Tag Archives: selat sunda

Pesona Pulau Merak Kecil, Destinasi Snorkeling dan Santai Dekat Jakarta


Jakarta

Butuh healing di pantai yang tidak jauh dari Jakarta? Pulau Merak Kecil di Cilegon, Banten, dengan air pantainya yang hijau toska mungkin bisa jadi alternatif. Ombak tenang dan angin bertiup lembut menjadikan Pulau Merak Kecil tempat relaksasi yang pas tanpa harus jauh dari Jakarta.

Pulau Merak Kecil di CilegonPulau Merak Kecil di Cilegon (dok. Muhammad Iqbal/detikTravel)

Sinar matahari di sini juga tidak terlalu terik, sehingga pas buat yang sekadar ingin duduk-duduk menikmati pemandangan khas pantai. Dengan pemilihan hari dan jam kedatangan yang tepat, view dan pesona Pulau Merak Kecil bisa dinikmati dalam suasana lebih tenang.

“Suasana Pulau Merak Kecil saat kami berkunjung tidak terlalu ramai, mungkin karena datangnya di hari biasa (weekday). Untuk fasilitas dan layanan dasar tidak perlu khawatir, karena di sini ada mushola dan kamar mandi,” kata Farhah dalam tulisannya yang diterima redaksi detik travel.


Berbagai aktivitas tersedia untuk menikmati pesona Pulau Merak Kecil, mulai dari yang butuh tenaga hingga sekadar duduk atau jalan santai. Berikut penjelasannya

Ngapain Aja di Pulau Merak Kecil?

Posisi Pulau Merak Kecil tidak jauh dari Pelabuhan Merak yang merupakan sarana transportasi laut utama di Indonesia. Tak heran jika banyak kapal feri melintasi pulau di utara Provinsi Banten ini. Namun, pulau ini tetap indah untuk dinikmati dan jadi tempat me time.

Anak Pulo sebagai tokoh masyarakat lokal yang turut aktif mempromosikan destinasi wisata yang ada di Pulau Merak KecilPulau Merak Kecil (dok. detik)

1. Main di pasir putih

Pulau Merak Kecil punya pantai dengan pasir putih yang tampak indah berpadu dengan warna langit dan air laut. Di sini juga terdapat batu-batu karang cantik yang cocok banget untuk background foto dan bahan update medsos.

2. Liat sunset dan kapal lalu lalang

Kamu yang penat dengan kesibukan sehari-hari, bisa kabur ke Pulau Merak Kecil untuk liat sunset. Warna jingga yang berpendar dipadu dengan laut air biru, bisa jadi alternatif untuk recharge energi dan mengurangi rasa penat.

Indahnya view matahari tenggelam dan lalu lalang kapal memberi gambaran persis seperti lukisan. View ini juga bisa jadi pilihan mengurangi rasa eneg setelah sehari-hari berjibaku dengan berbagai kesibukan.

3. Camping

Jika punya waktu lebih banyak dan ingin lebih lama menikmati keindahan Pulau Merak Kecil, bisa mencoba camping di pinggir pantai. Suasana deburan ombak dan angin pantai di malam hari akan memberi suasana berbeda ketika liburan.

Selain debur ombak, camping menyediakan view sunrise di pantai langsung ketika membuka tenda. Sinar matahari di pagi hari bisa membantu kamu recharge energi untuk produktivitas maksimal sepanjang weekdays.

4. Snorkeling dan banana boat

Bagi penyuka olahraga air dan adrenaline, snorkeling dan banana boat bisa jadi pilihan. Snorkeling memungkinkan kamu melihat pemandangan bawah air Pulau Merak Kecil dengan keanekaragaman hayatinya. Sedangkan untuk banana boat, bisa jadi alternatif uji nyali sambil bersenang-senang dengan teman.

5. Hopping island

Kegiatan mengunjungi beberapa pulau yang saling berdekatan dengan satu kali perjalanan ini ternyata diminati wisatawan. Dengan naik perahu, wisatawan bisa menikmati pesona beberapa pulau sekali jalan. Wisatawan juga bisa melihat atraksi yang disuguhkan di tiap pulau.

