Tag Archives: sekolah

Respons UI soal Protes Dosen-Mahasiswa SIL Digabung dengan SKSG


Jakarta

Sekolah Ilmu Lingkungan (SIL) Universitas Indonesia (UI) dan Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) UI resmi digabung menjadi Sekolah Pascasarjana Pembangunan Berkelanjutan (SPPB) UI, Rabu (22/10/2025). Penggabungan ini memantik protes dari sejumlah dosen dan mahasiswa.

Sejumlah poin kritik tersebut antara lain menyorot SPPB UI yang dinilai berdiri di tengah ketiadaan aturan penggabungan prodi, fakultas, atau sekolah; serta kurang dialog dengan mahasiswa, tenaga pendidik, dan alumni, yang meminta ada forum terbuka sebelum peresmian.

Merespons kritik tersebut, Rektor UI Heri Hermansyah mengatakan pendirian SPPB UI sudah melalui rapat empat organ UI dan memenuhi regulasi.


“Ini sudah dilalui dengan rapat berbulan-bulan di tim, di sekolah, dan bahkan juga di Senat (Akademik). Artinya semua sudah memenuhi regulasi,” kata Heri di Balai Sidang UI, Rabu (22/10/2025).

“Kita sudah melalui semua proses dengan baik, dengan melibatkan empat organ UI. Ada panitia yang dibentuk pihak universitas, yang menjalankan ini. Kemudian juga di-quality control oleh Senat Akademik, itu ibaratnya mirip DPR dan kolega kita di situ ada perwakilan seluruh fakultas yang terdiri dari guru besar dan rektor kepala. Jadi ini sudah melalui proses yang proper sesuai dengan regulasi yang ada di Universitas Indonesia,” sambungnya.

Heri mengatakan juga terbuka berkomunikasi dengan mahasiswa, termasuk soal pendirian SPPB UI.

“Justru mahasiswa tahu betul sekarang, rektor yang sekarang HP-nya ini bisa diakses dengan mudah oleh para ketua lembaga mahasiswa,” ucapnya.

“Jadi tidak benar saya tidak bisa diajak komunikasi. Justru any time pintu rektor bisa diakses. Bukan hanya mahasiswa, tapi seluruh stakeholder bisa dengan mudah berkomunikasi dengan saya karena saya yakin komunikasi merupakan awalan yang baik untuk kesuksesan. Seluruh aktivitas, komunikasi dengan baik. Tak kenal maka tak sayang. Nanti diinfokan saja ke mahasiswanya, any time Rektor nunggu,” sambung Heri.

Protes Dosen-Mahasiswa SIL UI

Sebelumnya, mantan Direktur Sekolah Ilmu Lingkungan (SIL) UI Dr Dr Tri Edhi Budhi Soesilo menyayangkan proses pembentukan sekolah baru yang dinilai minim dialog akademik dan dilakukan di tengah ketiadaan regulasi resmi terkait restrukturisasi unit akademik.

“Saya prihatin dan sedih, SIL UI hanya berumur 9 tahun. Sekarang dibubarkan untuk menjadi sekolah baru. Yang saya sayangkan, tradisi ilmiah dan tradisi akademik tidak dijalankan, terutama dalam mengajak dialog para pemangku kepentingan di SIL maupun SKSG,” ujar Budhi pada detikcom.

Budhi mengatakan SIL memiliki komite sekolah, dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan, hingga alumni yang seharusnya dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Namun menurutnya, tak satu pun dari mereka diajak berdiskusi terlebih dahulu.

“Itu kekurangannya. Komite, dosen, mahasiswa, tendik, alumni tidak pernah diajak dialog,” dia menambahkan.

Budhi juga menilai penggabungan SIL dan SKSG UI dilakukan tanpa dasar hukum yang memadai lantaran UI belum memiliki aturan yang jelas tentang penggabungan atau pembubaran program studi, fakultas, atau sekolah. Ia menyatakan surat pembubaran SIL itu belum pernah diterimanya.

“Saya merasa kami ditinggalkan. Tradisi dialog yang seharusnya dijunjung tinggi dalam komunitas akademik tidak dijalankan. Bukan hanya saya, tapi seluruh komunitas SIL dan SKSG tidak pernah diajak bicara,” katanya.

“Tidak mengejutkan juga kalau mahasiswa heran semua, tiba-tiba ada sekolah baru,” dia menambahkan.

Prof Raldi Hendro Koestoer PhD, dosen Hukum Etika Lingkungan SIL UI, menilai proses penggabungan SIL dan SKSG UI justru berisiko mengabaikan warisan besar yang telah dibangun Prof Emil Salim dan menjadi bumerang bagi UI ke depan.

Ia menjelaskan, SIL UI telah membangun reputasi yang solid di bidang ilmu lingkungan. Dia khawatir bahwa penggabungan itu menyebabkan SIL kehilangan identitasnya, yang kemudian bisa menyulitkan untuk menarik minat dan dukungan dari luar.

“Legacy Prof. Emil Salim adalah SIL UI. Jenis pengabaian seperti ini tentu akan menjadi bumerang di kemudian hari,” kata Raldi.

“SIL yang sudah outstanding, akan sulit mencari ‘pasar’ kecuali direktur SIL nantinya mampu mendapatkan dana besar untuk promosi, beasiswa, dan sebagainya. Yang sanggup mencari pasar itu adalah mereka yang punya akses kuat dan dana besar,” sambungnya.

Raldi mengatakan tradisi akademik yang melibatkan dialog dan keterlibatan aktif semua pihak harus tetap dijaga. Sementara itu, SIL semestinya dipertahankan untuk mengedukasi generasi masa depan agar siap menghadapi tantangan perubahan iklim dan keberlanjutan, tanpa terganggu oleh perubahan struktural yang tergesa-gesa.

Kendati demikian, ia mendukung calon pelajar yang berminat di bidang ilmu lingkungan untuk studi di SPPB UI.

“Secara pribadi, saya tetap buka akses bagi peminat di bidang ilmu lingkungan ke sana. Tanpa bantuan dari internal, karena saya dan Prof. ES selalu bekerja bersama-sama, hand in hand, membangun SIL,” ujarnya.

Respons Mahasiswa

Sementara itu, sejumlah mahasiswa SIL UI mengetahui rencana penggabungan sekolahnya dengan SKSG UI melalui forum formal. Sebagian lainnya belum tahu dan baru saat diumumkan via Instagram.

