin meningkatkan kesadaran bahwa setiap perjalanan harus direncanakan dengan baik untuk mengurangi risiko kecelakaan yang mungkin bisa terjadi,” jelas Agus.

(lua/rgr)



Sumber : oto.detik.com

Saat Keuangan Menipis, Bisakah Ganti 2 Ban Mobil Terlebih Dulu?


Jakarta

Ban mobil yang sudah aus harus segera diganti demi keselamatan berkendara. Jika dibiarkan, daya cengkeram ban pada permukaan jalan semakin kecil sehingga kendaraan tidak bisa langsung berhenti saat mengerem. Akibatnya, risiko kecelakaan tidak dapat dihindari.

Namun mobil memiliki empat ban. Jika langsung mengganti keempat ban akan mengeluarkan biaya besar. Lantas, apakah boleh mengganti dua ban terlebih dahulu atau perlu keempatnya segera?

Bisakah Ganti 2 Ban Mobil Terlebih Dulu?

Mengutip pemberitaan detikcom, ban mobil boleh diganti dua buah terlebih dahulu. Sisa ban dapat diganti kemudian. Dan penting diingat, posisi ban yang mesti diganti duluan adalah ban belakang, bukan ban depan.


Penggantian ban harus yang di belakang terlebih dulu untuk menghindari terjadinya oversteer, yaitu situasi ban belakang kehilangan traksi atau selip, terutama saat berbelok di jalan yang basah yang membuat mobil lebih sulit dikendalikan.

Oversteer dapat terjadi akibat setir yang diputar tiba-tiba ketika mobil memasuki belokan dengan kecepatan tinggi. Situasi ini bisa diperparah dengan kondisi ban yang gundul.

Maka dari itu, ban baru perlu dipasang di posisi belakang terlebih dahulu supaya meminimalisasi gejala oversteer. Di sisi lain, diharapkan mempermudah pengemudi mengendalikan ketika terjadi selip.

Namun penting juga memperhatikan tingkat keausan ban. Dilansir Auto2000, ban yang mengalami aus paling parah mesti diganti duluan.

Ban depan cenderung lebih cepat aus dibanding posisi belakang karena menerima beban lebih besar saat mengerem dan mengarahkan kendaraan. Direkomendasikan mengganti ban terlebih dahulu, tetapi segera ganti juga ban belakang setelahnya untuk menghindari kondisi oversteer.

Bisakah Hanya Ganti 1 Ban Saja?

Dalam kondisi finansial sedang benar-benar terhambat, mengganti satu ban terlebih dulu tidak dilarang tetapi lebih disarankan mengganti dua ban sekaligus. Dengan syarat, ban lainnya mesti diganti menyusul dalam rentang waktu yang tidak terlalu lama.

Sebab hanya mengganti satu ban akan mempengaruhi grip kendaraan. Jika mengganti dua ban langsung maka tapaknya akan sama. Sementara jika satu saja maka tingkat keausan bannya sudah pasti berbeda. Pemasangan satu ban juga akan menyebabkan ketidaknyamanan selama berkendara.

Karena itu, penggantian satu ban dan lainnya bisa diberikan jeda tetapi jangan terlalu lama rentang waktunya agar tidak memberikan tingkat keausan yang jauh berbeda di antara ban.

Perlu digarisbawahi, idealnya adalah mengganti keempat ban sekaligus. Hal ini untuk memastikan seluruh ban punya umur dan performa yang sama. Dengan begitu, risiko bahaya yang mempengaruhi keselamatan berkendara dapat dihindari.

(azn/row)



Sumber : oto.detik.com

Pakar Wanti-wanti Bahaya Gangguan Penglihatan saat Mudik Naik Mobil



Jakarta

Pakar kesehatan mata sekaligus Direktur Pengembangan dan Pendidikan JEC Group, Prof. Dr. Tjahjono D. Gondhowiarjo, SpM(K), PhD mengingatkan bahaya gangguan penglihatan saat mengemudikan mobil menuju kampung halaman. Sebab, masalah sejenis sering terjadi di musim mudik Lebaran.

Selain kantuk, ada gangguan mata lain yang bisa tiba-tiba menyerang pengemudi saat melakukan perjalanan jarak jauh. Itulah mengapa, dia mengingatkan pentingnya memerika mata sebelum menghadapi mudik hari raya.

