Tag Archives: rph

Kisah Jati Denok Blora, Persembunyian Putri Kediri yang Dijaga Harimau


Jakarta

Jati denok bukan sekadar pohon berukuran raksasa yang jadi saksi pergantian zaman, perkembangan masyarakat, dan berbagai siklus kehidupan. Saking bersejarahnya, pohon jati ini berusia ratusan tahun ini punya legenda yang jadi cerita umum di masyarakat.

Kisah ini berasal dari zaman Kerajaan Kediri yang berdiri pada tahun 1042-1222 Masehi. Kerajaan bercorak Hindu-Buddha ini adalah salah satu yang terbesar di Indonesia dengan wilayah kekuasaan meliputi seluruh Jawa termasuk Blora, sebagian Sumatra, hingga Kalimantan.

Jati denok yang berada di wilayah hutan Desa Jatisari, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora.Jati denok Foto: Achmad Niam Jamil/detikJateng

Jati denok di Desa Jatisari, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora dikisahkan menjadi tempat persembunyian Candra Kirana seorang putri dari Kerajaan Kediri. Legenda ini dikenal luas di wilayah Banyuurip sebuah dukuh di Kecamatan Banjarjero, tempat jati denok tumbuh.


“Legenda di wilayah Banyuurip menceritakan ada seorang bernama Candra Kirana. Dia adalah putri Kediri yang lari dari kerajaan. Banyak tokoh mencari sang putri, salah satunya Raden Inu Kertapati yang datang untuk menjadikannya istri,” ujar Pemerhati sejarah asal Blora Totok Supriyanto dikutip dari detik Jateng.

Selama dalam pelarian, sang putri dijaga seekor harimau yang sangat setia. Tiap orang yang datang mencari harus berhadapan dengan harimau tersebut. Menurut Totok, legenda tersebut tidak bisa dibuktikan kebenarannya namun tetap lestari sebagai bagian dari budaya masyarakat.

Selain kisah Candra Kirana, asal nama jati denok yang merupakan tanaman endemik Blora punya cerita yang lain. Kata denok dalam bahasa Jawa adalah sebutan bagi anak perempuan. Menurut Totok, tidak jelas penyebab jati yang meraih rekor MURI tahun 2008 tersebut diberi nama denok.

“Arti denok adalah anak perempuan, karena mungkin pohonnya terlihat ndemblek (ada bagian yang membesar) sehingga disebut denok. Padahal pohonnya besar gitu, masak disebut anak kecil. Tapi ini kan perumpamaan,” kata Totok.

Lokasi jati denok kini dikenal sebagai petak 62, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Temetes, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Temanjang, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Randublatung. Jati denok terletak di atas Bukit Kendeng, Blora, dikelilingi hutan hijau dan rimbun pepohonan.

Untuk melihat jati denok yang kini jadi situs budaya dibutuhkan butuh waktu sekitar 45 menit dari pusat kota, dengan jarak tempuh 16 kilometer. Pengunjung bisa melalui Jalan Blora Randublatung sejauh 12 kilometer, lalu memasuki wilayah hutan dengan jalan berbatu berjarak 4 kilometer.

Jati denok dikelilingi pembatas beton untuk melindungi pohon yang mulai keropos ini. Berbeda dengan pohon jati di sekitarnya yang tak diberi pembatas antara satu pohon dengan lainnya. Selain itu, di sekitar pohon jati terdapat pendopo yang tak begitu luas cocok untuk duduk santai menikmati teduhnya hutan.

Jati Denok Tumbuh Sebelum Belanda Datang

Pohon jati denok tumbuh menjulang setinggi 30 meter dan keliling batangnya mencapai 6,5 meter. Batangnya tidak bulat dengan banyak cekungan di bagian pangkal dan total keliling mencapai 9 meter. Pangkal pohon bisa direngkuh tujuh rentangan tangan manusia dewasa.

Jati denok diperkirakan tubuh sebelum kedatangan Belanda ke Indonesia. Perkiraan ini berdasarkan dokumen penelitian tahun 1930 oleh Herman Ernst Wolff von Wulfing (1891-1945) dengan judul De Wildhoutbosschen op Java (hutan rimba di Jawa), yang sudah menyebutkan jati Blora termasuk jati denok di dalamnya.

Jati denok di wilayah hutan Desa Jatisari, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora, Jumat (29/3/2024).Jati denok Foto: Achmad Niam Jamil/detikJateng

Saat ini, batang pohon jati denok mulai keropos dan lapuk dengan bagian tengah yang bolong. Tidak ada batang yang besar akibat tersambar petir, sehingga yang terlihat hanyalah cabang-cabang kecil di pucuk pohon tanpa daun. Perawatan dilakukan hati-hati dengan memotong bagian yang tersambar petir untuk mencegah kebakaran.

(row/row)



Sumber : travel.detik.com

8 Ribu Pack Daging Kambing Dam Jemaah Haji RI Siap Dikirim ke Tanah Air



Makkah

Sebanyak 6.500 ekor kambing kurban jemaah haji Indonesia disembelih dan akan disalurkan dagingnya. Dari jumlah tersebut, 2.000 di antaranya akan dikirim ke Tanah Air dalam bentuk daging kemasan.

Direktur Bina Haji Arsad Hidayat mengatakan, 2.000 ekor kambing tersebut akan dikemas menjadi 8.000 pack.

“Dari 2.000 kambing tersebut selanjutnya akan di-packaging dengan cara retort. Satu ekor kambing di-packing menjadi 4 pack. Jadi total akan ada 8.000 pack daging yang akan dikirimkan ke Indonesia. Masing-masing pack-nya berisi 2,5 kg daging,” ujar Arsad di Makkah, Jumat (5/7/2024).


Hal itu dikatakan Arsad saat mendamping Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meninjau perusahaan pengelolaan daging kurban dan RPH di Makkah, Arab Saudi. Peninjauan ini dilakukan untuk mengecek kesiapan daging kurban yang akan dikirimkan ke Indonesia.

Daging dam jemaah haji yang sudah dikemas.Daging dam jemaah haji yang sudah dikemas. Foto: Dok Media Center Haji 2024

Dalam kesempatan tersebut, Menko PMK Muhadjir juga melihat adanya peluang pengiriman tenaga juru sembelih dari Indonesia. Berdasarkan keterangan pengelola RPH, mereka mempekerjakan 5.000 tenaga penyembelih pada musim haji.

“Tadi kita ngomong-ngomong, dari syahbandar (pengelola RPH) menginginkan ada penyembelih dari Indonesia. Dia ingin ada 1.500 penyembelih untuk tahun depan, nanti Pak Dubes yang akan menindaklanjuti,” ungkap Muhadjir.

“Dan mungkin nanti ada kerja sama yang lain. Karena di sini kotoran dan kulit kambing dibuang begitu saja. Tadi juga mengusulkan ada kerja sama dari pelaku usaha di Indonesia yang sudah punya pengalaman di bidang penyamakkan kulit itu juga bisa kerja sama dengan RPH di sini,” sambungnya.

(nla/kri)



Sumber : www.detik.com