Dwi, salah satu mahasiswa SIL UI, mempertanyakan keterlibatan mahasiswa dalam pengambilan keputusan penggabungan sekolahnya. Ia mengatakan, seharusnya mahasiswa dilibatkan seperti halnya SIL UI mewajibkan pelibatan manusia dalam penelitian ilmu lingkungan.

“Seharusnya SIL dapat memberi contoh penerapan input kualitatif dari mahasiswa terhadap keputusan besar ini, bukan hanya sekadar menuntut mahasiswa untuk melibatkan ‘manusia’ saat mengambil kebijakan-kebijakan saat sudah lulus nanti,” ucapnya.

Forum Mahasiswa Doktoral dan Magister (FMDM) SIL UI meminta pimpinan UI dan SIL UI untuk menunda peresmian nama sekolah baru tersebut sampai ada mekanisme yang jelas dan partisipatif, seperti tertuang dalam pernyataan sikapnya, tertanggal 21 Oktober 2025.

FMDM UI juga mendesak pimpinan UI dan SIL UI untuk membuka forum terbuka yang melibatkan seluruh civitas akademika UI agar aspirasi dan masukan mahasiswa bisa didengar dan dipertimbangkan secara serius.

“Kami menegaskan bahwa pernyataan sikap ini disampaikan dalam koridor akademik yang konstruktif. Kami tidak menolak perubahan, namun kami menolak proses yang tidak partisipatif dan transparan.Keputusan sebesar ini harus dibangun atas dasar kepentingan bersama seluruh civitas akademika,” tulis FDMD UI.

“Kami berharap pimpinan SIL UI dan Universitas Indonesia dapat mendengarkan suara mahasiswa dan membuka ruang dialog yang bermartabat demi masa depan almamater tercinta,” sambungnya.

(twu/pal)



Sumber : www.detik.com

Prabowo Minta UI Masuk Top 100 Universitas Terbaik Dunia, Rektor Sorot PR Ini


Jakarta

Presiden Prabowo Subianto mengapresiasi capaian Universitas Indonesia (UI) sebagai universitas dalam negeri pertama yang masuk peringkat 200 besar dalam QS World University Rankings 2026. Ia menilai capaian ini sebagai kemajuan pendidikan tinggi nasional.

Prabowo meminta Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) beserta wakil menterinya (wamen) untuk memastikan UI ke depannya bisa masuk 100 besar universitas terbaik dunia. Upaya ini menurutnya bisa memicu perguruan tingi lain Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ikut melaju pada pemeringkatan universitas global.

“Tapi Menteri Dikti, Wamen, saya minta top 100. Bisa? Bisa? Pasti nanti akan disusul oleh ITB, UGM, ITS, dan sebagainya,” ucap Prabowo pada Sidang Kabinet Paripurna (SKP) di Istana Negara, Jakarta, Senin (20/10/2025).


Berdasarkan QS WUR 2026, UI menduduki peringkat 186 pada pemeringkatan universitas global tersebut. Posisi ini naik dari capaian UI pada 2025, yang menduduki peringkat 206.

Merespons ucapan Prabowo, Rektor UI Heri Hermansyah mengatakan pengakuan dan tantangan ini menjadi PR bersama perguruan tinggi dan pemerintah.

“Ini PR kita bersama. MWA (Majelis Wali Amanat) memberikan target 160, Presiden ternyata 100. Jadi mari kita bergerak bersama,” ucapnya dalam sambutan peresmian Sekolah Pascasarjana Pembangunan Berkelanjutan (SPPB) UI di Balai Sidang UI, Rabu (22/10/2025).

PR UI untuk Masuk 100 Universitas Terbaik Dunia

Pendanaan, Ekosistem, dan Gaji-Remunerasi Dosen

Heri menilai UI dan perguruan tinggi lain bisa mencapai peringkat 100 besar universitas terbaik dunia jika didukung pendanaan dukungan untuk program dan sistem rekrutmen untuk merekrut dosen berkualitas tinggi, yang diimbangi dengan salary dan remunerasi yang baik bagi dosen bertalenta.

“Kalau tidak, mereka kabur ke luar negeri semua,” kata Heri usai peresmian SPPB UI.

Ia menambahkan, kampus juga perlu didukung penguatan ekosistem, bukan semata pendanaan. Sebab, ekosistem pendidikan tinggi perlu dapat menerobos bottleneck sistemik di pemeringkatan dunia.

Heri menjelaskan, pemeringkatan QS antara lain mengukur kinerja perguruan tinggi berdasarkan kualitas riset dan inovasi, publikasi ilmiah, dan sitasi.

“Itu proporsional dengan kualitas dosen karena publikasi ilmiah dan sitasi itu dimiliki oleh para dosen ini. Nah, jadi kita harus melakukan improvement dengan merekrut dosen-dosen yang berkualitas tinggi,” ungkapnya.

Pembenahan Sistem Rekrutmen Dosen

Ia mencontohkan, terkait SDM, sistem rekrutmen dosen harus memungkinkan talenta terbaik dari dalam maupun luar negeri mau mengajar di UI dan perguruan tinggi Indonesia lainnya.

Praktik merekrut diaspora dan dosen dari luar negeri contohnya dipraktikkan di China. Diketahui, sejumlah akademisi AS pindah ke kampus-kampus China tahun ini.

“Yang mereka rekrut itu adalah talent-talent terbaik berdasarkan kompetensi di bidang pendidikan dan inovasinya. Sementara sistem rekrutmen di universitas di Indonesia itu belum sampai ke sana,” sambungnya.

Ia menambahkan, diaspora atau dosen berkualitas dari luar negeri juga terhambat administrasi untuk mengajar di perguruan tinggi dalam negeri.

“Di kita kan nggak bisa orang masuk ke sini (sebagai) profesor lagi, tapi mulai lagi dari bawah. Nah, sistem ini harus diubah, di sini artinya (diubah) Dikti (Kemdiktisaintek), Pemerintah,” imbuhnya.

Permudah Administrasi Mahasiswa Internasional

Ia menambahkan, pemeringkatan juga mengukur reputasi perguruan tinggi. Dalam hal ini, ketika sebuah universitas ini dipandang berkualitas atau bereputasi baik, maka salah satu indikasinya adalah banyak orang asing menjadikannya kampus tujuan studi dan kampus tujuan kerja.

Untuk itu, Heri menilai UI harus menjadi pilihan pelajar dalam negeri maupun calon mahasiswa internasional untuk lanjut studi dengan nyaman.

