Tag Archives: sinyal

6 Ciri-ciri Nomor WhatsApp Kamu Diblokir Orang Lain

Jakarta

WhatsApp (WA) memiliki sebuah fitur bernama blokir atau block. Fitur ini dapat membantu seseorang untuk memblokir nomor WA yang terindikasi spam atau penipuan.

Ketika memblokir sebuah nomor, maka nomor tersebut tak bisa menghubungimu lagi baik itu lewat pesan, telepon, atau mengirim pesan suara (voice note). Orang yang nomornya telah diblokir tidak akan sadar karena tak ada notifikasinya di WhatsApp.

Nah, nomor WA detikers juga bisa diblokir oleh orang lain dengan alasan tertentu, lho. Kamu juga tidak akan tahu bahwa nomor WhatsApp-mu telah diblokir karena nggak ada pemberitahuan.


Akan tetapi, kamu dapat mengetahui jika nomor WhatsApp diblokir lewat sejumlah ciri-cirinya. Lantas, seperti apa ciri-ciri nomor WA diblokir orang lain? Simak penjelasannya dalam artikel ini.

Ciri-ciri Nomor WhatsApp Diblokir

Terdapat sejumlah ciri-ciri yang menunjukkan bahwa nomor WhatsApp kamu telah diblokir orang lain. Mengutip situs Pusat Bantuan WhatsApp, berikut ciri-ciri nomor WA diblokir:

1. Tidak Ada Foto Profil

Ciri-ciri yang pertama adalah tidak ada foto profil. Jadi, kamu tidak akan bisa melihat foto profil orang tersebut karena nomormu telah diblokir.

Namun, bisa saja orang tersebut memang tidak memasang foto profil di WhatsApp. Atau orang tersebut telah mengatur privasi di WA agar kontak tertentu saja yang dapat melihat foto profilnya.

2. Ceklis Satu

Apabila kamu mengirim pesan, voice note, atau foto kepada seseorang dan hanya ceklis satu, bisa jadi nomor WA kamu telah diblokir olehnya. Akan tetapi, bisa saja orang tersebut tidak memiliki kuota internet atau berada di daerah yang susah sinyal, sehingga pesan yang dikirim tidak masuk dan hanya ceklis satu.

3. Status Online atau Last Seen

WhatsApp memiliki fitur status online dan last seen. Ketika orang tersebut sedang membuka WA, maka muncul status ‘Online’. Ketika ia keluar WhatsApp dan tidak dibuka lagi dalam waktu lama, akan muncul notifikasi ‘Last seen …’ diikuti pukul berapa ia terakhir membuka WA.

Nah, ketika nomor WA detikers diblokir seseorang maka kamu tak bisa lagi mengetahui status online dan last seen. Akan tetapi, ciri-ciri ini tak menjamin kalau nomor WA kamu telah diblokir.

Sebab, bisa saja orang tersebut menonaktifkan status online dan last seen, sehingga orang lain termasuk kamu tak bisa melihatnya.

4. Tidak Tersambung saat Ditelepon

Ciri-ciri berikutnya adalah nomor WhatsApp tersebut tak tersambung saat ditelepon. Ketika kamu melakukan panggilan di WA akan muncul status ‘Calling’ (memanggil) dan ‘Ringing’ (berdering).

Normalnya, jika kamu melakukan panggilan maka statusnya adalah Ringing. Namun jika nomor WA kamu telah diblokir, maka statusnya hanya Calling. Artinya, detikers tidak bisa menghubunginya karena tidak tersambung.

Akan tetapi, status Calling saat menghubungi seseorang juga bisa mengindikasikan hal lain, seperti tidak memiliki paket internet atau jaringan sinyal yang jelek.

5. Cek Status WA

WhatsApp memiliki fitur bernama ‘Status’ yang digunakan untuk membagikan foto, video, atau teks ke sesama nomor WhatsApp, mirip seperti Instagram Stories. Apabila nomor WA kamu diblokir, maka detikers tak bisa melihat status WA orang tersebut.

Namun, perlu diingat bahwa tak semua pengguna WhatsApp rutin mengunggah Status. Lalu, bisa saja orang tersebut menyembunyikan (hide) kontak kamu agar tak bisa melihat update Status miliknya.