“Penglihatan yang sehat adalah fondasi utama dalam keselamatan berkendara. Saat mengemudi, mata berperan dalam mengenali rambu lalu lintas, memperkirakan jarak dengan kendaraan lain, serta merespons kondisi jalan secara cepat dan tepat,” ujar Dr. Tjahjono melalui rilis resminya, dikutip Selasa (11/3).


“Gangguan penglihatan seperti rabun jauh, rabun dekat, gangguan pada penglihatan perifer/pinggir yang biasanya ditemukan pada glaukoma si pencuri penglihatan, atau bahkan mata lelah dapat menghambat kemampuan pengemudi dalam mengambil keputusan yang krusial di jalan,” tambahnya.

Gangguan mata saat nyetir mobil.Gangguan mata saat nyetir mobil. Foto: Visionary Eye Center.

Sebagai contoh, seorang pengemudi yang mengalami mata kering atau kelelahan mata setelah berkendara selama berjam-jam dapat mengalami penurunan fokus, yang berisiko menyebabkan kecelakaan.

“Oleh karena itu, pemeriksaan mata rutin sangat dianjurkan bagi mereka yang sering berkendara, juga bagi pengguna maupun pecinta otomotif yang aktif melakukan touring atau perjalanan jauh,” tuturnya.

Mudik Lebaran merupakan momen di mana banyak pengemudi menghabiskan waktu berjam-jam di jalan raya. Dalam kondisi seperti ini, mata yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko kecelakaan akibat keterlambatan reaksi atau ketidakmampuan membaca rambu dengan jelas. Terutama saat berkendara di malam hari, visibilitas yang terganggu bisa berakibat fatal.

Data dari Korlantas POLRI menunjukkan bahwa selama arus mudik dan balik Lebaran 2024, terjadi 1.835 kasus kecelakaan lalu lintas atau menurun 15% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 2.159 kasus. Meskipun terjadi penurunan, angka ini tetap menunjukkan bahwa risiko kecelakaan masih tinggi selama periode mudik.

Salah satu faktor penyebab kecelakaan adalah kelelahan pengemudi yang berkontribusi terhadap menurunnya konsentrasi dan respons terhadap situasi di jalan. Mata yang lelah atau memiliki gangguan penglihatan dapat memperburuk kondisi ini, terutama ketika berkendara dalam kondisi cahaya minim atau perjalanan panjang yang melelahkan.

Kolaborasi JEC dengan Plaza MINI

Kesehatan mata dan dunia otomotif merupakan dua elemen yang sulit dipisahkan. Itulah mengapa, JEC menjalin kemitraan dengan Plaza MINI dalam sebuah inisiatif yang mengedepankan kesadaran akan kesehatan mata demi perjalanan yang lebih aman dan nyaman, terutama saat musim mudik Hari Raya Idulfitri.

Plaza Mini x JEC.Plaza Mini x JEC. Foto: Doc. Plaza Mini

Dengan partisipasi JEC dalam acara ini, para pemilik dan pecinta MINI Cooper berkesempatan untuk melakukan skrining mata melalui eye check. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mata, terutama dalam mendukung keselamatan dan kenyamanan saat berkendara.

“Melalui kolaborasi dengan JEC, Plaza MINI ingin mengedukasi komunitas bahwa memiliki kendaraan premium juga harus disertai dengan perhatian terhadap faktor kesehatan, termasuk penglihatan,” kata Arie Herawan selaku Operation General Manager Plaza MINI.

“Dengan adanya program pemeriksaan mata ini, MINI Cooper semakin memperkuat identitasnya sebagai brand yang tidak hanya menawarkan pengalaman berkendara yang menyenangkan tetapi juga peduli terhadap kesehatan dan keselamatan penggunanya,” kata dia menambahkan.

(sfn/sfn)



Sumber : oto.detik.com

Tips Berkendara Motor Aman dan Nyaman saat Menjalani Ibadah Puasa



Jakarta

Berkendara saat berpuasa membutuhkan perhatian lebih agar tetap aman dan nyaman di jalan. Menahan haus dan lapar serta perubahan pola istirahat bisa berdampak pada kondisi fisik dan konsentrasi pengendara. Ini cara aman dan nyaman berkendara motor saat menjalani ibadah puasa.