Terkait tantangan ini, Heri menyorot perlu ada perbaikan yang memudahkan calon mahasiswa internasional dapat studi di dalam negeri. Termasuk di dalamnya one stop service atau layanan satu pintu yang mempermudah pemenuhan syarat-syarat dokumen, imigrasi dan visa mahasiswa asing, seperti yang disediakan di negara tetangga: Australia, Malaysia, dan Singapura.

“Tapi kalau yang orang asing mau belajar di Indonesia itu susah sekali dapat visa. Harus datang dulu ke sini, ngurus lagi ke Kemendagri, Kesbangpol, untuk dapat surat-surat itu. Nah artinya, harus ada terobosan-terobosan juga untuk mengeluarkan visa mahasiswa,” imbuhnya.

Ia mengatakan, UI sendiri kini tengah agresif untuk mendatangkan mahasiswa asing agar mau belajar dengan biaya sendiri. Hal ini menurutnya bagian dari upaya membangun reputasi.

Ia menjelaskan, sejumlah bidang studi di Indonesia yang menarik bagi mahasiswa asing antara lain kedokteran, sosial humaniora, kesehatan masyarakat, lingkungan, demokrasi, hingga kebudayaan.

“Kalau mahasiswa asing datang ke sini, itu adalah sumber devisa,” sambungnya.

(twu/nwk)



Sumber : www.detik.com

Eks Direktur SIL Sebut SPPB UI Tanpa Payung Hukum, Begini Respons Kemdiktisaintek



Jakarta

Mantan Direktur Sekolah Ilmu Lingkungan (SIL) Universitas Indonesia (UI) Tri Edhi Budhi Soesilo ungkap kehadiran Sekolah Pascasarjana Pembangunan Berkelanjutan (SPPB) UI dibentuk saat ketiadaan regulasi resmi terkait restrukturisasi unit akademik. Ia juga menyebut kehadiran SPPB dilakukan tanpa dasar hukum yang memadai.

UI dinilai belum memiliki aturan yang jelas tentang penggabungan atau pembubaran program studi, fakultas, atau sekolah. Budhi bahkan menyatakan surat pembubaran SIL belum pernah diterimanya.

Terkait hal itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Sesjen Kemdiktisaintek) Togar Mangihut Simatupang mencoba menjawabnya. Menurut Togar, proses merger baik tingkat program studi (prodi), fakultas, maupun universitas adalah hal yang biasa.


Walaupun UI belum memiliki payung hukum terkait penggabungan Sekolah Ilmu Lingkungan (SIL) dan Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG), Togar menyebut ada aturan serupa. Salah satunya terkait aturan merger universitas.

“Ya tentunya bisa aja (penggabungan SIL dan SKSG), kita bilang belum ada ininya (payung hukum) ya, tapi kan mereka sudah punya intensi, dan payung hukumnya itu bisa kita dapatkan dari yang lain, bahkan untuk merger universitas juga sudah ada, jadi itu hal yang biasa,” tutur Togar.

Hal itu disampaikan Togar usai acara Peluncuran Program Beasiswa Atlet Berprestasi Tahun 2025 di Graha Diktisaintek Gedung D Lantai 2, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (22/10/2025).

Togar menyatakan akan ada masa transisi dalam proses kehadiran SPPB UI yang juga akan dipantau Kemdiktisaintek. Jika ada kekurangan terkait masalah hukum, pihaknya akan meminta UI untuk memenuhinya.

“Jadi kalau nanti masih ada kekurangan di sana, kita akan penuhi. Sehingga, kepatuhan atau compliance itu tetap bisa kita jaga,” sambungnya.

Rektor UI Terbuka Akan Kritik

Tidak hanya tentang payung hukum, kehadiran SPPB UI diiringi dengan sejumlah poin kritik. Salah satunya yakni kurangnya dialog dengan mahasiswa, tenaga pendidik, dan alumni, yang meminta ada forum terbuka sebelum peresmian. Rektor UI Heri Hermansyah telah menjawab hal ini.

Tidak terjadi satu pihak, kehadiran SPPB UI dilakukan melalui rapat empat organ UI selama berbulan-bulan. Sehingga, pembentukkan sekolah ini sudah memenuhi seluruh regulasi yang ditetapkan.

“Kita sudah melalui semua proses dengan baik, dengan melibatkan empat organ UI. Ada paniti yang dibentuk pihak universitas, yang menjalankan ini. Kemudian juga di-quality control oleh Senat Akademik, itu ibaratnya mirip DPR dan kolega kita di situ ada perwakilan seluruh fakultas yang terdiri dari guru besar dan rektor kepala. Jadi ini sudah melalui proses yang proper sesuai dengan regulasi yang ada di Universitas Indonesia,” kata Heri dikutip dari arsip detikEdu.

Heri menegaskan juga terbuka berkomunikasi dengan mahasiswa, termasuk soal pendirian SPPB UI. Pintu ruangannya di gedung rektorat juga terbuka untuk memudahkan proses komunikasi.

“Jadi tidak benar saya tidak bisa diajak komunikasi. Justru any time pintu rektor bisa diakses. Bukan hanya mahasiswa, tapi seluruh stakeholder bisa dengan mudah berkomunikasi dengan saya karena saya yakin komunikasi merupakan awalan yang baik untuk kesuksesan. Seluruh aktivitas, komunikasi dengan baik. Tak kenal maka tak sayang. Nanti diinfokan saja ke mahasiswanya, any time Rektor nunggu,” tandasnya.

(det/pal)



Sumber : www.detik.com

28 Oktober 2025 Hari Apa? Ini Sejarah Sumpah Pemuda dan Tema Tahun Ini



Jakarta

Pada pengujung Oktober, masyarakat Indonesia akan merayakan Hari Sumpah Pemuda. Peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun ini jatuh pada Selasa, 28 Oktober 2025.

Peringatan Hari Sumpah Pemuda mempunyai latar belakang sejarah yang relatif panjang. Sumpah Pemuda telah menjadi dasar bagi organisasi-organisasi kebangsaan di Indonesia dan menegaskan semangat persatuan di tengah perbedaan.

Istilah Sumpah Pemuda pun kemudian melekat sebagai simbol perjuangan dan persatuan pemuda Indonesia. Sumpah Pemuda disuratkan dalam bentuk naskah yang berisikan tiga pokok pernyataan.


Sejarah Singkat Hari Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda merupakan tonggak penting dalam perjalanan bangsa Indonesia. Ikrar kebangsaan ini lahir dari Kongres Pemuda Kedua yang berlangsung pada 27-28 Oktober 1928 di Jakarta, demikian dikutip dari laman Museum Sumpah Pemuda.