6. Undang ke Grup

Ciri-ciri yang terakhir adalah dengan mengundang kontak tersebut ke dalam grup. Cara ini terbilang paling mudah untuk mengetahui apakah nomor WA kamu diblokir atau tidak.

Soalnya, kontak yang telah diblokir tidak dapat dimasukkan ke dalam grup. Perlu diingat, hal ini berlaku jika kamu menjadi admin grup karena hanya admin yang bisa memasukkan dan mengeluarkan orang dari grup.

Cara Blokir Nomor WhatsApp

Apabila nomor WA kamu diblokir oleh seseorang, maka detikers juga bisa memblokir nomor WhatsApp tersebut. Bagaimana cara blokir nomor WA? Simak di bawah ini:

  • Buka Aplikasi WhatsApp di smartphone
  • Cari kontak atau nomor WhatsApp yang ingin diblokir
  • Jika sudah, ketuk profil WhatsApp-nya
  • Scroll ke bawah sampai menemukan opsi ‘Block’ dan ketuk
  • Kemudian ketuk ‘Block’ lagi sebagai konfirmasi
  • Selesai, kini nomor WhatsApp tersebut telah kamu blokir.

Itu dia enam ciri-ciri nomor WA kamu diblokir oleh orang lain. Semoga artikel ini dapat membantu detikers.

(ilf/fds)



Sumber : inet.detik.com

Cara Kalibrasi Google Maps untuk Lokasi yang Lebih Akurat

Jakarta

Google Maps menggunakan GPS untuk mengetahui lokasi pemegang smartphone dan arah menuju ke suatu tempat. Untuk mendapatkan data lokasi terbaik, kamu perlu mengkalibrasi google maps.

Sebab, terkadang pengguna Google Maps mengalami masalah, seperti menemukan rute yang kurang tepat. Jangan khawatir, kamu bisa mengkalibrasi Google Maps dengan mudah.

Cara Kalibrasi Google Maps

Cara mengkalibrasi Google Maps dapat dilakukan lewat pengaturan smartphone dan aplikasi Google Maps. Begini langkah-langkahnya mengutip laman Lifewire dan Pocket Lint:


Cara Kalibrasi Google Maps lewat Pengaturan di Android

  1. Buka Pengaturan
  2. Pilih Informasi Lokasi
  3. Pastikan Lokasi Aktif
  4. Pilih Akurasi Lokasi Google
  5. Klik Tingkatkan Akurasi Lokasi
  6. Pindahkan penggeser untuk pemindaian Wifi dan Bluetooth menjadi aktif

Cara Kalibrasi Google lewat Pengaturan di iPhone

  1. Buka Pengaturan
  2. Klik Privasi
  3. Pilih Layanan Lokasi
  4. Klik Layanan Sistem
  5. Pindahkan penggeser Kalibrasi Kompas ke Aktif/hijau

Cara Kalibrasi Google Maps lewat Apikasi Google Maps

  1. Buka aplikasi Google Maps
  2. Ketuk indikator lokasi (titik biru yang menunjukkan lokasimu)
  3. Pada menu lokasi pilih Kalibrasikan
  4. Ikuti petunjuk di layar untuk menggerakkan ponsel membentuk angka delapan
  5. Klik Selesai

Cara Meningkatkan Akurasi Lokasi Lainnya

Selain melakukan kalibrasi lewat pengaturan dan aplikasi Google Maps, ada beberapa cara lain untuk meningkatkan akurasi lokasi. Berikut di antaranya:

1. Nyalakan Wifi

Dengan jaringan Wifi, smartphone, baik android atau iPhone bisa melakukan triangulasi lokasi. Ini menjadi faktor penting untuk mengetahui lokasimu.

2. Matikan dan Nyalakan Layanan Lokasi

Upaya lainya untuk mengkalibrasi ulang fitur lokasi smartphone adalah dengan menyetel ulang layanan lokasi. Caranya dengan mematikan dan menyalakannya kembali. Langkah ini bisa membantu pembacaan lokasi yang akurat.

3. Restart Smartphone

Me-restart bisa menjadi solusi dalam banyak masalah smartphone, salah satunya untuk menunjukkan lokasi yang akurat.

4. Perbarui Sistem Operasi Smartphone

Menginstal sistem operasi terbaru juga bisa meningkatkan lokasi. Namun, dengan asumsi bahwa sistem operasi terbaru menyertakan fitur tersebut.