“Banyak pengendara sepeda motor yang tetap beraktivitas selama bulan puasa. Namun, perlu diingat bahwa kondisi tubuh bisa berbeda dibandingkan hari biasa. Maka itu, penting untuk berkendara dengan lebih waspada dan mengikuti aturan keselamatan,” ungkap Head of Safety Riding Promotion PT Wahana Makmur Sejati, Agus Sani.

Beberapa hal ini perlu diperhatikan, supaya dapat mengurangi risiko yang akan terjadi di jalan, utamanya kecelakaan yang sebabkan cedera. Simak 7 tips berkendara motor aman dan nyaman saat menjalani ibadah puasa.

1. Fisik Prima


Pastikan kondisi fisik prima, beristirahat yang cukup agar tubuh tetap bugar saat berkendara, jangan memaksakan berkendara jika kita merasa lelah atau mengantuk, pastikan sahur dengan makanan bergizi agar energi tetap terjaga.

2. Cegah Dehidrasi

Waspadai dehidrasi sebab dapat mengurangi konsentrasi saat berkendara jadi perbanyaklah minum air saat sahur dan berbuka, jika merasa lemah atau pusing, baiknya menepi dan beristirahat sejenak untuk memulihkan kondisi tubuh.

3. Jaga Jarak Aman dan Sesuaikan Kecepatan

Atur kecepatan dan jarak aman, hindari berkendara dengan kecepatan tinggi jangan terburu-buru, refleks kita bisa berkurang saat sedang berpuasa, jaga jarak aman dengan kendaraan lain untuk mengantisipasi pengereman mendadak.

4. Pilih Waktu yang Tepat

Sebaiknya hindari perjalanan jauh saat siang hari untuk mengurangi kelelahan saat menjelang maghrib, jalanan sering lebih padat dengan pengendara yang ingin segera berbuka maka berkendaralah dengan lebih waspada.

5. Kelengkapan Berkendara

Selalu gunakan perlengkapan berkendara yang aman, seperti helm (SNI), jaket, sarung tangan, celana panjang dan sepatu buat melindungi tubuh kita saat terjadi kecelakaan di jalan.

6. Pastikan Kondisi Motor Prima

Cek kondisi motor sebelum berkendara, pastikan semua komponen seperti ban, rem, kelistrikan, berfungsi dengan baik hindari berkendara jika kondisi motor kurang layak atau ada masalah teknis.

7. Jaga Emosi

Kendalikan emosi dan tetaplah sabar saat berkendara, lalu lintas bisa lebih padat apalagi pada kondisi jam pulang kerja dan menjelang berbuka. Untuk itu tetap tenang, hindari emosi, dan berkendaralah dengan santai dan aman.

Ketika berkendara tanpa memperhatikan faktor keselamatan, risiko kecelakaan meningkat. Kondisi tubuh yang lemah atau kurang konsentrasi dapat menyebabkan pengendara kehilangan kendali. Oleh karena itu, setiap pengendara wajib memahami pentingnya safety riding, terutama saat bulan puasa.

“Keselamatan adalah prioritas utama dalam berkendara. Dengan menerapkan tujuh poin utama ini, kami berharap pengendara dapat tetap aman dan nyaman selama beraktivitas di bulan puasa,” tutup Sani.

(lua/dry)



Sumber : oto.detik.com

Anti Stres, Ini Cara Aman Hadapi Kemacetan saat Mudik


Jakarta

Mudik ke kampung halaman sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia saat merayakan Hari Raya Idulfitri. Ramainya warga yang mudik ke kampung halaman, membuat jalanan pun macet.

“Kemacetan panjang saat mudik adalah hal yang hampir tidak bisa dihindari, terutama di jalur utama menuju kampung halaman,” tulis Founder Jakarta Defensive Driving Consulting Jusri Pulubuhu dalam keterangannya kepada detikOto.

Jusri pun menyampaikan langkah-langkah yang bisa diterapkan para pemudik agar perjalanan tetap aman, nyaman, dan tidak mudah stres. Berikut penjelasannya.


1. Persiapan Sebelum Berangkat

• Rencanakan rute perjalanan dengan baik. Gunakan aplikasi navigasi untuk mengetahui jalur alternatif dan titik rawan macet.

• Berangkat lebih awal atau di luar jam sibuk. Hindari puncak arus mudik untuk mengurangi risiko kemacetan panjang.