Lewat kongres ini, para pemuda dari berbagai daerah, suku, dan agama menyatukan tekad untuk mengakui satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa, yakni Indonesia. Kongres ini digagas oleh Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI).

PPPI adalah sebuah organisasi yang beranggotakan pelajar dari berbagai daerah di Nusantara. Tujuannya untuk memperkuat rasa persatuan di kalangan pemuda.

Panitia kongres dipimpin oleh Sugondo Djojopuspito. Adapun wakil ketuanya yakni RM Djoko Marsaid.

Adapun kongres pemuda ini dilaksanakan di tiga tempat berbeda yakni:

1. Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB)

Gedung ini menjadi tempat pembukaan kongres pada malam 27 Oktober 1928. Dalam sambutannya, Sugondo menyerukan agar pemuda meninggalkan perpecahan dan memperkuat persatuan.

Sementara itu, sekretaris kongres yakni Muhammad Yamin menegaskan bahwa persatuan Indonesia dapat diperkuat oleh lima hal yakni sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

2. Gedung Oost-Java Bioscoop

Rapat kedua dilakukan di gedung yang sama pada pagi 28 Oktober 1928. Saat itu, pembicaranya adalah Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro.

Mereka menekankan pentingnya pendidikan kebangsaan serta keseimbangan antara pendidikan di rumah dan di sekolah agar anak-anak Indonesia tumbuh dengan semangat cinta tanah air.

3. Gedung Indonesische Clubgebouw

Gedung rapat ketiga ini menjadi tempat penutupan. Pembicara seperti Soenario dan Ramelan menjelaskan hubungan antara gerakan kepanduan dan perjuangan nasional.

Kepanduan dianggap sebagai sarana untuk menumbuhkan kedisiplinan, kemandirian, dan nasionalisme sejak dini. Sebelum kongres ditutup, Wage Rudolf Supratman memperdengarkan lagu ciptaannya, “Indonesia Raya,” menggunakan biola.

Lagu ini disambut penuh haru dan semangat oleh para peserta kongres. Setelah itu, Sugondo Djojopuspito membacakan keputusan hasil perumusan Muhammad Yamin, yang kemudian dikenal sebagai Sumpah Pemuda.

Isi Lengkap Naskah Sumpah Pemuda

PERTAMA

Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.

KEDUA

Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

KETIGA

Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Tema Hari Sumpah Pemuda Tahun 2025

Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) baru saja merilis tema Hari Sumpah Pemuda tahun 2025 yakni “Pemuda Pemudi Bergerak, Indonesia Bersatu.”

Tahun ini menjadi peringatan Sumpah Pemuda yang ke-97 tahun. Pada peringatan Hari Sumpah Pemuda 2025, akan ada berbagai event nasional yang diselenggarakan pemerintah seperti:

– Pertukaran pemuda antar provinsi
– Pertukaran pemuda Indonesia-Australia
– Townhall
– Collabs Rangers
– Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PKBN)
– Serap Aspirasi Pramuka
– Indonesia Future Networks (IFN)
– Hari Puncak Sumpah Pemuda
– Kegiatan lainnya

(cyu/twu)



Sumber : www.detik.com

IPB Buka Lowongan Dosen Tetap Non PNS, Ada 100 Formasi yang Dibuka!



Jakarta

IPB University tengah membuka rekrutmen dosen tetap non Pegawai Negeri Sipil (PNS). Pendaftaran dibuka mulai 24 Oktober hingga 21 November 2025.

Dalam informasi yang dihimpun dalam pedoman rekrutmen, ada sebanyak 100 formasi yang dibuka pada 13 fakultas/sekolah IPB. Mulai Fakultas Pertanian (Faperta), Fakultas Peternakan (Fapet), Sekolah Vokasi, hingga Sekolah Bisnis.


Syarat Calon Dosen Tetap Non-PNS IPB

Syarat Umum

  • Warga Negara Indonesia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, setia dan taat kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia
  • Jujur, semangat kerja tinggi, memiliki jiwa kepemimpinan, dan mampu bekerja sama dalam tim
  • Sehat jasmani dan rohani
  • Berkelakuan baik dan tidak pernah dipenjara berdasarkan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap
  • Tidak pernah diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS atau tidak pernah diberhentikan dengan tidak hormat sebagai pegawai swasta
  • Bebas narkotika, psikotropika, prekursor, dan zat adiktif lainnya
  • Belum memiliki Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK) pada perguruan tinggi lain
  • Kualifikasi pendidikan S1 dan/atau S2 diutamakan berasal dari program studi dan perguruan tinggi TOP 100 QS World University Ranking (WUR) by Subject dan/atau bereputasi global (lulusan luar negeri dari negara-negara yang tergabung dalam OECD/BRICS/G20)
  • Kualifikasi pendidikan S3 atau sedang menempuh S3 diutamakan berasal dari program studi dan perguruan tinggi TOP 300 QS WUR by subject dan/atau bereputasi global (lulusan luar negeri dari negara-negara yang tergabung dalam OECD/BRICS/G20)
  • Memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 51 minimal 3.00 atau ekuivalen, dan/atau IPK S2 minimal 3,25 atau ekuivalen, dan/atau IPK S3 minimal 3.25 atau ekuivalen
  • Tidak menjadi anggota/pengurus partai politik
  • Tidak terlibat politik praktis
  • Tidak menjadi simpatisan dan/atau anggota dan/atau pengurus organisasi yang dilarang di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
  • Usia maksimal 45 tahun per 31 Oktober 2025
  • Memiliki kemampuan bahasa Inggris dengan minimum skor institutional TOEFL: 550 (PBT), 213 (CBT), 80 (IBT), IELTS: 6.5 maksimal 2 tahun dari penerbitan sertifikat dan/atau kemampuan bahasa asing lainnya yang diakui PBB disertai bukti kemampuan bahasa asing dimaksud
  • Memiliki jejaring nasional dan internasional di bidang yang relevan sesuai dengan fakultas/sekolah tempat kandidat akan ditempatkan
  • Bersedia menjalani masa percobaan selama 1 tahun
  • Bersedia mengabdi di IPB minimal 10 tahun sejak diangkat menjadi calon dosen tetap
  • Mendapat rekomendasi dari 2 orang dosen dari tempat menempuh pendidikan dan/atau atasan tempat bekerja
  • Hanya diperkenankan untuk melamar satu formasi.