5. Izinkan Lokasi yang Tepat

Cara mengaktifkan Pengaturan Lokasi yang Tepat untuk Google Maps cukup mudah. Namun, langkah ini hanya bisa dilakukan untuk iPhone. Buka menu Pengaturan > Privasi > Layanan Lokasi > Google Maps > Lokasi yang Tepat.

Mengapa Harus Mengkalibrasi Google Maps?

Umumnya, lokasi yang ditentukan oleh Google Maps cukup akurat. Meski mungkin tak mengetahui lokasimu secara pasti, tapi biasanya akurat hingga beberapa meter. Namun dari waktu ke waktu, fitur lokasi bisa kurang akurat.

Sehingga, kalibrasi Google Maps penting dilakukan untuk meningkatkan keakuratan data lokasi. Sehingga, pengguna bisa mendapatkan petunjuk arah yang bisa diandalkan. Berikut penjelasannya:

1. Meningkatkan Akurasi Lokasi

Smartphone menentukan lokasi dengan menggunakan GPS, WiFi, dan jaringan seluler. Penghalang seperti pohon, gedung, atau lokasi di bawah tanah bisa mengganggu sinyal ini dan membuat posisi tidak akurat. Mengkalibrasi Google Maps bisa membantu ketidakakuratan ini.

2. Panduan Navigasi yang Akurat

Jika Google Maps tidak dikalibrasi, pengguna mungkin mengalami masalah seperti petunjuk arah belokan yang salah atau menunjukkan lokasi yang salah di maps. Sehingga kalibrasi memastikan bahwa aplikasi Google Maps memberi panduan navigasi yang akurat.

Itulah cara mengkalibrasi Google Maps agar kamu mendapat lokasi yang akurat. Selamat mencoba detikers!

(elk/row)



Sumber : inet.detik.com

Cara Mudah Pakai Google Maps Offline, Udah Coba Belum?

Jakarta

Koneksi internet yang terbatas sering menjadi tantangan saat bepergian ke tempat baru. Untungnya, fitur Google Maps Offline hadir sebagai solusi.

Google Maps Offline sangat berguna bagi Anda yang sering berkunjung ke lokasi dengan sinyal minim, seperti pegunungan, pedesaan, atau luar negeri. Selain membantu navigasi tanpa koneksi internet, fitur ini juga memungkinkan Anda mengakses informasi lokasi penting di antaranya restoran, stasiun, atau tempat wisata.

Dengan fitur offline detikers dapat menavigasi tanpa hambatan, menghemat data, dan tetap mendapatkan petunjuk arah bahkan di area terpencil. Berikut adalah panduan untuk menggunakan fitur tersebut.


Cara Pakai Google Maps Offline

Terdapat tujuh langkah yang bisa kalian ikuti dengan mudah. Apabila penasaran, mari simak penjelasannya berikut.

1. Pastikan Aplikasi Terbaru

Perbarui aplikasi Google Maps detikers ke versi terbaru melalui Play Store atau App Store agar semua fitur terkini tersedia.

2. Cari Lokasi

Masukkan nama kota, daerah, atau alamat spesifik yang ingin kalian jelajahi di kolom pencarian Google Maps.

3. Akses Detail Lokasi

Setelah lokasi ditemukan, tekan pin merah untuk membuka halaman detailnya.

4. Unduh Peta Offline

Ketuk ikon tiga titik di pojok kanan atas, lalu pilih opsi ‘Unduh peta offline’.

5. Sesuaikan Area Unduhan

Atur bingkai yang muncul untuk menentukan wilayah yang akan diunduh. Misalnya, area yang mencakup jalur perjalanan Anda.

6. Mulai Unduhan

Klik ‘Unduh’ dan tunggu hingga proses selesai. Pastikan perangkat terhubung ke Wi-Fi agar lebih cepat dan menghemat kuota.

7. Akses Peta Tanpa Internet

Setelah unduhan selesai, buka menu ‘Peta Offline’ di profil Google Maps untuk menggunakan peta tanpa koneksi internet.

Fitur Google Maps Offline menjadi teman setia bagi siapa pun yang ingin bepergian tanpa hambatan, terutama di tempat-tempat yang sulit dijangkau jaringan internet. Semoga Bermanfaat ya, detikers!