• Isi bahan bakar penuh sebelum masuk jalur macet. Jangan tunggu indikator bensin menyala agar tidak kehabisan bahan bakar di tengah kemacetan.

• Siapkan makanan ringan dan air minum yang cukup. Hindari dehidrasi dan kelaparan saat terjebak macet.

2. Tetap Tenang dan Fokus

• Jaga emosi dan tetap bersabar. Jangan terpancing emosi karena kemacetan adalah hal yang wajar saat mudik.

• Dengarkan musik atau podcastHal ini dapat membantu mengurangi kebosanan dan menjaga suasana hati tetap baik.

• Gunakan AC dengan bijak. Jika macet panjang, atur penggunaan AC agar tidak boros bahan bakar.

Sejumlah warga menonton kemacetan yang terjadi di ruas Tol Cikampek arah Jakarta saat pemberlakuan one way. Aksi itu dilakukan untuk membagikan informasi ke temannya yang mudik lewat grup WhatsApp (WA), Jumat, (6/5/2022).Sejumlah warga menonton kemacetan yang terjadi di ruas Tol Cikampek arah Jakarta saat pemberlakuan one way. Aksi itu dilakukan untuk membagikan informasi ke temannya yang mudik lewat grup WhatsApp (WA), Jumat, (6/5/2022). Foto: Agung Pambudhy

3. Jaga Konsentrasi dan Keselamatan

• Selalu jaga jarak aman. Hindari pengereman mendadak yang dapat meningkatkan risiko tabrakan beruntun.

• Gunakan rem tangan saat berhenti lama. Ini untuk mengurangi risiko kendaraan bergerak tanpa sengaja.

• Jangan terlalu sering berpindah jalur. Perpindahan jalur justru bisa memperlambat perjalanan dan meningkatkan risiko kecelakaan.

• Pastikan bahan bakar dan kondisi kendaraan tetap optimal. Jangan memaksakan kendaraan bekerja terlalu keras di tengah kemacetan.

4. Manfaatkan Waktu Istirahat

• Lakukan peregangan ringan di dalam mobil Gerakkan leher, bahu, tangan, dan kaki agar tubuh tetap rileks.

• Gunakan rest area untuk beristirahat. Jika memungkinkan, manfaatkan rest area untuk tidur sejenak atau sekadar berjalan-jalan.

• Jika berkendara dengan anak-anak, siapkan hiburan, mainan, film, atau buku cerita bisa membantu mereka tetap nyaman selama perjalanan.

5. Alternatif Saat Terjebak Macet Parah

• Cek rute alternatif melalui aplikasi navigasi, jika ada jalan tikus yang lebih lancar, pertimbangkan untuk beralih.

• Gunakan jalur darat dan transportasi umum secara kombinasi. Misalnya, menggunakan kendaraan pribadi ke titik tertentu lalu beralih ke kereta atau bus untuk menghindari macet ekstrem.

• Tetap update kondisi lalu lintas dari berita atau media sosial. Ini membantu mengetahui titik macet terparah dan jalur yang lebih lancar.

(lth/dry)



Sumber : oto.detik.com

4 Komponen Mobil yang Perlu Diperiksa Sebelum Mudik



Jakarta

Mudik lebaran adalah momen spesial bagi banyak orang. Namun, perjalanan jauh bisa menjadi tantangan jika kendaraan tidak dalam kondisi prima. Maka itu, supaya mudik lebih nyaman dan aman, pastikan kendaraan siap menempuh perjalanan dengan melakukan servis dan pengecekan komponen penting sebelum berangkat. Apa saja ya komponen mobil yang perlu diperiksa sebelum digunakan untuk mudik?

Dijelaskan Product Manager PT Denso Sales Indonesia (DSIA) Ivana Stella, ada empat komponen mobil yang harus dicek sebelum Anda melakukan perjalanan mudik. Empat komponen tersebut meliputi busi, AC, wiper, hingga klakson.

1. Busi


Pastikan mesin dalam kondisi prima dengan busi berkualitas. Perjalanan panjang membutuhkan performa mesin yang stabil. Salah satu komponen penting yang perlu dicek adalah busi. Busi yang bagus dan terawat bisa menghasilkan pembakaran sempurna, meningkatkan efisiensi bahan bakar, serta menjaga akselerasi tetap responsif. Dengan busi yang berkualitas optimal, kendaraan akan lebih bertenaga dan hemat BBM, sehingga perjalanan mudik semakin lancar tanpa kendala.