Sebagai informasi, Pulau Merak Kecil belum dialiri listrik dan mengalami keterbatasan akses air bersih. Kondisi ini perlu diketahui agar bisa menyusun itinerary plus budgeting liburan dengan baik.

Bagi yang ingin snorkeling atau camping jangan lupa untuk menghubungi pengelola wisata terkait, untuk menanyakan ketersediaan sarana plus biayanya. Jangan sampai rasa excitd hilang karena ketiadaan sarana camping dan snorkeling.

Cara ke Pantai Merak Kecil

Pantai Merak Kecil berlokasi di sepanjang Selat Sunda yang menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatra. Cara mengakses Pantai Merak Kecil dengan KRL Commuter Line dan angkutan umum lain adalah:

  • Perjalanan dimulai dengan naik KRL Commuter Line menuju Stasiun Rangkasbitung dari Stasiun Tanah Abang
  • Kemudian naik KA lokal menuju Stasiun Merak dari Stasiun Rangkasbitung
  • Lalu, naik angkutan umum warna merah menuju Pantai Mabak
  • Dilanjutkan naik perahu penyeberangan menuju Pulau Merak Kecil.

Selain naik kendaraan umum, Pantai Merak Kecil tentunya bisa diakses dengan kendaraan pribadi lalu menyeberang menuju lokasi wisata. Untuk tiket kereta lokal wajib beli online di aplikasi KAI Access.

(row/fem)



Sumber : travel.detik.com

Lampung Bersiap Jadi Destinasi Ngehits, Target 30 Juta Wisatawan



Jakarta

Provinsi Lampung termasuk salah satu daerah yang memiliki cukup banyak hidden gem yang jarang dikenal publik. Lampung menargetkan pengembangan pariwisata berkelanjutan dan diharapkan bisa menarik 30 juta wisatawan tahun ini.

Provinsi Lampung sendiri memiliki garis pantai yang panjang dan destinasi wisata yang mudah diakses.


“Tahun 2024 tercatat 18 juta kunjungan wisatawan domestik ke Lampung, dan tahun 2025 kami proyeksikan mencapai 30 juta kunjungan,” ujar Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal dalam Lampung Economic Investment Forum seperti dilansir situs resmi Pemprov Lampung.

Ia mengatakan hal tersebut menunjukkan adanya pertumbuhan kunjungan wisata dan peningkatan sektor pariwisata Lampung.

“Ini menggembirakan, bahkan spending rate tahun kemarin hanya sekitar Rp 1,3-1,4 juta per kapita per kunjungan wisatawan. Tapi tahun ini sudah naik Rp 1,8 juta per kapita per kunjungan. Jadi hampir Rp 50 triliun GDP Lampung masuk dari sektor pariwisata. Kami yakin kalau ini didesain dengan baik dan investor datang, maka dampak dari sektor pariwisata akan berlipat ganda,” ujar dia dilansir dari Antara.

Siapkan KEK Pariwisata

Pemprov Lampung juga tengah merancang dua hingga tiga kawasan ekonomi khusus (KEK) pariwisata, antara lain di Bakauheni Lampung Selatan dan Pesawaran, dengan total lahan mencapai lebih dari 5.000 hektare.

Gubernur Mirza menjelaskan bahwa Provinsi Lampung memiliki keunggulan geografis dan konektivitas yang baik yang dilintasi jalan tol Trans-Sumatera dari utara ke selatan, jalur kereta api, serta tiga bandara dan enam pelabuhan perikanan.

Dengan posisi strategis di jalur pelayaran internasional, ia optimis Lampung berpotensi menjadi simpul penting perdagangan global, terutama dalam rute baru Samudra Hindia-Selat Sunda.

“Kami juga memiliki pelabuhan dengan kedalaman hingga minus 25 meter yang mampu melayani kapal 90 ribu ton dan menjadi pintu ekspor utama Sumatera bagian selatan,” paparnya.

(ddn/ddn)



Sumber : travel.detik.com

Sejarah Pulau Nusakambangan, Tempat Penjahat Kelas Kakap Ditahan



Cilacap

Nama Pulau Nusakambangan terdengar kembali setelah pesinetron Ammar Zoni dijebloskan ke sana gegara narkoba. Bagaimana sejarah penjara ‘angker’ ini?

