Tag Archives: sejarah geologi

Heboh! Fosil Gajah Purba Raksasa Ditemukan di Daerah Nganjuk



Jakarta

Penemuan fosil gajah purba kembali menghebohkan dunia penelitian geologi. Tim Museum Geologi Bandung menemukan fosil stegodon berukuran raksasa di lereng Gunung Pandan, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

Lokasi penemuan tepatnya berada di kawasan Hutan Tritik, Desa Tritik, Kecamatan Rejoso, Nganjuk. Proses ekskavasi dilakukan oleh tim gabungan dari Museum Geologi Bandung, Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Disporabudpar) Nganjuk, dan komunitas Kota Sejuk Nganjuk.

“Jadi kita mendampingi Tim Museum Geologi Bandung dan komunitas Kota Sejuk Nganjuk untuk melakukan ekskavasi fosil. Lokasi di kawasan hutan Desa Tritik, Kecamatan Rejoso, lereng Gunung Pandan,” ujar Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Nganjuk, Gunawan Widagdo dikutip dari detikJatim, Rabu (22/10/2025).


Fosil Diduga Satu Tubuh Utuh

Gunawan mengatakan fosil tersebut diduga berasal dari satu tubuh utuh. Sehingga temuan fosil ini dinilai penting dalam sejarah geologi di wilayah Jawa Timur.

“Temuan fosil banyak macamnya karena satu tubuh utuh. Ekskavasi mulai Selasa minggu lalu hingga tanggal 21 Oktober besok,” kata Gunawan.

Fosil tersebut juga memiliki bagian rahang dan gigi. Adapun panjang fosil sekitar 255 cm.

Gunawan mengatakan, selama penggalian fosil ini cukup ramai karena ada total 22 orang yang membantu mengevaluasi. Mereka terdiri dari Badan Geologi, 7 orang dari komunitas dan Disporabudpar, dan 4 warga sekitar.
Sembunyikan kutipan teks

“Ada 11 orang dari Badan Geologi, 7 dari komunitas Kota Sejuk, dan 4 warga sekitar sehingga total 22 orang,” ujar Gunawan.

Fosil Sudah Ditemukan Sejak 2024

Gunawan menjelaskan, fosil berukuran sekitar 2,55 meter itu sebenarnya telah ditemukan sejak awal 2024 oleh almarhum Susilo, anggota komunitas Kota Sejuk. Namun, proses penggalian baru dapat dilanjutkan Oktober 2025 karena keterbatasan waktu dan kondisi medan.

“Fosil tersebut ditemukan oleh anggota komunitas Kota Sejuk, Susilo (alm), setahun lalu saat mendampingi tim Badan Geologi Nasional Bandung melakukan survei potensi sebaran fosil di Hutan Tritik,” beber Gunawan.

Selama menunggu evakuasi, fosil ditutup dengan gipsum dan terpal. Tim peneliti pada 2025 ini telah mengevakuasi dan akan melakukan penelitian lebih lanjut.

“Tahun 2025 ini dilakukan ekskavasi kembali dan penelitian lanjutan, namun sepertinya waktunya juga tidak cukup sehingga yang diangkat beberapa bagian yang sudah jelas terbuka,” pungkas Gunawan.

(cyu/nwk)



Sumber : www.detik.com

Studi Ungkap Air di Laut Merah Pernah Menghilang, Bagaimana Bisa Terisi Kembali?



Jakarta

Laut Merah yang berada di antara Semenanjung Arab dan benua Afrika, ternyata pernah menghilang dan hanya tersisa garam. Fakta ini diungkapkan oleh para peneliti dari King Abdullah University of Science and Technology (KAUST).

Menurut peneliti, sekitar 6,2 juta tahun lalu, Laut Merah mengalami peristiwa kekeringan total. Semuanya berubah menjadi gurun garam yang tandus.

Namun, kurang dari 100.000 tahun, air dari Samudra Hindia datang membanjiri dan mengisi kembali cekungan tersebut. Ini membuat Laut Merah dan kehidupan di dalamnya pulih secara dramatis.


Banjir dari Samudra Hindia Pulihkan Laut Merah yang Kekeringan

Sebelum terjadi peristiwa kekeringan total, Laut Merah terhubung dengan Laut Tengah melalui selat dangkal di utara dan dengan Samudra Hindia melalui penghalang vulkanik di selatan. Kekeringan ini berakhi ketika air dari Samudra Hindia menembus penghalang vulkanik di selatan, tepatnya di dekat Kepulauan Hanish.

Banjir dahsyat membuka selat Bab el-Mandeb dan mengalirkan air laut ke dalam cekungan Laut Merah. Proses ini membentuk ngarai bawah laut sepanjang 320 kilometer yang masih terlihat hingga kini.

Usai air membanjiri Laut Merah, ekosistem pulih dalam waktu cepat. Kehidupan terumbu karang dan biota laut lainnya kembali berkembang pesat, menjadikan Laut Merah sebagai ekosistem laut yang kaya dan unik hingga hari ini.

Dijadikan Laboratorium Alam bagi Studi Geologi Lautan

Fenomena kekeringan total Laut Merah pada masa lalu menjadi hal penting bagi ilmuwan. Kini, Laut Merah dijadikan sebagai laboratorium alam untuk mempelajari bagaimana lautan terbentuk dan berevolusi melalui peristiwa geologis ekstrim.

Proses pengeringan dan banjir besar yang terjadi di Laut Merah memberikan wawasan baru tentang dinamika cekungan laut dan interaksi antara tektonik lempeng, iklim, dan ekosistem laut.

“Temuan ini menegaskan pentingnya Laut Merah dalam studi geologi lautan dan memperkuat posisi KAUST sebagai pusat penelitian terkemuka di bidang ini,” ujar Prof Abdulkader Al Afifi, salah satu penulis studi tersebut, dilansir Science Daily.

(faz/faz)



Sumber : www.detik.com