Syarat Khusus

Kualifikasi S2

  • Bagi lulusan S2 asal kampus dalam negeri harus memiliki skor TOEFL: 550 (PBT), 213 (CBT), 80 (iBT), IELTS 6,5
  • Bagi lulusan S2 asal kampus dalam negeri pernah melakukan mobilitas internasional seperti pelatihan, sandwich, student exchange, seminar, dan sebagainya
  • Bagi lulusan S2 asal kampus dalam negeri bersedia melanjutkan studi S3 ke luar negeri, apabila dalam waktu 3 tahun tidak, maka akan dicabut status dosennya
  • Bagi lulusan S2 asal kampus luar negeri (pengantar bahasa Inggris) memiliki prestasi internasional dan aktif di organisasi internasional
  • Bagi lulusan S2 asal kampus luar negeri (pengantar bukan bahasa Inggris) memiliki prestasi internasional dan aktif di organisasi internasional dan memiliki TOEFL: 550 (PBT), 213 (CBT), 80 (iBT), IELTS 6,5 maksimal 2 tahun sejak sertifikat dikeluarkan

Kualifikasi S3

  • Bagi lulusan S3 dalam negeri harus memiliki skor TOEFL: 550 (PBT), 213 (CBT), 80 (iBT), IELTS 6,5
  • Bagi lulusan S3 dalam negeri memiliki H-index G-Scholar mini 3 bagi sosial humaniora dan minimal 4 bagi sains
  • Bagi lulusan S3 dalam negeri memiliki jejaring dan pengalaman kerjasama dalam kegiatan bermitra dengan pihak luar negeri atau pernah ikut mobilitas internasional seperti pelatihan, sandwich, student exchange, seminar, dan sebagainya
  • Bagi lulusan S3 luar negeri (pengantar bahasa Inggris) memiliki H-index G-Scholar mini 3 bagi sosial humaniora dan minimal 4 bagi sains dan prestasi internasional dan aktif organisasi internasional
  • Bagi lulusan S3 luar negeri (pengantar bukan bahasa Inggris) memiliki TOEFL: 550 (PBT), 213 (CBT), 80 (iBT), IELTS 6,5 dan H-index G-Scholar mini 3 bagi sosial humaniora dan minimal 4 bagi sains dan prestasi internasional dan aktif organisasi internasional.

Cara Daftar Calon Dosen Tetap Non-PNS IPB

Mengirim dokumen-dokumen yang dibutuhkan ke laman https://career.ipb.ac.id. Adapun dokumen-dokumen yang harus diunggah antara lain:

1. Surat lamaran bermaterai 10.000 ditujukan ke Rektor IPB u.p. Direktur Sumber Daya Manusia
Sembunyikan kutipan teks
2. Daftar riwayat hidup
3. Scan asli ijazah dan transkrip (S1, S2, dan S3)
4. Scan asli SK penyetaraan ijazah dan transkrip (S1, S2, dan S3) untuk lulusan perguruan tinggi
luar negeri
5. Letter of Acceptance (LOA) dan laporan kemajuan studi bagi pelamar yang sedang
menempuh pendidikan S3
6. Scan asli KTP atau surat keterangan perekaman KTP
7. Scan Kartu Keluarga (KK)
8.Pas foto berwarna terbaru ukuran 4×6 (latar belakang merah)
9. Surat keterangan sehat dari rumah sakit/poliklinik dalam 6 bulan terakhir
10. Surat pernyataan bersedia mengabdi di IPB (tidak mengundurkan diri) bermeterai 10.000
11. Surat pernyataan:

a. Tidak menjadi anggota/pengurus partai politik dan tidak terlibat politik praktis
b. Tidak sedang menjalani ikatan dinas di instansi lain
c. Tidak pernah menjadi simpatisan organisasi terlarang di NKRI
d. Tidak memiliki Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK) pada perguruan
tinggi lain

12. Dokumen lainnya yang mendukung daftar riwayat hidup

Jadwal Seleksi Calon Dosen Tetap Non-PNS IPB

  • Pengumuman: 22 Oktober 2025
  • Pendaftaran: 24 Oktober-21 November 2025
  • Seleksi administrasi: 24-28 November 2025
  • Pengumuman seleksi administrasi: 2 Desember 2025
  • Ujian seleksi kompetensi dasar (SKD): 4 Desember 2025
  • Talent assesment (TA): 5 Desember 2025
  • Ujian seleksi kompetensi bidang (SKB): 17-23 Desember 2025
  • Pengumuman lolos seleksi SKB: 30 Desember 2025
  • Tes psikologi: 5-7 Januari 2025
  • Wawancara dengan pimpinan IPB: 8-9 Januari 2025
  • Pengumuman hasil akhir seleksi: 20 Januari 2025
  • Pemberkasan dokumen: 21-31 Januari 2025

Itulah informasi lowongan dosen IPB Tetap Non-PNS 2026. Sudah siapkan berkas lamaranmu?

(cyu/cyu)



Sumber : www.detik.com

Hentikan ‘Budaya Lapor’ Berlebihan demi Masa Depan Pendidikan Murid



Jakarta

Belakangan ini, dunia pendidikan di Indonesia dihadapkan pada fenomena yang mengkhawatirkan: meningkatnya ‘budaya lapor’ yang dilakukan oleh sebagian orang tua murid terhadap guru, bahkan untuk hal-hal yang dianggap sebagai teguran atau pendisiplinan wajar.

Sedikit saja anak merasa tidak nyaman, entah karena ditegur, dinasihati dengan nada tegas, atau diberi sanksi ringan, orang tua cenderung langsung melapor atau menuntut. Fenomena ini menciptakan iklim ketakutan bagi para guru dan secara perlahan menggerus otoritas serta peran pendidik.


Penting untuk disadari bahwa fungsi guru bukan hanya sekadar mentransfer ilmu akademis, tetapi juga membentuk karakter dan mental murid. Dalam proses pembentukan ini, ketegasan dan teguran adalah bagian yang tak terhindarkan.

Realitas kehidupan di masa depan jauh lebih keras dan kompleks dari lingkungan sekolah yang serba ‘ramah’ dan ‘manis di bibir’. Jika anak terbiasa bahwa setiap rasa tidak nyaman bisa diselesaikan dengan ‘melapor’ dan membuat pihak yang menegur bermasalah, bagaimana mereka akan siap menghadapi tantangan di dunia nyata, dunia kerja, atau dalam kehidupan sosial yang penuh persaingan dan kritik?