2. Filter AC

Udara kabin yang bersih bikin perjalanan lebih nyaman berjam-jam di dalam mobil. Tapi perjalanan bisa terasa melelahkan, terutama jika udara di dalam kabin tidak segar. Oleh karena itu, penting untuk mengganti filter AC kabin sebelum perjalanan jauh. Filter kabin atau filter AC harus mampu menyaring debu, polutan, dan bakteri sehingga udara di dalam mobil tetap bersih dan sehat. Dengan udara lebih segar, perjalanan akan terasa lebih nyaman bagi seluruh penumpang, terutama anak-anak, serta lansia.

3. Wiper

Pastikan visibilitas maksimal dengan wiper yang optimal. Hujan bisa datang kapan saja, terutama saat melewati jalur pegunungan atau daerah dengan curah hujan tinggi. Wiper yang aus atau tidak berfungsi optimal dapat mengurangi visibilitas dan meningkatkan risiko kecelakaan. Wiper harus memiliki daya sapuan yang presisi dan tahan lama, memastikan kaca depan tetap bersih dan visibilitas tetap terjaga. Jangan lupa cek cairan washer agar kaca tetap jernih saat melintasi area berdebu.

4. Klakson

Gunakan klakson yang jernih dan responsif untuk komunikasi di jalan saat mudik, jalanan akan dipadati kendaraan. Klakson menjadi alat komunikasi penting untuk memberi isyarat kepada pengendara lain. Klakson harus memiliki suara yang jelas dan responsif, membantu Anda berkomunikasi dengan pengendara lain secara lebih efektif. Gunakan klakson dengan bijak untuk memberi tanda, terutama saat melintas di jalur yang ramai atau menyalip kendaraan lain.

“Jangan lupa untuk selalu servis kendaraan di bengkel resmi agar perjalanan lebih tenang, khususnya sebelum melakukan perjalanan mudik. Teknisi profesional dan produk asli akan memastikan kendaraan dalam kondisi terbaik. Saat ini DSIA memiliki jaringan 115 dealer & bengkel resmi, 21 jaringan dealer spareparts, dan 33 jaringan servis diesel di seluruh Indonesia,” ungkap Candra Sangkaya selaku Department Manager – Service Network DSIA.

(lua/riar)



Sumber : oto.detik.com

Pelajaran dari Kecelakaan Maut Ioniq 5 N Tabrak Bokong Truk di Tol JORR



Jakarta

Mobil listrik performa tinggi Hyundai Ioniq 5 N menabrak truk yang sedang mogok di Tol JORR. Akibat kecelakaan ini, tiga orang dilaporkan meninggal dunia.

Kanit Gakkum Satlantas Polres Metro Jakarta Barat AKP Joko Siswanto mengatakan peristiwa terjadi pada Sabtu (29/3) pukul 19.00 WIB. Tabrakan terjadi mulanya Ioniq yang dikemudikan pria KI (32) melaju dari arah utara menuju selatan.

Sesampainya di lokasi, Ioniq tersebut menabrak truk mogok yang terparkir. “Sesampainya di dekat Km 05.200 Wilayah Cengkareng Jakarta Barat menabrak kendaraan light truk yang berhenti di lajur 1 sedang memperbaiki as roda belakang patah,” kata Joko dikutip detikNews.


Mobil listrik Ioniq 5 N itu berbeda dengan Ioniq 5 biasa. N dalam penamaan mobil tersebut mengindikasikan bahwa mobil itu adalah performa tinggi. Mobil ini dapat melesat dari posisi diam hingga kecepatan 100 km/jam dalam 3,4 detik. Kecepatan tertingginya bisa mencapai 260 km/jam.

Berdasarkan pengalaman detikOto, nyetir Ioniq 5 N memang memacu adrenalin. Tenaga dan torsinya yang besar ditambah raungan suara mesin virtual ala mobil sport bikin pengemudinya ingin bejek gas terus hingga kecepatan tinggi. Jika tidak bijak dalam berkendara dengan mobil ini, terlebih di jalan raya, risiko kecelakaan akan semakin besar.

Hyundai Ioniq 5 NHyundai Ioniq 5 N Foto: Dok. Hyundai

Menurut praktisi keselamatan berkendara yang juga Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana, berkendara dengan kecepatan tinggi tak hanya asal ngegas. Perlu ada banyak perhitungan agar tak memicu kecelakaan.