*Artikel ini ditulis oleh Dita Aliccia Armadani, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.

(rns/hps)



Sumber : inet.detik.com

Mengenal Teleskop Radio yang Digunakan Peneliti dalam Pengamatan Astronomi



Jakarta

Teleskop menjadi salah satu alat yang digunakan untuk mengamati keadaan langit. Tahukah detikers, ada berbagai jenis teleskop yang bisa digunakan dalam pengamatan astronomi?

Hal itu disampaikan oleh Peneliti Pusat Riset Komputasi Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Ibnu Nurul Huda. Ia menyebut teleskop tidak hanya yang berbentuk tabung dengan cermin.

Rupanya, ada juga satu jenis lain yang dikenal dengan sebutan teleskop radio.


Tentang Teleskop Radio

Pada dasarnya, cahaya terdiri dari berbagai panjang gelombang, yakni:

1. Frekuensi paling tinggi: Sinar gamma

2. Frekuensi sedang: Cahaya tampak

3. Frekuensi paling rendah: Gelombang radio

Teleskop yang dikenal masyarakat disebut dengan teleskop optik. Teleskop jenis ini berguna untuk mendeteksi cahaya tampak yang bisa dilihat dengan mata kita sendiri.

Namun, teleskop radio punya fungsi yang berbeda.

“Teleskop radio akan mengeksplor alam semesta dengan sudut pandang yang berbeda,” tuturnya dikutip dari laman resmi BRIN, Minggu (5/10/2025).

Cara Kerja Teleskop Radio

Bentuk teleskop radio seperti parabola dengan ukuran lebih besar. Alat itu dilengkapi dengan dish dan penopang yang dihubungkan dengan kabel ke komputer (sinyal) untuk memproses objek langit.

Cara kerja alat ini yaitu menangkap gelombang radio dari berbagai objek langit. Ketika sudah tertangkap, informasi akan dikirim ke komputer untuk memproses dan menjadikannya gambar.

“Di teleskop radio, ada proses pengolahan sinyal yang menghasilkan gambar yang cukup mirip seperti pada teleskop optik,” sambungnya.

Ada beberapa poin penting mengapa astronom sebagian menggunakan teleskop radio untuk melakukan observasi, yaitu:

1. Gelombang radio bisa sampai ke Bumi dan cenderung tidak terhalang atmosfer.

“Ada beberapa gelombang cahaya yang diblok oleh atmosfer, misalnya sinar gamma, X-ray, dan ultraviolet,” jelas Ibnu.

2. Teleskop radio dapat mengobservasi fenomena yang unik, yang tidak didapatkan dari teleskop optik karena panjang gelombang yang berbeda.

3. Teleskop radio dapat melakukan observasi selama 24 jam, sedangkan observasi dengan teleskop optik harus pada malam hari karena ketika siang akan terhalang Matahari.

4. Teleskop radio bisa mengobservasi saat langit sedang mendung.

Webinar “100 Jam Astronomi untuk Semua”

Berbagai penyampaian Ibnu tertuang dalam acara webinar “100 Jam Astronomi untuk Semua” yang diselenggarakan oleh BRIN. Acara ini digelar selama empat hari pada 2-5 Oktober 2025 dan dapat diakses di kanal YouTube BRIN Indonesia.

Berbagai materi yang dibahas seperti teleskop radio, penjelajahan alam semesta, arkeoastronomi tentang jejak bintang di peradaban manusia, hingga materi terkait gerhana Matahari.

Kepala Pusat Riset Antariksa BRIN, Emmanuel Sungging Mumpuni, menyampaikan kegiatan ini merupakan agenda tahunan. Lebih dari itu, kegiatan ini telah menjadi bagian agenda komunitas internasional untuk membawakan ilmu astronomi agar lebih populer di masyarakat.

“Saya berharap melalui kegiatan ini ada lebih banyak yang bisa terlibat di kegiatan astronomi,” pungkasnya.

(det/twu)



Sumber : www.detik.com

Satelit Deteksi Gravitasi Aneh, Berdampak Perubahan Bumi


Jakarta

Satelit mendeteksi sinyal gravitasi aneh di lepas pantai Afrika hampir 20 tahun lalu, yang menunjukkan sesuatu yang tidak biasa telah terjadi jauh di dalam planet yang menyebabkan distorsi medan gravitasinya, menurut sebuah studi terkini.