Tentu saja, perlindungan terhadap anak dari tindak kekerasan fisik atau perundungan yang melanggar hukum harus diutamakan. Namun, batasan antara pendisiplinan yang mendidik dan kekerasan harus dipahami secara bijaksana, bukan didasarkan pada perasaan subjektif orang tua yang cenderung ingin selalu membela anak.

Peningkatan kasus pelaporan terhadap guru menunjukkan adanya pergeseran cara pandang terhadap peran pendidik. Dulu, ketegasan guru dianggap sebagai bagian dari upaya mendidik dan didukung oleh orang tua. Kini, guru justru rentan diserang dan dituntut. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan kolaborasi yang sehat antara sekolah dan orang tua.

Pertama, sekolah dan guru perlu membangun komunikasi efektif dan transparan dengan orang tua sejak awal tahun ajaran, menjelaskan metode pendisiplinan yang diterapkan dan mengapa hal itu penting. Sebaliknya, orang tua harus menggunakan jalur komunikasi yang disediakan sekolah untuk mengklarifikasi masalah, bukan langsung menempuh jalur hukum atau media sosial.

Kedua, perlu adanya edukasi masif kepada orang tua mengenai pentingnya ketahanan mental (resiliensi) dan karakter pada anak. Anak-anak perlu diajarkan untuk menerima kritik, beradaptasi dengan ketidaknyamanan, dan menyelesaikan masalah tanpa selalu bergantung pada intervensi instan dari orang tua.

Ketiga, pemerintah dan organisasi profesi guru harus memperkuat regulasi yang secara jelas melindungi guru yang melakukan tindakan pendisiplinan wajar dan sesuai kode etik. Ini penting untuk mengembalikan rasa aman dan motivasi para pahlawan tanpa tanda jasa.

Pendidikan yang berhasil adalah hasil dari sinergi. Jika guru terus berada di bawah bayang-bayang ketakutan ‘dilaporkan’, kualitas pendidikan-terutama dalam pembentukan karakter-akan menjadi korbannya.

Menghentikan ‘budaya lapor’ yang berlebihan bukan berarti mengabaikan hak anak, melainkan mengembalikan esensi pendisiplinan sebagai bagian integral dari proses pendidikan yang menyiapkan anak untuk kerasnya kenyataan hidup.

*) Odemus Bei Witono, Direktur Perkumpulan Strada dan Pemerhati Pendidikan

*) Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detikcom

(nwk/nwk)



Sumber : www.detik.com

Ada Beasiswa Anak Teladan Indonesia Khusus Siswa SMP, Daftar di Sini



Jakarta

Beasiswa Anak Teladan Indonesia (BATI) 2026 resmi dibuka untuk siswa kelas 3 SMP. Beasiswa ini nantinya akan menanggung biaya pendidikan selama SMA.

Beasiswa Anak Teladan Indonesia adalah program beasiswa yang diselenggarakan oleh Yayasan Lumina dan Yayasan Yasbil untuk siswa SMP/MTs yang ingin melanjutkan studi berkualitas, menguasai ilmu pengetahuan, beriman dan bertakwa, serta menjunjung tinggi semangat toleransi.


Nantinya, penerima beasiswa akan bersekolah di SMA negeri atau swasta yang ditentukan oleh Yayasan Lumina dan Yayasan Yasbil. Tak hanya itu, para penerima beasiswa juga akan mendapatkan fasilitas berupa asrama selama 3 tahun.

Tertarik mendaftar? Berikut persyaratan Beasiswa Anak Teladan Indonesia 2026 dilansir dari laman resminya.

Syarat Beasiswa Anak Teladan Indonesia 2026

  1. WNI
  2. Kelas 9 SMP/MTs
  3. Berakhlak mulia dan berkarakter
  4. Mau berkecimpung di dunia pendidikan dan bercita-cita menjadi guru
  5. Nilai rata-rata rapor kelas 8,5
  6. Bersedia ditempatkan di sekolah yang ditunjuk oleh penyedia beasiswa
  7. Bersedia tinggal di tempat yang disediakan
  8. Berprestasi Akademik atau Non-Akademik
  9. Berasal dari keluarga kurang mampu
  10. Surat Rekomendasi Guru atau Kepala Sekolah

Manfaat Beasiswa Anak Teladan Indonesia 2026

  1. Belajar gratis di sekolah bertaraf Cambridge School atau setara
    Penerima beasiswa akan ditempatkan di sekolah bertaraf Cambridge atau setara.
  2. Akomodasi selama 3 tahun
    Siswa akan mendapat akomodasi selama menjadi penerima beasiswa.
  3. Uang saku setiap bulan
    Penerima beasiswa akan mendapat uang penunjang setiap bulannya.
  4. Program Pengembangan Diri dan Karakter
    Penyelenggara beasiswa akan mengadakan program pengembangan diri dan karakter.
  5. Pengembangan softskills
    Penyelenggara beasiswa akan mengadakan program untuk mengasah softskills.
  6. Seminar motivasi
    Siswa bisa mengikuti seminar motivasi selama beasiswa berjalan.

Kota Tujuan Beasiswa Anak Teladan Indonesia 2026

  1. Depok
  2. Bandung
  3. Tangerang Selatan
  4. Semarang
  5. Yogyakarta

Jadwal Beasiswa Anak Teladan Indonesia 2026

Pendaftaran Beasiswa: 18 Oktober-14 Desember 2025
Ujian Seleksi Online: 21 Desember 2025
Pengumuman Hasil Ujian Seleksi: 25 Desember 2025
Wawancara Siswa: 29 Desember – 30 Desember 2025
Pengumuman Hasil Wawancara: 1 Januari 2026
Kamp Seleksi Online: 5 Januari-15 Februari 2026
Tes Penempatan & Wawancara Orang Tua: 7 Februari-23 Maret 2026
Pengumuman Hasil Seleksi Online: 27 Maret 2026
Kamp Seleksi Offline: 3-5 April 2026
Pengumuman Final: 30 April 2026
Kamp Matrikulasi: Mei-Juni 2025

Pendaftaran Beasiswa Anak Teladan Indonesia 2026

Peminat bisa mendaftarkan diri melalui link https://bit.ly/DaftarBATI2026

Setelah mendaftar, peminat diimbau untuk mengikuti informasi terkini yang dibagikan melalui Group WhatsApp https://chat.whatsapp.com/Ihd1cshSjNSJDSGLbO3gVv?mode=wwt

Adapun informasi lebih lanjut mengenai Beasiswa Anak Teladan Indonesia 2025 dapat diakses melalui https://yayasanrubic.org/ atau contact person: 0851-1532-6002 (Muti) atau 0812‑3559‑0417‬ (Hidayat).