“Berkendara dengan kecepatan tinggi itu mudah, tinggal tekan pedal gas dalam-dalam. Tapi semakin kencang mobil berlari semakin sulit mobil tersebut diberhentikan, apalagi mobil listrik yang tenaganya spontan dan torsinya besar. Kedua, daya pandang pengemudi semakin sempit. Juga semakin besar mobil kehilangan keseimbangan,” beber Sony kepada detikOto, Minggu (30/3/2025).

Menurut Sony, mengemudi mobil listrik itu spesial. Teknologinya canggih sehingga pengemudi harus bisa beradaptasi.

“Mungkin secara operasional sama, tapi secara teknik berbeda. Contoh, injak pedal gas harus smooth, injak pedal rem ada rasa delay, di tanjakan/turunan/tikungan harus cover brake dan mengaktifkan fitur hill assist atau regeneratif brake. Masih banyak lagi, terutama mobil listrik itu diciptakan untuk lebih ramah lingkungan,” ujar Sony.

Sony juga menyoroti kemungkinan mobil listrik tersebut dipacu di bahu jalan, tempat truk mogok sedang diperbaiki. Sony menegaskan, bahu jalan hanya untuk keadaan darurat. Maka dari itu, ada bahaya mengintai di bahu jalan, salah satunya kendaraan yang berhenti karena keadaan darurat.

“Bahu jalan itu seharusnya untuk darurat yang kecepatannya rendah atau berhenti dan bukan untuk mendahului. Jika ada mobil yang rusak/mogok berhentinya pasti di bahu jalan, memang harusnya relatif lebih kosong. Kalau maksa lewat bahu jalan dengan konsep mendahului (kecepatannya tinggi) ketemu dengan mobil yang statis atau berhenti, maka bisa dibayangkan benturannya,” tegas Sony.

(rgr/mhg)



Sumber : oto.detik.com

Cara Ini Bisa Buat Kamu Selamat, Saat Hendak Balik dari Mudik


Jakarta

Keselamatan berkendara mutlak hukumnya saat berada di jalanan, terlebih saat hendak balik ke Jakarta setelah mudik ke kampung halaman. Namun banyak dari pengendara yang meremehkan hal tersebut, padahal agar selamat di jalan itu sangat mudah jika mengetahui tips berkendara.

Seperti yang disampaikan Andry Berlianto, Praktisi Keselamatan Berkendara Global Defensive Driving Consulting (GDDC), ada 5 tips yang bisa dilakukan agar pengendara bisa selamat sampai rumah kembali setelah balik ke kampung halaman.

1. Pribadi sehat fisik dan mental

Tekanan tinggi pada perjalanan mudik memaksa pemudik harus dalam kondisi fit dan bugar guna mengantisipasi bahaya dan risiko yang mungkin terjadi selama perjalanan.


Pastikan fisik dan mental siap untuk berada di belakang kemudi.

2. Kendaraan yang sehat dan laik jalan

Perjalanan panjang menuntut kendaraan berperforma maksimal tanpa hambatan karena kondsi tersebut dapat menurunkan risiko terjadinya insiden di tengah perjalanan.

3. Atur waktu perjalanan

Atur rute dan jam perjalanan serta turunkan risiko kecelakaan serendah mungkin. Utamakan istirahat dan hindari mengemudi saat tubuh sudah kelelahan.

4. Devensive Driving dan Riding

– Ikuti arahan dan himbauan petugas saat berada di perjalanan karena itu adalah arahan untuk keselamatan diri Anda dan keluarga.

– Atur barang bawaan agar tidak melebihi batas muatan pada kendaraan.

– Mengemudilah sewajarnya dan hindari membuka ruang konflik di perjalanan.

– Pantau batas kecepatan, jaga jarak aman antar kendaraan
Bersabar.

5. Evaluasi

Evaluasi kembali perjalanan yang sudah dilakukan saat berangkat dan pelajari hal-hal apa saja yang perlu dikoreksi atau perlu ditingkatkan karena masih akan ada perjalanan pulang kembali ke kota asal

Pastikan mampu mengantisipasi bahaya dari risiko target Zero Accident saat balik ke rumah tercinta.

(lth/din)



Sumber : oto.detik.com