Nama Nusakambangan memang sudah tersohor ‘angker’ bagi penjahat kelas kakap. Lokasinya yang terpencil dan terisolir di lepas pantai selatan Cilacap, Jawa Tengah membuatnya jadi lokasi yang sempurna bagi tempat untuk memenjarakan tahanan kelas berat.

Mulai dari bandar narkoba, teroris, hingga terpidana mati akan dipenjara di pulau Nusakambangan. Yang terbaru adalah Ammar Zoni, pesinetron yang diduga ikut terlibat dalam peredaran narkoba di dalam Rutan Salemba.


Ammar Zoni sempat ditahan di Lapas Kelas 1 Cipinang pada Juni 2025. Namun setelah dilakukan evaluasi dan mempertimbangkan risiko, Ditjen Pemasyarakatan memutuskan memindahkan Ammar Zoni dan 5 orang lainnya ke Lapas Nusakambangan.

Sejarah Pulau Nusakambangan

Di balik citra angkernya, Nusakambangan menyimpan jejak sejarah panjang sejak masa kolonial Belanda. Pulau yang kini dikenal sebagai ‘Alcatraz-nya Indonesia’ ini dulunya bukan penjara sama sekali.

Dahulu, Nusakambangan sempat ditetapkan sebagai monumen alam oleh pemerintah Hindia Belanda, sebelum akhirnya berubah fungsi menjadi penjara.

Berdasarkan artikel ilmiah Perkembangan Lembaga Pemasyarakatan Pulau Nusakambangan Kabupaten Cilacap oleh Muchamad Sulton dkk, serta Sejarah Lembaga Pemasyarakatan Pulau Nusakambangan Cilacap 1998-2015 oleh Ratri Radhitya Ningrum dkk, berikut sejarah pulau Nusakambangan:

Sebelum dikenal sebagai pulau penjara, Nusakambangan awalnya ditetapkan sebagai ‘monumen alam’ oleh Pemerintah Hindia Belanda. Penetapan itu tercantum dalam Staatsblad van Nederlandsch-Indie tahun 1923 No. 382, yang menyebutkan batas wilayahnya mulai dari Teluk Penyu di utara hingga Samudra Hindia di timur.

Kawasan ini semula dijaga karena dianggap memiliki nilai alam yang penting dan menjadi wilayah tertutup bagi kepentingan umum. Namun, status tersebut ternyata tidak bertahan lama.

Pemerintah Hindia Belanda kemudian mengubah peruntukannya setelah melakukan kajian ulang terhadap potensi pulau ini. Pada 24 Juli 1922, Gubernur Jenderal Hindia Belanda mengeluarkan keputusan baru yang dimuat dalam Berita Negara Hindia Belanda tahun 1928 No. 381.

Dalam keputusan itu disebutkan bahwa seluruh wilayah Pulau Nusakambangan ditetapkan sebagai tempat penghukuman bagi orang-orang yang dijatuhi pidana. Sejak itu, berakhirlah statusnya sebagai monumen alam dan awal dari fungsi barunya sebagai pulau bui atau penal colony.

Menurut Unggul Wibowo dalam bukunya Nusakambangan dari Poelaoe Boei Menuju Pulau Wisata, keberadaan narapidana di Nusakambangan bermula pada tahun 1861, ketika Pemerintah Hindia Belanda memanfaatkan tenaga napi untuk membangun benteng pertahanan di wilayah pulau.

Lokasinya Terpencil dan Punya Potensi Agraris

Dari proyek itu, pemerintah kolonial menyadari bahwa kondisi pulau yang terpencil sangat mendukung pengawasan dan pengamanan terhadap para tahanan. Keberhasilan tersebut menjadi dasar bagi Belanda untuk menetapkan Nusakambangan sebagai tempat penampungan tetap bagi orang-orang hukuman atau penal colony.

Selain karena faktor keamanan, tanah Nusakambangan yang subur juga dinilai potensial untuk kegiatan agraris. Pemerintah kolonial kemudian menjadikan para narapidana sebagai tenaga kerja di perkebunan karet, membuka hutan, serta membangun infrastruktur pendukung.

