Tag Archives: satelit starlink

Jumlah Satelit Starlink Kini Tembus 10 Ribu


Jakarta

SpaceX kembali mencatatkan tonggak bersejarah dalam ambisi internet satelit globalnya. Pada Minggu (19/10) waktu setempat, perusahaan milik Elon Musk itu meluncurkan 56 satelit Starlink tambahan melalui dua roket Falcon 9 terpisah.

Misi ini membuat total satelit Starlink yang pernah diluncurkan menembus angka 10.000 unit sejak program dimulai, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Selasa (21/10/2025).

Peluncuran tersebut sekaligus menjadi misi Falcon 9 ke-132 sepanjang tahun 2025, menyamai rekor peluncuran tahunan sebelumnya. Padahal, masih tersisa lebih dari dua bulan sebelum tahun berakhir.


Namun dari total 10 ribu lebih satelit yang dikirim ke orbit rendah Bumi (LEO), hanya sekitar 8.608 satelit yang masih aktif saat ini. Data ini berasal dari perhitungan Jonathan McDowell, astronom dan pelacak satelit independen. Satelit Starlink dirancang memiliki masa operasional sekitar lima tahun sebelum secara sengaja dideorbit untuk terbakar di atmosfer.

Starlink pertama kali diuji pada 2018 lewat peluncuran prototipe, sebelum layanan komersialnya mulai digelar pada 2021. Kini, jaringan tersebut menjadi salah satu penyedia internet satelit terbesar di dunia.

SpaceX sejauh ini telah mengantongi izin untuk meluncurkan 12.000 satelit, dan bahkan menargetkan jumlah total lebih dari 30.000 unit dalam jangka panjang. Tujuannya adalah menghadirkan akses internet cepat dan berlatensi rendah ke seluruh penjuru dunia, termasuk wilayah terpencil yang sulit dijangkau jaringan fiber atau seluler.

Namun, ekspansi ini tak datang tanpa kekhawatiran. Persaingan dari berbagai belahan dunia sedang menghangat. Amazon lewat Project Kuiper, konsorsium Eropa, hingga inisiatif serupa di China, sama-sama menyiapkan megakonstelasi mereka sendiri. Kondisi tersebut memunculkan kekhawatiran baru terkait potensi penumpukan satelit di orbit dan risiko tabrakan di luar angkasa.

Meski begitu, SpaceX terus memimpin perlombaan dengan kapasitas produksi dan peluncuran yang belum tertandingi, menjadikan Starlink salah satu proyek infrastruktur teknologi terbesar yang pernah dibangun manusia di luar angkasa.

(asj/fay)



Sumber : inet.detik.com

Enggan Pakai Starlink, Prabowo Siapkan Teknologi Internet Lebih Murah Buat Sekolah


Jakarta

Presiden Prabowo Subianto mengatakan bahwa pemerintah saat ini tengah menyiapkan teknologi yang lebih murah dari Starlink untuk membantu penyebaran akses internet ke sekolah seluruh Indonesia.

Bahkan, teknologi tersebut dapat menjangkau daerah terpencil yang sampai saat ini memang menjadi pekerjaan rumah di Indonesia terkait pemerataan akses internet.

“Yang sulit dapat internet,WiFi,sekarang sudah ada teknologi, sekarang murah bisa kita pasang di tiap sekolah. Tidak terlalu mahal. Starlink mungkin masih agak mahal,untuk bayar tiap bulan. Sudah ada teknologi yang lebih murah,” kata Prabowo dikutip dari CNBC Indonesia.


Sebagai informasi, layanan internet berbasis satelit Starlink punya berbagai varian tarif layanan dengan harga paling murah Rp 479 ribu per bulan untuk paket residensial lite. Itu baru layanan, sedangkan perangkat penerima sinyalnya dibanderol Rp 7,8 juta,

Keberadaan infrastruktur internet tersebut guna mendukung program pembelajaran jarak jauh yang sedang digalakan pemerintah Prabowo-Gibran melalui layar digital interaktif Smart TV di setiap sekolah Tanah Air.

Perangkat tersebut diisi oleh konten belajar mengajar dari kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

“Sekarang kalau tidak salah sudah dibagikan mendekati 50 ribu sekolah, kemudian nanti totalnya tahun ini 288 ribu flat panel. Di situ ada komputer, bisa muat ratusan ribu konten, mungkin jutaan ya,” katanya dalam pembukaan rapat kabinet paripurna, Senin (20/10/2025).