(nir/nwk)



Sumber : www.detik.com

Sekolah Kedinasan Polstat STIS Bakal Bangun Kampus Baru, Berlokasi di Mana?


Jakarta

Sekolah kedinasan di bawah naungan Badan Pusat Statistik (BPS), Politeknik Statistika STIS, mendapat lahan baru seluas 9,7 hektare. Lokasinya di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Penyerahan lahan berstatus Barang Milik Negara (BMN) tersebut secara resmi dilakukan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kepada BPS pada Rapat Koordinasi Nasional di Ballroom The Grand Platinum, Jakarta, Rabu (22/10/2025).


Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan lahan 9,7 hektare tersebut merupakan bagian dari kawasan riset BRIN di Cibinong. Lahan tersebut kini akan dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia statistik melalui Politeknik Statistika STIS.

“Kawasan kami di Cibinong bersifat terbuka dan kami berharap keberadaan Politeknik Statistika di sana dapat memperkaya ekosistem riset di kawasan tersebut,” kata Handoko, dikutip dari laman BRIN, Kamis (23/10/2025).

Lahan Baru Sekolah Kedinasan BPS

Sekolah kedinasan Politeknik Statistika STIS mendapat lahan baru 9,7 hektare. BPS berencana mengembangkan kampus baru modern di lahan tersebut.BRIN dan BPS meneken Nota Kesepahaman (MoU) kerja sama di samping penyerahan lahan, Rabu (22/10/2025). Foto: Dok BRIN

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan hibah lahan ini membuka peluang pembangunan kampus Politeknik Statistika STIS yang modern, inklusif, dan berwawasan global di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor.

“Hibah ini merupakan bentuk nyata kolaborasi antara BRIN dan BPS untuk memperkuat sistem statistik dan riset nasional yang saling menopang,” ucapnya.

Ia menjelaskan, kampus STIS berdiri di Jalan Otto Iskandardinata (Otista), Jatinegara, Jakarta sejak 1958. Sekolah kedinasan di bawah BPS ini berperan dalam mencetak ahli statistik dan ilmuwan data nasional.

Namun, ia mengakui, lahan kampus STIS di Otista yang hanya seluas 0,5 hektare memiliki keterbatasan ruang belajar dan fasilitas penunjang.

“Bayangkan, kampus kami berdiri di atas lahan hanya 5.000 meter persegi, sementara jumlah mahasiswa mencapai 1.851 orang, didukung 74 dosen dan 40 tenaga kependidikan,” ucapnya.

Ia merinci, sementara memiliki perpustakaan, klinik kesehatan, masjid, dan auditorium, kampus ini belum dilengkapi asrama mahasiswa, lapangan upacara, dan ruang terbuka hijau.

Desain Kampus Baru Politeknik Statistika STIS

Amalia mengatakan, kampus baru Politeknik Statistika STIS akan didesain sebagai pusat unggulan atau center of excellence bidang statistik, big data, dan artificial intelligence (AI).

“Kampus ini juga akan menjadi tuan rumah UN Regional Hub on Big Data and Data Science for Asia and Pacific, karena Indonesia telah dipercaya oleh PBB sejak tahun lalu untuk memegang peran strategis ini,” ungkap Amalia.

Kampus STIS Jakarta Bisa Jadi Kampus Pascasarjana

Kampus baru Politeknik Statistika STIS akan meningkatkan daya tampung mahasiswa. Ia mengatakan, pembangunan kampus baru memungkinkan kampus di Otista diubah menjadi kampus pascasarjana STIS.

Sementara itu, kampus baru di Gunung Sindur rencananya akan dikembangkan dengan konsep smart campus dan green campus. Fokusnya pada pembelajaran kolaboratif dan digitalisasi pendidikan.

“Kampus baru ini akan menjadi rumah bagi generasi muda statistik Indonesia: tempat mereka belajar, berinteraksi, berinovasi, dan tumbuh dalam lingkungan yang lebih luas, hijau, dan modern,” ucap Amalia.

“Misi kami adalah menjadikan STIS pusat unggulan di bidang statistik dan data science, baik secara nasional maupun regional. Dengan fasilitas modern dan ruang terbuka luas, mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan akademik, sosial, dan kepemimpinan mereka,” sambungnya.

Ia menjelaskan, pembangunan kampus baru Politeknik Statistika STIS sejalan dengan transformasi BPS di tingkat kelembagaan. Dalam hal ini, BPS sedang memperkuat kapasitas SDM statistik untuk siap menghadapi era AI for statistics dan pengelolaan big data.

“Kami berharap lulusan STIS ke depan bukan hanya ahli metode statistik, tetapi juga memiliki literasi digital yang tinggi, kemampuan analitik, etika data yang kuat, dan jejaring global,” katanya.

Kerja Sama BRIN-BPS

Dalam acara tersebut, BRIN dan BPS juga meneken Nota Kesepahaman (MoU) kerja sama penyediaan, pengonsultasian, dan pengembangan data serta informasi statistik di lingkungan BRIN untuk riset nasional berbasis data akurat.

Handoko mengatakan kerja sama ini antara lain bertujuan pada pengembangan metodologi baru, survei-survei inovatif, serta riset yang dapat mendukung pengambilan kebijakan berbasis data, dan merespons tantangan AI dan big data.

Ia menambahkan, BRIN menyediakan skema Degree by Research jenjang S2 dan S3 reguler maupun terapan. Skema ini menurutnya bisa dimanfaatkan untuk penelitian mahasiswa dan percepatan kualifikasi dosen Politeknik Statistika STIS.

(twu/pal)



Sumber : www.detik.com

20 Kata Bahasa Indonesia yang Diserap dari Bahasa Portugis, Bendera-Nina



Jakarta

Presiden Prabowo Subianto memutuskan bahwa bahasa Portugis akan diajarkan di sekolah Indonesia. Hal ini disampaikan dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva di Istana Merdeka Jakarta, Kamis (23/10/2025).

Menurut Prabowo, Brasil merupakan mitra penting bagi Indonesia. Ia memandang, hubungan dengan Brasil akan menghasilkan capaian yang baik.