Untuk mendukung sistem itu, Belanda menerapkan pola open gesticht atau penjara terbuka. Para napi dilatih keterampilan agraris dan dipekerjakan dari pagi hingga sore di luar sel. Tujuannya bukan hanya sebagai hukuman, tetapi juga agar mereka memiliki keterampilan praktis yang bisa berguna setelah masa hukuman berakhir.

Mulai 1908 Ditetapkan Sebagai Pulau Penjara

Sebelum menetapkan Nusakambangan sebagai pulau penjara, Pemerintah Hindia Belanda melakukan penelitian terhadap beberapa pulau lain yang dipertimbangkan, seperti Pulau Nusa Barung di Jawa Timur, Prinsen Eiland di Ujung Kulon, dan Krakatau di Selat Sunda.

Setelah melalui kajian, pilihan akhirnya jatuh pada Nusakambangan karena dinilai paling memenuhi syarat sebagai lokasi pembuangan narapidana. Pada tahun 1908, Gubernur Jenderal Hindia Belanda menetapkan Nusakambangan sebagai bijzonderestraf gevangenis atau penjara khusus.

Seluruh pengawasan administratif kemudian diserahkan kepada Raad van Justitie (Departemen Kehakiman). Berdasarkan Ordonansi Staatsblad Nomor 25 tahun 1912 dan Nomor 34 tahun 1937, wilayah ini secara resmi menjadi zona tertutup dan area penjara nasional.

Seiring penetapan itu, sebagian besar penduduk asli Nusakambangan dipindahkan ke daerah Kampung Laut, Jojok, dan Cilacap. Hanya sebagian kecil yang bertahan, dan mereka bekerja membantu pembangunan benteng dan fasilitas kolonial. Setelah penduduk dipindahkan, seluruh pulau secara resmi dianggap sebagai wilayah penghukuman bagi para narapidana.

Setelah Indonesia merdeka, fungsi Nusakambangan sebagai tempat pemasyarakatan tetap dipertahankan. Pada 1983, Menteri Kehakiman Ismail Saleh menetapkan Nusakambangan sebagai tempat pembinaan bagi narapidana yang sulit dibina di lapas lain. Sejak saat itu, pulau ini dikenal luas sebagai lokasi penahanan bagi terpidana kasus berat, termasuk korupsi besar, terorisme, dan hukuman mati.

Wisata ke Pulau Nusakambangan

Meski berstatus sebagai pulau penjara, tapi Nusakambangan ternyata bisa dikunjungi untuk wisata. Kunjungan ke Nusakambangan dibuka pada 1975.

“Baru dibuka tahun 1975-an, sebelumnya pulau tertutup,” ujar Kartum, pemandu dari komunitas Jelajah Budaya yang menemani detikTravel ke Nusakambangan pada 2020 silam.

Hanya, cara ke Nusakambangan memang sedikit berbeda. Ada dua akses menuju Pulau Nusakambangan. Yang pertama adalah melalui Dermaga Cilacap yang diperuntukkan untuk para napi, dan yang kedua adalah melalui Pantai Teluk Penyu yang terbuka untuk umum.

Liburan ke Nusakambangan, Alcatraznya IndonesiaLiburan ke Nusakambangan, Alcatraznya Indonesia Foto: Johanes Randy

Di pantai Teluk Penyu, ada sejumlah nelayan yang menawarkan paket ke Nusakambangan dengan harga terjangkau. Butuh waktu 15 menit naik kapal untuk menyeberang ke Nusakambangan

“Rp 30 ribu sekali jalan dan Rp 50 ribu untuk keliling pulau,” ujar salah satu pemandu wisata yang menyewakan kapal cadik.

Liburan ke Nusakambangan, Alcatraznya IndonesiaLiburan ke Nusakambangan, Alcatraznya Indonesia Foto: Johanes Randy

Apabila berangkat dari Pantai Teluk Penyu, biasanya traveler akan diajak singgah ke kawasan Cagar Alam Nusakambangan Timur. Di sana dapat dijumpai sejumlah objek wisata sejarah berupa benteng peninggalan penjajah hingga pantai buat menikmati sunset.

Sementara itu, untuk lembaga pemasyarakatan Nusakambangan, memang tidak terbuka untuk umum. Diperlukan izin khusus dari pihak terkait untuk dapat masuk ke dalamnya.

(wsw/wsw)



Sumber : travel.detik.com