Anomali gravitasi besar ini berlangsung selama sekitar dua tahun di Samudra Atlantik bagian timur. Puncaknya terjadi pada Januari 2007. Para peneliti baru-baru ini menemukan sinyal tersebut saat menganalisis data yang dikumpulkan oleh satelit Gravity Recovery and Climate Experiment (GRACE) antara tahun 2003 hingga 2015.


Anomali gravitasi tersebut terjadi sekitar waktu yang sama dengan ‘sentakan’ geomagnetik, yakni perubahan mendadak dalam variasi medan magnet Bumi.

Para peneliti menduga anomali aneh dan sentakan tersebut disebabkan oleh proses geologi yang sebelumnya tidak diketahui. Temuan mereka, yang dipublikasikan pada 28 Agustus di jurnal Geophysical Research Letters, menunjukkan bahwa pergeseran mineral mungkin telah menyebabkan redistribusi massa yang cepat di mantel dalam, dekat inti, yang mengubah medan magnet Bumi.

Rekan penulis studi Mioara Mandea, seorang ahli geofisika di National Centre for Space Studies (CNES) di Prancis dan peneliti utama untuk proyek Gravimetry, Magnetism, Rotation and Core Flow Dewan Riset Eropa. Pada awalnya, ia mempertanyakan validitas sinyal tersebut.

“Seperti yang sering terjadi dalam penelitian ilmiah, respons awal saya adalah pertanyaan: apakah sinyal itu asli, bagaimana cara memvalidasinya, dan bagaimana seharusnya ditafsirkan?,” ujar Mandea seperti dikutip dari Live Science.

“Meskipun hasil dan publikasinya tentu saja memuaskan, pikiran utamanya adalah mempertimbangkan langkah selanjutnya dan kemungkinan implikasinya,” ujarnya.

Satelit GRACE adalah sepasang wahana antariksa identik yang dioperasikan sebagai bagian dari misi gabungan antara NASA dan Pusat Antariksa Jerman (DLR). Para ilmuwan menggunakan satelit-satelit ini, yang aktif sejak 2002 hingga kehabisan bahan bakar pada 2017, untuk mengukur variasi gravitasi Bumi. Satelit-satelit tersebut bergerak beriringan mengelilingi Bumi, dan para peneliti mengukur jarak antara kedua objek tersebut untuk mencari perubahan yang terjadi akibat variasi gaya gravitasi Bumi.

Variasi gravitasi semacam itu sering kali disebabkan oleh variasi konsentrasi massa. Semakin banyak massa, semakin besar gravitasinya. Misalnya, arus air menggeser massa di lautan, yang dapat menyebabkan variasi lokal pada medan gravitasi Bumi.

Dalam studi baru ini, para peneliti meneliti data GRACE untuk mencari sinyal gravitasi anomali yang berpotensi berasal dari dalam Bumi, alih-alih dari pergeseran air di permukaan atau di dekat permukaan.

Sinyal tersebut merupakan anomali gravitasi yang berorientasi utara-selatan, membentang sekitar 7.000 kilometer, mendekati panjang seluruh benua Afrika, dari tahun 2006 hingga 2008.

Para peneliti masih mempelajari mantel dalam Bumi dan batas antara lapisan batuan dan inti luar cair planet kita, tetapi bagian bawah mantel sebagian besar terdiri dari magnesium silikat (MgSiO3). Para penulis studi berpendapat bahwa redistribusi massa yang mereka kaitkan dengan sinyal tersebut terjadi sebagai akibat dari transformasi fase perovskit menjadi pasca-perovskit di bagian mantel bawah ini, yang mengakibatkan struktur magnesium silikat berubah di bawah tekanan, menggeser massa jauh di dalam Bumi.

Mandea mencatat bahwa pesan utama penelitian tersebut adalah bahwa Bumi itu kompleks dan diperlukan kumpulan data dan metode yang berbeda untuk memahami proses internalnya.

“Bumi adalah sistem kompleks yang harus dipelajari menggunakan beragam data dan metode analisis yang saling melengkapi. Sinergi ini memberi kita kesempatan untuk mengungkap dan lebih memahami proses tersembunyi di kedalaman Bumi,” ujar Mandea.

(rns/rns)



Sumber : inet.detik.com