“Saya yakin bahwa dalam waktu yang akan datang kita akan menghasilkan capaian lebih baik. Sebagai bukti bahwa kami memandang Brasil sangat penting, saya telah memutuskan bahwa bahasa Portugis akan menjadi salah satu prioritas bahasa disiplin pendidikan Indonesia,” kata Prabowo, dikutip dari detikNews.


Nantinya, Prabowo akan memberi arahan kepada Menteri Pendidikan Tinggi dan Saintek Brian Yuliarto serta Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti untuk keputusan pengajaran bahasa Portugis di sekolah.

“Dan akan memberi petunjuk kepada Menteri Pendidikan Tinggi dan Menteri Pendidikan Dasar Indonesia untuk mulai mengajar bahasa Portugis di sekolah-sekolah kita. Ini bukti bahwa ini memandang hubungan Brasil dan Indonesia sangat besar,” lanjutnya.

Namun, tahukah detikers seperti apa contoh kata bahasa Portugis sebenarnya?

Mengenal Bahasa Portugis

Bahasa Portugis merupakan bahasa yang dituturkan banyak negara dari berbagai benua. Negara-negara tersebut yakni Portugal (Eropa), Brasil (Amerika Selatan), Timor Leste (Asia), Angola (Afrika), Guinea Bissau (Afrika), Guinea Khatulistiwa (Afrika), Mozambik (Afrika), Tanjung Verde (Afrika), hingga Sao Tome and Principe (Afrika).

Bahasa ini juga menyebar pada masa kolonial, tepatnya saat Portugis ke wilayah timur di Asia. Wilayah Nusantara atau kini Indonesia, menjadi salah satu yang didatangi bangsa Portugis.

Pada 1511, tercatat bangsa Portugis menjadi bangsa Eropa pertama yang masuk ke wilayah Nusantara. Mereka memiliki misi menguasai perdagangan rempah-rempah hingga menyebarkan agama Kristen.

Sampai abad ke-17, keberadaan mereka semakin kuat di Nusantara. Bahasa Portugis kemudian mulai dipakai di samping bahasa Melayu.

Pada akhirnya, usai kemerdekaan Indonesia hingga saat ini, sisa-sisa bahasa Portugis masih dipakai dalam bahasa sehari-hari tanpa sadar. Bahkan, beberapa kata dalam bahasa Indonesia ada yang diserap dari bahasa Portugis.

Berikut ini daftar kata bahasa Indonesia yang diserap dari bahasa Portugis, merangkum arsip detikEdu.

20 Kata Bahasa Indonesia yang Diserap dari Bahasa Portugis

1. Bangku, dari kata banco

2. Bendera, dari kata bandeira

3. Bola, dari kata bola

4. Boneka, dari kata boneca

5. Dansa, dari kata dança

6. Ganco, dari kata gancho

7. Jendela, dari kata janela

8. Keju, dari kata queijo

9. Kemeja, dari kata camisa

10. Kertas, dari kata carta(s)

11. Meja, dari kata mesa

12. Mentega, dari kata manteiga

13. Nina (dalam nina bobo), dari kata menina yang berarti gadis kecil

14. Nona, dari kata dona

15. Nyonya, dari kata donha

16. Permisi, dari kata permissão

17. Pesta, dari kata festa

18. Sabun, dari kata sabão

19. Serdadu, dari kata soldado

20. Sinyo, dari kata senhor

Itulah beberapa kata bahasa Indonesia yang diserap dari bahasa Portugis. Yuk mulai pelajari bahasa Asing seperti Portugis, untuk menambah wawasan, detikers!

(faz/nwk)



Sumber : www.detik.com

8 dari 10 Siswa Bikin Tugas Pakai AI, Separuhnya Sulit Bedakan Info yang Salah


Jakarta

Teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) kini semakin akrab dengan dunia pendidikan. Namun, laporan Teaching the AI-Native Generation menunjukkan banyak remaja ternyata masih kesulitan membedakan mana informasi yang benar dan mana yang salah saat menggunakan AI untuk belajar.

Melansir BBC News, laporan Oxford University Press (OUP) tersebut berangkat dari survei yang melibatkan 2.000 lebih pelajar usia 13-18 tahun di Inggris pada Agustus 2025. Hasilnya, 8 dari 10 siswa mengaku menggunakan AI untuk mengerjakan tugas sekolah.

Namun, lebih dari separuh mengatakan mereka sulit mengidentifikasi apakah informasi yang dihasilkan AI itu akurat.


Guru Jadi Andalan, Tapi Masih Banyak yang Gagap AI

Para siswa yang khawatir kemudian minta bantuan pada guru. Namun, sepertiga di antaranya menilai guru mereka tidak percaya diri menggunakan alat AI.
Dan Williams, asisten kepala sekolah sekaligus koordinator AI di Bishop Vesey’s Grammar School, Sutton Coldfield, West Midlands, Inggris mengatakan sebagian muridnya memanfaatkan AI dengan baik. Mereka bahkan menjadikannya semacam tutor pribadi untuk belajar mandiri.

Namun, Williams mendapati kebanyakan siswanya menyalin jawaban dari AI.

“Mereka belum memiliki bank pengetahuan dan pengalaman untuk menguji apakah sesuatu itu benar atau tidak,” ucapnya.

Williams juga mengaku, bahkan ia sendiri terkadang kesulitan mengidentifikasi apakah orang yang tampak pada sebuah video merupakan ciptaan AI atau manusia sungguhan.

AI Bukan Ancaman Saja, Tapi Juga Alat Keterampilan Baru

Walaupun banyak kekhawatiran, OUP juga menemukan sisi positif dari penggunaan AI. Dr Alexandra Tomescu, peneliti di OUP, mengatakan 9 dari 10 siswa justru merasa mendapatkan manfaat dari penggunaan AI, terutama dalam pengembangan keterampilan menulis kreatif, berpikir kritis, dan memecahkan masalah.

“Kita sering mendengar bahwa AI akan membuat generasi muda terlalu bergantung padanya,” ujar Tomescu.

“Tapi kenyataannya, banyak siswa merasa AI justru membantu mereka berkembang secara intelektual,” imbuhnya.

Mengutip Digital Watch, Geneva Internet Platform, OUP menindaklanjuti temuan tersebeut dengan meluncurkan platform digital AI and Education Hub. Melalui platform ini, guru dapat mengasah keterampilan teknologi.

Sementara itu, Departemen Pendidikan Inggris juga merilis panduan penggunaan AI secara aman di kelas.

(twu/twu)



Sumber : www.detik.com