Prabowo menjelaskan bahwa tersedianya panel 75 inci ini membuat siswa di sekolah di lokasi terluar dan terpencil bisa menikmati konten belajar yang sebelumnya tidak bisa diakses.

“Jadi sekolah-sekolah terluar, terpencil dan tidak punya akses guru yang baik. Umpamanya bahasa Inggris, mandarin, matematika, ini pelajaran susah. Ini bisa dibantu dengan ini (layar pintar). Kalau dia selesai dan mau kembali, bisa kembali anytime,” katanya.

Konten akan dibuat oleh guru-guru terbaik dari seluruh Indonesia. Pemerintah nantinya akan membangun studio tempat konten direkam.

“Nanti guru-guru terbaik akan mengajar, dan pelajaran mereka bisa diterima di seluruh pelosok Indonesia. Jadi tiap sekolah akan dapat akses, guru yang paling baik di bidang-bidang sulit,” katanya.

(agt/rns)



Sumber : inet.detik.com

Menkomdigi Ungkap Teknologi yang Lebih Murah dari Starlink


Jakarta

Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengungkapkan jenis teknologi yang akan disiapkan pemerintah dalam menghadirkan konektivitas yang lebih terjangkau. Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menyinggung pemerintah akan menggunakan teknologi lebih murah dari Starlink.

Disampaikan Meutya bahwa sambutan Prabowo rapat Kabinet Paripurna, Senin (20/10), menekankan pentingnya menghadirkan konektivitas yang lebih murah dibandingkan teknologi orbit rendah seperti Starlink.

“Beliau menyampaikan bahwa kita akan mencari konektivitas yang lebih murah daripada low earth orbit seperti Starlink,” ujar Meutya ditemui acara Tech in Asia Conference 2025, Jakarta, Rabu (22/10/2025).


Meutya mengatakan bahwa salah satu terobosan yang tengah dikembangkan adalah teknologi Fixed Wireless Access (FWA). Diketahui, sistem koneksi berbasis nirkabel itu mampu menjangkau wilayah lebih luas dengan biaya yang lebih efisien.

Sebagai informasi, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) telah menggelar lelang frekuensi 1,4 GHz dengan menghasilkan pemenangnya, yakni Surge melalui anak perusahaannya Telemedia Komunikasi Pratama untuk Regional 1 dengan harga tawaran tertinggi Rp 403 miliar dan Eka Mas Republik (MyRepublic) berhasil menawarkan harga tertinggi di Regional 2 dan 3 dengan masing-masing Rp 300 miliar dan 100 miliar.

“Baru-baru ini kami menyelesaikan salah satu terobosan teknologi FWA yang memungkinkan koneksi lebih murah, dan bisa menjangkau hingga ke perumahan bahkan sekolah-sekolah,” jelas Meutya.

FWA dinilai menjadi alternatif penting bagi daerah yang belum terjangkau jaringan fiber optik maupun infrastruktur kabel tetap. Dengan pendekatan ini, pemerintah berharap konektivitas digital di sekolah, terutama di wilayah terpencil karena bisa segera meningkat tanpa membebani biaya tinggi.

Diberitakan sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengatakan bahwa pemerintah saat ini tengah menyiapkan teknologi yang lebih murah dari Starlink untuk membantu penyebaran akses internet ke sekolah seluruh Indonesia.

“Yang sulit dapat internet,WiFi,sekarang sudah ada teknologi, sekarang murah bisa kita pasang di tiap sekolah. Tidak terlalu mahal. Starlink mungkin masih agak mahal,untuk bayar tiap bulan. Sudah ada teknologi yang lebih murah,” kata Prabowo.

Sebagai informasi, layanan internet berbasis satelit Starlink punya berbagai varian tarif layanan dengan harga paling murah Rp 479 ribu per bulan untuk paket residensial lite. Itu baru layanan, sedangkan perangkat penerima sinyalnya dibanderol Rp 7,8 juta,

Keberadaan infrastruktur internet tersebut guna mendukung program pembelajaran jarak jauh yang sedang digalakkan pemerintah Prabowo-Gibran melalui layar digital interaktif Smart TV di setiap sekolah Tanah Air.

Perangkat tersebut diisi oleh konten belajar mengajar dari kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

“Sekarang kalau tidak salah sudah dibagikan mendekati 50 ribu sekolah, kemudian nanti totalnya tahun ini 288 ribu flat panel. Di situ ada komputer, bisa muat ratusan ribu konten, mungkin jutaan ya,” katanya dalam pembukaan rapat kabinet paripurna, Senin (20/10/2025).

(agt/fyk)



Sumber : inet.detik.com